Share

Bab 128

last update Last Updated: 2025-06-03 22:05:09

"Apa yang mau kau lakukan? Mempermalukan kita semua?" desis Talia panik.

“Maaf, Ma,” bisik Lyra nyaris tanpa suara. “Tapi aku harus bicara.”

Talia membeku, hanya bisa menyaksikan Lyra melangkah ke depan. Kecil, tapi penuh ketegasan.

“Nyonya Adiwangsa... atau haruskah kupanggil kau kakak ipar?" mulai Lyra mengejutkan semua orang. Tak pernah ada yang seberani itu pada menantu keluarga Adiwangsa yang satu ini.

Mata Leona tampak berkilat kesal.

"Yang kau katakan sangat benar,” katanya lantang, membuat semua perbincangan terhenti. “Aku adalah istri dari Dastan Adiwangsa. Dan aku tak malu mengakui bahwa proyek itu diberikan kepada perusahaan keluargaku karena koneksi.”

Leona menaikkan alis, hendak menyambar, tapi Lyra melanjutkan tanpa memberi ruang.

“Itu keuntungan dari koneksi? Tentu. Aku tidak munafik. Aku tak perlu berbohong. Tahukah kau, koneksi dan kualitas itu sama penting?"

Hening, semua orang menunggu kalimat selanjutnya.

"Aku memiliki keduanya," lanjut Lyra mantap. Suaranya tak b
Continue to read this book for free
Scan code to download App
Locked Chapter
Comments (1)
goodnovel comment avatar
keza radit
Livia kah???
VIEW ALL COMMENTS

Latest chapter

  • Menikahi Paman Mantan Tunanganku   Bab 132

    Di atas brankar itu, ada Livia.Mantan sahabat mereka terbaring kaku dengan leher, tangan, dan kakinya sudah dibebat. Seluruh tubuhnya tampak seperti boneka porselen yang pecah dan sedang direkatkan paksa.Nancy spontan menutup mulut, menahan napas karena terkejut. “Ya Tuhan...” desisnya. Dia sungguh tak menyangka keadaan Livia akan separah itu.Lyra hanya bisa memandang terpaku. Dunia di sekelilingnya seolah membeku. Ia ingin merasa lega. Ia ingin percaya bahwa semua ini hanyalah kecelakaan. Tapi melihat tubuh Livia seperti itu—meski musuh bebuyutannya—rasa ngeri itu tetap menyusup masuk, menancap di dada.Beberapa menit kemudian, pintu mobil terbuka kembali. Dastan berdiri di sana menatap mereka. “Semuanya sudah beres,” katanya tenang. “Petugas akan memeriksa rekaman CCTV. Beberapa saksi juga sudah dimintai keterangan.”Nancy langsung berseru lega. “Syukurlah! Oke. Kalau begitu, aku pamit dulu. Ly, kau istirahat yang baik. Jangan berpikir yang macam-macam. Kita bicara lagi besok!”

  • Menikahi Paman Mantan Tunanganku   Bab 131

    Livia sangat terkejut ketika merasakan tangannya tertarik oleh tangan Lyra. Sesaat mereka tertahan beberapa detik sebelum akhirnya jatuh bersama. Terjerembab di tengah anak tangga hingga terguling ke bawah.Teriakan panik orang-orang membahana."PANGGIL AMBULANS!""ADA YANG TERJATUH!"Orang-orang mulai berlari. Kilatan kamera menyala. Suara gaduh memenuhi ruangan.Nancy berusaha menuruni tangga, mendekat dengan panik. Ajudan yang tadinya sudah menuju pintu keluar, berlari masuk kembali. Segalanya terjadi begitu cepat.Namun yang tak disangka terjadi. Alih-alih menghantam keras lantai marmer ballroom, tubuh Lyra justru mendarat ke dalam sesuatu yang kuat… hangat… dan familier.Lengan kekar itu menyambutnya. Menahan seluruh bobot tubuhnya sebelum sempat terluka.Ketika mata Lyra terbuka perlahan..."Kau…?" bisiknya tertahan. Terkejut bercampur senang.Dastan menatapnya dengan raut ketakutan yang jelas, napas pria itu masih memburu karena berlari. Tapi matanya menunjukkan kelegaan yang

  • Menikahi Paman Mantan Tunanganku   Bab 130

    "Dua juta!" Suara Lyra membuat beberapa sosialita mengangguk puas.Talia tampak was-was menatap Lyra dari jauh. Keberanian yang terkekang dalam diri Lyra mulai lepas perlahan. Dia bisa jadi hilang kendali. Itu mengingatkan Talia pada seseorang. "Dua juta dolar dari Nyonya Lyra Adiwangsa."Livia tertawa kecil mengangkat paddlenya. "Tiga juta!"Nancy menatap Lyra dengan cemas. Dia bisa melihat gigi sahabatnya itu bergemeretak menahan emosi. Namun tetap melanjutkan penawaran. "Empat juta!"Livia tersenyum sinis. Meskipun dia kalah. Dia takkan membuat ini mudah. "Enam juta!" katanya ringan, seolah jumlah itu hanya sebatas gincu di tasnya.Bisik-bisik mulai terdengar riuh. Nancy kembali memegang tangan Lyra. Mengingatkan bahwa dia telah melewati budgetnya."Jangan ladeni dia, Ly... sepertinya Livia sengaja ingin mepermainkanmu!" bisik Nancy. Lyra tak gentar. "Kita lihat saja sejauh apa dia ingin bermain," jawabnya disambut tawa jahat Livia. "Sepuluh juta!" Orang-orang mulai memasang ek

  • Menikahi Paman Mantan Tunanganku   Bab 129

    Nancy menyandarkan tubuhnya ke kursi, memutar gelas wine di tangan dengan senyum cerah."Akhirnya kita masuk ke sesi lelang! Ini bagian paling seru. Kau akan ikut menawar kan, Ly?"Lyra menatap ke arah panggung, di mana para staf sedang mengatur layar dan barang-barang mewah yang akan dilelang. Gaun warna lembutnya terlihat menonjol di tengah dominasi warna gelap dan terang tamu lain."Aku tidak tahu. Ini lelang pertama yang pernah aku datangi," jawabnya sambil melirik ke kursi sudut depan. Tempat ibunya dengan deretan sosialita kelas atas lain duduk berjejer. Sementara dia dan Nancy memilih duduk di deretan tengah. Nancy mendesah, pura-pura kecewa."Jangan bilang kau cuma mau jadi penonton. Lihat itu." Dia menunjuk kotak-kotak elegan yang dipajang. "Setiap item di sana lebih langka dari isi lemari ibuku."Lyra tersenyum kecil, mencoba mengalihkan pandangan. Tapi matanya sudah tertarik pada sebuah kotak kecil berlapis beludru hitam yang dipajang agak ke belakang.Nancy mengikut arah

  • Menikahi Paman Mantan Tunanganku   Bab 128

    "Apa yang mau kau lakukan? Mempermalukan kita semua?" desis Talia panik.“Maaf, Ma,” bisik Lyra nyaris tanpa suara. “Tapi aku harus bicara.”Talia membeku, hanya bisa menyaksikan Lyra melangkah ke depan. Kecil, tapi penuh ketegasan.“Nyonya Adiwangsa... atau haruskah kupanggil kau kakak ipar?" mulai Lyra mengejutkan semua orang. Tak pernah ada yang seberani itu pada menantu keluarga Adiwangsa yang satu ini.Mata Leona tampak berkilat kesal."Yang kau katakan sangat benar,” katanya lantang, membuat semua perbincangan terhenti. “Aku adalah istri dari Dastan Adiwangsa. Dan aku tak malu mengakui bahwa proyek itu diberikan kepada perusahaan keluargaku karena koneksi.”Leona menaikkan alis, hendak menyambar, tapi Lyra melanjutkan tanpa memberi ruang.“Itu keuntungan dari koneksi? Tentu. Aku tidak munafik. Aku tak perlu berbohong. Tahukah kau, koneksi dan kualitas itu sama penting?"Hening, semua orang menunggu kalimat selanjutnya. "Aku memiliki keduanya," lanjut Lyra mantap. Suaranya tak b

  • Menikahi Paman Mantan Tunanganku   Bab 127

    Talia menggeram pelan.Apa-apaan ini? Mengapa Lyra muncul dengan gaun berbeda? Apa yang sedang dia pikirkan?Salah satu sosialita di samping Talia menyipitkan mata sambil membungkuk sedikit ke arah sahabatnya. "Eh… gaun itu… sepertinya aku pernah lihat. Tapi di mana ya?" bisiknya penasaran, mencoba keras mengingat.Talia tak menjawab. Matanya menajam, tubuhnya segera melangkah cepat mendekati Lyra yang baru saja menapakkan kaki di tengah ballroom. Dalam satu gerakan anggun tapi penuh kuasa, Talia mensejajarkan dirinya di sisi Lyra, secara halus namun tegas menggeser posisi Nancy ke belakang."Gaun pemberianku… ke mana, Lyra?" bisiknya tajam, ekspresinya tenang namun jelas menahan amarah. Matanya mengamati Lyra dari ujung kepala hingga kaki, dan mau tak mau, ia harus mengakui, Lyra memang terlihat luar biasa malam ini. Tapi bagi Talia, terlihat bagus bukan tujuan utamanya."Gaun ini… dari mana? Jangan bilang—""Hadiah dari temanku. Dia seorang desainer," jawab Lyra pelan tapi mantap.W

More Chapters
Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status