Salah Jurusan!!!
Mungkin itu kata yang tepat untuk problemku saat ini. Aku tidak minat kuliah jurusan Bahasa Inggris, karena minatku di seni. Tapi sekarang malah berdiri ditengah-tengah gerombolan mahasiswi jurusan Bahasa Inggris. Aku benar-benar nyasar.Aku sangat tidak suka dengan Bahasa Inggris. Pelajaran yang aneh. Sangat susah dibaca. Tulisan dan cara baca sangat berbeda. Pengucapan yang sulit, membuatku malu untuk speak up. Ditambah dengan logat jawaku yang medok. Membuatku benar-benar malu menjadi mahasiswi jurusan Bahasa Inggris.
Semua karena keinginan ayahku. Katanya, agar bisa bersaing di masa depan. Di jaman yang semakin canggih dan moderen ini, memiliki skill berbahasa inggris sangat penting. Bahkan menjadi point plus di dunia kerja. Aku hanya bisa nurut. Tapi keputusan itu justru membawa petaka bagiku. Karena diriku kesulitan mengikuti perkuliahan. Seperti terseret-seret karena memang bukan basic dan minatku. Bisakah aku bertahan di Jurusan Ba
"Aku pikir jadi anak kuliahan itu keren. Mirip adegan di sinetron-sinetron. Mahasiswa gagah dengan kemeja kotak-kotaknya dan mahasiswi cantik dengan setelan tunik modernnya. Tapi ternyata salah!!! Tidak disini. Tidak di kampus ini. Ini kampus agamis.Mahasiwanya pakai topi kopiah yang biasa para ustad gunakan untuk sholat. Celananya bukan jeans ketat tapi celana bahan yang cut bray menggantung di atas mata kaki. Bajunya bukan kemeja kotak-kota tapi baju koko. Memang begitu setelannya. Karena kebanyakan mahasiswa kampus ini adalah anak pondok.Begitupun mahasiswinya. Kebanyakan para santri wati jebolan pondok-pondok ternama. Jadi tidak heran kalau banyak gadis-gadis bercadar dan berkerudung panjang berkeliaran di kampus ini. Dini jadi merasa sedang berada di negri Arab Saudi.Apa cuma aku yang berasal dari orang awam? Tidak paham agama. Apalagi harus wajib memakai hijab. Walau terasa gerah kepala ini. Tapi aku tetap memakainya. Kalau tidak, bisa-bisa aku di drop
Hari Bahasa Baku di Kampus (khususnya di kelas Bahasa Inggris D)"Aku pikir, sifat identik dari anak-anak pondok itu cuek. Serius. Tidak suka bercanda. Tapi ternyata salah. Buktinya, si joko anak pondok tapi dia lucu. Hampir semua mahasiswa jurusan Bahasa Inggris ternyata lucu-lucu."Setelah pembelajaran mata kuliah reading selesai. Kelas Bahasa Inggris D mulai ramai bak pasar yang sedang menjual getuk seribu tiga. Suara tawa berserakan dimana-mana, teman-teman menghampiri Dini yang duduk santai sendiri. “Dikau tidak mengapa my sist ?” ledek Rahma dengan Bahasa bakunya.Semua mahasiswa Bahasa Inggris D terserang virus Bahasa baku. Dan bang kosma mulai mengklarifikasi bahwa hari ini adalah hari Bahasa baku khusus kelasnya.Sunnah muakkat, mendekati hukum wajib untuk speak Bahasa baku hari ini. Semua mahasiswa manggut-manggut setuju sama bang kosma. Kelas heboh, bak ada di keraton kasepuhan yang gunain Bahasa kromo inggil.Waktu istirahat,
Suara Adzan subuh mulai terdengar. Dini mulai bangkit dari tidurnya. Dan mulai merapihkan kamarnya. Yang kacau persis kapal pecah. Buku gambar, spidol, kertas, pulpen warna, spidol warna, pinsil, rautan, tissu, penggaris dan tas amburadul semua. Kemudian, dia beres-beres dan membantu ibunya karena ini hari libur kuliah.Dia bahagia karena bisa ngibulin adiknya seharian dan nyubit-nyubit pipinya. Sa’at pukul 14.30, ada tamu yang tidak diundang. “Assalamu’alaikum ...” suara salam berkoar ramai, karena tamu yang datang lumayan banyak. Ada lima perempuan dan lima laki-laki.Ibunya langsung membukakan pintu rumahnya. Pas dilihat tamunya laki-laki. Ibu hampir saja berniat membohongi mereka. Kalau anak gadisnya tidak ada dirumah.Namun, tiba-tiba suara sapa Susan menghapus niat buruk ibunya. Ibu pun memerintah Dini untuk menjamu teman-temannya diluar. Karena ruang tamu digunakan khusus untuk tamu penting saja kata ibu. Seperti pak polisi lalu lint
Pulang kuliah. Dini senyum-senyum sendiri seperti artis karbitan yang sedang promo pasta gigi. Ibunya langsung mikir negatif. Virus over perhatiannya menjalar kepenjuru tubuh sampai muncul virus baru, virus over khawatir !!!“Dini kamu tidak jatuh cinta, kan??” sindir ibunya yang melihat anak gadisnya mesam-mesem.“Tenang aja bu, aku tidak akan jatuh cinta !!” jawabnya sedikit ketus.Dini senyum terus lantaran teringat kejadian di kampus. Mawar ngibrit kabur dan menghindar sa’at bertemu mantan gebetannya yang duda beranak dua itu. Haha haaha haha.Liat kakaknya yang dungu diem merenung, si Sultan adik ciliknya tidak tega. Dia datang nemenin kakaknya yang usil itu sambil bawa cemilan favorit. “Kaaak, yagi apa nih? Yagi sejih ya? Niih tatan awain susuu-ummmbeel hehe,” hiburnya pake Bahasa balita dan sedikit Bahasa Inggris, karena Sultan tahu kakaknya kuliah ambil jurusan Bahasa Inggris.HAH!!! Dini kaget, langsun
"Aku mulai paham. Kalau banyak istilah baru dalam perkuliahan. Misalnya saja Pak guru jadi Pak Dosen. Mata pelajaran jadi Mata kuliah. Eskul jadi UKM. Ketua kelas jadi kosma. Jumblah jam pelajaran jadi SKS. Dan yang terpenting Pak dosen beda tugasnya dengan Pak guru. Pak dosen lebih menjadi fasilitator dalam pembelajaran. Kalau Pak guru jadi pusat pembelajaran di dalam kelas."Di kampus mulai musim presentasi. Memang prosedur dari leluhur demikian. Setelah minggu kedua kuliah, para dosen hobi memonopoli pasukannya untuk membuat kelompok. Tujuannya supaya adil. Semua mahasiswa Bahasa Inggris kelas D kebagian jatah presentasi sama rata.Hampir semua dosen mata kuliah mengadakan event presentasi. Termasuk mata kuliah Vocabulary pagi ini. Vocabulary dikenal dengan nama beken Vocab dibaca Vokeb, istilah yang asing bagi Dini karena dirinya murni keturunan Jawa, bukan Bule.“HAH!! MK bokep??” bisik Dini dengan gaya selengeannya sambil liat kearah temannya.
Kakak, yiat deh!!! Tatan puna baju bayu yoh.” (read: kak liat deh! Tatan punya baju baru). Teriak Sultan si jagoan ciliknya sambil bawa-bawa baju barunya.“Waahh... bajunya bagus ya??? Dapet dari siapa emang?” selidik Dini.Belum juga Sultan jawab, Ibunya langsung nyeletuk ngampirin buah hatinya.“Ibu dong yang beliin. Ibu juga beliin androk buat kamu sayang. Kan Katanya di kampus kamu haram menggunakan celana jeans.”Ibunya nunjukin kalau dia memang berlaku adil pada semua buah hatinya. Yadmin loncat kegirangan.Satu detik kemudian rasa girangnya kabur, berubah jadi rasa kecewa. Ibunya ngasih rok yang tidak sesuai seleranya. Jelas !!! Rok warna keemasan agak coklat dikit dengan corak loreng-loreng persis macan tutul. Itu membuatnya minder untuk menggunakannya.Tapi dia tidak mau egois. Dia berusaha hargaiin pemberian ibunya.Ibu langsung merintah agar besok Dini pake rok ini kekampus. Dis manggut t
Ibuku yang Over Perhatian. (Tapi Aku sangat menyayanginya)Sampai rumah Dini disembur over perhatian mothernya, “Sayaaaaaang ... jangan lupa cuci muka, cuci tangan dan kaki. Ibu masak pindang tongkol kesukaan kamu loh, makan giiih ! abis makan, tolong CUCI-in piringnya ya, hehe.” Ujung-ujungnya sih, mother ada maunya.“Iaaaa buuuu.” Dini pasrah.Makan siangnya tuntas juga. Dini niat nyuci piring bekas makannya saja, tapi pas liat wastafel tempat cuci, piring numpuk mirip bekas acara prasmanan di pernikahan mantan presiden. Dia yang slengean males banget ngerjain pekerjaan ibu-ibu itu.Dini yang tidak tahu diri nganggepnya wajar kalau dia tidak suka pekerjaan rumah lantaran dirinya masih kecil kata mother, buktinya belum dapet SK ijin boleh pacaran. Tapi Dia tetep nyuci piring.“Aduh aduuuuuuhhh aduh aduh!!! Nyuci yang bener sayang, air nya kemana-mana, jadi becek nih dapurnya.” Mother yang sadar akan ketoledoran
Dini mulai kasih pengumuman pada seluruh kawan-kawannya.Sebenarnya nama Cherry Bawel, dia ambil dari plesetan kata Cherrybelle, group girls band yang lagi populer sa’at ini. Tidak ada maksud menjiplak, mungkin hanya sedikit meniru, sanggahnya.Dia berusaha jelasin pada kawan-kawannya bahwa nama genknya yang paling keren.“Beby, arti Cherry Bawel tuh apa ciw?” Mawar si gadis penggoda lawan jenis, pemilik bulu mata lentik anti adai mulai bicara serius.“Simple kok kawan. Cherry itu buah yang mahal dan Bawel itu yaa ... gambaran kita semua yang doyan ngomong tapi ber-intelektual alias tidak alay!” Dini explain panjang lebar sambil nyilangin kedua tangannya dan ngelirik sinis kearah genk alay hum gambreng.Genk alay lagsung ngerespon ganas, “iiieeeuuwww, biasa ajaaa keelleeesss!!!”“Males bingiit dikelas, ayoo kita caaap to the cuuss, capcus!!!” perintah Tiara dengan bahasa alay mereka.