Share

Do'a Sintya terkabul

"Mas kamu punya utang padaku," ucapku saat kami baru saja selesai makan malam bersama.

"Utang apa?"

"Utang penjelasan dari mana saja tadi? Apalagi ditelepon juga susah. Memangnya ke mana dan sedang apa sehingga harus ponselnya dimatikan segala? Kamu nggak ada niat untuk mengkhianati aku, kan, Mas?" tanyaku lirih.

Mas Wiji tersenyum, "Enggak usah curiga, aku nggak mungkin akan mengkhianatimu. Tadi aku ke rumah Sintya dan mengenai ponselku yang mati, tadi kehabisan baterai, belum sempat untuk charge."

"Apa? Ke rumah Sintya?" Aku tersedak mendengar ucapannya kali ini.

Entah apa lagi yang sudah direncanakan dan dilakukan Sintya sehingga dia berhasil membuat suamiku datang ke rumahnya apalagi sampai harus mematikan ponselnya.

Bukan hanya aku yang kaget, mama juga." Buat apa lagi kamu ke rumah penipu itu, Ji. Mama sudah peringatkan berulang kali agar tidak berhubungan lagi dengan wanita itu kalau tidak mau terjerat rayuannya. Kamu harus fokus dengan kesehatan Endah yang sedang hamil,"

Locked Chapter
Continue to read this book on the APP
Comments (3)
goodnovel comment avatar
August
author, tlg ya watak wiji mu ini ngak harus begini kalau dihatinya ngak ada perasaan sma sintya, tapi plot ceritanya wiji ini punya hati seorang suami atau dayus? seharusnya IA tegas bukan dibiarkn perempuan memeluk badanya..ternyata wiji mu ini munafik ya.
goodnovel comment avatar
Isabella
Wiji gak tegas gak suka PD laki laki plonga plongo gak tegas
goodnovel comment avatar
carsun18106
coba sekali2 biarkan wiji yg jawab permintaan sintya, pingin tau wiji mau ngomong apa, klo cuma endah yg bicara, kesannya endah yg mengatur2, sedangkan wiji cuma nurut dan ngga punya pendirian
VIEW ALL COMMENTS

Related chapters

Latest chapter

DMCA.com Protection Status