Share

Mabuk

Dalam pening yang bertambah, ditantang begitu Rania tidak mau mengalah. Keduanya lantas bertaruh. Dua tangan Rania dan Renty saling membelit dengan masing-masing memegang gelas masing-masing yang masih terisi penuh dengan minuman.

“Yang kalah ngikutin yang menang.”

“Hiks. Siapa takut,” jawab Rania. “Hitungan tiga ya. Satu…. Dua…. Tiga…”

Rania dan Renty lantas meminum isi gelas masing-masing. Dua-dua gelas terminum tanda dengan sekali teguk, bedanya Rania terlambat beberapa detik sehingga dinyatakan sebagai pihak yang kalah. Renty mengacung kedua tangan dengan penuh kemenangan sedangkan Rania menggeletakkan wajah di meja di depannya.

“Sialan, sialan, sialaaan, hiks……”

Harus diakui oleh Renty bahwa sebagai pemula, Rania ternyata cukup kuat bertahan dengan kesadarannya. Namun bagi Renty yang sudah terlebih dulu penikmat minuman keras, Rania tentu saja buka

Locked Chapter
Continue to read this book on the APP

Related chapters

Latest chapter

DMCA.com Protection Status