Share

Bab 110

Penulis: Sidney Fellice
last update Terakhir Diperbarui: 2025-05-25 22:59:46

Telepon di atas meja bergetar pelan. Tangan Dastan terulur untuk membukanya.

"Aku akan pastikan gaun-gaun itu sampai sore ini. Kau tidak boleh mengecewakanku di acara nanti."

Dastan meletakkan ponsel Lyra ke meja dengan wajah kaku. Matanya masih terpaku pada layar yang sebelumnya menampilkan pesan dari Talia.

Isinya singkat, tapi menyentuh harga dirinya seperti pisau tajam. Seolah semua yang dia berikan pada Lyra selama ini tak cukup berharga di mata keluarga Sasmita. Padahal, kalau dia mau, dia bisa membeli seluruh butik ternama, bahkan menyewa desainer pribadi untuk Lyra. Tapi nyatanya, satu pesan dari Talia cukup untuk membuat pemberiannya tampak tak layak pakai.

Dastan mengepalkan tangan. Rahangnya mengeras.

Jelas bukan soal gaun. Bukan soal penghinaan yang diam-diam disisipkan di balik perhatian seorang ibu. Tapi soal jarak yang dibentangkan oleh Lyra, hingga saat ini Dastan seolah hanya berjuang sendiri.

Tanpa banyak pikir, Dastan menghubungi Alba. Suaranya rendah tapi tegas,
Lanjutkan membaca buku ini secara gratis
Pindai kode untuk mengunduh Aplikasi
Bab Terkunci
Komen (2)
goodnovel comment avatar
Mei Sri
Talia kyk germo. Si Lyra tkn amat sm emak tirinya yg segitunya ngatur hdpnya.
goodnovel comment avatar
Janni Qq
capekkk alurnya lelet lbh parah dr keong......
LIHAT SEMUA KOMENTAR

Bab terbaru

  • Menikahi Paman Mantan Tunanganku   Bab 201

    Letusan itu memecah udara pesta seperti petir menyambar dari langit cerah.Semua orang membeku. Musik yang tadi mengalun lembut terhenti mendadak. Suara tawa dan obrolan hangat lenyap berganti dengan jeritan dan kepanikan. Kursi yang terjungkal, gelas serta piring pecah, tak ada yang peduli.Ajudan yang terkena tembakan pertama terguling di tanah, menggeliat dengan darah mengalir deras dari pahanya. Napasnya memburu, matanya terbelalak tak percaya. Tapi sebelum siapa pun bisa bereaksi lebih jauh, sebuah sosok tua muncul dari balik tirai panjang tempat katering berada. Tangannya menggenggam pistol kecil yang berkilat."Nyonya Alida?" seru Lyra terkejut.Wanita tua itu memang masih buron, tapi siapa sangka dia masih bersembunyi di negara ini?Tak ada satu pun dari ajudan yang mencurigai wanita tua itu. Dia menyamar sebagai pelayan katering. Penyamaran sempurna, rambut disanggul sederhana, seragam putih berlumuran saus, juga gerak-geriknya dibuat lambat seperti layaknya pelayan lansia. T

  • Menikahi Paman Mantan Tunanganku   Bab 200

    Dastan menatap wajah Lyra yang tertidur lelap di ranjang. Napasnya tenang, semalaman dia benar-benar mengistirahatkan diri. Dastan pun tak ingin mengganggunya. "Sulit dipercaya kau senekat itu," gumamnya bergeleng pelan.Wanita yang dicintainya ini sempat menghilang begitu saja, lalu muncul kembali secara misterius, seolah semua yang terjadi hanyalah mimpi buruk yang tak pernah benar-benar menyentuh mereka.Andai tak ada luka memar di sudut bibirnya, goresan-goresan halus di kulitnya, serta keputusan penyelidikan yang tiba-tiba berubah arah, Dastan mungkin tak akan pernah tahu apa yang sebenarnya terjadi. Ia nyaris gila mencari, bahkan tak bisa tidur, sementara Lyra diam-diam berjuang sendiri dalam bahaya.Saking paniknya, Dastan sempat menyeret Lyra untuk cek medis dadakan, sesaat setelah ‘interogasi ringan’ yang berakhir dengan tangisan dan pelukan panjang. Dia tak peduli betapa lelah mereka saat itu. Yang penting, ia harus memastikan kondisi istrinya dan calon bayinya baik-baik sa

  • Menikahi Paman Mantan Tunanganku   Bab 199

    Dengan langkah berat dan mata menyipit, Gaspard berjalan menembus kerumunan yang membelah diam-diam.Tatapan matanya tajam menusuk saat berdiri tepat di depan Lyra, tinggi dan kokoh seperti gunung batu yang penuh bahaya. Dia menatap liontin yang tergantung di dada Lyra, lalu mengangkat dagunya.“Dari mana kau dapatkan benda itu?”Lyra menelan ludah. Tenggorokannya terasa kering, tapi dia berusaha menegakkan bahu.“Dari ayahku,” jawabnya mantap. “Leonard Austin.”Suara gemuruh rendah terdengar dari sekitar, sebagian mengejek, sebagian kaget. Nama itu—Austin—adalah nama yang tidak sembarang disebut dalam tempat ini.Wajah pria itu mengeras. “Kau bohong. Leonard sudah mati.”Lyra menggeleng cepat. “Dia tidak mati. Ayahku hanya... bersembunyi demi keselamatanku. Tapi sekarang... dia mengizinkanku datang ke sini. Karena ada yang harus aku lakukan.”Gaspard menyipitkan mata, seolah mencoba menakar kejujuran serta keberanian Lyra.“Kau pikir hanya karena kau membawa liontin tua itu, aku akan

  • Menikahi Paman Mantan Tunanganku   Bab 198

    Lyra panik. Tubuhnya menggigil hebat. Ia tak bisa menghindar lagi ketika cahaya lampu kendaraan yang menyilaukan itu membuat matanya terpejam rapat. Ckiiittt!Suara decitan ban menggores udara malam.Mobil itu berhenti tepat sejengkal di hadapannya. Tubuh Lyra jatuh terduduk. Jantungnya berdentum keras seolah hendak pecah. Malam yang sudah cukup mencekam kini berubah menjadi mimpi buruk lain.Pintu mobil terbanting terbuka. Seorang pria dengan kaus putih kusut dan rambut acak-acakan turun sambil mengumpat panjang. Wajahnya memerah, sorot matanya kosong.“Kau gila?!” hardiknya. “Mau mati, jangan libatkan orang lain! Tengah malam begini kenapa kau berdiri di tengah jalan seperti hantu? Kau pikir ini film horor?!”Ia melemparkan botol minuman keras yang masih setengah isi ke jalan, pecahannya nyaris mengenai kaki Lyra. Gadis itu berjengit, kedua tangannya terangkat melindungi wajah.Ketika pria itu kembali menatapnya dengan sorot mata memicing, Lyra baru menyadari sesuatu, pria itu mabu

  • Menikahi Paman Mantan Tunanganku   Bab 197

    "Tuan, koordinat Nyonya berubah, sepertinya ponsel Nyonya baru saja diaktifkan."Tubuh Dastan langsung menegak, napasnya tercekat sesaat. Ia meraih tablet yang disodorkan oleh ajudannya, dan matanya langsung menatap titik merah yang muncul di peta digital. Hatinya berdegup keras. Akhirnya ada jejak."Suruh orang kita bergegas ke sana!" titahnya tak sabar. "Charlie, bagaimana dengan helikopternya?""Sudah disiapkan, Tuan. Langsung berangkat saat kita tiba," jawab Charlie cepat, seraya memeriksa ulang rutenya.Dastan mengembuskan napas keras. Tangannya mencengkeram lutut. Dia sudah terlalu sering menghadapi situasi genting. Penyelundupan, sabotase bisnis, bahkan ancaman pembunuhan. Tapi tak pernah, tak satu kali pun, dia merasa segelisah dan setegang ini. Ini tentang Lyra. Istrinya. Perempuannya yang mendadak menempati posisi paling penting dalam daftar prioritasnya. Juga, calon ibu dari anaknya. Dengan mata terpejam, Dastan mencoba merancang semua kemungkinan, menyiapkan solusi paling

  • Menikahi Paman Mantan Tunanganku   Bab 196

    “Gary, kumohon jangan!” suara Lyra parau, nyaris putus asa. "Bayiku tidak tahu apa-apa. Tolong… jangan lakukan ini…”Namun wajah Gary sama sekali tak menunjukkan iba. Tatapan matanya kosong, dingin, dan jauh dari kata manusiawi. Di tangannya, botol kecil berisi cairan bening bergetar pelan, jarum suntik panjang sudah dia tancapkan ke dalamnya.“Kau masih bisa bicara? Hebat juga semangat hidupmu,” gumamnya. “Tapi sayangnya, itu tidak penting bagiku. Kau tak bisa diajak bekerja sama, sudah jadi penghalang. Bahkan sejak awal, kehadiranmu cuma jadi masalah.”Lyra memberontak. Dia menggeliat sekuat tenaga, berusaha melepaskan diri dari ikatan yang membelit tangan dan kakinya. Talinya memang tidak terlalu tebal, tapi kasar dan ketat. Kulit pergelangan tangannya sudah lecet dan berdarah. Perihnya luar biasa. Tapi rasa takut mengalahkan rasa sakit. Dia tak peduli. Yang dia pikirkan hanya satu, menyelamatkan diri. Menyelamatkan bayi dalam kandungannya.“Gary, kalau kau masih punya sedikit saja

Bab Lainnya
Jelajahi dan baca novel bagus secara gratis
Akses gratis ke berbagai novel bagus di aplikasi GoodNovel. Unduh buku yang kamu suka dan baca di mana saja & kapan saja.
Baca buku gratis di Aplikasi
Pindai kode untuk membaca di Aplikasi
DMCA.com Protection Status