Ayo Vote lagi sudah dobel up
Selain harus menyembunyikan Anelies dari George Loghan. Serkan juga harus melindungi Anelies dari rumor di lingkungan istana. Sudah empat bulan Anelies tidak berada di istana, tidak boleh ada yang tahu jika Anelies telah diculik dan sekarang masih harus bersembunyi. Karena jika anggota eksekutif kerajaan sampai tahu, maka Serkan bisa ikut mendapat masalah lagi. Serkan bisa mempercayai Anelies seutuhnya tapi tidak dengan mereka. Kesucian seorang istri yang telah dibawa keluar dari rumah suaminya tetap akan dipertanyakan. Karena seorang raja harus menjaga kemurnian keturunan mereka, bukan cuma untuk dirinya sendiri tapi untuk semua masyarakatnya. Anelies benar-benar harus Serkan ceraikan jika sudah dianggap tidak suci, dan seorang raja tidak boleh hidup tanpa pendamping. Artinya Serkan juga harus segera menikah lagi. Walaupun Serkan punya kuasa, tapi dia tetap tidak boleh melanggar peraturan istana. Tapi bukan Serkan jika tidak banyak akal untuk mengelabui semua orang. Serkan kembali
"Habibi, jangan!" Serkan tidak suka melihat Habibi mengawini betinanya yang sedang hamil. "Habibi hentikan!" Serkan sampai berteriak lantang tapi Habibi tetap tidak mendengarkan. Harimau jantan itu tetap menghentak kencang untuk menggoncang pinggul betinanya dengan kasar. "Omar, pisahkan mereka!" "Saya tidak bisa, Yang Mulya." Serkan menyuruh Omar memisahkan hari mau jantan yang sedang menunggangi betina. Sejinak apapun harimau jantan yang sedang di puncak birahi tetap berbahaya untuk didekati. "Biarkan dia selesai dulu, Yang Mulya." "Panggil pengawal untuk memisahkan kandangnya!" Serkan tetap tidak suka. Sebenarnya Habibi sudah memiliki dua betina, tapi usianya yang semakin tua membuat Harimau jantan itu mulai pikun. Habibi tetap mengeram, mendorong betinanya yang hamil besar untuk dia pakai menyalurkan hasrat. Serkan benar-benar tidak suka menyaksikan penyiksaan seperti itu. Bulan lalu Habibi sudah membuat betinanya yang lain keguguran di kehamilan muda. "Anda mau ke mana, Y
Baru kali ini dalam seumur hidupnya Tobias Harlot benar-benar mengambil cuti dari semua pekerjaan tanpa mau diganggu. Tobias juga membeli sebuah resort mewah di salah satu pulau buatan yang tidak jauh dari milik Brandon Lington. Tujuan Tobias agar dia lebih mudah untuk singgah dan berlibur jika sewaktu-waktu ia ingin mengunjungi Jeny serta bayinya.Hari ini Jeny dan bayinya sudah dibawa pulang ke istana Arasyid, meki masih harus banyak beristirahat dan belum bisa mengendong bayinya tapi Tobias terus terharu melihat sang putri sedang begitu bahagia menjadi seorang ibu.Siang ini Jeny dibantu oleh Maryam untuk belajar menyusui bayinya."Agak susah." Jeny kerepotan untuk memegangi bayi kecilnya yang masih merah dan terlihat rapuh."Pelan-pelan saja." Maryam memberi nasehat.Pangeran Albany juga bantu mengangkat bayi mereka untuk didekatkan ke dada ibunya."Apa ini sudah benar?" Pangeran Albany bertanya pada Maryam."Ya, seperti itu."Jeny cukup tegang karena belum bisa membayangkan bagai
Telapak kaki kecil Husain coba Anelies sentuhkan ke permukaan pasir dan bayi berjari-jari montok itu langsung memekikkan tawa bocah yang sangat menyenangkan telinga. "Ayo lagi!" Anelies mencium bayinya dengan gemas, kemudian dia sentuhkan lagi dan Husain tertawa sampai seperti tersedak-sedak oleh gelak tawanya sendiri. Bayi empat bulan itu memang sangat pandai, sudah bisa diajak berinteraksi dan memiliki respon yang sangat cekatan meski bahasanya masih sering tidak jelas. "Ba ... ba ...!" "Ya, Baba." Anelies menunjukkan layar ponselnya, Serkan sedang melakukan panggilan video pada putranya dan bocah laki-laki berpipi merah muda itu benar-benar seperti ingin pamer dengan semua pengalaman barunya. "Dia suka dengan pasir." Anelies yang bercerita sementara bibir husain terus memanggil 'baba' sambil sesekali menyemburkan ludah. "Bagaimana dengan adiknya?" Serkan menanyakan calon bayi mereka yang masih berada di dalam perut. "Dia juga sangat pintar." "Aku tidak sabar untuk menjempu
BAB 38 SYOKTobias menatap gadis muda di depannya lekat-lekat tanpa dia biarkan menghindar."Aku ingin memiliki keluarga bersamamu."Tobias juga terus menggenggam tangan Sanaz. Sanaz mulai gelisah karena ingat mereka sedang berada di tengah-tengah keluarga."Panggil aku 'Tobias' jika kau setuju!"Sanaz panik, antara gugup dan malu karena ternyata sulit sekali untuk sekedar mengucapkan sepenggal nama pria itu dengan bibirnya. Seandainya saja Tobias Harlot buruk rupa mungkin Sanaz akan lebih mudah untuk menutup mata tidak perduli. Tobias benar-benar masih menunggu jawaban tapi Sanaz malah mendadak kehilangan pita suara."Sanaz, baba memanggilmu!"Salah seorang Adik Sanaz dari istri kedua Omar yang memanggil."Ya, tunggu sebentar." Sanaz cuma menoleh karena tangannya masih digenggam erat oleh Tobias Harlot.Tobias melihat ke arah Omar yang sedang berdiri dengan seorang pemuda."Siapa dia?" Tobias Bertanya pada Sanaz."Dia sepupuku, kami sudah bertunangan sejak masih anak-anak.""Kau ber
Meskipun hati Tobias masih seperti tersendat, dia tetap harus melepaskan genggamannya untuk membiarkan Sanaz pergi. Tobias cuma bisa terus memperhatikan punggung Sanaz yang sedang berjalan menghampiri Omar dan tunangannya. Meskipun Tobias sudah sering mendengar jika dalam budaya mereka memang sudah biasa para orang tua mengatur perjodohan anak-anak sejak masih kecil dengan pihak keluarga. Sanaz sepertinya juga tidak keberatan, Tobias melihat Sanaz tersenyum menghampiri tunangannya. Tapi tidak tahu kenapa rasanya Tobias tetap tidak terima. "Hannan dan keluarganya ingin mempercepat pernikahan kalian," sambut Omar yang seketika langsung membuat senyum putrinya memudar. "Bukankah keluarga kita sudah sepakat dua tahun lagi?" Sanaz mengingatkan. "Apa lagi yang kalian tunggu, usiamu juga akan terus bertambah." Sepertinya Omar juga bakal mendukung calon menantunya. Sebenarnya selama ini memang Sanaz yang terus mengulur waktu dengan berbagai alasan serta kesibukannya. "Apa kau tidak ing
"Tobias!" Begitu mendengar namanya disebut, Tobias langsung berhenti dan kembali berpaling. "Ya." Sanaz melihat pria itu tersenyum dan pasti paham dengan jawabannya. "Terimakasih telah datang." Dada Tobias masih berdebar-debar tapi dia tetap harus pergi dulu. Yang terpenting Sanaz sudah memberi jawaban, gadis muda itu setuju, Tobias bisa merampasnya dari siapapun. "Aku suka keluargamu." Sebelum pergi Tobias sempat melirik pemuda yang sedang berdiri di samping Sanaz. Tobias juga paham jika Sanaz sedang butuh pertolongan. Tidak akan sulit bagi Tobias, karena dia adalah ahlinya. ****** Sama halnya dengan George Loghan yang tidak bisa merekonstruksi wajahnya sendiri, Nathan dan Dom juga butuh bantuan ahli di bidangnya untuk bisa mengetahui ciri khas dari hasil pekerjaan para ahli bedah. "Profesor Isaac Benington, dia senior ahli bedah plastik, tinggal di Jerman dan sekarang mengajar di salah satu Universitas kedokteran terkemuka di Berlin." Nathan membacakan ensiklopedia dari pr
Emillie coba mencari remote cadangan di laci meja nakas tapi tetap tidak ada, dia malah menemukan beberapa pasport dengan nama 'Gerald'. Ada hampir sepuluh paspor bernama 'Gerald' tapi dengan nama belakang berbeda-beda. "Gerald!" gumam Emillie sambil memperhatikan paspor-paspor tersebut. Karena tetap tidak menemukan remote, Emillie kembali bangkit berdiri kemudian memperhatikan ke sekeliling. Ke sekeliling dinding-dinding batu hitam yang telah dipoles mengkilat seperti marmer. Jika diperhatikan kamar tersebut sangat dominan dengan warna gelap, abu-abu tua, hitam, dan biru gelap, sangat maskulin. Ada kursi dan sofa kecil di dekat dinding kaca yang salah satu kursi metalnya tadi Emillie gunakan untuk memukul dinding. Sampai sekarang kursi tersebut masih terbengkalai dengan posisi terbalik. Emillie terus memperhatikan ke sekeliling, mendekati dinding batu untuk dia raba. Ketika Emilie meraba ke bagian yang agak rata, tiba-tiba sebuah pintu tebal bergeser terbuka. "Wao!" Emillie terkej
BAB 64Sejak pertama kali melihat aksi Faaza di pertandingan berkuda, Pangeran Hamdan sudah sangat mengagumi kemampuan pemuda itu. Omar juga memberitahu jika Faaz adalah adik laki-laki Zahra dan dia seorang pilot. Kemarin, ketika Pangeran Hamdan mendengar semua kehebatan serta keberanian Faaz dalam menghancurkan kapal induk musuh, saat itu juga Pangeran Hamdan memohon pada Yang Mulya Serkan agar menjadikan Faaza sebagai pengawal pribadinya."Aku akan mempercayakan Pangeran Hamdan padamu."Faaz sangat terkejut mendengar ucapan Yang Mulya Serkan."Kau akan menjadi pengawal pribadi untuk putraku.""Sungguh Yang Mulya, saya merasa tidak layak untuk mendapat kepercayaan sebesar itu.""Hanya Kau yang dapat aku percaya untuk menjaga Putra Mahkota!" Serkan justru mempertegas ucapannya.Pastinya Yang Mulya Serkan juga tidak akan sembarangan memberi kepercayaan untuk menjaga keselamatan Pangeran Hamdan. Faaz pilihan yang sangat tepat, pemuda itu bukan cuma handal, cerdik, dan pemberani, dia jug
BAB 63 BERTEMU KEMBALIDua bulan pasca perang berakhir, ketegangan politik dunia berangsur mereda perekonomian global kembali tumbuh berkembang. Tapi bagi beberapa negara korban perang mereka masih harus kembali membangun negara mereka dari kehancuran. Mereka bukan bukan cuma harus membangun infrastruktur, tapi juga membangun pemerintahan, memulihkan ekonomi dan lingkungan sosial. Semua tugas yang tidak mungkin selesai dalam satu atau dua dekade.Warga sipil korban bencana perang bukan cuma kehilangan rumah dan keluarga, mereka juga masih mengalami trauma, terutama anak-anak. Yang Mulya Serkan serta Raja Khaleed mendirikan yayasan sosial untuk membantu anak-anak korban perang. Sebelumnya Yang Mulya Serkan juga telah memiliki yayasan serupa yang didanai langsung oleh Istana Zubair, tapi kali ini Istana Tamir juga akan ikut serta menjadi penyokong dana utama dan membuat yayasan yang lebih besar.Masih dengan misi tujuan yang sama, yayasan kemanusiaan yang didirikan oleh Yang Mulya Serka
BAB 62 BERSABAR DALAM PENANTIANSiapa yang tidak menginginkan Putri Sofia. Putri Sofia bukan cuma sekedar gadis cantik jelita yang dikagumi oleh banyak pria. Putri Sofia adalah seorang Putri raja terhormat dari kerajaan kaya raya. Putri Sofia memiliki kualitas kecantikan sempurna, status sosial, serta keturunannya tidak diragukan lagi. Karena itu Putri Sofia harus bersama pria yang sepadan, pria setara yang dapat meletakkan mahkota paling mulia di kepalanya.Sebagai seorang anak gadis yang lahir dan tumbuh besar di lingkungan istana. Putri Sofia juga sangat terjaga. Sungguh beruntung bagi pria yang kelak mendapatkannya. Tapi seistimewa apapun Yang Mulya Serkan telah menjaga putri cantiknya. Sejatinya Putri Sofia tetap seperti gadis muda pada umumnya, kadang juga ingin rewel dan kesal."Kau jelek dan menyebalkan!"Kali ini Putri Sofia masih sangat kesal dengan adik laki-laki Zahra yang juga sering menyebutnya jelek dan rewel. Putri Sofia mengomel sendiri di depa cermin, sesekali merab
BAB 61Sebenarnya FX-99 dapat menembak target dari jarak jauh, tapi untuk meminimalisir dampak ledakan nuklir, Faaz harus meledakkan target dari jarak dekat. Faaz bukan cuma harus mengambil keputusan sulit, dia juga sangat berani. Faaz menabrakkan FX-99 dengan kecepatan penuh ke sisi lambung kapal induk, meledakkan pulau baja terapung itu dari bawah permukaan laut.Suara berdentum membentuk gelombang dahsyat di bawah permukaan laut, membawa sambaran api ke permukaan dengan bentangan luas. Seketika seluruh konstruksi kapal induk runtuh hingga hancur lebur tak bersisa. Tidak ada satupun yang dapat selamat, seluruh persenjataan dan tentara mereka lenyap tenggelam. Radar peringatan bahaya sampai ke pelabuhan, mereka mendeteksi ledakan nuklir serta jangkauan radiasi yang tidak aman untuk didekati.Tubuh Faaz ikut tengelam dalam, telinganya sudah tidak mendengar suara dentuman di permukaan. Faaz sudah tidak berdaya untuk menyelamatkan diri tapi pemuda itu samasekali tidak menyesal karena ta
BAB 60 PERANG BERAKHIRSeluruh media pemberitaan dunia seketika heboh dengan aksi bunuh diri dari jet tempur FX-99 untuk meledakkan kapal induk lawan dan menghentikan invasi militer. Seketika kekuatan lawan lumpuh total, kapal induk, persenjataan, serta ribuan tentara ikut tengelam bersama bom nuklir mereka sendiri. Pasukan lawan sudah tidak berdaya dengan kerugian besar yang belum tentu pulih untuk mereka bangun kembali dalam sepuluh dekade.Selanjutnya seluruh sisa pasukan lawan berhasil dipukul mundur oleh para tentara relawan bersama kapal induk bantuan dari Istana Tamir. Berbagai kejahatan pihak lawan ikut terbongkar di mata dunia, termasuk aksi kejahatan mereka menyalahgunakan laboratorium sebagai praktik pencucian otak. Seluruh data korban juga Gerald serahkan pada pihak intelijen.Sayangnya sampai FX-99 ikut meledak sama sekali tidak ada yang tahu jika pilot didalamnya adalah Faaz. Faaz adalah pahlawan yang sesungguhnya, aksi heroiknya telah berhasil menghentikan pertempuran
BAB 59 AKSI TERAKHIR Bias langit jingga terlihat memantul dari cakrawala, permukaan samudra yang sedang hening serempak berkilau seperti lautan api. Sama sekali tidak ada yang sadar akan datangnya bencana dahyat. Dengan tatapan tegas tajam tanpa sedikitpun keraguan, Faaz berangkat melaksanakan tugasnya yang paling berbahaya. Tugas paling berbahaya karena bakal ikut menentukan masa depan dunia. Ingat tentang sedikit percikan yang bakal mengobarkan api besar? Sekarang Faaz sedang memegang pemantik apinya. Mungkin ini akan menjadi tugas terakhir bagi Faaza tapi sebagai seorang prajurit dia tidak boleh gentar, matipun dia rela demi menjalankan tugasnya. Deru mesin jet berdesis keras dari sisi ekor belakang, sebuah pendorong mekanik ikut melontarkan jet tempur meluncur ke langit hanya dengan landasan pendek. Untuk sekejap, cakrawala seperti ikut terbelah oleh suara desingan super sonic. Faaz membawa sebuah bom dahsyat melesat bersama dirinya. Kolonel Bravin ikut menyaksikan sendiri
BAB 58 KEBOHONGAN YUSUFKetika sedang bertugas menyalurkan bantuan pangan, ketiga helikopter milik tim relawan diserang sebuah jet tempur di atas perbukitan. Ketiga badan helikopter ditemukan sudah meledak hancur, termasuk helikopter yang sedang dikendarai oleh Pangeran Yusuf. Evaluasi serta pencarian korban segera dikerahkan. Dua orang pilot ditemukan sudah tidak bernyawa dalam kondisi sangat mengenaskan. Tapi Pangeran Yusuf tidak ditemukan.Helikopter yang di kendarai oleh Pangeran Yusuf juga jatuh agak terpisah di lembah bukit. Proses evakuasi dan pencarian jadi agak sulit karena kendala Medan yang terjal. Kemungkinan Pangeran Yusuf juga sudah tidak selamat, tapi Pangeran Albani bersikeras harus menemukan tubuh putranya.Setelah hampir dua puluh empat jam pencarian akhirnya Pangeran Yusuf ditemukan di tebing lereng. Pemuda itu ditemukan dalam kondisi tubuh lemas pingsan tapi ajaibnya masih hidup. Nyaris tidak masuk akal karena Pangeran Yusuf juga cuma mendapat luka ringan benturan
BAB 57 PERGI KE MEDAN PERTEMPURAN BERSAMA GERALD"Aku ingin ikut berangkat bersama tentara kita untuk menghentikan agresi militer.""Tidak!" Serkan langsung menolak tegas permintaan putranya untuk ikut berangkat ke medan perang. "Kau tetep akan berada di sini!""Yusuf akan pergi." Hamdan membandingkan dirinya dengan Yusuf. "Kenapa aku tidak bisa?""Perjuanganmu bukan di tengah medan pertempuran dengan senjata."Serkan tidak memberitahu jika dia telah mengutus Gerald bersama pasukannya. Putra mahkota tetap harus mereka jaga."Aku akan pulang untukmu Baba." Hamdan masih memohon kerelaan Yang Mulya Serkan agar memberi ijin."Aku tidak akan mengambil resiko untuk putra mahkotaku!" Serkan menatap tegas. "Bahkan seandainya negara kita yang sedang diserang, aku sendiri yang akan melindungi mu di tengah benteng yang paling tebal!"Serkan terus menatap tajam ke manik mata Pangeran Hamdan."Bukan karena kau putraku, tapi karena darahmu terlahir untuk sebuah tujuan yang lebih besar bagi rakyat k
BAB 56 IKUT BERTEMPURSetelah menandatangi kerjasama militer dengan Raja Khaleed, Yang Mulya Serkan menyampaikan pidatonya di hadapan seluruh media serta tamu undangan penting yang ikut hadir menyaksikan pertemuan penting tersebut. Pertemuan penting yang akan menjadi bagian dari sejarah kemajuan peradaban militer di masa depan.“Penandatanganan perjanjian kerjasama jangka panjang ini mengkonfirmasi ketahan hubungan antara dua negara yang dibangun di atas kepercayaan, dibentuk oleh sejarah, dan didorong oleh visi bersama kami tentang masa depan yang penuh peluang, inovasi, dan kemakmuran berkelanjutan.”Gemuruh tepuk tangan diberikan untuk keberanian Yang Mulya Serkan yang juga telah mengkonfirmasi keikut sertaan negaranya untuk mengirim pasukan tempur guna menghentikan agresi militer. Ditengah semua orang yang sedang bertepuk tangan Putri Sofia justru sedang diliputi rasa tegang. Putri Sofia melihat babanya yang sangat pemberani, tanpa gentar meletakkan dirinya di garda paling depan