Home / Romansa / MENGGODA MANTAN ISTRI / Tidak bisa pergi darinya

Share

Tidak bisa pergi darinya

Author: Miss Kay
last update Last Updated: 2024-10-26 15:00:25

Aksi kejar-kejaran Vale dan anak buah Alan seperti di film. Driver online yang membawanya ke bandara tak kalah keren seperti pembalap international.

Sampai di bandara Vale memberikan uang 30 juta kepada driver itu yang kaget di bayar mahal tanpa henti driver itu memuji Vale dan banyak mengucapkan terima kasih.

Tapi sebelum uang itu masuk ke dalam jaketnya seseorang datang mengambilnya dan menahan tangannya kebelakang. Vale yang buru-buru tidak memperhatikan lagi nasib driver itu. Setelah itu dia berjalan cepat untuk memesan tiket ke dalam.

Rambut yang acak-acakan jangan lupakan alas kaki berupa sandal tidur hello kitty yang dia pakai. Membuat salah satu pria tampan yang berdiri tak jauh dari petugas check in counter menatap datar sambil menyilangkan tangan di dada menatapnya tanpa berkedip.

Vale yang tak sadar melewati pria itu tanpa menaruh curiga kalau sebenarnya keadaan bandara begitu sepi hanya ada dia dan pegawai ticket dan dua pria yang berdiri tak jauh di belakangnya dan beberapa pengawal.

"Permisi, saya ingin memesan penerbangan ke London," ucapnya dengan nafas terengah-engah.

"Tanggal berapa anda ingin pergi Nona?"

"Bisakah saya memilih penerbangan siang ini?"

"Tidak bisa," jawab seseorang dengan suara berat berbisik di telinganya membuat tengkuk leher Vale merinding.

Vale mematung badannya kaku mengenali suara seseorang yang berada di belakangnya.

"Kenapa kau gemar sekali kabur sayang. Bukannya kau sudah berjanji akan menjadi wanita penurut, hem?" tanya Alan yang terdengar lembut tapi menakutkan bagi Vale.

"Alan... Apa yang kau lakukan di sini," sahut Vale gelagapan melihat Alan yang selalu saja bisa menemukannya.

Tak menjawab pertanyaan Vale, Alan langsung mengangkat tubuh Vale kepunggungnya.

"Yak! Lepas Alan, kau sudah keterlaluan. Aku mau kembali ke London!" teriak Vale kencang dengan kaki menendang-nendang ke udara.

Alan yang kesal menepuk bokong Vale, wanita itu malah menjerit-jerit seperti anak kecil yang dihukum orangtuanya.

"Ahk! Tolong siapapun aku mau diculik sama pria gila. Tolong! Hey, tolong aku," pintanya kepada Abizar yang berjalan di belakang mereka dengan wajah datar. Beberapa para pegawai staf di bandara tak ada yang berani menolong Vale karena kekuasaan dua pria itu yang sangat berpengaruh di negeri ini.

Vale dibawa ke jet pribadi milik Alan, wanita itu masih teriak dan mengomeli Alan. Alan masuk ke dalam kamar pribadi khusus di dalam jet pribadinya. Hanya Valeria orang pertama yang memasuki kamar itu.

Violet sebagai kekasih Alan tidak pernah diizinkan menumpangi apalagi memasuki kamar khusus di dalam jet pribadi milik Alan karena memang Alan begitu menjaga privasinya.

Sedangkan Abizar yang ikut dengannya duduk dengan tenang sambil menikmati wine yang sudah disediakan.

Di dalam kamar jet pribadi milik Alan yang didesain dengan mewah sepasang manusia itu saling menatap tajam tanpa ada yang mau berkedip.

"Aku tidak mau ikut denganmu apalagi tinggal denganmu hubungan kita sudah berakhir sejak tiga tahun yang lalu. Tolong mengerti aku Alan, aku lelah."

"Tidak! Kau akan tetap bersamaku meskipun dunia ini kiamat kita akan selalu bersama."

"Are you crazy!"

"Yeah... I'm crazy because I'm crazy love with You."

"it's a lie that the proof is that you divorced me, Alan! Kau berbohong! Kau hanya dikhianati kekasihmu saja makanya pergi mencariku. Kau pikir aku tidak tahu kalau kekasihmu itu selingkuh!"

"Aku tidak berbohong aku ingin kita kembali seperti dulu Vale."

"Lalu bagaimana dengan kekasihmu itu!" Apa kau mau membuangnya seperti dulu kau membuangku!"

Tak ada jawaban dari mulut Alan pria itu bungkam membuat Vale tertawa sinis kemudian berkata. "Aku tetap tidak mau kembali denganmu dan aku akan tetap berhubungan dengan Gerald."

Alan yang mendengar nama Gerald tiba-tiba langsung mengambil tas Vale yang berada di kasur mengambil paspor wanita itu. Dia merogoh pematik di sakunya kemudian membakar paspor Vale.

"Alan apa yang kau lakukan!" teriak Vale dengan mulut terbuka lebar melihat paspornya sudah terbakar habis.

"Ahk... Pasporku! Brengsek!" Vale memukuli Alan seperti orang kesetanan karena syok dengan tingkah Alan. Pukulan, cakaran, tendangan dia layangkan ke semua tubuh Alan yang tak melawan sedikitpun.

Vale berteriak dan menangis suaranya terdengar lirih di dalam kamar setelah ditinggalkan Alan keluar.

Alan meminum winenya dengan penampilan yang kacau semua pengawal yang ikut serta awak kabin tak ada yang berani menatapnya.

Abizar pun hanya diam tanpa mengatakan apa-apa melihat aura temannya yang sangat marah dan kacau dari atas rambut sampai ujung kaki. Jangan lupakan wajahnya yang tampan itu ada bekas cakaran dan tamparan. Rupanya Vale menampar begitu kuat ke pipinya.

Setelah meredakan segala gejolak di dalam dadanya. Alan kembali masuk ke kamar melihat Vale yang sedang tidur dengan sisa air mata di pipinya yang mulus tanpa cela.

Alan mendekati Vale yang sedang tidur dengan sisa air mata di pipinya yang masih basah. Diapun menaiki ranjang itu setelah membuka kemeja dan celana panjang bahannya.

Tubuh yang gagah dengan gambar tato naga dari leher sampai betisnya dengan otot perut yang kencang membuat Alan sangat menggairahkan kalau saja Vale tidak sedang merajuk wanita itu pasti mengomel dan menghindarinya.

Alan mengecup bibir Vale dan membawanya kepelukannya. Vale sedikit membuka matanya tapi Dia hanya diam karena sudah lelah dan pasrah dengan mantan suaminya yang gila itu. Vale pastikan Dia tidak bisa pergi darinya.

"Tidurlah masih ada lima jam lagi kita tiba di London. Aku akan mengantarmu ke sana mengambil semua apa yang ingin kau bawa, tidurlah."

"Fuck you," sahut Vale pelan. Alan yang mendengar umpatan Vale menyunggingkan senyumnya mendekatkan wajahnya lalu melumat bibir Vale yang merah merekah. Dari ciuman pelan lama-lama menjadi lumatan yang begitu menuntut dan dalam. Vale hanya pasrah karena percuma dia melawan kalau pada akhirnya dia juga yang kalah.

Mereka melakukan making out di dalam kamar jet pribadinya setelah bertengkar hebat.

Continue to read this book for free
Scan code to download App
Comments (1)
goodnovel comment avatar
Nayra Rapunzel
Cerita nya seru Bikin nagih mau baca yg berikutnya
VIEW ALL COMMENTS

Latest chapter

  • MENGGODA MANTAN ISTRI   Ban 151

    Alan memerintahkan baby sister datang ke hotel untuk menjaga Anya. Sedangkan dia ingin bermesraan bersama Valeria. "Aku bukannya senang merayakan wasiatmu, tapi aku speechless kenapa Ayah Satia tidak jujur dan malah berhutang banyak denganku. Apa dia hanya pura-pura saja? Pantas saja dia meninggalkan perusahaan, pergi ke Rusia bersama wanita mudanya, hanya untuk mengujiku," ucap Alan yang kini sedang menciumi tubuh Vale dengan mesra. Valeria tertawa kecil. "Jadi, semua ini adalah ujian? Ujian yang sangat mahal!" Alan mencium leher Valeria. "Ya, ujian untuk melihat apakah kita cukup kuat untuk menghadapi semua ini bersama-sama. Dan sejauh ini, ki

  • MENGGODA MANTAN ISTRI   Bab 150

    "Terima kasih sudah menjadi suamiku kembali. Meskipun kau membuatku sedikit khawatir tadi malam." Alan tertawa kecil. "Maaf, sayang. Aku terlalu bersemangat." Valeria mencubit lengan Alan pelan. "Lain kali, jangan terlalu bersemangat. Tapi... aku senang." Alan memeluk Valeria. "Baiklah, sayang. Aku berjanji akan lebih lembut... kecuali jika kau menginginkan sebaliknya. Malam yang luar biasa. Aku senang kita bisa menghabiskan waktu bersama seperti ini. "Aku juga. Rasanya seperti kita kembali muda lagi." "Kita akan selalu muda di hati, sayang. Selamanya."

  • MENGGODA MANTAN ISTRI   Bab 149

    Reinhard dan Elsa, dua anak Alan Chester Clark yang gendut dan lucu, berlarian di sekitar taman pesta pernikahan Abizar, membuat para tamu undangan tertawa. Mereka berguling-guling di atas rumput, mengejar kupu-kupu, dan saling kejar-kejaran. 'Lihatlah mereka! Seperti dua anak kelinci yang berlarian!" ucap para tamu. "Mereka sangat menggemaskan! Aku jadi ingin punya anak juga." Di sisi lain taman, Valeria, dan Violet, duduk di sebuah bangku tamu undangan, menikmati suasana pesta sambil mengobrol. Anya duduk di pangkuan Valeria, tersenyum terus tanpa henti. "Anya, kamu kenapa senyum terus? Ada yang lucu ya?" Violet tertawa. "Dia memang selalu ceria. Lihat giginya, baru tumbuh beberapa

  • MENGGODA MANTAN ISTRI   Bab 148

    "Jadi, anakku sudah mulai mengikuti jejak ayahnya, ya?" ucap Alan sambil tertawa. Valeria mendelik. "Jangan tertawa! Ini serius! Aku khawatir dia akan terlalu banyak pacar nanti." Alan masih tertawa. "Tenanglah. Aku yakin dia akan baik-baik saja. Setidaknya dia punya bakat alami. Mungkin suatu hari nanti dia akan menulis buku tentang pengalaman pacarannya, judulnya." "Petualangan Cinta Seorang Playboy Cilik". Valeria memukul pelan lengan Alan. "Jangan mengada-ada! Ini serius!" Alan tertawa. "Baiklah, baiklah. Aku berjanji akan membicarakan ini dengan Reinhard. Tapi jangan berharap aku akan melarangnya pacaran. Aku sendiri kan juga pernah mengalami masa-masa itu. Tapi aku akan memastikan dia tahu batasannya. Aku tidak ingin dia terluka."

  • MENGGODA MANTAN ISTRI   Bab 147

    Sore hari menjelang, mentari mulai terbenam, menorehkan warna jingga dan ungu di langit. Alan dan Valeria masih berbaring di ranjang, saling berpelukan. Suasana kamar masih dipenuhi aroma intim dan sisa-sisa gairah. Valeria tersenyum. "Aku merasa sangat senang. Seperti kembali ke masa pacaran kita dulu." "Aku juga. Rasanya seperti waktu berhenti, hanya ada kita berdua." "Anak-anak akan kembali dalam seminggu. Kita harus memanfaatkan waktu ini sebaik mungkin." "Tentu. Bagaimana kalau kita memasak makan malam bersama? Sesuatu yang romantis, hanya untuk kita berdua." "Ide bagus! Bagaimana kalau kita membuat pasta? Dengan saus truffle dan anggur merah?" Alan tersenyum. "Kau selalu tahu

  • MENGGODA MANTAN ISTRI   Bab 146

    Jan 23.00 malam baru pulang dari kantor. Ia masuk ke kamar , melihat Valeria, matanya melebar. Ia berjalan mendekat dengan langkah pasti. Kamar gelap hanya diterangi cahaya remang dari lampu tidur di meja samping ranjang. Alan berbisik, sedikit serak. "Wow..." menatap Valeria yang tertidur pulas dengan lingerie sutra berwarna merah marun. "Pekerjaan yang melelahkan di kantor, langsung sirna begitu melihatmu..." Alan mendekati Valeria dan menyentuh pipinya dengan lembut, jari-jarinya merasakan kelembutan kulit Valeria. "Lingerie itu... sangat menggoda." Ia menarik napas dalam-dalam, aroma parfum Valeria memenuhi indranya. "Kau selalu tahu bagaimana membuatku tenang dan... tergoda sekaligus." Ia menunduk, mencium lembut leher Valeria. "Kau luar biasa, Valeria." Alan kemudian berbaring di samping Valeria, memeluknya dengan erat. Ia merasakan detak jantung Valeria yang t

  • MENGGODA MANTAN ISTRI   Bab 145

    "Kau menginap di sini atau pulang, Boy?" "Aku langsung pulang saja, Kak. Kan ada jet pribadi Kakak." Boy tersenyum. Alan tersenyum. "Ya sudah. Aku ke ruang kerja dulu." Alan menyerahkan Anya ke Valeria. "Anya, sayang, ikut Mommy ya." Valeria menerima Anya. "Tentu, Sayang." "Reinhard dan Elsa ke mana, Kak?" "Mereka tadi, setelah berenang, katanya mau bermain di taman bersama teman-temannya. Sepertinya mereka sudah pulang juga. melihat ke arah pintu. "Ah, lihat! Mereka sudah pulang." Reinhard dan Elsa masuk, membawa beberapa mainan kecil. "Mom! Papa!" teriak Reinhard. "Paman Boy!" seru Els

  • MENGGODA MANTAN ISTRI   Bab 144

    Valeria segera mempersiapkan diri untuk menyusui Anya. Alan meletakkan Anya di pangkuan Valeria, dan Anya langsung menempelkan mulutnya ke dada Valeria, menghisap dengan lahapnya. Valeria menatap Anya yang sedang menyusu. "Nah, sudah tenang sekarang, ya, Sayang. Minum yang banyak biar kuat." Alan duduk di samping Valeria. "Dia memang cepat sekali laparnya." "Iya juga ya. Besok aku harus lebih sering memberinya ASI. Jangan sampai dia kelaparan lagi." Valeria menatap Anya dengan penuh kasih sayang. "Mommy sayang Anya." Alan memeluk Valeria dari belakang. "Aku juga sayang kalian semua. Keluarga kecilku yang sempurna." Anya selesai menyusu dan tertidur pulas di pangkuan Valeria. Suasana menjadi tenang dan damai. Valeria berbisik kepada Alan. "Dia sudah tidur. Tidurnya sangat nyenyak." "Kita juga perlu istirahat sebentar, Sayang. Hari ini cukup melelahkan." Valeria dan

  • MENGGODA MANTAN ISTRI   Bab 143

    Alan dan Valeria tetap berpelukan, tenang dan damai. Keheningan di antara mereka dipenuhi dengan cinta yang dalam dan pengertian yang mendalam. Alan berbisik pelan. "Ingatkah kau... saat kita pertama kali bertemu?" Valeria tersenyum lembut muncul di wajahnya. "Tentu saja. Di kafe kecil itu, dengan hujan yang turun deras di luar." Kenangan itu muncul kembali di benak mereka, membawa mereka kembali ke masa-masa awal hubungan mereka. Mereka mengingat perasaan gugup, debaran jantung, dan percikan cinta pertama yang mekar di antara mereka. "Saat itu... aku tahu. Aku tahu kau adalah orang yang tepat untukku." "Aku juga, Sayang. Aku merasakannya sejak pandangan pertama." Mereka saling bertukar tatapan, tatapan yang penuh cinta, kepercayaan, dan pen

Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status