Share

BAB 32 (POV RAIHAN) PENYESALAN

(POV RAIHAN)

Pikiranku tak tenang. Aku ketakutan dalam bayang-bayang mengerikan. Membayangkan yang tidak-tidak tentang Aira. Jika dia naik kereta api, kenapa juga belum tiba? Atau dia tidak ke Surabaya? Lalu ke mana?

Aku mondar-mandir di dalam kamar. Perasaanku berkecamuk dan lara. Aku menyesal karena sudah terlalu egois selama ini. Aku yang salah. Seharusnya jika aku tidak menerima pernikahan ini, kenapa tidak menjelaskan secara baik-baik kepada Ibu. Menjelaskan padanya jika aku mencintai orang lain. Bukan membawa Aira semakin jauh dalam kepura-puraan pernikahan.

"Tuhan. Aku menyesal. Sungguh! Masih bisakah aku meminta padamu untuk mempertemukanku lagi dengan Aira. Aku berjanji pada-Mu, tidak akan menyakitinya lagi seujung kuku."

Malam semakin larut, aku sama sekalu belum bisa memejamkan mata. Kepala terasa berat. Dadaku sesak memikirkan Aira. Di mana dia? Mungkin sudah ratusan kali aku menghubungi ponselnya. Nomor telepon Aira sama sekali tak bisa dihubungi. Apa dia sangat marah dan
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status