MasukNapas naik turun yang tidak karuan terus terjadi selama beberapa saat ketika keduanya saling berpelukan hangat. Hawa sekitar berpendingin ruangan, seharusnya sejuk dan menghilangkan segala macam bentuk keringat membandel. Namun, kegiatan tercela kedua sejoli tersebut seolah melawan hukum alam yang ada di dalam ruangan tersebut.
Meski begitu, udara ruangan yang dingin sudah cukup melenyapkan tetesan keringat yang dihasilkan oleh keduanya. Pria bejat yang seharusnya kelelahan ternyata masih saja memiliki sisa-sisa nafsu dalam jiwanya. Bibirnya dengan ganas mengecup pipi hingga bibir merah meronanya Sariska Lianor.
Di sisi lain, Sariska Lianor benar-benar kelelahan ekstrim. Wanita cantik tersebut hanya bisa pasrah mengikuti alur keinginan pelanggan setianya tersebut. Keduanya tetap dalam posisi duduk di atas sofa dengan pelukan dan kecupan hangat terus berlanjut tanpa jeda sesaat pun.
“Muah…! Su–sudah, Pak! Istirahat dulu! Sariska benar-benar kelelahan melayani Bapak! Biar Sariska bawakan minuman dahulu untuk Bapak, sekalian mengisi kembali tenaga yang habis dikeluarkan sebelumnya!” ujar Sariska Lianor dengan lembut sambil berusaha melepaskan diri dari rangkulan pria bejat tersebut.
Pria bejat itu tersenyum puas dan membalas, “Haha, benar-benar pelayanan kelas atas, selalu memuaskan para pelanggan! Bagus sekali, Sariska! Ambilkan saya minuman air mineral dingin ditambah minuman apa pun yang manis di lidah, persis semanis hubungan panas kita sebelumnya!”
Sariska Lianor tersenyum cantik, “Bapak bisa saja kalau bercanda, Sariska benar-benar malu mendengarnya.”
“Buat apa malu segala? Nasi sudah jadi bubur, fakta itulah yang aku rasakan sebelumnya. Bukankah kamu juga menikmati sensasi panas sebelumnya? Atau mungkinkah, hentakanku masih belum cukup memuaskan ragamu?” Pria bejat itu berkata-kata sambil tersenyum tipis di mana telapak tangannya masih berkeliaran mengelus-elus seluruh kulit putih mulus dan bening miliknya Sariska.
Sariska Lianor tersenyum, tapi hatinya berkata lain. “Pria bejat seperti inilah yang sebenarnya menjadi fakta di dunia nyata. Semua pria pada kenyataannya hanyalah monster ganas yang penuh hasrat dan nafsu membara. Demi harta, tahta, dan wanita, semua pria di dunia ini rela melakukan apa pun untuk mendapatkannya! Pria bukanlah manusia, mereka hanyalah binatang buas rendahan yang mengacaukan segalanya!”
Rasa jijiknya semakin dalam mendengar perkataan pria bejat tersebut. Lagi pula, Sariska Lianor tahu betul kalau pria yang menjadi pelanggan setianya ini sudah punya istri dan keluarga sendiri yang menunggu kepulangannya.
Namun, hingga larut malam pukul delapan seperti inilah, sosok pria bejat ini malah memposisikan dirinya bersenggama dengan wanita lain. Meski begitu, Sariska Lianor tidak berkomentar lebih jauh. Walaupun pengalaman hidupnya hancur karena perselingkuhan sang ayah, Sariska Lianor tetap bekerja sebagaimana mestinya seorang wanita penghibur.
Melayani setiap pelanggan yang menyewa raganya dengan lemah lembut, senyuman hangat, dan segenap kemampuan terbaiknya. Tak peduli siapa pelanggannya, asal usulnya, sudah punya istri atau tidak, kriminal atau bukan, selama mereka punya uang untuk membayar, Sariska Lianor tetap menerima pesanan tersebut.
“Hmm? Mengapa malah bengong sambil senyum-senyum sendiri? Jangan-jangan, kamu benar-benar belum puas dihentak olehku, Sariska?” tanya pria bejat tersebut dengan bersemangat.
Sariska Lianor tersenyum sambil menganggukkan kepalanya. Akal sehatnya pria bejat tersebut seolah meledak dan kembali kabur seperti butiran pasir yang bertaburan di mana-mana. Sosis kekar miliknya yang sebelumnya meredup seolah kembali mendapatkan kekuatan tempurnya.
“Haha, benar-benar wanita perhatian! Izinkan aku melumat ragamu sekali la–!” Pria bejat itu berhenti berkata-kata ketika jari telunjuknya Sariska Lianor menyentuh bibir pria itu, tanda untuk diam terlebih dahulu.
“Tidak perlu terburu-buru, Pak! Sariska ambilkan minuman terlebih dahulu, biar tenaganya Bapak bisa kembali maksimal!” ucap Sariska Lianor dengan lembut dan senyum merona.
Pria hidung belang semakin panas bagian dalam isi dadanya, ingin sekali langsung melumat habis-habisan Sariska Lianor saat itu juga. Namun, pria bejat itu menahan diri sebaik mungkin.
“Ya sudah! Kalau begitu, cepatlah ambilkan aku minumannya! Biar diriku yang perkasa ini bisa maksimal melumat seluruh tubuhmu untuk sekali lagi!” tegas pria bejat tersebut melepaskan pelukannya.
“Sabar, Pak! Sariska pakai pakaian dahulu!” sahut Sariska Lianor perlahan-lahan bangkit dari posisinya.
Wanita itu mengenakan kembali pakaian seksinya, tentu saja tidak perlu semuanya seperti pakaian dalam yaitu bra dan celana dalam miliknya. Pria bejat tersebut terus memandangi sosok cantik jelita Sariska Lianor yang lemah gemulai ketika sedang mengenakan pakaiannya.
“Cepatlah, Sariska! Bagian bawahku sudah kembali bangkit dan mengeras lagi nih!” Pria bejat itu berkata dengan tegas tanpa rasa malu sedikit pun.
“Iya, iya! Tunggu saja kedatangan Sariska ya, Pak! Gak lama kok!” sahut Sariska dengan santai berjalan keluar dari dalam ruangan tersebut.
Sebelumnya, ternyata Sariska Lianor dan pria bejat tersebut berada di salah satu kamar yang ada di lantai atas kafe tempatnya Sariska Lianor bekerja. Sariska Lianor yang baru keluar dari dalam kamarnya, melihat sekelilingnya.
Ada beberapa pasangan yang jelas wanitanya merupakan wanita penghibur sama seperti Sariska Lianor. Mereka melayani para pria hidung belang yang sudah memesan layanan penghangat ranjang. Beberapa di antara pria bejat tersebut bahkan tidak bisa menahan hasratnya sepanjang perjalanan menuju kamar pesanan mereka.
Alhasil, aksi ciuman hangat, meraba-raba seluk tubuh, dan bahkan sampai benar-benar melakukan aksi sodok menyodok di sela-sela lorong. Meski malu dalam hatinya, para wanita malam tersebut hanya bisa pasrah dan tetap melayani pelanggan masing-masing sepenuh hati.
Sariska Lianor bisa benar-benar menikmati sensasi hubungan badan yang selayaknya dia dapatkan. Sosis kekar, tubuh gagah, dan wajah yang enak dipandang bergabung menjadi satu. Semua itu membuat Sariska Lianor terkadang kehilangan akal sehatnya karena menikmati suasana panas tersebut.Namun, Sariska Lianor tetap dengan keyakinannya bahwa hubungan badan yang dilakukannya sangat menjijikkan dan Pak Drakan tidak lebih sebagai pria bejat pada umumnya. Dalam pandangannya Sariska Lianor, tidak peduli seberapa nikmat yang dirasakan tubuhnya, hatinya tetap akan merasa jijik dan bersalah.Kembali ke posisi di mana Sariska Lianor sedang duduk santai di dalam toilet. Wanita cantik itu melepaskan salah satu sepatu haknya. Tiba-tiba, haknya berhasil dilepaskan hanya dengan beberapa trik di mana ada secarik plastik yang berisikan bubuk putih tidak dikenal.“Huh, seingatku obat tidur ini tinggal sedikit persediaannya di rumah. Sudah waktunya beli bahan di apotik saat pulang nanti, lalu diracik menjadi
“Hadeh, ada-ada saja. Sampah masyarakat sepertinya masih saja bersaing dalam hal-hal yang tidak bermutu seperti peringkat di tempat terkutuk ini. Huh…, ya biarlah! Bukan urusanku juga! Semua pasti ada waktunya lingkaran setan ini berakhir nantinya. Aku hanya perlu bertahan sampai hari itu tiba!” pikir Sariska Lianor sambil melirik kepergian Bu Risma sebelum akhirnya memutuskan langsung masuk ke dalam salah satu pintu toilet yang kosong.Peringkat yang dimaksud oleh Bu Risma tidak lain adalah List Papan Peringkat yang selama ini ditampilkan setiap bulannya oleh Bu Aniran selaku pemilik Kafe Layanan Malam. Semua itu demi memotivasi semua wanita penghibur agar dapat terus meningkatkan pendapatan dari hasil sewa masing-masing di antara wanita penghibur.Sariska Lianor sudah konsisten menjadi peringkat satu selama lima tahun ini di setiap bulannya. Sebuah rekor yang tak terkalahkan sama sekali. Peringkat keduanya jelas tak lain adalah Bu Risma yang kalau diamati baik-baik, postur tubuhnya
Kaum hawa lainnya yang berada di sana diam-diam tersenyum tipis, menyaksikan adu mulutnya antara Bu Risma dan Sariska Lianor seolah sedang menonton pertunjukkan layar lebar. Tidak ada yang ingin ikut campur termasuk melerai atau memperkeruh suasana.Diam di sana sudah cukup untuk memanaskan situasi yang ada. Tidak peduli itu Sariska Lianor ataupun Bu Risma, dua wanita penghibur yang terbilang cantik dan aduhai tubuhnya itu sama-sama memiliki banyak pembencinya. Melihat musuh mereka saling bermusuhan, jelas pilihan langka yang cukup untuk menghibur diri.Ekspresi wajahnya Sariska Lianor seketika berubah menjadi dingin dengan tatapan kosong ke arah wajahnya Bu Risma yang tampak tersenyum mengejek. Meski begitu, Sariska Lianor tetap bersikap setenang mungkin.“Apa? Marah? Tersinggung? Wah, pasti tebakanku benar, kan? Jadi lebih baik kau sadar diri, jangan coba-coba berlagak songong lagi!” tegas Bu Risma sambil melayangkan telapak tangannya mengarah ke wajahnya Sariska Lianor, bermaksud m
“Senjata makan tuan, dia sendiri yang menawarkan pekerjaan ini kepadaku, malah membenciku karena ulah bejat suaminya sendiri. Benar-benar wanita berhati busuk yang gembira dengan keuntungan ketika suami orang lain berselingkuh, tapi langsung sakit hati ketika suaminya sendiri yang selingkuh di tempat laknat ini!”Sariska Lianor terdiam membatin dalam hatinya yang kini juga sudah lama memendam perasaan tidak senang dengan sikap Bu Aniran yang menurutnya terlalu semena-mena dengan statusnya sebagai atasannya itu.Tidak pernah satu kali pun Bu Aniran memohon maaf kepadanya, apalagi menyesal atas perbuatannya melakukan bisnis gelap berupa layanan wanita penghibur di malam hari. Sosok keji dan tidak tahu malu seperti itulah diri sebenarnya Bu Aniran yang tertutupi dari kalangan umum.“Serakah, iri dengki, bernafsu, dan tidak pernah merasa bersalah. Kelakuannya tidak jauh berbeda dengan suaminya. Memang pantas takdir mempertemukan pasangan biadab seperti keduanya itu. Mungkinkah, suatu hari
Belum lagi, sang suami adalah pengusaha sukses dari Keluarga Daryankor yang tidak ingin mengambil resiko merusak reputasinya sendiri. Akan tetapi, desakan Bu Aniran yang terus memohon dengan iming-iming profit yang menggiurkan, sang suami yang merupakan investor atau pemilik kedua Kafe Layanan Malam itu pun akhirnya setuju.Itulah yang terjadi lima tahun yang lalu sehingga sejak saat itulah Kafe Layanan Malam benar-benar menyediakan layanan malam sesuai namanya. Lowongan pekerjaan yang dilihat oleh Sariska Lianor saat itu merupakan lowongan kerja yang memang sengaja dirancang dengan menemukan bibit-bibit unggulan sebagai aset wanita penghibur.Sariska Lianor salah satu di antara sekian banyak wanita cantik yang diterima kerja di sana. Semuanya berjalan seperti yang direncanakan. Dengan berbagai macam upaya promosi, Kafe Layanan Malam perlahan-lahan terkenal di kalangan para pria hidung belang.Keuntungan yang awalnya hanya khayalan kian semakin nyata. Hal itu membuat sang suami yang m
“Suatu saat, aku pasti bisa terbebas dari lingkaran setan ini! Pasti! Jika ada seutas harapan yang muncul dihadapanku, aku pasti akan memegangnya dengan erat sampai mustahil terlepas dari genggamanku!” batin Sariska Lianor dalam diam ketika terus berjalan sampai ke lantai bawah.Tak berselang lama, Sariska Lianor telah sampai di lantai bawah. Berbeda dengan keadaan di lantai atas, kondisi di sini jauh lebih normal dan sangat beradab selayaknya kafe pada umumnya. Para pelanggan yang datang tentu hanya ingin memesan secangkir kopi, makanan, dan berbagai minuman lainnya.Meski begitu, satu hal jelas tak berubah. Sosok cantiknya Sariska Lianor jelas langsung memikat berbagai macam tatapan binatang buas yang bertahun-tahun kelaparan dengan hasrat terpendam. Tentu saja, tatapan rasa iri para wanita juga tak jauh berbeda.Hanya saja, mereka semua lebih beradab dan hanya melihat sekilas atau setidaknya paling banter hanya sebatas curi-curi pandangan saja. Sariska Lianor tidak terlalu tergangg







