Beranda / Romansa / MISTERI CINTA CEO TAMPAN / BAB. 25 Tawa Bahagia Mikha

Share

BAB. 25 Tawa Bahagia Mikha

last update Terakhir Diperbarui: 2025-07-17 07:19:57

Setelah beberapa saat berlalu, tangisan Mikha akhirnya reda. Dia menghela napas panjang, berusaha menenangkan dirinya. Samuel masih membiarkan gadis itu bersandar di bahunya, tanpa mengatakan apa pun. Pria itu hanya membelai rambut Mikha dengan lembut, memberikan ketenangan dalam diam.

Mikha perlahan menjauh, menyeka sisa air mata di pipinya, lalu menatap Samuel dengan mata yang masih sedikit memerah.

"Maaf ya, aku jadi cengeng."

Samuel tersenyum tipis. "Nggak apa-apa, kok. Kadang, menangis itu perlu."

Mikha mengangguk pelan. "Terima kasih, Samuel."

Untuk membuat suasana lebih baik, Samuel tiba-tiba berkata, "Ayo kita jalan-jalan di tepian pantai. Udara sore di pantai ini cukup menyegarkan."

Mata Mikha berbinar mendengar ajakan itu.

"Serius? Apakah boleh?"

Samuel tertawa lagi melihat antusiasmenya.

"Tentu saja. Ayo."

Mikha dengan cepat berdiri, lalu berjalan menuju bibir pantai. Tanpa diduga, dia langsung melepas sepatunya dan mulai berjalan tanpa alas kaki di atas hamparan pasir p
Lanjutkan membaca buku ini secara gratis
Pindai kode untuk mengunduh Aplikasi
Bab Terkunci

Bab terbaru

  • MISTERI CINTA CEO TAMPAN    BAB. 27 Persaingan Dua Pria

    Beberapa waktu yang lalu,Pantai Indah Kapuk kala itu disinari cahaya keemasan saat Mikha duduk di tepi pantai, menikmati angin sepoi-sepoi yang menerpa wajahnya. Tidak jauh darinya, Samuel dan Feivel berdiri, masing-masing memandang gadis itu dengan perasaan yang sulit dijelaskan.Pertemuan mereka bertiga terjadi lagi secara kebetulan beberapa minggu yang lalu, ketika Mikha, yang bekerja di sebuah minimarket, secara tidak sengaja bertemu dengan kedua pria muda itu dalam sebuah acara komunitas bisnis. Samuel, CEO muda yang supel dan mudah bergaul, sepertinya mulai tertarik pada Mikha karena keramahan dan senyum manisnya. Sementara Feivel, yang ternyata adalah pemilik jaringan minimarket tempat Mikha bekerja, merasakan sesuatu yang berbeda setiap kali melihat gadis itu.Sejak pertemuan itu, baik Feivel maupun Samuel seakan berlomba-lomba untuk mendekati Mikha. Mereka bahkan sering mengunjungi minimarket tempat Mikha bekerja, meskipun dengan alasan yang berbeda.Di sebuah minimarket,Mi

  • MISTERI CINTA CEO TAMPAN    BAB. 26 Berebut Mikha

    Setelah pertemuan yang tak terduga di tepi pantai, Feivel akhirnya mengajak Mikha dan Samuel untuk makan malam di kawasan Pecinan yang ada di Pantai Indah Kapuk.“Pasti kalian belum pernah coba restoran ini. Masakannya khas Indonesia banget,” ucapnya Feivel, mencoba bersikap santai, meskipun dalam hatinya ada pergolakan emosi yang sulit dijelaskan.Mikha mengangguk antusias. “Wah, aku suka makanan Indonesia! Samuel, kamu suka makanan Indonesia juga, kan?”Samuel hanya melirik Feivel sekilas sebelum menjawab, “Tentu saja.”Mereka pun masuk ke dalam sebuah restoran bergaya klasik dengan lampion merah menggantung di langit-langit. Aroma rempah yang menggoda langsung menyambut mereka.Ketiganya duduk di meja dekat jendela, dengan pemandangan ke arah jalan yang dipenuhi cahaya lampu kota. Pelayan datang membawakan buku menu, dan Mikha langsung membukanya dengan penuh semangat.Namun, sesuatu yang aneh terjadi.Feivel dan Samuel yang duduk berhadapan mulai saling menatap tajam, seperti dua

  • MISTERI CINTA CEO TAMPAN    BAB. 25 Tawa Bahagia Mikha

    Setelah beberapa saat berlalu, tangisan Mikha akhirnya reda. Dia menghela napas panjang, berusaha menenangkan dirinya. Samuel masih membiarkan gadis itu bersandar di bahunya, tanpa mengatakan apa pun. Pria itu hanya membelai rambut Mikha dengan lembut, memberikan ketenangan dalam diam.Mikha perlahan menjauh, menyeka sisa air mata di pipinya, lalu menatap Samuel dengan mata yang masih sedikit memerah. "Maaf ya, aku jadi cengeng."Samuel tersenyum tipis. "Nggak apa-apa, kok. Kadang, menangis itu perlu."Mikha mengangguk pelan. "Terima kasih, Samuel."Untuk membuat suasana lebih baik, Samuel tiba-tiba berkata, "Ayo kita jalan-jalan di tepian pantai. Udara sore di pantai ini cukup menyegarkan."Mata Mikha berbinar mendengar ajakan itu. "Serius? Apakah boleh?"Samuel tertawa lagi melihat antusiasmenya. "Tentu saja. Ayo."Mikha dengan cepat berdiri, lalu berjalan menuju bibir pantai. Tanpa diduga, dia langsung melepas sepatunya dan mulai berjalan tanpa alas kaki di atas hamparan pasir p

  • MISTERI CINTA CEO TAMPAN    BAB. 24 Malah Semakin Akrab

    Setelah Mikha sepenuhnya sadar dan dokter memastikan kondisinya stabil, Samuel segera mengurus administrasi rumah sakit. Dia tidak ingin Mikha terlalu lama di sana. Begitu semua urusan selesai, pria itu kembali ke kamar rawat dan melihat Mikha sudah duduk di tepi ranjang, bersiap untuk pergi."Kamu sudah siap, Mikha? Kita akan keluar dari rumah sakit sebentar lagi," ucap Samuel lembut.Mikha menoleh dan tersenyum tipis. "Ya, aku siap kok. Terima kasih, Samuel. Kalau bukan karena kamu, aku nggak tahu apa yang terjadi tadi."Samuel menggeleng. "Aku cuma kebetulan ada di sana. Lagi pula, aku nggak bisa diam saja melihat seseorang dalam bahaya. Tapi ku sarankan lain kali jangan melewati jalan yang sepi, itu bisa menimbulkan kejadian yang tak terduga. Seperti yang kamu alami tadi."Mikha menatapnya sejenak, lalu berdiri. "Iya, Sam. Lain kali aku akan lebih berhati-hati lagi. Kalau begitu, ayo kita keluar dari sini."“Baiklah, Mikha.”Samuel pun menuntun Mikha keluar dari rumah sakit. Be

  • MISTERI CINTA CEO TAMPAN    BAB. 23 Pertemuan Tak Terduga

    Langit siang itu begitu terik, dan jalanan Kota Jakarta dipenuhi dengan suara klakson yang bersahut-sahutan. Samuel duduk di balik kemudi mobilnya, mengetukkan jarinya ke setir dengan gelisah. Dia baru saja selesai bertemu dengan seorang klien dan kini hendak kembali ke kantornya, SPAD Corp. Setelah tadi singgah sebentar melihat keadaan ibunya di sebuah rumah sakit jiwa.Nyonya Dela, sang ibu. Masih saja belum sembuh dengan depresi karena kehilangan Paula, putri kesayangannya. Padahal peristiwa itu telah terjadi bertahun-tahun yang lalu. Akan tetapi perempuan tua itu masih mengingat jelas kejadian yang menimpa Paula, yang masih tak jelas sampai sekarang.Samuel mencoba menghela napasnya. Membiarkan perasaan kalutnya hilang begitu saja. Namun, kemacetan di depannya tampak tak berujung. Membuat dirinya malah semakin gelisah.“Hei, ada apa denganku? Kenapa aku menjadi gelisah seperti ini?” gumamnya dalam hati.Samuel mendesah panjang. "Sial, kenapa siang ini macet banget?" gumamnya lagi

  • MISTERI CINTA CEO TAMPAN    BAB. 22 Perasaan Gelisah Yang Tiba-tiba Menyapa

    Assisten Eki melangkah keluar dari ruang kerja Bos Samuel dengan perasaan berat. Dia tahu Mikha pasti berharap bisa bertemu langsung dengan Samuel hari ini, apalagi setelah usaha kerasnya menemukan gadis itu. Namun, keadaan berkata lain. Samuel harus segera ke rumah sakit untuk melihat ibunya, dan pertemuan dengan Mikha harus ditunda.Saat Asisten Eki kembali ke ruang tunggu, Mikha masih duduk di sana dengan sabar, sesekali memainkan ujung jemarinya di atas tasnya yang tergeletak di pangkuan. Dia menoleh ke arah Asisten Eki dengan tatapan penuh tanya saat pria itu muncul.“Bagaimana, Asisten Eki. Apakah saya akan bertemu dengan Tuan Samuel sekarang? Soalnya saya tidak bisa berlama-lama. Saya ada pekerjaan penting di tempat lain,” tutur Mikha kepada pria itu.Namun dengan cepat Asisten Eki berkata,"Maaf, Nona Mikha," ucap Asisten Eki dengan nada lembut. "Tuan muda Samuel tidak bisa menemui Anda saat ini. Dia memiliki urusan keluarga mendesak di rumah sakit."Mikha terdiam sejenak. Ma

Bab Lainnya
Jelajahi dan baca novel bagus secara gratis
Akses gratis ke berbagai novel bagus di aplikasi GoodNovel. Unduh buku yang kamu suka dan baca di mana saja & kapan saja.
Baca buku gratis di Aplikasi
Pindai kode untuk membaca di Aplikasi
DMCA.com Protection Status