Share

3 || MAMA

Author: Shiningnes
last update Last Updated: 2021-08-07 13:49:31

Range rover milik Jayden berjalan dengan senyap menjadi teman, karena dua manusia memilih untuk diam dan menikmati perjalanan. Tak ada yang memulai percakapan atau hanya basa basi. Sam memilih untuk bermain dengan ponsel pintarnya dari pada adu pandang dengan sang Papa.

Seperti yang dikatakan oleh Jayden pada Neta, dia meluangkan waktu untuk menjemput putra semata wayangnya. Namun sebenarnya Sam ingin dijemput oleh sesorang yang mengantarkannya tadi pagi.

“Gimana harinya? Apakah menyenangkan?”

Sam tidak mengalihkan pandangannya dari ponselnya. Dia masih asik bermain dengannya

“Biasa aja, nggak ada yang special”

Jayden menarik nafasnya, mencoba menahan emosi karena Sam tidak mau sama sekali menatap ke arahnya.

“Sam, kalau diajak orang tua ngomong tu tatap mukanya” Tegas Jayden.

Sam menyimpan ponselnya di kantong celananya lalu menatap kearah Papanya. “Em, nih udah ya. Papa kenapa sih tumben banget jemput Sam? Kenapa nggak Neta aja yang jemput? Kan jadi enak kan dia, hari ini rebahan mulu pasti kerjanya” gerutu Sam karena tidak terima Papanya yang menjemput dirinya. Padahal kan dia mau yang jemput Neta. Kan lumayan bisa pamer ke temen kalau dia punya Mama sebening Neta.

“Kamu mau celaka, karena dijemput Wanita sial itu?”

“Dia punya nama Pa, Namanya Agneta. Dan tadi pagi dia ngebut udah izin sama aku karena aku hampir terlambat. Kalau Neta nyetir mobil nggak ngebut tadi pagi aku bisa kena hukum si tua bangka Marcus itu Pa. Dan inget ya Papa yang bikin Neta telat bangunin aku tu Papa” bisa dilihat jelas kalau Sam bener-bener marah karena Papanya menyalahkan Neta, padahal sebenarnya tidak salah sama sekali.

Sam juga tahu Neta udah mendapatkan hukuman dari Papanya sehingga yang menjemput dirinya adalah Jayden bukan Neta.

“Mulai peduli ya kamu sama Wanita sial itu? Ingat ya Sam, Wanita itu yang buat kamu nggak bisa bertemu dengan Ibu kandung mu. Dia yang bunuh Bunda Salma” Sekali lagi Jayden menegaskan kembali bahwa Neta adalah tersangka utama dalam  membunuh Salma bunda kandung dari Sam.

Sam terbungkam seketika seakan kalimat yang terucap dari mulut Papanya itu mampu membungkam kalimat pembelaan yang sudah dia susun untuk membela Neta. Kembali mobil berjalan dengan ditemani keheningan, karena sekarang Sam sudah kembali asik dengan ponselnya.

.

.

.

Sam turun dari mobil meninggalkan Papanya yang menatapnya dengan heran. Biasanya Sam akan bertanya kepadanya kapan dia akan pulang untuk makan malam, atau untuk bermain game bersama. Tapi hari ini tidak seperti biasanya Sam malah langsung pergi begitu saja.

“Dasar, anak itu”

Jayden menggelengkan kepala, lalu memutar balik mobilnya menuju gerbang, sekarang dia harus kembali ke kantor karena ada pekerjaan yang harus dia selesaikan hari ini.

Disisi lain Sam disambut hangat oleh Neta, Neta segera menghampiri Sam dengan segelas jus mangga ditangannya. Tapi segera ditepis oleh Sam hingga segelas jus tersebut jatuh dan gelasnya pecah.

“Jangan sok peduli dasar pembunuh” bentak Sam matanya memerah dan raut mukanya terkesan marah.

Dada Net nyeri, kalimat itu begitu menyakiti hatinya. Tentu saja Sam membencinya mau tak mau Neta tidak bisa menyangkal bahwa kata-kata tersebut akan keluar dari mulut Sam. Namun sejujurnya Neta lebih terima kata-kata kasar dari mulut Sam dari pada kata pembunuh itu sangat membuat hatinya sakit.

Kata-katamu lebih sakit dari pada hukuman Papa mu Sam

Setelah mengatakan itu, Sam segera pergi dan mengunci dirinya dalam kamarnya. Sam sudah tidak perduli dengan tangan Neta yang berdarah karena sayatan tajam dari gelas yang pecah, ataupun tangisan tanpa suara Neta.

Neta terduduk kaku dilantai. Menatap nanar punggung lebar anaknya yang sudah menggilang dibalik kamarnya.

“Maafkan mama nak, Mama memang pembunuh”

Lirih Neta dan tangisnya semakin membasahi pipinya.

***

Sejak pulang dari sekolah Sam terus mengurung dirinya di dalam kamar. Neta sudah berdiri di depan pintu kamar sang putra ragu untuk mengetuk pintunya. Namun di sisi lain dia juga takut anaknya sakit karena dari siang tidak ada sesuap nasi yang mampir di perutnya.

Setelah beberapa kali menghela nafasnya Neta memberanikan diri untuk mengetuk pintu kamar Sam.

“Sam, sayang mama mohon buka pintu nya nak. Kamu belum makan dari siang, nanti kamu sakit Sam” Panggil Neta namun tidak ada sautan dari dalam kamar Sam.

“Sam, sayang buka pintunya nak”

“Sam”

“Samuel?”

Pada ketukan ketiga Sam membuka pintu kamarnya. Sudut bibir Neta membentuk lengkungan karena anaknya akhirnya membuka pintunya.

Neta memasukin kamar Sam “Mama bawain kamu makan malam sama susu coklat” Neta menata makanan dan cemilan yang dia bawa dari bawah ke meja belajar Sam yang sekarang alih fungsi untuk sementara waktu.

“Gue nggak laper” jawab Sam dingin sambil bersandar ditembok dan kedua tangannya disilangkan didepan dada.

“Kamu belum makan dari siang, Mama mohon kamu makan sedikit saja” Neta memohon kepada Sam dengan muka melasnya “Mama nggak mau kamu sakit sayang” jelas Wanita berumur 34 tahun itu khawatir dengan anaknya.

“Gue nggak laper Neta. Gue bilang kagak ya kagak. Sekarang lo keluar dari kamar gue buruan, sambil bawa makanan lo itu”

“Kamu boleh marah sama Mama, tapi jangan sampai kamu siksa diri kamu Sam, dengan cara

nggak makan. Kalau kamu nggak makan, bagaimana bisa kamu balas dendam sama saya? Untuk masalah tadi pagi, saya minta maaf dari hati saya, juga untuk kematian bunda kamu saya juga minta maaf. Sekarang makan ya walau hanya sesuap”

Tolong jangan baikin gue Neta

Teriak Sam dalam hatinya. “Iya gue makan, tapi lo keluar dari kamar gue buruan”

Rasa khawatir Neta menguap seketika, Neta tidak bisa menahan senyumnya. “bagus, kalau begitu saya keluar” Neta keluar sambil menepuk pundak Sam.

Anjir, malah senyum ahhhh bangsat

umpat Sam dalam hati. Sejujurnya rasa benci Sam semakin hari semakin berkurang karena perhatian dari Neta. Namun Sam saja yang masih menyangkal perasaan itu.

”Makan sesuap aja, biar Neta makin ngerasa bersalah” monolog Sam sambil memakan sesuap nasi dengan ayam bakar dan sayur brokoli.

Namun sesuap demi sesuap Sam masukan semua makan yang ada di meja belajarnya ke dalam perutnya. Sebenarnya Sam laper cuman gengsi aja tu anak. Tak hanya makan malamnya yang sudah habis, susu dan buah juga sudah berpindah dari piring ke perutnya.

“Lah kok abis sih? Pasti setan yang ikutan makan” kembali Sam bermonolog dengan dirinya sendiri.

***

Selesai mengantar makan malam untuk Sam, Neta duduk di ruang tamu, mala mini dia memutuskan untuk tidur disini sambil menunggu Jayden pulang dari kantornya. Neta meraba dada kirinya

“Kak Salma? Apa kau tidak khawatir dengan suami mu?” monolog Neta sambil merasakan detak jantungnya.

“Papa Sam, kenapa kamu belum pulang?” rasa khawatir pada Sam sudah mereda, namun berganti dengan rasa khawatir pada Papa Sam.

Continue to read this book for free
Scan code to download App

Latest chapter

  • MAMA PENGGANTI    50 | MAMA

    Samuel Anthonie anak sulung dari Jayden Anthonie, arsitek muda yang sudah berhasil membangun studio miliknya sendiri tanpa embel-embel nama belakangnya. Tiga belas tahun hidup tanpa figure seorang Mama menjadikan Sam pribadi yang tertutup. Termasuk dalam urusan percintaan.Bahkan sering kali Papanya bertanya kepada Sam “Kak? Kamu masih suka perempuan kan?”“Astaga Papa, Sam masih suka sama perempuan. Ya kali aku belok Pa, Sam masih normal kok” Sam yang sedang menggambar design rumah sang client menghentikan aktivitas sementaranya hanya untuk menjawab pertanyaan nyeleneh dari sang Papa.“Terus kenapa belum ada perempuan yang Kakak bawa ke rumah? Papa seumuran kamu udah gendong kamu lo”Sam tersenyum, usia Sam hampir mencapai kepala 3. Namun dia masih belum memikirkan kehidupan percintaannya “Tapi Papa cerai kan?”“Mulut mu makin hari makin tajam ya Sam. Papa cerai karena kematian Bunda mu ya&rdqu

  • MAMA PENGGANTI    49 || MAMA

    Weekend di kediaman Anthonie hanya berisikan El dan juga Leo, anggota keluarga yang lainnya sibuk dengan kegiatan masing-masing. Contohnya Mama Neta sedang menemani Papa Jay melakukan tinjauan langsung ke proyek baru Papa. Sedangkan anak tertua dari keluarga Anthonie, alias Sam sedang merebut hati sang pujaan hati.“Pagi El” sapa Leo yang baru saja keluar dari kamarnya.“Pagi Le” El sedang menggoreng telur untuk sarapan keduanya. “Mau telur goreng sama nugget nggak Le? Mama nggak sempet masak karena Papa ngajak ke proyek dadakan kaya tahu bulat”“Weits, akan ada badai kah hari ini? celetuk Leo yang sudah menyiapkan piring di meja makan untuk sarapan dia dan juga El.“Kenapa Le? Emangnya mendung? Orang cerah banget pagi ini” tanya El“Ya karena adek gue satu-satunya mau masak sarapan buat Kakaknya tersayang” Leo langsung mengelus surai dari El. Namun kepala Leo segera mendapatkan jita

  • MAMA PENGGANTI    48 || MAMA

    Beberapa minggu setelah acara pemakaman Ibu dari Jayden, suasana masih sendu bahkan Jayden tidak berangkat ke kantor untuk beberapa hari. “Mas, hari ini kerja?” Tanya Neta yang baru saja terbangun dalam dekap hangat Jayden.“Em, entahlah” bukannya menjawab Jayden mengeratkan pelukannya pada sang istrinya.Neta mengelus surai hitam milik suaminya “Hidup tetap harus berjalan Mas. Mama pasti sedih kalau lihat anak semata wayangnya menangisinya berlebihan dan nggak mau bangkit”Kedua mata Jayden bertemu dengan mata teduh istrinya, perkataan Neta ada benarnya. Hidup tetap harus berjalan meskipun sang Ibu telah berpulang “Tugas Mama sudah selesai Mas, tapi tugas kita di dunia masih belum selesai. Jadi yuk berangkat kerja, sudah sepuluh hari pekerjaan kamu di kerjain sama Jun”“Okay, aku ke kantor hari ini” putus Jayden.Senyum Neta melebar seketika “Nah, yuk mulai dari bangun dari tempat t

  • MAMA PENGGANTI    47 || MAMA

    Semua persiapan pernikahan Jayden dan Neta sudah seratus persen. Pernikahan diadakan di kapel kecil yang terletak tidak jauh dari rumah sakit tempat di mana Marry dirawat.“Wow” satu kata yang keluar dari mulut Leo. Dia sangat terpesona dengan kecantikan alami yang terpancar dari wajah Mamanya. Ditambah dengan polesan make tipis membuat inter beauty Neta sungguh keluar.“Mama jeleknya?”Leo menggelengkan kepalanya menolak perkataan dari sang Mama “Mana ada Mama Leo itu, wanita paling cantik yang pernah Leo temui tahu”“Iya Mama tahu” Neta tersenyum lembut pada putranya “Lele, boleh Mama peluk kamu?” tangan Neta membentang untuk menerima pelukan dari sang putra.“Sure Mama” Leo segera memeluk Mamanya erat “Mama, bahagia?” Pertanyaan yang membuat Mamanya berpikir sejenak.“Mama bahagia kalau Lelenya Mama bahagia” Neta memeluk Leo semakin erat &ldquo

  • MAMA PENGGANTI    46 || MAMA

    Malamyangdinginsemakindingindenganbungkamnyakeduaorangyang

  • MAMA PENGGANTI    45 || MAMA

    Pemuda itu tengah duduk di balkon kamar milik sang Mama, isi kepalanya tengah berdebat dengan suara hatinya. Kepala menginginkan untuk pergi, namun hati meminta untuk tetap tinggal dan merasakan kehangatan keluarga yang utuh.“Melamun apa hayo” kini seorang gadis menempelkan minuman dingin ke pipinya. “Mikir apa sih?”“Astaga, El kalau mau masuk ketuk pintu dulu ihh” Jantung Leo dari dada kiri pindah ke mata kaki. Namun tetap menerima minuman dingin dari El.El memamerkan deretan gigi putih miliknya “Siapa suruh melamun, aku udah ketuk pintu tapi kamu nggak jawab, ya udah aku masuk aja. Mikir apa sih?”“Aku bingung”“Kenapa?”“Bingung, mau pulang atau tetap disini”El merangkul pundak Leo “Ikuti kata hati kamu, dia yang tahu apa yang terbaik untuk kamu” Leo mengangguk menerima nasihat dari El &ldquo

More Chapters
Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status