Home / Lainnya / MEREKA MEMANGGILKU ANAK HARAM / MENCARI KOSAN part 10

Share

MENCARI KOSAN part 10

last update Huling Na-update: 2023-04-20 03:38:06

Tukang pentol yang berubah gelar menjadi tukang cilung itupun merogoh sakunya mengambil sesuatu. Oh ... ternyata dia mengambil ponselnya.

"Ayo sekarang kita berangkat," ajakku.

"Yuk, lah. Ngapain jadi ngeliatin tukang pentol dah," ujar Risma.

Kami pun buru-buru pergi untuk mencari kosan ataupun kontrakan, agar aku bisa cepat mendapatkan tempat tinggal yang baru.

Terlebih dahulu aku mencari tak jauh di daerah tempatku bekerja saat ini. Karena yang aku tahu di sini pun banyak kosan dan kontrakan.

Dari kosan ke kosan lainnya ternyata sudah penuh semua, padahal di daerah ini harganya cukup terjangkau untuk dompetku. Furniturenya pun lumayan dapat lengkap. Ya, tapi mau bagaimana lagi. Tempat ini sudah penuh.

Begitupun dengan kontrakan, semuanya penuh. Ada satu yang tersisa tetapi katanya aku kalah cepat. Baru saja tadi ada yang mencari juga dan langsung dibayar lunas, besok orangnya akan pindahan.

"Ra, kalau kata aku mah mending kamu tinggal dulu saja di rumahku. Kamu beneran mau buka usah
Patuloy na basahin ang aklat na ito nang libre
I-scan ang code upang i-download ang App
Locked Chapter

Pinakabagong kabanata

  • MEREKA MEMANGGILKU ANAK HARAM   Masa lalu 2 part 20

    Mata Rasti mengembun, ia sadar jika Zahra tak bersalah. Namun saat melihat wajah Zahra rasa traumanya kembali munculDi mana saat itu ia kembali bertemu dengan mantan kekasihnya dahulu yang bernama Rusli. Hubungan keduanya kandas karena adanya orang ketiga, Rusli dikabarkan menjalin cinta dengan wanita lain karena perjodohan orang tuanya."Bagaimana kabarmu, sudah lama semenjak kamu menikah kita tidak pernah bertemu lagi?" tanya Rusli yang bertemu dengan Rasti di taman sedang mengajak main Laras."Baik," sahut Rasti singkat.Dulu memang ia begitu mencintai Rusli, cuma karena orang tuanya Rusli tak setuju dengan hubungan mereka. Rusli pun dijodohkan dengan wanita pilihan orang tuanya.Rasti yang sadar hubungannya ditentang pun memilih mundur. Apalagi ia kerap kali dihina karena tak selevel dengan Rusli dan keluarganya."Ini anakmu bersama Firman?" tanya Rusli menjawil pipi gembil Laras."Ya, ini anak kami. Bagaimana denganmu, apakah sudah memiliki anak?""Belum." Rusli menggelengkan ke

  • MEREKA MEMANGGILKU ANAK HARAM   Masa lalu Part 19

    POV Author "Ayah." Suaranya bergetar menahan tangis ketika menatap ayahnya yang terbaring lemas. Ayahnya menoleh pelan dan menatap sendu ke arah Zahra, buliran bening nampak luruh dari pelupuk matanya saat anak kesayangannya datang. "Nak," panggilnya pelan dengan wajah pucat. Zahra langsung masuk dan berhambur ke dalam pelukan sang Ayah. Air matanya berderai, bahunya bergunjang hebat mengetahui bahwa ayahnya terbaring sakit. "Maafin Ara, maaf Ara nggak balas pesan-pesan Ayah." Masih dalam dekapan sang Ayah dengan tangis yang semakin kencang. "Nggak apa-apa, Ayah mengerti bagaimana perasaanmu, Nak. Jangan menyalahkan diri sendiri, sedang perasaanmu saja terluka." "Ara durhaka sama Ayah." Tangisnya semakin kencang. "Jangan bicara seperti itu, Nak. Ara anak yang sangat baik, tolong jangan menjauhi Ayah lagi setelah ini. Ayah tetaplah ayahmu, Ra. Rasa sayang Ayah tak pernah pudar selama ini untukmu." Mereka berdua sama-sama menangis, kondisi Firman membuat hati Zahra meri

  • MEREKA MEMANGGILKU ANAK HARAM   BERTEMU AYAH part 18

    "Bukan, cuma teman saja kok," kataku tersenyum."Oh, kirain pacarnya Mas Dayyan," ucapnya lagi."Lebih tepatnya baru calon," sahut Dayyan.Aku menyenggol lengannya dan menatapnya kesal. Lalu pamit masuk ke dalam kepada orang-orang yang sedang ngerumpi."Assalamualaikum!""Waalaikumsalam, duh ... pucat amat mukamu, Ra." Risma dan Nina beranjak dari kasur.Tok! Tok!"Siapa ya?" tanya Risma."Waaah, tukang pentol. Ngapain, Bang? Si Zahra mesan pentol kah?" tanya Risma."Bukan, ini tadi makanan punya temanmu ketinggalan di motorku."Lho, lho, apa-apaan dia tuh. Perasaan semua itu dia yang beli kenapa semuanya jadi punyaku."Tadi 'kan itu kamu yang beli semuanya.""Sengaja aku beli ini semua untuk kamu, mau taruh di mana?" tanyanya dengan wajah datar.Risma dan Nina saling bersitatap dan saling menyenggol lengan. Kadang mereka berbisik, mungkin sedang membicarakanku dan Dayyan.Oh, ya, aku baru teringat sesuatu. Bukankah waktu itu ada bapak-bapak langganan pentolnya, lalu memanggil nama Da

  • MEREKA MEMANGGILKU ANAK HARAM   OH, TERNYATA? part 17

    "Kenapa ada di sini?" tanyaku yang masih kaget akan kehadirannya."Kebetulan saja lewat di sini dan aku melihatmu," sahutnya dengan santai."Oh." Aku menjawab singkat."Ayo, naik!" Suara barintonnya mengintruksi lagi."Naik ke mana?""Motor lah, ke mana lagi? Cepat, wajahmu terlihat pucat!" tegasnya.Dih, tukang pentol berubah haluan jadi tukang cilung ini kenapa sikapnya seperti ini padaku."Maaf, Bang. Aku saja nggak kenal kamu, tau namamu saja belum. Lalu tiba-tiba selalu muncul seperti jelangkung!" imbuhku.Lelaki yang belum aku ketahui namanya itu lantas turun dari motornya dan berdiri di sampingku. Lalu sebelah tangannya terulur dan memegang keningku seperti dokter yang tengah memeriksa seorang pasiennya."Demam," katanya."Jadi namanya Demam?" tanyaku mengernyitkan kening."Badanmu demam!" ujarnya dengan wajah tanpa ekspresi."Terus namamu siapa? Kenapa selalu kebetulan sekali setiap kita bertemu?" tegasku."Dayyan." Ia meraih tanganku untuk bersalaman."Oh, aku Zahra." Aku kem

  • MEREKA MEMANGGILKU ANAK HARAM   KEBETULAN LAGI? part 16

    "Kamu ngomong sama siapa sih, Ra?" tanya Risma.Kemudian Risma dan Nina menoleh ke belakang, dan mereka berdua terkejut dengan kehadiran tukang pentol yang berubah jadi tukang cilung ini yang sekarang bersejajar jalan di sampingku."Lah, ketemu lagi kita, Bang?" tegur Nina.Dengan wajah datarnya lelaki itu berjalan lebih cepat mendahului kami. Dih, tadi saja ikutan jalan di sampingku."Eh, kok, ketemu mulu ya. Itu dia pakai baju rumahan, apa rumahnya di sekitar sini?" tanya Risma.Aku mengendikkan bahu tanda tidak tahu. Mungkin iya, mungkin juga tidak dan hanya kebetulan saja bertemu lagi. Kebetulan tapi kok sering banget ya. Aneh."Jadi mau makan apa nih kita?" tanya Risma."Tuh di sana kayanya ada nasi goreng. Aku mau nasi goreng saja deh. Pakai telur dua, yang satu di orak arik, yang satunya di dadar," imbuhku."Oke, kita beli nasi goreng saja. Nah, itu juga ada tukang gorengan tuh. Duh, mudah-mudahan masih ada singkong goreng sama cireng," ujar Nina semangat.Gegas kami berjalan me

  • MEREKA MEMANGGILKU ANAK HARAM   BERTEMU LAGI part 15

    Setelah tadi dikirimkan lokasi kosan ku kini Nina sudah sampai di sini. Ia juga terlihat suka dengan kosan pilihanku."Jadi kamu mau pindah sekarang, Ra?" tanya Nina."Iya, habis ini aku sama yang lain mau ke rumah Risma buat ambil semua barangku dan berpamitan kepada orang tuanya Risma," ujarku."Aku ikut, aku juga mau menginap di sini, boleh kan?" tanyanya."Ya bolehlah, aku malah senang ditemanin."Kini kami menikmati makan siang yang sudah kesorean setelah selesai salat Asar terlebih dahulu.Nina juga membawakan makanan dan cemilan untukku. Lumayanlah untuk mengisi kulkas, hehehe."Berangkat sekarang?" tanya Mas Arif menoleh ke arahku."Boleh, biar beresnya nggak kemalaman nanti," kataku.Selesai menghabiskan makanan gegas kami bersiap untuk ke rumah Risma untuk mengambil barang-barangku.****"Tante, Om, aku izin pamit ya. Terima kasih sudah dikasih izin menumpang di sini beberapa hari, maaf kalau Ara merepotkan." Kucium takzim punggung tangan mereka bergantian."Sama-sama, Ara.

Higit pang Kabanata
Galugarin at basahin ang magagandang nobela
Libreng basahin ang magagandang nobela sa GoodNovel app. I-download ang mga librong gusto mo at basahin kahit saan at anumang oras.
Libreng basahin ang mga aklat sa app
I-scan ang code para mabasa sa App
DMCA.com Protection Status