Share

Part 25

Jelas-jelas dia tahu malam itu adalah malam pertama aku dan Haikal jalan berdua. Soal terlihat akrab, masak iya aku bilang kalau aku dan dia sama-sama bernasib sial dan lagi patah hati. Bisa-bisa mereka bertengkar gara-gara memperebutkan Tania. 

Terdengar suara nada dering dari kantongnya. Kulirik ada nama Tania di sana, sedang memanggil. Ada rasa tak enak di wajahnya saat melihatku. 

"Angkat aja, Bang. Chaca nggak papa kok." Ku buang pandangan ke arah jendela, saat iya menjawab panggilan. 

"Aku lagi jalan ke rumah Chaca." Bang Malik menjawab. Entah apa yang Tania tanyakan di seberang sana. 

"Oke, nanti aku ke sana." Ponsel kembali di tutup.

Aku diam, bergeming. Enggan untuk bicara, meski di mulut aku berucap menerima, tapi hatiku masih tetap saja merasa sakit. 

"Tania mau melamar kerja di Rumah Sakit." Bang Malik menjawab tanpa kutanya. Aku tak menyahut. Masih membuang pandangan ke jendela. 

"Kebetulan t

Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status