Share

Jadian?!

Jordan tahu ia harus membuat interaksi di antara dirinya dan Violet. Sepanjang perjalanan hanya ada kesunyian, sampai akhirnya Violet tak tahan dan membuka suara. Membicarakan hal random yang sangat tak berfaedah. Dan terasalah suasana hangat di dalam mobil putih itu. Jordan bersyukur mengenal Violet yang mudah mencari topik pembicaraan, tidak seperti dirinya.

"Hm aku boleh minta nomormu? Hitung-hitung agar kita bisa kenal dekat dan kamu bisa mengingatku." Ucap Jordan.

Violet mengadahkan tangan kanannya bermaksud meminta hp milik Jordan. Dan tentunya Jordan mengetahui itu, ia memberikan tas kecilnya begitu saja ke tangan Violet. Mendapat persetujuan, Violet langsung membuka tas dan mengambil hp Jordan. Ternyata hp nya tidak di kunci sama sekali. Violet pun mengetikkan nomornya disana, setelahnya ia mengembalikan tas beserta isi-isinya kepada Jordan.

Sesampainya di depan rumah Violet, ia tak langsung masuk. Tentu ia berterima kasih dan menawarkan Jordan untuk singgah, tapi di tolak Jordan dengan alasan tak ada orang lain di rumah Violet. Entar jadi omongan tetangga, apalagi pas dia tahu kalau tetangganya orang seperti Danis dan Gilang. Bisa hancur image Jordan.

"Kalau gitu, hati-hati." Ucap Violet dengan tersenyum dan melambaikan tangannya.

"Jordan." Baiklah ia sudah mengingat namanya, tapi agar ia tak melupakan nama Jordan. Ia pun menulis di hpnya dan di jadikan wallpaper untuk di ingat tatkala ia lupa. Kasihan juga melihat Jordan yang murung karena tak di ingat olehnya.

Malam telah tiba, Violet kini berbalut piyama hitam tengah duduk di meja belajarnya sambil bermain hp. Ada notifikasi chat masuk dengan nomor yang tak di ketahui, pesan berikutnya sang pengirim memberitahukan namanya. Karena malas membalas, Violet langsung menekan tombol berbentuk telepon. Sedangkan Jordan yang berada di seberang sana, langsung terkena serangan jantung mendadak karena telpon dari Violet.

"Astaga bisa mati kena serangan jantung gue nih."

Tanpa membuang-buang waktu, Jordan langsung menerima panggilan tersebut. Hening beberapa saat, sampai Violet membuka suara.

"Jordan kan?" Jordan yang tengah memangku gitarnya hanya mengangguk sebagai jawaban. Astaga kenapa ketika di telpon seperti ini lidahnya menjadi kelu.

"Galang udah pulang?" Tanya Jordan sambil membenarkan kunci gitar.

"Belum, masih ada kerjaan katanya." Terlihat Violet disana baring dengan tidak benar, terlihat kurang kerjaan sekali. Jordan hanya tersenyum lembut melihatnya.

"Kenapa nelpon?"

"Males ngebalas chat." Lagi-lagi Jordan menahan kegemasan terhadap adik dari temannya ini.

"Apa yang mau kamu lakukan dengan gitar itu di malam ini, Dan?" Senyum Jordan semakin lebar karena Violet mengingatnya.

"Aku akan bernyanyi untukmu malam ini." Jawab Jordan dan menatap manik mata milik Violet yang berwarna hitam kecoklatan.

"Coba nyanyi."

Jordan mulai memetik gitarnya. Memainkan lagu yang pernah di tulisnya beberapa bulan lalu.

Mencintaimu, seperti seluruh dunia memberiku keberanian

Kamu bersinar sangat lembut dan menerangiku

Dunia ini terbagi antara siang dan malam

Dan aku terdampar

Dalam cahaya bintang di matamu.

Tepat di petikan terakhir, Violet bertepuk tangan kagum. Suara Jordan yang berat-berat lembut bikin Violet jatuh sejatuh-jatuhnya.

"Bagus lagunya. Aku suka." Ucap Violet sambil tersenyum.

"Aku juga suka." Balas Jordan.

Suara pintu yang terbuka membuat Jordan menoleh ke belakang dan mendapati ibunya yang tengah berdiri di ambang pintu. Jordan menggerakkan mulutnya, mengatakan 'sedang bersama calon menantu ibu, jangan ganggu.' Fitri pun hanya tersenyum maklum dan berucap.

"Ya udah, jangan lupa makan. Ayahmu menunggu, kapan-kapan bawa dia main ke rumah." Setelah mengatakan itu, Fitri pergi meninggalkan putranya yang tengah kencan malam dengan calon menantunya.

Jordan kembali menatap layar hpnya dan mengucapkan sampai jumpa ke Violet sebelum memutuskan panggilan. Jordan pun turun ke bawah untuk makan malam, terlihat ayah dan ibunya tengah menunggunya.

"Maaf telat." Ucap Jordan. Ia pun mengambil tempatnya dan membalik piring.

"Ah nggak papa, orang yang lagi di masa kasmaran emang suka lupa waktu." Goda Samudera -ayahnya Jordan- membuat Jordan tersenyum kikuk, ibunya memang tak bisa di ajak kerjasama.

"Nggak usah malu-malu. Ayah dulu juga gitu kok, btw kapan kamu akan ngenalkan dia secara langsung?" Tanya Samudera dengan alis yang naik turun.

"Apaan sih yah! Orang masih pdkt juga." Jawab Jordan sambil menyendok nasi ke piring.

"Ahaha cepet di dor biar nggak di ambil yang lain." Ucap Samudera dengan tangan kanannya yang membentuk pistol.

Kapan ayahnya ini akan serius, Jordan merasa dia yang lebih dewasa daripada ayahnya.

Violet menatap layar hp nya yang mati. Panggilannya telah berakhir, dengan malas ia turun ke bawah untuk memasak makan malam. Jam sudah menunjukkan jam sembilan malam dan Galang belum juga muncul. Tumben sekali abangnya ini sampai jam segini belum pulang, apa masalahnya sangat serius. Selesai memasak ia menatanya di atas meja makan dan menunggu kepulangan abangnya itu. Tepat di jam setengah sebelas malam, suara pintu yang terbuka membuat Violet yang berada di meja makan mendongak. Pasti itu Galang.

Galang terlihat lelah dan berantakan, ia melihat Violet di meja makan. Pasti adiknya ini sudah lama menunggu.

"Maaf, abang baru pulang." Ucap Galang dan langsung menarik kursi yang berada di depan Violet.

"Nggak papa. Tumben baru pulang bang, ada masalah?" Tanya Violet sambil mengambil makanan untuknya dan Galang. Ini kalau ada Jordan pasti dia berkata 'Calon istri idaman.'

"Nggak kok, cuman abang ketiduran dan pas bangun udah malam aja." Jawab Galang santai. Sedangkan Violet sudah mengumpat dalam hati.

"Nyesel gue udah khawatir ke lo. Untung abang."

Keesokan paginya Violet di buat kaget dengan keberadaan Jordan di rumahnya. Sejenak ia mengelus dadanya dan menghampiri Jordan di ruang tamu. Keadaan sunyi, entah mengapa lidah kedua sejoli itu menjadi kelu.

"Hmm kamu udah ngingat aku?" Tanya Jordan. Violet hanya mengangguk sebagai respon.

Gimana nggak inget, semalam kan udah telponan dan satu lagi yang penting, namanya di jadikan wallpaper oleh Violet. Membuat Galang kaget kemarin malam karena melihat nama Jordan dijadikan wallpaper oleh Violet.

Mereka pun telah sampai di kampus, Jordan berinisiatif untuk mengantar Violet sampai ke kelasnya. Walapun gedung mereka berbeda. Apapun akan dilakukan Jordan untuk calon masa depannya itu, yeeu dasar bucin. Sesampainya di depan kelas, Violet berhenti dan melihat ke Jordan. Jordan yang di pandang seperti itu tentu merasa aneh.

"Kenapa?" Tanya Jordan dengan senyuman khasnya. Detik berikutnya wajah dan senyuman itu berubah menjadi wajah terkejut tatkala mendengar penuturan dari bibir Violet.

"Jordan, Vio suka sama Jordan." Tembak Violet yang tentunya di dengar mahasiswa yang tak jauh dari tempat mereka.

Dalam sekejap mereka jadi bahan tontonan. Jordan bingung dong ya, dia sih mau-mau saja mengakuinya. Tapi bukankah ini terlalu mendadak? Jordan membisikkan jawabannya ke telinga Violet, meninggalkan rona merah di kedua pipi Violet. Melihat Violet diam mematung, Jordan menepuk kepala Violet pelan dan pergi meninggalkan Violet yang masih mematung di depan kelasnya dengan tatapan penuh tanya dari berbagai mata mahasiswa. Untuk bisikan itu hanya Violet, Jordan, dan Tuhan yang tahu.

Jordan duduk di taman kampus sambil memegang jantungnya yang berdetak tak karuan, ia tahu Violet merasakan hal yang sama dengannya. Jordan menatap ke langit yang cerah, daun-daun kering banyak berjatuhan menandakan musim panas telah tiba. Jordan menarik napasnya kemudian menghembuskannya perlahan untuk menetralkan detak jantungnya. Tak berselang lama, terdengar suara anjing. Jordan mengernyit dan mencari sumber suara, kemudian ia menepuk pelipisnya dan tersenyum bodoh.

"Kan notif hp sendiri, astaga bego banget dah."

Jordan melihat nama Galang tertera disana. Ada apa temannya ini menelponnya mendadak, tepat disaat panggilan itu di angkat terdengar suara ngegas milik Galang. Setelah berbicara sebentar, Jordan kembali duduk dan merenung. Bagaimana bisa Galang tahu kalau adiknya menyatakan cinta ke Jordan? Apa Galang punya mata-mata di kampus? Jordan pun lagsung bersiaga, celingak-celinguk seperti maling ayam. Kali aja ada mata-mata Galang yang tengah mengintainya.

Kantin kampus penuh diisi mahasiswa dengan cacing yang berdisko di dalam perut. Violet duduk di tempat biasa ia habiskan bersama teman-temannya, terkecuali Fahri dan Raisa. Mereka makan di kantin VIP, biasalah Fahri kan sebenarnya alergi dengan rakyat kecil. Padahal Violet dan yang lain termasuk anak kelas atas. Tentunya Jordan dan Laskar ikut kelompok mereka. Setelah kejadian tadi pagi kalian kira Violet malu? Hohoho tidak ada kata malu di dalam kamus seorang Violet yang biasanya selalu malu-maluin.

"Congrats ya buat yang baru jadian." Ucap Okta sambil menyumpit mie ayamnya.

"Kita nggak jadian." Jawab Violet cepat.

"Oho tertolak ternyata." Ejek Danis yang langsung dihadiahi jitakan cinta dari Violet.

"Eh gimana minggu besok kita liburan, lumayan kan untuk refreshing sebelum ujian." Ajak Gilang. Yang lain pun mengangguk setuju, kapan lagi mereka akan menghabiskan waktu bersama.

Violet dan Jordan tak ada berbicara, canggung. Jadi seusai makan, Violet langsung undur diri. Violet nggak malu, cuman canggung aja. Aneh gitu lah perasaannya. Jordan yang tingkat kepekaannya di atas rata-rata pun langsung menyusul Violet yang belum jauh. Di panggil berapa kalipun Violet tak menoleh. Ini kalau Jordan manggil Violet lagi dapat piring cantik dah. Karena Violet tak mau berhenti, Jordan menarik tangan Violet hingga membuatnya tertarik ke arah Jordan dan menyisakan jarak yang sedikit di antara mereka. Burung-burung berkicau, angin berhembus kencang sehingga menjatuhkan daun-daun kering di antara dua sejoli yang tengah di mabuk cinta. Mereka saling menatap, sampai suara anjing itu muncul lagi.

"Haish! Ganggu banget dah ini anjing. Nggak tahu apa orang lagi adegan romantis." Jordan pun mengangkat telfonnya.

"Jangan ngegrepe-grepe ya lo! Bukan mukhrim!" Teriak orang di seberang sana membuat Jordan menjauhkan hp nya dari telinganya agar tidak budeg nantinya. Panggilan itu pun terputus, Jordan kembali celingak-celinguk mencari keberadaan Galang. Tapi tak ada satu pun orang yang berada di dekat mereka.

"Vio, abangmu dukun ya?" Tanya Jordan.

"Kok tahu?"

"Oalah, pantesan dia tahu kalau aku lagi megang tangan kamu." Jawab Jordan, detik berikutnya ia baru sadar tangannya masih memegang pergelangan tangan Violet.

"Aelah bang, kirain mau ngegombal." Ucap Violet dengan wajah tertekuk.

"Aku nggak pandai ngegombal, Vio." Jordan tersenyum dan mereka jalan berdampingan. Tentunya dengan tangan mereka yang saling bertaut.

Tentang gosip mereka jadian atau nggak masih belum bisa kita pastikan kebenarannya, biarkan saja topik itu memanas. Siapa tahu nanti mereka di undang ke stasiun tv untuk di wawancara, lumayan juga dapat duit pikir Violet.

***

Shesil: Maap soal lirik lagu yang Shesil buat sendiri wkwkwk nggak nyambung emang.

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status