Home / Romansa / MENGAPA CINTA MENYAPA / Siapa Suruh Telat?

Share

Siapa Suruh Telat?

last update Huling Na-update: 2022-02-04 22:13:59

Saat melihati lembaran aneka surat itu mendadak sesuatu meluncur jatuh ke atas meja dimana dirinya verada. Ia memungut benda yang adalah sebuah pas foto yang tentu saja merupakan pas foto dari kandidat yang pada akhirnya diterima sebagai manajer junior tadi. Ia melihati sesaat. Semenit, dua menit. Mungkin malah lebih lama.

Pas foto itu menampilkan sosok Rania, sang manajer junior baru, yang ternyata cantik. Begitu cantik.

“Inikah penyebabnya?” tanyanya. Retoris.

*

Hari yang merupakan hari pertama Rania bekerja pada perusahaan makanan ringan terbesar di kawasan Asia Pasifik itu, ternyata pada perjalanan waktu berikut berjalan menyenangkan. Mungkin setidaknya hingga satu hari itu.

Edwin, sang manajer Logistik sebagai atasannya dan orang yang pertama harus ditemui, menyambutnya ramah. Ia ingat saat pertama kali bertemu orang itu di sesi wawancara sebulan lalu, Rania sempat kaget. Bagaimana tidak, calon atasannya itu ternyata bertubuh mungil. Sangat mungil malah sehingga kalau ia diikutkan dalam barisan anak SD kelas 1 atau 2, orang tak akan cepat mengenalinya. Satu-satu indikasi bahwa ia orang dewasa hanya raut wajahnya yang sepadan dengan usianya. Dan – entah dugaannya benar atau tidak – wajah itu nyaris tidak pernah tersenyum. Rania sedikit terenyuh dan berharap bahwa orang itu tidak menjadi bulan-bulanan orang lain karena kelainan fisik yang dideritanya.

Setelah berbasa-basi sebentar mulailah tahapan orientasi hari itu. Ada waktu dua hari disediakan untuk orientasi baginya. Hari pertama ini adalah acara perkenalan kepada pimpinan tiap departemen yang berada di kantor pusat. Hari kedua sampai keempat adalah orientasi ke pabrik di kawasan Cikarang, tiga puluhan kilometer dari tempatnya saat itu.

Sip. Tak masalah baginya melakukan itu.

Pagi hari itu ia mengelilingi seluruh departemen perusahaan di kantor yang merupakan kantor pusat. Esok siang setelah jam istirahat ia akan Plant Tour  atau mengelilingi seluruh lingkungan di pabrik demi mencermati proses produksi dan product knowledge. Ya, ia perlu pengenalan produk yang cukup untuk bisa benar-benar memahami tugasnya.

Sore itu saat Rania masih melayani sebuah panggilan yang masuk melalui ponselnya, telpon di meja kerjanya berdering. Karena masih harus menyelesaikan pembicaraan, panggilan telpon tadi baru diangkat ketika sudah berdering sekitar enam kali.

“Halo,” terdengar suara pria di ujung sana.

“Ya halo,” Rania membalas. “Maaf baru angkat soalnya barusan tad…”

“Alasan! Alasan! Lama amat diangkatnya sih?”

Rania tersentak mendengar pertanyaan dengan intonasi tinggi. Ia tahu sikapnya yang tidak segera menjawab dering tadi menimbulkan ketidaksabaran bagi orang yang tengah menelponnya. Tapi ini hanya soal kecil, pikirnya.

“Sori,” katanya merendah. “Tadi ada telpon masuk via ponsel.”

“Alasan! Seharusnya itu masih bisa ditunda. Kamu mau nggak kalo digituin? Nggak kan? Mangkanya kalo nggak mau dilakuin begitu, kamu juga jangan abaikan telpon yang masuk.”

“Sori.”

“Janji ini terakhir lho ya.”

Rania kembali merendah. “Maaf, dengan siapa aku bicara?"

“Sudah siap diaudit?” kata orang itu lagi tanpa menjawab pertanyaan yang tadi diajukan.

Rania tercekat. Siapa orang ini yang belum lagi tubuhnya beradaptasi di lingkungan serba baru ini tahu-tahu sudah menanyai kesiapannya diaudit

“Audit apa? Ini siapa ya?”

“Verdi. Belum tahu kalau kamu jadi auditee?”

Auditee?”

“Jangan bilang kamu nggak ngerti artinya. Tahu kan apa itu auditee?” suara Verdi di sana terdengar bernada mengejek.

Rania sepertinya merasa bahwa suhu kepalanya mulai beranjak meningkat panas. Sembari mencoba bersikap tetap sopan, ia lalu mencoba menjawab seperlahan mungkin.

“Artinya adalah pihak atau orang yang diaudit. Gue... eh, aku tau itu. Tapi Pak... aku kayaknya nggak siap untuk hari ini.”

“Oh,” Verdi di ujung telpon, mendesah.

Rania berharap hubungan telpon segera diakhiri. Ini hanya kesalahpahaman biasa, pikirnya. Dugaannya salah. Ucapan sepatah kata tadi ternyata hanya awal ucapan kalimatnya yang secara tajam menusuk Rania.

“Lantas, siapa suruh kamu telat? Setahu aku, kamu seharusnya sudah di sini sejak dua hari lalu. Betul?”

Rania tergagap. Sama sekali tidak menyangka akan disudutkan dengan pertanyaan semacam ini.

“Email tentang keberadaan kamu udah di-announce. Udah diumumin sejak minggu lalu. Dari situ aku tahu kalo kamu seharusnya bekerja di sini sejak dua hari lalu. Bukan hari ini. Dan hari ini pun, eh…. telat juga kamu,” Verdi menandaskan.

“Aku minta maaf. Tapi ada hal krusial yang membuat aku menunda kedatangan. Pimpinan di perusahaan lama secara mendadak meminta aku membantu pekerjaan yang tertunda.”

“Alasan.”

Darah Rania terasa mendidih. Dirinya memang boleh saja tidak membuka seluruh infomrasi, tapi tetap saja ia tidak suka dengan tanggapan yang diberikan. Ia tidak terima. Seharusnya orang atau bapak atau oom itu bisa memberikan sedikit rasa simpati.

Tapi, alih-alih mendapatkan rasa simpati, Verdi makin gencar menyerang.

“Kamu seharusnya malu karena di hari pertama saja sudah terlambat datang. Sebentar lagi kita closing. Tutup buku. Perusahaan ini bukan kepunyaan nenek moyangmu kan? Kita semua dikejar waktu, tapi kamu begitu santai dan seolah nggak perduli. Saat ini aku lagi dalam perjalanan ke kantor karena aku pikir setibanya di sana akan mulai mengaudit kamu.”

“Sesore ini? Boleh minta auditnya ditunda?” tanya Rania memberanikan diri. "Please?"

Orang di ujung telpon menghela nafas tidak sabar sampai kemudian ia pun menyetujui. ”Ckckck, gimana sih kamu ini. Tapi, ya sudahlah.  Aku ngaudit departemen kamu minggu depan. Aku nggak jadi ke kantor sore ini.”

"Terima kasih untuk pengertia..."

Omongan Rania terputus ketika secara mendadak telpon di sana ditutup. Meninggalkan Rania sendirian  dengan kejengkelannya.

*

Patuloy na basahin ang aklat na ito nang libre
I-scan ang code upang i-download ang App

Pinakabagong kabanata

  • MENGAPA CINTA MENYAPA   Ending Yang Sempurna

    “Sayang, aku sekarang ngerti. Kamu sebetulnya tadi itu sedang dijebak oleh Renty. Dia dengan rekannya adalah orang yang nyusupin barang haram itu ke dalam tas kopermu.” Rania tak bisa berkata apa-apa. Mulutnya ternganga lebar dengan mata membelalak sembari menggeleng-geleng kepala. Mama Lidya tak kurang terkagetnya. “Saat dia sendirian, dia ngelakuin aksinya. Seperti yang kamu cerita saat dini hari itulah dia mem-finalisasi rencananya. Mungkin saat itulah dia dikirimi paket narkoba dari temannya yaitu ganja dan segala macam obat haram itu. Mungkin juga Renty adalah penggunanya. Tidak tertutup kemungkinan ke arah itu. Saat pagi harinya ketika kamu nggak di kamar, dia sisipkan itu di bagian tas koper. Mungkin dengan membuat robekan kecil di koper kamu yang memang hanya berbahan kain. Sayangnya, rencana itu gagal. Ada Tuhan yang jagain kamu. Kamu dibuat mengalami peristiwa buruk yang bikin tas koper kamu robek dan barang haram yang disisip di dalamnya terjatuh. Paket itu lantas kamu bua

  • MENGAPA CINTA MENYAPA   Tabir Yang Terbongkar

    “We gonna make it?”“Absolutely, Mister.” Rania mencondongkan wajahnya ke samping wajah Verdi. “Dan udah terbukti kamu masih tetap joss.”Verdi terbahak lagi. Apalagi kini Rania menatap dengan gerak alis dan tatapan laiknya seorang wanita yang nakal hendak mengajak bercinta. Benar-benar sudah tak ada lagi duka di wajah itu seperti ketika ia baru saja tiba.*Kebahagiaan kedua Rania alami ketika ia dan Verdi tiba di kendaraan mereka. Rupanya ada Mama di sana yang menunggui. Dan yang membuat Rania terkaget adalah bahwa Mama di sana dengan seorang bayi lucu dalam pelukannya.Cerita kemudian mengalir satu demi satu baik dari Mama maupun dari Verdi. Tentu saja porsi terbesar cerita ada pada Mama yang secara runut menceritakan keajaiban yang ia alami. Mungilnya sang bocah membuat Rania jatuh cinta seketika. Permintaan Mama untuk ia merawat bersama-sama diterima de

  • MENGAPA CINTA MENYAPA   Survey Bulshit

    Hanya ada bahagia tak terperi. Saat Surabaya sudah makin tenggelam dalam malam bahagia seolah bertumpukan satu per satu menimpa hidup Rania. Dimulai dari ketika ia disambut oleh senyum Verdi di pintu keluar bandara.Ah, beda dengan hampir tiga tahun lalu di pelataran parkir perkantoran di Jakarta ketika cinta menggebu membuat Verdi berani memeluk dirinya berlama-lama di tengah keramaian, situasi itu tak terjadi lagi saat ini. Namun tentu saja itu bukan masalah besar bagi Rania. Cinta Verdi atas dirinya tak perlu diragukan lagi karena toh tak semua orang wajib mewujudkan dan melampiaskan rasa itu dengan cara ekspresif.Verdi memeluk. Sebentar. Namun sangat hangat. Dan betapa Rania merindukan pelukan pria terhebat yang ia bisa miliki itu. Pengalaman mengerikan yang dirancang seorang perempuan jahat bernama Renty gagal terwujud. Dan ia yakin itu terjadi karena doanya yang tulus yang menyertai perjalanan.“Kenapa nangi

  • MENGAPA CINTA MENYAPA   Gentle

    Penjelasan itu terasa cukup bagi Rania. Ia mengambil tasnya kembali dan memutuskan tidak perlu bertanya lagi. Jam dinding di salah satu sisi ruangan menunjukkan waktu bahwa ia harus sesegera mungkin menuju ruang tunggu pesawat. Para petugas X-Ray tadi menunjukan sikap hormat ketika Rania bergegas pergi.Sepuluh menit kemudian ketika pesawat yang ditumpangi sudah take off, Rania masih terus memikirkan pengalaman aneh yang terjadi. Ketika ia melihat seorang anak kecil pada bangku di depannya membuka bungkus kemasan biskuit berwarna biru tua, seketika ia teringat sesuatu. Ia teringat pada bungkus berukuran sama dan warna yang sama yang ia buang di tempat sampah bandara. Bungkusan yang menurut pengemudi taksi daring yang ia naiki terjatuh dari koper akibat ada bagian koper yang robek karena terbentur bagasi mobil. Bulu kuduk Rania meremang.Tidak perlu menjadi seorang jenius dengan sederet gelar untuk mengetahui apa yang terjadi. Ia nyaris

  • MENGAPA CINTA MENYAPA   Digeledah

    Urusan check in sudah selesai. Dengan alasan bahwa koper yang dibawa Rania adalah koper kecil yang akan dibawa masuk dalam bagasi kabin pesawat, Rania melangkah ke arah ruang tunggu pesawat. Namun saat melewati security-check, ia kaget karena detektor X-Ray berbunyi. Ia melihat sekitar. Tak ada penumpang pesawat lain. Artinya detektor berbunyi saat melakukan scanning atas koper miliknya.‘Maaf, ibu boleh minggir sebentar?”Ajakan seorang ibu petugas bandara tadi membuat Rania sedikit gugup. Para penumpang lain mulai berdatangan ketika Rania menurut.“Maaf, boleh kopornya dibuka?”Rania merutuk dalam hati atas gangguan kecil yang dialami. Namun ia menenangkan diri sendiri karena menurutnya ini bukan pengalaman pertama ia diminta seperti itu. Itu sebabnya dengan tersenyum ia mengikuti permintaan petugas itu dan membuka koper setelah mengisikan nomor kode koper.Dibantu seorang pe

  • MENGAPA CINTA MENYAPA   Tentang Peranakan

    “O gitu? Kamu puasa Senin – Kamis?”“Begitulah?”“Buat apa? Buat supaya sukses bisnis?”“Bukan.”“Buat dapet jodoh?”“Gak lah.”“Terus? Tujuannya apa?”“Buat ngurusin badan.”Wajah innocent alias tak berdosa yang ditunjukan oleh James sukses membuat Terry tertawa. Walau tawa kecil bagi James ini langkah bagus. Hati Terry yang gembira merupakan pintu masuk untuk diskusi yang sebentar lagi dilakukan akan berjalan kondusif dan hangat. Ia masuk ke dalam gerai, mengambil kopi, biskuit, kue, serta menyelesaikan pembayaran dan menemui Terry kembali di tempatnya semula.“Nih, silahkan nikmati,” katanya sembari mulai meletakkan roti dalam bungkusan plastik beserta kopi dalam kemasan botol plastik mungil ke depan Terry.Saat belum lagi menaruh semua, mendadak dari kanton

  • MENGAPA CINTA MENYAPA   Puasa

    Dunia pekerjaan umumnya memang seperti itu. Banyak pegawai oportunis. Banyak orang bersifat hipokrit alias munafik. Pegawai oportunis merupakan orang-orang pemanfaat kesempatan ketika ada peluang mendapat tambahan pemasukan atau promosi. Perkara apakah itu terjadi dengan cara menginjak kepala orang lain, mereka tak peduli. Sedangkan pegawai hipokrit adalah mereka yang selalu mengiyakan apa kata atasan walau apa yang diperintahkan sebetulnya sampah atau tak ada gunanya.Perhatiannya kini tertuju pada Renty. Ia heran karena gadis itu berkali-kali terlihat gelisah di tempatnya. Gerak-geriknya seperti mencerminkan ada sesuatu yang salah yang sebentar lagi terjadi. Dari tempat dirinya duduk, posisi Renty hanya dua meter saja. Karena itulah ketika Renty bergerak, pasti akan sangat ketahuan oleh dirinya.‘Apa penyebab kegalauannya?’ tanyanya dalam hati.*Memiliki cucu di usia yang

  • MENGAPA CINTA MENYAPA   Rapat Yang Membosankan

    Di sebuah sudut hotel yang sepi, Renty menelpon seseorang.“Dit, lu punya ecstasy atau apa gitu?”“Lho, sebetulnya lu mau nyimeng atau pake ecstasy?”“Gue udah liat kopernya. Sulit kalo mau disisip daun kayak ganja. Jadi gue nyari yang bentuknya lebih praktis. Mungkin shabu atau pil ecstasy. Lu ada kan?”“Gue ada paket shabu.”“Ada berapa paket?”“Lima. Tapi shabu lagi mahal.”“Sialan! Kirim lima-limanya kesini sekarang juga. Lu pikir gue gak sanggup bayar, hah?”“Sebetulnya...”“Ah banyak omong. Lu juga mau ancurin hidup Rania kan? Nah, gue juga mau. Dan kesempatan hanya ada hari ini. Setelah ini gak ada lagi karena Sanjay udah mau didepak.”Ucapan Renty itu benar. Mau tidak mau ia harus pergi sekarang juga sekali pun waktu menunjukkan dini hari.

  • MENGAPA CINTA MENYAPA   Seorang Bayi

    Rania menerima telpon yang ternyata datang dari petugas hotel. Ia berbicara sebentar sebelum kemudian menutup telpon.“Aku keluar sebentar. Mau ke lobby.”“Ada perlu apa?”“Kata petugas konter ada titipan barang untuk aku.”Renty tersenyum ketika Rania hilang di balik pintu yang tertutup. Rencana yang tersimpan lama di benaknya mulai ia realisassikan saat itu juga. Secepat mungkin ia memeriksa koper yang Rania miliki. Ia melihat dan memperhatikan di beberapa titik. Di sisi kiri, kanan, depan, belakang, atas, bawah. Sampai kemudian ia memutuskan bahwa ada satu sudut di dalam koper yang secara rahasia bisa ia sisipkan sesuatu di dalamnya.*Kasus penemuan bayi di bak sampah semakin menimbulkan sensasi dengan banyaknya masyarakat yang mendatangi rumah Mama Lidya. Mbak Titiek, mbak Noni, dan beberapa tetangga sudah menemaninya dengan setia.

Galugarin at basahin ang magagandang nobela
Libreng basahin ang magagandang nobela sa GoodNovel app. I-download ang mga librong gusto mo at basahin kahit saan at anumang oras.
Libreng basahin ang mga aklat sa app
I-scan ang code para mabasa sa App
DMCA.com Protection Status