Home / Romansa / MARRIED / Kegelisahan

Share

Kegelisahan

Author: Agustine
last update Last Updated: 2021-04-16 11:05:01

Semacam luka tapi tak berdarah. Semacam sakit tapi tak terasa, semacam harum tapi tak berbau. Perasaan itulah yang saat ini aku rasakan _ Falisha Erina _

.

Bel pergantian pelajaran telah terdengar beberapa saat lalu. Kedua kelas itu pun membubarkan diri dari aula. Mereka mulai membersihkan diri dari keringat sebelum kembali masuk ke dalam kelas mengikuti pelajaran terakhir.

Selesai berganti pakaian, satu persatu para murid tersebut kembali ke kelas masing-masing. Entah mereka memperhatikan guru yang tengah mengajar di depan atau tidak, tapi semuanya nampak serius mendengarkan.

Setelah menjelaskan pelajaran, tugas pun diberikan. Dengan rasa kantuk dan lelah mereka berusaha mengerjakannya.

"Erina boleh ibu minta tolong? Selesai pelajaran nanti tolong antarkan tugas ini ke ruangan ibu, yah." ucap ibu guru Bahasa Indonesia tersebut saat Erina berjalan bermaksud untuk membuang sampah.

"Baik, bu." Jawabnya.

Kurang lebih 2 jam kemudian sekolah pun usai. Seperti yang sudah di perintahkan oleh Ibu Guru Nila, kini Erina tengah membawa setumpuk tugas untuk disimpan di ruang guru. Sepanjang lorong hanya ada keheningan. Tatapannya menelusuri setiap kelas yang terlewati. Kosong. Semua penghuninya sudah pulang beberapa saat lalu.

Sekembalinya dari ruang guru, ia tidak sengaja mendengar pembicaraan dua orang siswi yang masih berada di kelas unggulan tersebut. Seketika langkahnya terhenti saat menangkap nama seseorang. Rasa penasaran pun menyeruak kala pembicaraan mereka membahas pemuda yang tengah hadir dalam kehidupannya.

"Aku baru tahu jika Reina memiliki hubungan spesial sebelumnya dengan Dimas."

"Apa maksudmu Alika?" tanya sahabatnya, Naura.

"Sebenarnya 3 hari ini kami sudah menjadi teman. Reina menceritakan padaku tentang masa lalunya, termasuk bersama Dimas."

"Apa mungkin Reina mantannya Dimas?" kembali Naura bertanya.

"Yah, apa namanya jika bukan mantan? Jika kita pernah bersama dengan seseorang." senyum Alika kemudian.

Tanpa mereka berdua sadari Erina mendengarkan semua pembicaraan mereka. Tubuhnya menegang tidak percaya dengan apa yang baru saja diketahuinya. Jantungnya berdegup kancang begitu saja. Ada perasaan aneh yang tiba-tiba menyapanya.

"Reina mantannya Dimas? Apa dia akan kembali padanya?" gumam Erina dengan pikiran terus berkecambuk.

***

Beberapa saat kemudian Erina tiba di apartemen. Tidak seperti biasa, Dimas pulang cepat sebelum dirinya. Perasaan tidak mengenakan tadi masih membayangi hatinya. Perkataan dua gadis di sekolah berputar dalam kepala berhijabnya.

Erina tidak menyangka ternyata gadis asing yang menjadi murid baru di sekolah pernah berada di masa lalu sang suami.

"Assalamu'alaikum." Salam Erina seraya melepaskan sepatunya.

"Wa'alaikumsalam" balas Dimas berjalan mendekat.

Tatapan mereka mengunci satu sama lain. Berbagai pertanyaan timbul dalam benak Erina. Rasa penasaran pun tak luput dari dirinya. Ia ingin menanyakan perihal gadis bernama Reina tersebut. Namun, keraguan menghantuinya.

Ia pun mengepalkan kedua tangan erat menyalurkan keberanian. Sampai,

"Emmm, Apa boleh aku bertanya sesuatu?" Tanya Erina seraya berjalan masuk lalu duduk di sofa ruang tamu diikuti sang suami.

"Apa yang ingin kamu tanyakan?" Balas Dimas kemudian duduk di sampingnya.

"Ada hubungan apa kamu dengan gadis bernama Reina?" Tanyanya to the point.

Seketika Dimas pun membelalakan matanya. Kenyataan yang ingin ia hindari akhirnya sang istri mempertanyakannya juga. Ia pun menggaruk tengkuknya gugup seraya melepaskan pandangan dari Erina.

"Apa yang sudah kamu ketahui tentang kami?" tanya Dimas balik.

"Aku mendengar bahwa Reina mantanmu. Benarkah?" Tegasnya.

Hening sesaat. Dimas memikirkan jawaban seperti apa yang hendak diberikan. Ia tidak sanggup menatap ke dalam mata istrinya saat ini. Dan hanya mampu melihat ke depan seraya memberanikan diri memberikan balasan.

"Aku tidak bermaksud untuk menyembunyikanya, tapi sekarang kamu sudah terlanjur tahu. Yah benar Rahel mantanku. Dia kembali dari Inggris beberapa hari yang lalu."

Kini giliran Erina yang mengatupkan bibirnya. Ia tidak menyangka mendengar penjelasan dari sang suami siapa sebenarnya Reina. Ia terkejut karena baru mengetahui jika sang suami memiliki masa lalu gadis cantik seperti Reina. Kehampaan menyapanya begitu saja. Kegelisahan pun tak luput dalam pikirannya. Ia takut jika kedatangan Reina bisa mengubah keadaan yang sudah tertata dengan baik.

"Entah kenapa saat mendengar pengakuannya aku merasa sakit. Apa aku cemburu? Bukankah mereka hanya sebatas mantan? Tapi kenapa aku gelisah dan takut? Yah, aku takut kehilangan dia. Aku terlanjur telah jatuh cinta padanya." Benak Erina mengakui perasaannya.

Malam ini akhirnya Dimas berkata jujur. Ia dan Reina pernah menjalin hubungan. Entah kenapa sekarang gadis itu memutuskan untuk kembali pulang ke Indonesia. Erina berpikir mungkin saja gadis itu hendak kembali pada Dimas. Bukankah firasat seorang wanita selalu benar? Pikirnya. Terlebih sekarang dia sudah menjadi seorang istri.

Keduanya pun terdiam, Erina tidak tahu harus berbuat apa. Hanya dentingan jam di dinding menemani mereka. Erina terlalu larut dalam lamunannya sendiri. Hingga ia pun tersadarkan dengan degup jantungnya sendiri. Hal itu membuatnya gelisah. Ia takut Dimas bisa mendengarnya.

Perasaan cinta pada sang suami sudah tidak bisa ia tarik kembali dan sekarang sang mantan datang. Apa gadis itu akan kembali membawa sang suami? Terlebih mereka pernah saling mencintai di masa lalu. Sekelumit pemikiran negatif pun hinggap dalam kepalanya.

"Apa dia pulang ke Indonesia untuk kembali bersamamu?" tanya Erina setelah sekian lama bungakam.

Dimas tersentak dibuatnya. Sekilas ia pun menoleh pada sang istri lalu melebarkan senyuman. "Itu tidak mungkin. Siapa tahu dia hanya rindu tempat kelahirannya. Sudah jangan di bahas lagi, malam ini aku akan mengerjakan tugas jadi jangan ganggu." Jawab Dimas kemudian beranjak dari sana.

Keheningan kembali tercipta kala sosok sang suami menghilang dalam pandangan. Meskipun jawabannya seperti itu, tidak menutup kegelisahan dalam diri Erina. Bagaimana pun juga mereka masih remaja yang memiliki pemikiran labil. Sebuah komitmen yang mereka perjuangkan belum sepenuhnya 100%. Pernikahan tersebut terjadi karena suatu hal.

Erina terdiam berkutat dengan pikirannya sendiri.

"Apa yang harus aku lakukan jika gadis itu ingin kembali bersama Dimas? Aahhh aku tidak bisa membayangkan jika sampai hal itu terjadi. Ya Allah." Cicitnya.

Erina tidak menyangka perasaan yang baru diketahuinya menjadi boomerang tersendiri. Kenyataan menampar keras jika keberadaan masa lalu masih membayangi sang suami. Ia sadar tidak mudah melupkan seseorang yang pernah dicintai. Apa mungkin Dimas seperti itu? Seperti apa ia di masa lalu? Bahkan sampai usia pernikahannya hampir menginjak satu tahun Erina belum mengenal sang suami lebih jauh.

Hanya sebagai teman hidup, pelengkap dan tanggungjawab. Itulah yang tengah dirasakannya saat ini. Cinta tidak ada dalam hubungan pernikahan mereka sebelumnya. Namun, sekarang perasaan itu hadir begitu saja. Apa waktunya tepat? Gadis berusia 17 tahun ini tengah mendapatkan kegelisahan pertama dalam kehidupan barunya.

Continue to read this book for free
Scan code to download App

Latest chapter

  • MARRIED   Kekhawatiran

    Kembali ke pertandingan basket, saat ini skor yang di hasilkan oleh para pemain JHS berhasil mendapatkan 2-0. Pertandingan semakin meriah saja, para pendukung dari masing-masing sekolah berteriak antusias ketika para pemain bersemangat memasukan bola ke ring lawan.Saat bola berada di pihak lawan Ilham berhasil merebutnya. Ia pun segera melemparkannya ke arah Dimas yang tengah berada di depan ring lawan. Namun sayang, dari pihak lawan seseorang yang tidak suka dengan kehebatan Dimas pun diam-diam menggelindingkan bola basket ke arahnya. Di saat Dimas berhasil melompat dan mencetak angka, dari arah depan bola menggelinding tepat ke arahnya hingga.....Brughh!!Ia terjatuh menginjak bola tersebut. Semua orang yang melihat hal itu tidak percaya dan segera berlarian menuju pada Dimas yang tengah kesakitan."Dimas, kamu tidak apa-apa?" Tanya Ilham melihatnya tengah meringkuk seraya men

  • MARRIED   Kemenangan

    Angin berhembus perlahan, air mata terus saja mengalir membasahi pipinya. Erina menerjang dinginnya udara malam ini. Ia membenci dirinya sendiri yang terlihat lemah akan hal seperti tadi. Terlebih ia juga sudah menepis tangan hangat itu dari wajahnya.Kejadian itu juga entah kenapa membuatnya kembali mengingat tentang kematian orang tuanya. Darah yang mengalir dari bekas tembakan menembus jantung dua orang paling berharga baginya membuat ia terpaku. Kala itu hanya ada keheningan dan kekosongan yang menemani. Sakit. Satu kata yang mengawali perasaannya. Irisnya harus menangkap momen mengerikan secara langsung. Hingga hal itu membuatnya takut akan hal-hal berbau mistis.Rasa sakit pun kembali saat kenangan hari itu teringat lagi. Erina merasa gagal menjadi seorang anak. Ia tidak bisa melindungi orang tuanya sendiri. Itulah penyesalan yang sampai sekarang terus melekat dalam ingatannya."Bodoh.... Bodoh.... Bodoh.... Seha

  • MARRIED   Kesalahan

    Keesokan harinya, seperti yang sudah di katakan tadi malam saat ini Erina sudah berada di tempat latihan. Sekolah telah berakhir beberapa menit lalu, setiap murid yang mengikuti lomba juga tengah berlatih bersama.Kedatangan Erina di tempat latihan pun disambut meriah oleh adik kelas serta pelatihnya. Seorang gadis yang lebih dikenal dengan aksi perkelahiannya itu sekarang sudah kembali. Senyum mengembang diwajah ayunya, keadaan seperti inilah yang ia rindukan beberapa bulan terakhir ini. Semenjak menikah tidak ada lagi yang namanya latihan, Erina selalu disibukan dengan belajar, mengurusi rumah tangga dan tentunya janji pada sang suami. Bahwa ia tidak akan lagi berada di dunia tersebut.Namun, sekarang situasinya telah berbeda. Tujuan Erina datang ke sana bukan untuk berkelahi melainkan melatih kemampuannya untuk berlomba. Dan Dimas mengizinkannya untuk kembali."Kak Erina. Aku senang kakak kembali" ucap gadis bernama Ghe

  • MARRIED   Penyatuan

    Belajar mengajar tengah berlangsung. Kelas Dimas yang seharusnya pergi ke lapangan untuk mengolah fisik, tetapi kenyataannya mereka malah mendekam di kelas mendengarkan ceramah dari Pak Rio yang memberikan pengumaman penting."Semuanya, seperti yang sudah kita ketahui jika setiap setahun sekali sekolah kita akan mengadakan kompetisi olahraga. Banyak sekolah yang mengikutinya dan kita sebagai tuan rumah harus bekerja keras dalam menghadapi mereka. Olahraga yang dilombakan tahun ini adalah renang, sepak bola, bulu tangkis, tenis, karate dan basket. Bapak harap kalian yang tergabung dalam olahraga tersebut mengikutinya dan berlatih bersungguh-sungguh." Jelas Pak Rio membuat para murid bersemangat.Terutama para siswa begitu antusias mendengar pengumuman tersebut. Sama seperti tahun lalu mereka bekerja keras dan latihan terus menerus untuk memberikan yang terbaik bagi sekolah. Dan usahanya tidak sia-sia. Mereka mendapatkan juara 1 dan 3.

  • MARRIED   Kesadaran

    Fajar menyingsing menyunggingkan cahaya pagi pada setiap insan di dunia. Kehidupan rumah tangga Dimas dan Erina pun sudah kembali seperti biasa. Selepas menjalankan kewajibannya, Erina bertugas layaknya istri sesungguhnya. Saat ini ia tengah menyiapkan sarapan untuk dirinya dan sang suami. Dimas yang sedari tadi duduk di meja makan menyunggingkan senyum menawan melihat istrinya."Sepertinya sudah lama kita tidak makan bersama. Aku merindukanmu." Kata Dimas ketika Erina menghidangkan nasi goreng ke hadapannya.Seulas senyum hadir menyambut perkataannya lalu Erina pun duduk di depannya. "Eum, aku juga sudah berhari-hari tidak memasak untukmu. Maaf, aku tidak ikut makan bersamamu dua hari ini."Dimas menatapnya lekat. "Tidak apa-apa, aku mengerti. Mulai sekarang apapun yang terjadi dan apa yang kamu rasakan beritahu aku secepatnya. Aku juga berjanji akan memberitahu segalanya padamu." Erina mengangguk mengiy

  • MARRIED   Perjanjian

    Saat ini Reina tengah bersama Dei dan Kil. Ia duduk di samping keduanya merasakan keheningan malam di atap sekolah. Angin menerpa wajah ketiganya, udara dingin tersebut memberikan ketenangan dan kesejukan.Reina tersadar akan apa yang telah diperbuatnya. Perasaan yang di pendam membuat ia buta dengan kenyataan. Harusnya ia lebih bisa menerima kenyataan, jika pemuda yang ia cintai telah bersanding dengan gadis lain. Dan sudah tidak ada tempat lain baginya untuk kembali, untuk itu ia menyesalinya."Aku minta maaf, kalian harus menanggung akibatnya." Ucap Reina menatap mereka bergantian."Sial, seharusnya kau beritahu kami dari awal jika gadis dia itu si pemberontak." Kesal Dei menyentak Reina."Sudahlah Dei, salah kita juga. Biarkanlah, toh semua sudah terjadi." Balas Kil menerima apa yang terjadi padanya.Reina menundukan wajah, menyembunyikan rasa penesalannya pada mereka. Beberapa saat lalu ia

More Chapters
Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status