Share

7 || MAMA

Neta mengetuk pintu ruangan dengan nomor 4  tersebut selama tiga kali, setelah mendapatkan izin untuk masuk dari dalam sana. Neta baru masuk kedalam ruangan.

Yang pertama kali Neta lihat di ruangan tersebut adalah anak remaja laki-laki seusia Sam. Dapat Neta lihat beberapa luka yang sudah diobati juga tangan kirinya yang sedang diperban. Sepertinya Sam keteralaluan kali ini.

“Anda siapa?” Tanya Travis, dia kebingungan bidadari mana yang bertamu di ruang rawatnya.

Neta tersenyum hangat lalu mengulurkan tangannya “perkenalkan saya Agneta Kaluna, Mama dari Samuel Anthonie”

Tentu saja Travis kaget mengetahui fakta bahwa Sam mempunyai Mama secantik dan semuda Neta. “Saya Travis, tante kesini untuk apa ya?”

“Tante kesini, untuk meminta maaf atas nama Samuel” Neta mengelus punggung tangan Travis yang terbebas dari gips. “Orang tua kamu dimana nak? Saya juga ingin minta maaf terhadap orang tua kamu”

“Papa sedang ada rapat tante, katanya satu jam lagi saya baru akan dijemput”

“Jadi kamu sendirian disini?”

“Iya tante”

“Baik, tante bakal nungguin kamu sampai Papa kamu datang”

“Makasih tante”

Travis terkesima dengan kecantikan Neta. Travis bertanya kepada dirinya sendiri, ‘Sam dimasa lalu pernah menyelamatkan dunia dari serangan alien kali ya. Makanya punya Mama secantik tante Neta’

“Nak Travis? Kenapa melamun?” Neta mengibaskan tangannya di depan muka anak remaja seusia putranya.

“Tante cantik” kata Travis sambil memasang senyum ceria.

Tiba-tiba pintu dibuka dengan kasar oleh remaja tak lain dan tak bukan dia adalah Samuel. Remaja itu tengah melirik tajam remaja yang tengah terbaring di bankar rumah sakit.

“HEY GUE TAHU YA, GOBLOK TU GRATIS TAPI JANGAN DIBORONG SEMUA DONG. MASA IYA EMAK GUE LU EMBAT JUGA SIH”

“NGAPAIN LO MASUK” Travis ikut berteriak sambil membalas tatapan tajam dari Samuel.

“MAU JEMPUT EMAK GUE, KENAPA PROTES?”

 Neta bergantian menatap Sam dan Travis, kedua pemudah yang tengah dimasa puber sedang mengibarkan bendera perang. Neta yakin kalau tidak segera dipisah, bisa jadi keduanya bisa berantem ronde kedua.

“Travis, tante minta maaf atas tingkah Sam” Neta berdiri diantara keduanya agar tidak terjadi hal yang tidak diinginkan.

Kebingungan tampak jelas di raut muka Travis “Kenapa tante yang minta maaf? Harusnya dia” ucapnya sambil menunjuk kearah Sam.

“Cih, sok akrab panggil tante. Emangnya emak gue istri om nya kali”

Neta menatap Sam dengan tatapan galaknya, lalu mendekati sang putra dan membisikan kata “kamu diem deh Sam, atau tolong keluar sekalian. Jangan mancing emosinya Travis. Atau Mama hubungin Papa kamu? Pilihan ada ditangan kamu. Kamu keluar atau tatap di dalam asal diem”

“Okay Sam didalam, diem nggak gangguin Travis” Sam mengumpat dalam hati dan memilih untuk menjatuhkan diri di sofa. Sedangkan Neta masih setia berdiri di samping bangkar Travis.

“Nak Travis, tante mungkin nggak tahu masalah apa yang terjadi diantara nak Travis dengan putra tante. Saya juga tidak mau tahu siapa yang mulai duluan. Tapi sebagai Ibu dari Samuel, saya berharap kalian bisa berbaikan dan menjadi teman. Sebenarnya Sam, anak yang manis. Namun terkadang emosinya agak sulit untuk dikontrol”

“Apa…” baru saja Sam akan menyangkal perkataan Neta, namun nggak jadi soalnya Neta sudah kembali menatap Sam dengan tatapan tajamnya. “Sam, diem atau Mama kasih tahu Papa?”

“Iya, Sam diem”

Travis tertawa namun dia tahan, baru kali ini jagoan sekolah takut sama ancaman seorang Mama.

“Travis usahakan tante, Travis udah maafin Sam. Tapi kalau jadi temen Sam kayaknya mustahil deh”

“Makasih ya nak”

“iya sama-sama”

Neta duduk disamping Sam “Kita kapan pulang? Aku laper”

“Sebentar ya Sam, kita nunggu Papa dari Travis buat jemput Travis”

Tidak sampai satu jam Papa dari Travis sudah datang untuk menjemput putranya kembali ke rumah.

“Papa telat hampir dua jam” celetuk Travis begitu melihat Papanya di depannya.

Pria yang awalnya sedikit terkejut dengan adanya Sam dan Neta, namun rasa kagetnya hanya sementara, Pria itu memutuskan untuk mendekati Travis terlebih dahulu. Dengan sengaja menarik telinga Travis dengan keras.

“Papa…. Sakit, Papa lepasss Paaaa. Nanti kuping Travis copot gimana?” rengek Travis kepada Papanya.

“Travis, astaga bisa tidak nggak buat Papa susah sehari aja? Kali ini apa lagi sih Kakak? Point kamu udah berapa? Papa bodo amat ya kalau Kakak dikeluarin dari sekolah” bukannya melepas jewerannya, Papa Travis semakin kuat menarik telinga putranya yang cukup memerah.

“Papa, ampun Pa. ini yang terakhir kali”

Neta yang tidak tega dengan, akhirnya memutuskan untuk menengahi pertikaian antara Ayah dan Anaknya. “Maaf, sebenarnya Tuan ini semua bukan sepenuhnya salah nak Travis. Saya atas nama Samuel meminta maaf karena Anak saya keterlaluan hingga Nak Travis mengalami patah tulang dan mendapatkan perawatan yang cukup serius”

Papa Travis melepaskan jeweran putranya. Travis yang sudah terbebas dari hukuman Papanya langsung mengambil jarak dari Papanya sambil tangannya mengusap telinga merahnya.

“Tapi saya yakin Nona, anak nakal ini yang memancing perkelahian dengan adik nona.” Papa Travis sekarang berbicara dengan Neta.

“Adik? Maksud Tuan Samuel?” tanya Neta kebinggungan

“Samuel adik nona bukan?” Papa Travis menunjuk Sam, yang sedang asik bermain dengan ponselnya.

“Sam bukan adik saya Tuan, Sam putra saya” Koreksi Neta

“Ahhh maaf, Saya kira Samuel adik saudara. Perkenalkan saya Harvey Papa dari anak nakal Travis. Dan nama Nona siapa?” Harvey mengulurkan tangannya.

Neta menjabat uluran tangan Harvey “Saya Agneta Kaluna, Mama dari Samuel Anthonie. Senang berkenalan dengan anda”

“Emm, berhubung Papa loe udah datang. Boleh dong gue sama Ibu gue pulang sekarang?” celetuk Sam yang sudah berdiri di belakang Neta.

“Sam” Neta menatap putranya dengan tatapan galak, lalu berbisik dengan putranya “Sam, nggak sopan kaya gitu. Mama nggak pernah ajarin kamu kaya gini ya”

Sure, Nak Sammy. Kamu dan Ibu mu bisa pulang sekarang. Saya sangat berterimakasih kalian berdua sudah mau menjaga Travis selama saya belum datang” Harvey mempersilahkan pasangan Ibu dan anak tersebut untuk pulang terlabih dahulu.

Sam mengangguk sambil memasang muka datanya, berbeda dengan Neta yang tersenyum manis. Kemudian mendekati Travis dan mengusap kepala anak tersebut “Tante, sama Samuel puluang duluan ya nak. Cepet sembuh”

“Iya tante hati-hati dijalan” Travis berkata sambil melambaikan tangganya kearah Neta

“buruan ihh” Sam sudah merengek.

“Iya sayang, sebentar Mama pamit sama Pak Harvey dulu”

Sebelum keluar dari ruangan tersebut Neta juga tak lupa berpamitan dengan Harvey. Lalu menggandeng tangan putranya.

Sam yang melihat interaksi Travis, dengan Ibunya hanya bisa mengumpat dalam hati.

.

.

.

Sementara itu, diruangan Jayden. Dave membawa laporan harian tentang putranya “Astaga bos, anak loe berulah lagi”

“Kenapa lagi dia?”

“Berantem”

“Siapa yang menang?”

“Jelas anak loe, sampe musuhnya masuk rumah sakit”

Jayden menutup macbook-nya dan memijat kepalanya yang tiba-tiba pening.

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status