Share

Endah Sakit

"Kamu kenapa, Ndah? Mukanya pucat? Sakit?" tanya Mas Wiji. Saat ini kami baru saja selesai melaksanakan salat Isya dan seperti biasa ia menjadi imamku dengan suaranya yang menyejukkan hati.

Aku tersenyum dan menggeleng. Ini hanya kecapekan karena beberapa hari ini kami harus datang ke pengadilan agama untuk isbat nikah guna mendapatkan buku nikah yang ternyata cukup rumit dan tidak selesai dalam sehari. Untuk urusan persiapan resepsi, kami sudah tidak perlu ambil pusing karena sudah ada yang mengurusnya dan kami tinggal terima jadi.

"Kening kamu panas sekali." Raut wajah lelaki pemilik mata teduh itu mendadak panik setelah menyentuh keningku dengan telapak tangan. Kutahan tangannya yang hendak membuka mukena yang kupakai, "Aku bisa sendiri, Mas."

Kubuka mukena dan melipatnya, "Aku nggak apa-apa, Mas."

"Nggak apa-apa gimana, sih? Sudah jelas kalau pucat gitu, kok. Ya udah, kamu istirahat saja. Ayo." Tanpa menunggu persetujuanku, ia mengangkat tubuhku dan membaringkannya di tempat
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status