Share

5. KEHIDUPAN BARU ARSENIO

Hari berikutnya. Arsenio pun masih tertidur lelap di atas ranjang empuk, super lembut yang baru pertama kali ia rasakan.

"Selamat pagi, Tuan Muda." Bastian telah berdiri di samping tempat tidur Arsenio, menyapa dengan penuh hormat, tapi tetap berwibawa.

Arsenio perlahan-lahan membuka matanya. Ia terkejut mendapati Bastian telah berdiri di depannya, beserta dua pria lain yang berpenampilan layaknya pelayan.

"Ada apa ini?" Arsenio buru-buru mengubah posisinya menjadi duduk. Membulatkan matanya karena terkejut.

"Selamat pagi, Tuan Muda. Bagaimana tidur Anda? Apakah nyenyak?" tanya Bastian seramah mungkin.

Arsenio mengangguk pelan. "Iya. Lalu, apa yang kalian lakukan di sini?"

"Letakkan makanannya di sini!" titah Bastian, kepada salah satu pelayan yang membawa baki berisikan makanan.

Pelayan itu mengangguk, lalu meletakkan baki tersebut di atas ranjang, tepat di hadapan Arsenio.

"Aku tidak mengerti semua ini," celetuk Arsenio sambil mengerutkan keningnya.

"Saya membawakan sarapan untuk Anda. Tidak itu saja. Ini setelan jas untuk Tuan Muda, karena hari ini Tuan harus menghadiri pertemuan di perusahaan. Tuan Axel meminta saya untuk mengumumkan kepada seluruh petinggi perusahaan, atas kembalinya Tuan Muda Arsenio," terang Bastian santai.

"Apa? Pertemuan perusahaan?" Arsenio terkejut bukan main. Matanya membulat sempurna seakan ingin keluar dari tempatnya.

"Betul, Tuanku. Agenda hari ini adalah bertemu dengan para petinggi perusahaan. Maka dari itu, saya sudah menyiapkan seluruh kebutuhan Tuan."

Arsenio menelan ludahnya berat-berat. Makanan itu belum ia sentuh sama sekali, tetapi perutnya sudah merasa kenyang. Aneh ... tapi kenyataannya demikian.

Pagi-pagi ia biasa sibuk, menyiapkan makanan sendiri dan bergegas pergi ke restoran untuk bekerja, tetapi sekarang. Tanpa melakukan apa pun, makanan sudah tersedia. Pakaian mewah telah disiapkan. Oh, sungguh kehidupan yang luar biasa.

***

All Start Group.

Perusahaan game ternama, terbaik di Sky Blue City. Gedung pencakar langit yang memiliki 50 lantai, dengan kapasitas karyawan mencapai 1000 orang. Banyak orang bermimpi, bisa berkerja di All Start Group, termasuk Arsenio.

Arsenio pun dibuat terpana, ketika keluar dari mobil dan berdiri tepat di depan pintu masuk All Start Group. Perusahaan yang selama ini ia mimpikan. Arsenio selalu berharap bisa bekerja di sana. Namun, kenyataannya, All Start Group, perusahaan milik ayahnya.

"Mari, Tuan Muda. Para petinggi perusahaan sudah menunggu, Anda," ucap Bastian, yang menyadarkan Arsenio dari lamunannya.

"Baiklah."

Arsenio pun mengayunkan kakinya. Memasuki ruangan yang sebelumnya hanya terlintas dalam bayangannya saja.

Langkah demi langkah, Arsenio ambil. Matanya sungguh enggan berkedip. Terpesona akan kemewahan dari All Start Group.

Ada banyak orang yang berlalu lalang di sini. Pakaian mereka sangat rapi dan modern, lalu sibuk dengan urusan masing-masing.

"Ruangan rapatnya ada di lantai 20. Mari, Tuan Muda." Bastian mengarahkan dan Arsenio mengangguk.

Dengan dikawal tiga bodyguard, Arsenio yang ditemani Bastian pun segera pergi ke lantai dua puluh menggunakan lift VVIP, yang biasa digunakan untuk staf tinggi saja.

***

Lantai dua puluh. Di dalam ruangan full AC, para petinggi perusahaan telah berkumpul. Ketika pintu terbuka, mereka buru-buru berdiri, merapikan jas masing-masing supaya terlihat rapi di depan Arsenio, selaku pewaris perusahaan ini.

"Selamat pagi, Tuan Muda," sapa mereka serentak sambil membungkuk.

Arsenio terkejut. Namun, segera ia mengendalikan pikirannya.

"Selamat pagi semuanya. Terima kasih atas sambutan kalian," balas Arsenio sedikit gugup. Namun, ia berusaha untuk tetap tenang dan berwibawa, seperti yang sudah Bastian ajarkan sebelumnya.

"Baik, semuanya. Sebelumnya perkenalkan namaku, Arsenio Bagas Guan. Mungkin kalian sudah mengetahui kabar tentang diriku dari Tuan Alexander Guan. Di sini saya akan menjadi wakil dari Presdir, yaitu Tuan Axel Guan, yang saat ini sedang sakit. Saya berharap kalian bisa bekerja sama. Mari kita membangun perusahaan ini lebih baik lagi."

Arsenio pun memberikan kata sambutannya, lalu membungkuk kemudian sebagai bentuk hormatnya selaku pemimpin yang baru.

Mereka yang ada di sana bertepuk tangan. Seketika ruangan menjadi ramai. Arsenio mengangkat wajahnya dengan bangga, lalu tersenyum penuh kemenangan karena setelah ini, tidak akan ada lagi orang yang bisa menghinanya. Entah, seperti apa reaksi Elisha nanti? Arsenio sungguh menantikannya.

Selang satu jam. Selesai pertemuan dengan para staf penting. Di ruangan Arsenio. Ia hanya berdua, dengan Bastian.

"Apa kau sudah mencari informasi tentang Organisasi Hitam?" tanya Arsenio serius. Ia berpikir, bahwa ini waktu yang tepat untuk memulai misinya.

Bastian yang berdiri tepat dihadapannya itu, langsung menjawab. "Sudah, Tuanku. Organisasi Hitam, menduduki dua wilayah, yaitu distrik Cucumber dan L45. Pemimpin mereka bernama Keenan Matthew. Sedangkan anaknya bernama Felix ..."

"Felix?" potong Arsenio cepat. Kemudian alisnya naik sebelah dan mengerutkan kening, ketika nama Felix keluar dari mulut Bastian.

"Benar, Tuanku. Felix, yang tempo hari dibuat takluk oleh Tuanku, di restoran."

Arsenio tersenyum miring mendengar pengakuan Bastian. "Bagus ... Dengan begitu, akan sangat mudah bagiku, balas dendam kepada Felix. Aku ingin membuat perhitungan dengannya karena telah merebut kekasihku ...." geram Arsenio sambil mengepalkan tangan kanan, lalu ditatapnya dengan penuh kemarahan.

"Kalau begitu, aku akan pergi ke wilayah itu. Apa kau bisa mengantarku ke sana?"

Bastian mengangguk, tanpa keraguan, "tentu. Saya akan mengantar Tuanku kemana pun Tuanku, inginkan."

Arsenio mengulas senyuman tipis, lalu beranjak pergi dari tempat duduknya. Bastian pun, mengekor di belakang, memastikan keselamatan Arsenio, bagaimanapun juga.

***

Sementara itu, di lokasi berbeda. Lebih tepatnya di kediaman keluarga Felix. Mansion mewah yang memiliki arsitektur clasic dan elegant.

Di salah satu ruangannya.

"Bodoh! Dasar tidak berguna! Sebenarnya, apa saja yang kalian kerjakan, ah?! Mencari tikus kecil saja kalian tidak bisa!" bentak Felix, pada dua pria bertubuh kekar yang tertunduk di hadapannya.

"Maaf, Bos. Kami sudah berusaha keras untuk mencari informasi tentang Arsenio, tetapi tidak ada satupun informasi yang kami dapatkan. Bahkan apartemennya sudah kosong, saat kami sampai di sana," tutur salah satu pria tergagap, yang tetap tertunduk karena tidak berani menatap mata Felix secara langsung.

PLAK!

Tidak terima dengan pengakuan tersebut. Felix pun melayangkan tamparan keras kepada kedua anak buahnya. "Bodoh! Dasar tidak berguna! Seharusnya kalian berusaha lebih keras lagi! Apa susahnya mencari tikus kecil itu, ah?!" sungutnya kemudian.

Suaranya semakin tinggi, membentak, meninju kedua anak buahnya kemudian sampai babak belur. Meluapkan segala emosi yang ada. Menjadikan kedua orang tersebut, sebagai pelampiasan kemarahannya terhadap Arsenio.

"Sekarang, kalian pergi! Cepat, cari informasi tentang Arsenio! Aku tidak mau tahu, bagaimanapun caranya juga kalian harus menemukan, Arsenio! Jika kalian gagal, maka diriku sendiri yang akan memenggal kepala kalian. Mengerti?!" ancamnya disertai tatapan nanar dan tajam.

"Mengerti, Bos!"

Kedua pria itu, buru-buru meninggalkan ruangan tersebut. Lari terbirit-birit karena tidak mau sampai Felix memenggal kepala masing-masing.

"Keparat!" Felix pun berteriak sekencang-kencangnya. Dia menjatuhkan seluruh benda yang ada di atas meja. Menyapunya dengan kedua tangan. Wajahnya kelabu dan napasnya memburu, menandakan emosi sedang membumbung tinggi.

"Arsenio! Tidak akan kubiarkan kau hidup lebih lama setelah ini!" erangnya kemudian, sambil mengusap tepi tepi bibirnya yang masih dibalut plester itu.

Bekas pukulan yang Arsenio berikan di wajah Felix pun, masih terlihat jelas. Biru dan bengkak.

Comments (3)
goodnovel comment avatar
Bojo Galak
Felix yg bodoh
goodnovel comment avatar
Noor Sukabumi
msh aman km Felix cuma jontor bibir km bntar lg nyawamu yg bkln lepas Dr raga km
goodnovel comment avatar
Iin Romita
harus berhati-hati dg nama Felix
VIEW ALL COMMENTS

Related chapters

Latest chapter

DMCA.com Protection Status