Rinai yang terburu-buru berangkat bersama Pak Mahmud---sopir Mami dan Papi sudah tiba di supermarket. Bi Siti hanya mengantarnya sampai teras dan memberinya catatan belanja yang tertinggal, awalnya masih mau mengantar akan tetapi dia mendapatkan telepon dari Wira untuk mengerjakan tugas lain. Karenanya, mulai hari itu, Rinai sudah dilepas sendirian. Toh, masih ditemani oleh Pak Mahmud juga jadi tak mungkin hilang. Di rumah Wira memang ada dua sopir pribadi. Pak Imam---khusus untuk mengemudikan mobil Wira. Sementara itu, Pak Mahmud adalah sopir kepercayaan Mami dan Papi sejak lama. Dia yang biasa mengantar para ART belanja.
Rinai sudah tiba di supermarket dan langsung mencari barang-barang yang dimaksud. Dia dibekali sebuah kartu debit oleh Bi Siti dan sudah diberi nomor pin. Kartu debit itu memang khusus digunakan untuk belanja bulanan. Mami mengisinya secara berkala dari rekening miliknya.
“Ingat! Jangan coba lagi melarikan diri dariku! Aku ini dekat, bukan jauh seperti apa yang ada dalam pikiranmu,” ucap Wira sambil tersenyum. Rinai hanya mengangguk. Sekilas sudut matanya menatap Wira, lalu menoleh dan berjalan tergesa. Pikirannya kalut karena kartu debit yang diberikan Bi Siti kini terblokir akibat ulahnya.Rinai berjalan tergesa menuju ke luar supermarket. Dia masih tak habis pikir dengan perjalanan nasib yang begitu cepat membawa Wira kembali padanya.Pikiran yang sedang kosong membuatnya tidak fokus, hingga sebuah tubrukkan kembali terjadi. Seorang lelaki berjalan tergesa masuk ke supermarket itu juga. Salah satu plastik belanjaan Rinai terlepas, isinya berhamburan. Beberapa menggelinding ke arah lintasan mobil dan terinjak mobil yang sedang melaju.“Upsss … Maaf!”
Tasya cukup terkejut mendengar ucapan Lala. Dia tak menjawab melainkan berjalan cepat menuju ke depan gedung di mana acara dilaksanakan.“Mas Rendi!”Tasya memekik sambil berjalan cepat. Highheel lima belas senti membuat dirinya tak bisa berlari, padahal hatinya sudah ingin segera tiba di mana Rendi sedang berhadapan dengan dua orang polisi.“Maaf, Sya!”Hanya itu ucapan dari mulut Rendi. Pak Harsuadi, Ibu Kamelia, Tisya dan Hengki turut menghampiri Tasya yang mematung mendengar kata maaf dari calon tunangannya itu.“Mas, kamu mau ke mana? Kenapa ada polisi segala, Mas?”Tasya gemetar, menatap Rendi yang tangannya sudah terborgol. Lelaki itu hanya m
"Rahasia apa?”Suara seraknya terdengar menggemaskan.“Tapi aku mau nagih janji kamu dulu! Kamu akan menjadi perempuan tangguhku! Kita akan menghadapi apapun yang ada di depan nanti bersama-sama!”Rinai terdiam sesaat. Wira pun menunggu. Tak berapa lama helaan napas terdengar.“Bang, aku gak yakin … asal kamu tahu, karena ketidak yakinan itulah akhirnya aku memilih pergi. Eh, malah ketemu lagi …,” ucapnya terdengar sedih. Aku menghela napas panjang.“Apakah ada lelaki lain di hatimu?” tanya Wira dengan hati ketar-ketir.“Bukan itu. Hanya saja aku merasa tak pantas untukmu … usai semua urusan kita te
Rinai hanya menyipitkan mata dan tak ingin lebih banyak terlibat dengan calon menantu Nyonya yang ternyata gayanya bak artis ibu kota. Dia langsung keluar di antar supir.Sementara itu, Angel sudah tiba di depan kamar Wira. Dia mendorong begitu saja pintu kamar itu tanpa diketuk. Ketika tiba di dalam, rupanya Wira baru saja selesai mandi dan masih memakai handuk yang dililitkan pada pinggang. Angel sontak menelan Saliva melihat dada bidang yang sandarabel itu. Dia mendekat, akan tetapi Wira menatap murka.“Siapa yang mengijinkanmu masuk? Pergi dari kamarku, sekarang!”Wira menatap kesal pada Angel yang masuk ke dalam kamar secara tiba-tiba. Gadis itu malah tersipu dan menutup daun pintu. Dia seolah terhipnotis dengan pemandangan mengagumkan yang ada di depannya. Wira menggeleng kepala, dia berjalan mendekat d
“Ririn! Es kelapanya tambah dua lagi, ya!” teriak Mami pada gadis yang tengah mengantri di penjual es kelapa yang tak jauh dari sana. Sontak Satrio menoleh ke arah mata Mami memandang, karena nama itu begitu familiar di telinganya. Kedua netranya berbinar. Satrio menepuk bahu Wira sambil berucap.“Tan, kalau jodoh gak kemana memang! Rupanya cewek yang gue taksir itu asisten Mami lu!”Kedua netra Wira mengikuti arah tatapan Satrio. Bersamaan dengan itu Rinai tengah menoleh ke arahnya karena teriakan Mami tadi. Keduanya bersitatap sejenak, lalu Rinai kembali membuang muka. Wajah Wira sedikit menegang, bagaimanapun dia masih menyembunyikan siapa dirinya yang sesungguhnya dari Rinai. Seketika otaknya berputar mencari cara, bagaimana menjelaskan padanya tanpa membuat Mami curiga.“Hey, Tan! Lu kenapa b
“M—maksudku, bagus ‘gak, Mas?”Rinai mengulangi kalimatnya seraya mengalihkan pandangannya pada Satrio. Tatapan dari Satrio dan Angel lah yang akhirnya membuat Rinai sadar di mana mereka berada kini.Satrio tersenyum, mengangguk dan mengacungkan dua jempolnya. Meskipun hatinya sempat bingung dengan kekajadian yang janggal tadi.Satrio dan Wira pun bergantian berganti kemeja kerja mereka dengan kemeja lengan pendek dengan motif senada dengan yang Rinai gunakan. Satrio menatap tak terima ketika Wira berjalan mendauhuluinya ke mobil. Kenapa lelaki itu menyamai motif pakaian wanita yang disukainya. Namun tak lagi banyak berdebat, gak enak.Kedua orang dewasa itu kini tampak tak lebih daripada dua anak kecil yang berebut mainan. Dia saling menilik dalam
“Berjanjilah untuk menikah denganku! Aku akan mengenalkanmu pada Mami sekarang! Berjanjilah kau bersedia membangun rumah tangga bersamaku!” ucap Wira berbisik di telinga Rinai.Belum Rinai menjawab. Daun pintu terbuka lebar. Mami yang baru saja hendak memanggil Wira membeliak kaget menatap adegan yang ada di depannya.“Wira!”“Ririn!”Kedua netra Rinai sontak membulat. Dia hendak melepaskan tangan Wira yang melingkar, akan tetapi lelaki itu malah mengeratkan pelukannya meski tak sampai membuatnya sakit. Wira mengangkat wajah lalu tersenyum pada Mami.“Syukurlah kalau Mami tahu lebih cepat!” ucap Wira santai. Meskipun enggan, akhirnya dia melepas pelukannya karena Rinai tak berhenti m
[Pewaris utama Dharma Grup tampak sudah menjatuhkan pilihan masa depannya. Tuan Sultan Prawira dipergoki tengah bergandengan mesra dengan seorang wanita di sebuah mall. Keduanya tampak serasi.][Tuan Sultan sudah mengkonfirmasi, jika wanita yang beruntung itu bernama Rinai Senja. Dia meminta doa dari semuanya agar hubungan mereka bisa sampai jenjang pernikahan.]Bukan hanya Tasya yang kini tengah terkejut akan berita yang bermunculan di sosial media itu. Seseorang yang tadi diminta Wira menghubungi wartawan bahkan tidak kalah kagetnya, dialah Satrio.Satrio menatap penuh pertanyaan pada berita yang berseliweran dan dari sumber yang terpecaya itu. Situs detaknewscom yang memberitakan, wartawan yang tadi dia hubungilah berarti yang menyebarkan kabar terbaru itu.&nbs