Share

BAB 4 TERTANGKAP

PRANKKK!!!

Terdengar suara pecahan gelas kaca yang jatuh ke lantai, Mara segera berlari menengok Jared.

"Ada apa?" kaget Mara melihat Jared telah menjatuhkan cangkir kopi yang baru dia buatkan.

"Aku hanya tidak sengaja menjatuhkannya," Jared Berbohong.

Jared tidak mau Mara sampai tahu mengenai kilasan penglihatan yang baru muncul di kepalanya. Baru saja Jared melihat Anelies disekap dalam ruangan gelap gulita dan tubuhnya ditunggangi oleh seorang pria yang menikaminya sampai nyaris pingsan hingga yang bisa Jared dengarkan cuma hembusan lemah dari napas anak gadisnya yang terkulai lemas. Anelies sedang dalam bahaya dan jared tidak mampu menjangkaunya. Jared bisa benar-benar gila mengetahui putrinya butuh pertolongan tapi dia tidak bisa berbuat apa-apa.

"Apa kau masih belum mendapat informasi lagi mengenai putri kita?" Mara menghampiri Jared.

"Kita pasti menemukanya segera."

Mara serta Jared masih berada di Hampton, jarak yang kemarin sebenarnya juga tidak terlalu jauh dari putri mereka. Tapi meskipun cuma berjarak sejengkal dan mungkin mereka saling berpapasan, bisa saja Jared atau Mara tidak mengenali Anelies dengan penampilan barunya. Apalagi sampai sejauh ini Anelies juga masih belum tahu jika dia punya keluarga kaya raya, punya ayah, punya ibu dan mereka semua sedang mencarinya.

"Hari ini ulang tahun Anelies yang ke delapan belas, kapan dia akan kembali pada kita?" Tanya Mara cuma berakhir seperti gumaman.

Jared menarik Mara untuk bersandar di dadanya.

"Dia akan kembali di tengah-tengah kita."

Mara mengangguk sambil menahan kepedihan. Kepedihan yang sulit untuk diungkapkan ketika seorang ibu kehilangan putrinya, putri yang diambil darinya sejak berumur dua tahun dan sampai hari ini mereka belum mengetahui kabar beritanya.

"Apa Anelies akan membenci kita?" Mara juga sering cemas akan disalahkan oleh putrinya.

"Dia tidak akan pernah membencimu, karena aku yakin putri kita tetap sangat mencintai ibunya meski pun ia belum pernah melihatmu."

"Apa dia juga merindukan kita?"

"Pasti!" jawab Jared dengan mantap untuk sekaligus mempertegas jika putri mereka masih ada, Anelies masih hidup, dan akan kembali pada mereka.

Anelies tidak pernah tahu jika dia juga sedang sangat dirindukan oleh kedua orang tuanya. Jared dan Mara menempati mansion mewahnya di Hampton sementara Anelies hidup terlunta-luta di dunia yang keras dan sedang dalam bahaya.

*****

Setelah cukup lama kehilangan kesadarannya, Anelies kembali terbangun di dalam ruangan yang gelap gulita dan sunyi hingga tinggal degup jantung serta tarikan napasnya sendiri yang bisa dia dengar. Anelies meraba lantai di sekitarnya yang terasa dingin. Anelies juga segera berdiri untuk meraba dinding yang sama dinginnya karena terbuat dari metal.

Lingkungannya benar-benar sangat gelap, Anelies sampai harus terus meraba untuk mengetahui selebar apa ruangan tersebut. Setelah empat kali menyentuh sudut, Anelies yakin jika dirinya sedang berada dalam ruangan persegi yang luasnya tidak lebih dari emat kali empat meter tanpa jendela dan tanpa cahaya.

"Tempat macam apa ini?" gumam Anelies.

"Hanya hewan yang layak disekap dalam tempat seperti ini!"

Sejak tadi tubuh Anelies juga cuma digeletakkan di atas lantai dingin. Anelies segera memeriksa pakaiannya. Meski tidak bisa memastikan apa saja yang terjadi selama tadi ia tidak sadar. Tapi, Anelies lega pakaiannya masih utuh. Anelies juga masih trauma dengan pria besar yang menerkamnya di atas ranjang dan Anelies semakin sadar jika di dunia liuar apapun bisa menimpa gadis muda seperti dirinya dengan mudah.

Anelies tidak tahu siapa lagi yang menculiknya kali ini. Hal terakhir yang Anelies ingat, dia sedang menggigit hamburger ketika tiba-tiba disekap untuk diseret masuk kesebuah mobil berkaca gelap dan ingatannya ikut tengelam hilang.

"Apa ada orang!" teriak Anelies dengan menggedor dinding baja karena tidak tahu dimana posisi pintunya.

"Tolong keluarkan aku!" Anelies terus berteriak agar ada yang tahu jika dirinya sudah sadar.

"Aku takut! tolong keluarkan aku!"

Sudah hampir setengah jam Anelies mengedor-gedor dinding sambil berteriak tapi tetap tidak ada perubahan apa-apa.

Setelah berhasil lepas dari Goerge loghan dengan sebuah tragedi mengerikan, hidup Anelies justru semakin terlunta-lunta. Anelies hanyalah seorang gadis muda polos yang tiba-tiba harus terjun ke dunia yang begitu keras.

Anelies merosot lemas untuk kembali terduduk di lantai dan menggenggam bandul liontinnya sambil terus berdoa. George tidak pernah mengajari Anelies tentang aliran kepercayaan apapun karena George memang tidak meyakini apapun kecuali dirinya sendiri yang sudah merasa kekal seperti Tuhan. Meskipun tidak pernah diajari tentang keyakinan terhadap Tuhan, Anelies tetap diam-diam rajin berdoa untuk minta pertolongan pada satu Tuhan yang paling kuat, yang telah menciptakan segalanya dengan kekuatan tak tertandingi jika ingin menyelamatkan.

"Aku sangat takut, tolong aku ... tolong selamatkan aku ... aku hanya berserah padaMu."

Tiba-tiba salah satu pintu di dinding terdengar bergeser membawa cahaya silau yang ikut menerjang masuk. Anelies beringsut ke sudut gelap untuk memeluk tubuhnya yang ketakutan.

Tiga orang pria bertubuh tinggi besar berdiri di ambang pintu yang baru terbuka, cuma salah satu yang melangkah masuk.

"Apa kau sudah bangun?"

Anelies makin menggigil tidak berani menjawab karena mulai sadar siapa yang telah kembali menangkapnya. Anelies bisa langsung mengenali pakaian mereka.

"Nyalakan lampunya!" perintah pria bersuara berat itu kepada dua temannya yang lain.

Ruangan yang semula gelap gulita itu seketika jadi terang benderang. Anelies terus meringkuk di sudut sambil menggenggam bandul liontinnya dalam doa.

"Kami akan memberimu makan jika kau tidak berulah!"

Anelies mengintip sedikit pada pria yang sedang bicara padanya. Mata Anelies masih sangat silau setelah terlalu lama berada dalam gelap.

"Tolong lepaskan aku," mohon Anelies.

"Kau telah membunuh, kau harus diadili!"

Anelies sudah bersusah payah kabur tapi akhirnya tetap tertangkap lagi dan kali ini Anelies benar-benar baru kembali membuat bencana untuk dirinya sendiri. Anelies telah membunuh Tuan Husain yang ternyata merupakan pemimpin dinasti keluarga berkuasa dari Timur Tengah, keluarga raja minyak kaya raya yang juga menjadi penguasa salah satu kota moderen terbesar di kawasan Teluk Persia. Kali ini Pangeran Serkan mengutus orang untuk menangkap pembunuh ayahnya untuk dibawa pulang dan diadili sesuai hukum mereka.

Komen (2)
goodnovel comment avatar
Ernie Hukum2021
mulai menarik jln ceritax
goodnovel comment avatar
Ayan Reva
Semoga Aj Anelis bisa cpet ktmu sm kluarganya
LIHAT SEMUA KOMENTAR

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status