Beranda / Young Adult / METEOR / 4. Saat jamkos tiba

Share

4. Saat jamkos tiba

Penulis: hikmdr
last update Terakhir Diperbarui: 2021-03-23 07:47:06

Janganlah melanggar tata tertib sekolah kalau ingin aman dari ruang Bk dan poin. -Alvaro

🍁🍁🍁

Laura yang tengah belajar Geografi pun di labrak oleh dua primadona SMA Permata. Tiara dan Rani.

11 Ips 1 yang masih beberapa penghuni yang baru hadir. Beralih menatap peristiwa besar yang akan terjadi.

Tiara menggebrak meja hingga Laura terlonjak. "Heh! Lo kan yang namanya Laura? Ngaku!" semprot Tiara, datang tak di undang pulang tak mau di antar.

Rani mendorong bahu Laura. "Jawab dong! Punya mulut kan? Apa suara lo habis?"

Laura menunduk takut. "I-iya, bener," jawabnya terbata. 'Apa gara-gara dekat sama kak Juna?' Laura akan menghindari ketua geng Meteor itu daripada tertimpa masalah lebih banyak lagi.

"Jauhin Juna! Karena Juna bakalan di jodohin sama gue. So, jangan ngarep deh. Karena lo gak bisa mengambil hati tante Rinai sama om Antariksa," ujar Tiara dengan sombongnya, sudah dari kecil ia di jodohkan dengan Juna, pilihan mamanya emang top markotop.

"Dengerin tuh," bentak Rani, Laura penakut, tak tau malu mendekati Juna, sok polos, pura-pura lugu, topeng belas kasihan, ratu drama. 

Setelah dua primadonanya SMA Permata itu pergi, Laura kembali bimbang memikirkan ancaman Tiara. Mendekati Juna? Tidak, Juna sendiri yang menambah urusan dengannya. 

Sedangkan di kelas 11 Ips 5 pagi-pagi sudah happy Sam dan Alvaro konser lagi di ikuti Radit dan Adit semakin menambah ramainya kelas SEBELMA atau sebelas Ips 5. 

Di tambah lagi hujan yang datang tiba-tiba dengan derasnya hingga beberapa airnya masuk ke kelas. Beberapa penghuninya mengeluh tak bisa ke kantin terpaksa kriris kelaparan sejenak.

"Tenang semuanya. Mari kita berdendang, bernyanyi bersama SAMAL," sorak Sam dengan sapu yang sudah di siapkan sebagai mic. SAMAL singkatan dari Sam Alvaro.

"Senangnya oh senangnya. Jam kosong telah tiba. Saatnya kita bersuka cita. Simpan buku dan peketnya. Lupakan keluh kesahnya. Kita rayakan jam kosong telah tiba," nyanyi Sam sebagai pembukaan, ia bernyanyi di tingkat lantai tepat dimana keberadaan papan tulis ada. 

Giliran Alvaro, seisi kelas sunyi. Mungkim Sam kurang pas dalam vokalnya.

Cintaku jatuh di hatimu

Berharga untukku

Berharap kelak

Kau akan jadi jodohku

Penantianku bersamamu

Jadi bahagiaku

Sempurnakanku

Karena kau adalah mimpiku

Ternyata semua berakhir

Sejak ada dia hadir

Ku yang dulu sangat penting

Kau berubah dan tinggalkan aku

Ku yang selalu menjagamu

Namun dia yang milikimu

Semua tak jadi kenyataan

Biar kutahan sedih ini

Alvaro bersedih kembali saat Rani dengan begitu ketusnya menolak cintanya. 

"Ciee Rani, tuh Alvaro nyanyiin buat lo. Kode tuh, galau setelah lo nolak Alvaro," goda Tiara, Rani tak peduli.

"Lagian ngapain nembak gue? Kan gue gak mau sakit hati lagi ra, lo tau sendirilah cowok sekarang janji-janji terus," gerutu Rani cepat seperti kerata api yang melintas. Tanpa jeda dan alinea.

Tiara memang sekelas dengan Juna sejak kelas 10. Modusnya terus berjalan mengenai Tiara selalu di pasangkan dengan Juna baik kelompok atau couple artisnya SMA Permata.

Namun bu Eni sebagai guru sejarah memasuki kelas SEBELMA.

Alvaro terdiam seribu bahasa. 'Kasihan bu Eni. Gue bantu ah, siapa tau nilai ujian lisan gue jadi tuntas atas kebaikan yang muncul dari lubuk hati terdalam seorang Alvaro,' batin Alvaro, terkekeh jika hal itu benar-benar terjadi.

Alvaro menghampiri bu Eni yang tengah menutup payungnya, roknya pun terkena hujan. 

"Maaf bu, sebelum memasuki kelas. Di harapkan rok ibu di keringkan dulu, basah tuh kena hujan, airnya kalau netes dimana-mana kan membahayakan penghuni SEBELMA, nanti kepleset bu," ucap Alvaro dengan sok bijaknya.

Bu Eni mengangguk paham. "Bagus sekali saranmu, baiklah saya akan. Tunggu, di keringkan dimana? Ada hairdryer?"tanya bu Eni baru tersadar, bisa saja Alvaro menyuruhnya di luar agar pelajaran sejarah yang seharusnya berlangsung menjadi tertunda hanya karena mengeringkan rok.

"Oh iya. Tiara! Gue pinjam kipas elektrik lo dong. Kan lagi lampu mati tuh," Alvaro menunjuk kipas kelas yang mati, mungkin hujannya terlalu lebat takutnya ada petir yang bisa menyambar aliran listrik. 

Tiara menggeleng. "Gak! Enak aja main pinjam! Ini tuh baru gue cas, buat jaga-jaga kalau gerah!" bantah Tiara.

Alvaro berkacak pinggang. "Gerah darimana? Hujan begini yang jelas tuh dingin! Gimana sih?" 

"Sudah-sudah, ibu akan tetap mengajar kalian. Lagipula kalian semua pakai sepatu kan? Bukan sandal?" bu Eni memeriksa semua kaki penghuni SEBELMA apakah memakai sepatu atau sandal? Dengan alasan agar esoknya sepatu itu di pakai kembali. 

"Pakai semua kok bu," ujar Jaka setelah memeriksa, SEBELMA akan memakai sandal jika sudah bel pulang berbunyi. Karena mengeringkan sepatu, tak semudah mengeringkan hati yang sakit setelah di bohongi, di selingkuhi oleh doi.

"Nah, bagus. Yuk kita mulai pelajaran sejarahnya," ucap bu Eni dengan riangnya.

"Yah bu, baru aja tadi konser, seneng, pesta, joget, eh pelajaran. Biasanya kan kalau hujan gini jamkos," keluh Alvaro, sejarah membuatnya pusing mengingat masa lalu, penemuan kerangka manusia purba, masa-masa kemerdekaan, hingga perang-perang di berbagai negara, jangan lupakan beberapa krisis makanan, kelaparan juga. Jika bab itu, Alvaro sungguh sedih. 

"Alesan aja kamu. Kembali sana!" usir bu Eni, Alvaro melangkah dengan lunglai.

"Hahaha, rasain lo. Derita lo hari ini Al!" Sam tertawa puas jika Alvaro menderita, sedih, ketimpa sial. Sam menertawakan dulu sebelum menolong Alvaro, teman kampret memang.

"Ssstt, diem lo. Mau gue sumpel kaos kakinya Jaka?" ancam Alvaro, kaos kaki Jaka akan di cuci seminggu sekali. Dari Senin sampai Sabtu kaos kaki Jaka hanya satu.

Di belakangnya, Jaka merasa tersanjung. "Makasih banget udah promosiin kaos kaki gue Al. Biar ada yang mau beliin kan lumayan," ujar Jaka dengan entengnya tanpa tersinggung.

Radit dan Adit yang berada di depannya merasa terganggu.

"Eh, kalian jangan ribut dong. Kita mau belajar serius nih," ujar Radit kesal, karena ia tak ingin mengecewakan bu Yuli, orang tua dari panti asuhan Kasih Ibu.

"Iya deh yang cita-citanya jadi guru," Alvaro salut dengan Radit yang ingin memberikan pengajaran pendidikan kepada anak-anak pantinya. 

Selama dua jam itulah, bel istirahat telah berbunyi. Sam dan Alvaro langsung berjoget ria meskipun bu Eni masih belum beranjak membereskan buku-bukunya.

"Bel istirahat telah tiba ba ba ba ba ba ba. Yeay yeay yeay yeay yeay yeay yeahh" nyanyi keduanya kompak menirukan lagu Blackpink Let's Kill This Love.

"Astaga, kalian itu gak malu apa sama temen sekelas kalian?" bu Eni sampai bosan melihag tingkah Sam dan Alvaro setiap pelajarannya, entah bagaimana dengan guru lainnya.

"Kalau sama pak Marianto mereka gak berani bu," celetuk Rani, guru matematika yang super killer itu tak ingin selama pelajarannya ada yang celometan, konser dadakan, dan tiduran. 

"Bener itu Sam, Alvaro?"

Keduanya berhenti berjoget ria.

"E- iya bu. Apalagi kalau yang gak pakai hasduk, seragam gak di masukin, gak pakai kaos kaki, bau rokok, langsung di cubitin iya," curhat Alvaro, pernah kepergok bau rokok dan pak Marianto langsung menyita satu pack rokoknya dan di berikan poin 10.

🍁🍁🍁


Lanjutkan membaca buku ini secara gratis
Pindai kode untuk mengunduh Aplikasi

Bab terbaru

  • METEORΒ Β Β 17. Laura bebas

    Ketangkasan, kelincahan, dalam menangkis seorang lawan. -Juna🍁🍁🍁Antariksa yang melihat Juna memakai jaket logo elang dengan tulisan Leader Meteor pun heran. Sepulang sekolah dan selesai sholat duhur, Juna berpamitan padanya."Tawuran?" tanya Antariksa tak suka, masa mudanya dulu tak pernah menjadi badboy cap kelas ikan arwana."Gak yah. Ada misi penting. Juna gak mau dia kenapa-napa," jawab Juna serius.Antariksa mengernyit. "Dia siapa? Misi apaan? Awas aja ya kalau ujung-ujungnya tawuran, ayah gak suka," tekan Antariksa tegas. Walaupun ia jarang melihat Juna pulang babak belur, tapi tawuran juga mengkhawatirkan kalau nyawa Juna belum tentu masih ada."Laura, tadi dia gak masuk sekolah. Jaka udah ngelacak ponselnya, Laura berada di lokasi hutan belantara," jelas Juna, ia tau Antariksa tak ingin dirinya celaka.Antariksa menggeleng. "Gak, daripada ngurusin Laura yang gak tau siapa, mending sama Tiara. Ajak dia jalan, belajar bare

  • METEORΒ Β Β 16. Laura menghilang

    Dimana... Dimana.. Dimana... Ku harus mencari dimana.. -Juna🍁🍁🍁"Laura pulang sendiri. Dia gak mau aku anterin pulang," jawab Bram seadanya, menutupi sedikit tentang Laura yang jalan kaki. Bisa-bisanya Juna me-wawancarainya."Sendiri? Kenapa lo biarin gitu aja?" tanya Juna nada suaranya meninggi. Beberapa pasang mata memperhatikannya."Ada apaan sih itu?""Tadi nama Laura di sebut-sebut gitu,"Yang tadinya ingin ke kantin mengurungkan niatnya, ingin menunggu kelanjutan Juna yang marah dengan Bram."Laura emang gak mau pulang sama gue. Jadi, kalau lo mau marah sama gue silahkan," kata Bram kesal hingga panggilan yang biasanya 'aku-kamu' beralih 'lo-gue'.Juna kembali mencari Laura di perpustakaan, nihil.Juna memilih kembali bergabung dengan keenam manusia lain karakter itu.Alvaro ngupil hingga Satya si bersih suci dari noda dan kotoran pun melempar tisu tepat mengenai wajah Alvaro."Lagi makan juga. Malah ngupil

  • METEORΒ Β Β 15. Tawanan Batalion

    Aku berharap kehadiranmu membuat semuanya baik-baik saja. -Laura🍁🍁🍁Rizky berlari memasuki markas dengan nafas tersengal.Rizky menyapu pandangan mencari sang ketua Batalion. Adnan duduk dengan koran serta kopi sebagai temannya."Bos! Ada info menarik!" ucap Rizky menggebu, Adnan meletakkan korannya. Irham yang tadinya tertidur di sofa panjang pun membuka matanya mendengar suara Rizky, Afif yang tengah membaca kitab Aqidatul Awam-nya pun beralih menatap Rizky, Reza yang sibuk dengan game pun memilih mendengarkan daripada defeat sebelum booyah."Apa?"Rizky menghela nafasnya, Adnan akan syok mendengarnya."Juna, udah pacaran sama Laura hari ini bos. Tepat pada jam istirahat, hari Rabu, jam 9 menit ke 8 detik 27," jawab Rizky detail.Adnan tersenyum licik. "Bagus, atur strategi sekarang. Jadikan Laura sebagai tawanan, kita liat aja apakah Juna bisa mendapatkannya kembali? Atau menyerah," balas dendam? Bukan, lebih tepatny

  • METEORΒ Β Β 14. Patah hati serentak

    Pojok tengah perempatan. Kapan lagi masih ada kesempatan. -Sam🍁🍁🍁Saat geng Meteor sudah berkumpul, Sam sang ahli cinta mulai memberikan tips anehnya."Gue ada saran nih buat bos Juna, biar semakin deket aja sama Laura," Sam berdehem. "Gimana kalau Laura bawain cokelat, bunga, puisi, nyanyi, terus nah cincin," ucap Sam enteng.Juna mendelik syok. "Lo kira mau lamaran huh?" turun sudah gelar cool, leaderable, kharismanya, ketampanannya, kecuekannya, serta gelar kulkas berjalan ala kanebo kering akan musnah sekejap mata.Sam kikuk, Juna seperti ingin memakannya hidup-hidup. "Maaf bos, kan saran doang. Lagian sih, bos kalau urusan cinta gak bisa apa-apa,"Jaka berdecak kesal. "Gak usah sok nasehatin deh kalau lo sendiri sering ninggalin cewek cuman alasan, maaf ya aku bosen, aku udah gak nyaman, maaf aku terlalu astaghfirullah untuk kamu yang subhanallah, gak deh kamu kurang cantik, kita putus aja ya nanti dompetku kering," Jaka menye-menye menir

  • METEORΒ Β Β 13. Kejutan?

    Ketidaklucuan saat kekhawatiran di permainkan. -Laura🍁🍁🍁Wangi, rapi, percaya diri, remaja zaman kini, Juna siap bersekolah. Luka tusukannya kemarin masih terasa, namun Juna ingin memberikan kejutan pada Laura.Rinai yang melihat Juna se-rapi ini heran. "Mau ke kantor apa sekolah?" tanyanya kesal, gen Juna yang sok ganteng itu menurun dari Antariksa.Juna tersenyum manis. "Sekolah, berangkat dulu ya," Juna salim pada Rinai."Jangan banyak gerak, luka kamu belum sembuh total," nasehat Rinai, Juna sama saja seperti Agung yang banyak tingkah."Siap,"Setelah Juna pergi, Rinai kembali membangunkan Antariksa yang masih sibuk di depan komputernya."Ehem ehem, udah kali berduaan sama komputernya. Gak ke toko?" tanya Rinai saat di ruangan pribadi Antariksa.Antariksa menghampiri Rinai. "Iya, ini mau ke toko. Tadi cuman cek supplier persediaannya masih ada apa habis," merasa rumahnya tentram pati Juna sudah berangkat.

  • METEORΒ Β Β 12. Tak ada kabar

    Tiga empat merpati lari. Maaf aku jarang mengabari. -Juna🍁🍁🍁"Iya Sat,""Jangan kayak adik gue Al panggil bang Satya. Lah bangsat ya? Gimana sih," protes Satya kesal. Ara terlalu polos sekali.Bram yang tau kalau Laura fokus dengan geng Meteor pun mengerti jika sahabatnya ini mencari Juna."Udahlah, gak usah di pikirin. Kalau sembuh kan masuk. Di makan tuh, nanti dingin," Bram membuyarkan lamunan Laura, tampak sedih dan kosong. 'Gue heran deh sama Laura, Juna kan gak ada hubungan apa-apa. Kenal gak, teman bukan, sahabat mustahil, pacar terlalu wow,' batin Bram bingung, setaunya Laura dekat dengan Juna itu karena telat.Sam bersendawa. "Al, makasih banget ya. Udah mau beliin makanan sebanyak ini,""Sama-sama Sam," Alvaro beralih menatap Radit dan Adit doyan pedas, dua kakak-beradik itu mengambil lima sendok penuh sambal di baksonya. Sekarang tau yang mukbang dan ASMR siapa."Kalau sakit perut gimana?" tanya Alvaro khawat

Bab Lainnya
Jelajahi dan baca novel bagus secara gratis
Akses gratis ke berbagai novel bagus di aplikasi GoodNovel. Unduh buku yang kamu suka dan baca di mana saja & kapan saja.
Baca buku gratis di Aplikasi
Pindai kode untuk membaca di Aplikasi
DMCA.com Protection Status