Home / Romansa / MISTERI CINTA CEO TAMPAN / BAB. 47 Titik Terang Kematian Paula

Share

BAB. 47 Titik Terang Kematian Paula

last update Last Updated: 2025-07-29 06:36:26

Pagi itu, Samuel duduk dengan gelisah di sebuah ruang pertemuan di kantor kepolisian. Matanya tajam menatap meja, jemarinya saling menggenggam dengan erat. Di hadapannya, Detektif Morgan sedang menyiapkan beberapa berkas di atas meja.

"Kita akan segera bertemu dengan Fauzan," ujar Morgan, menatap Samuel dengan penuh arti.

Samuel mengangguk.

"Aku ingin tahu apa yang sebenarnya terjadi. Jika benar Tuan Wiguna dan Jarot terlibat dalam kematian Paula, aku tidak akan membiarkan mereka lolos."

Tak lama kemudian, pintu ruang pertemuan terbuka. Seorang pria berusia sekitar dua puluh lima tahun masuk, mengenakan kemeja biru dengan wajah penuh keraguan. Itu adalah Fauzan, salah satu karyawan IT di SPAD Corp, perusahaan milik Samuel.

Detektif Morgan memberi isyarat agar Fauzan duduk. "Fauzan, seperti yang sudah kamu ceritakan kepadaku, kamu memiliki informasi penting tentang Tuan Wiguna dan Jarot. Sekarang, sampaikan semuanya di hadapan Tuan Samuel."

Fauzan menarik napas panjang, menatap Samuel
Continue to read this book for free
Scan code to download App
Locked Chapter

Latest chapter

  • MISTERI CINTA CEO TAMPAN    BAB. 56 Mikha Menyimpan Trauma

    Tiga hari setelah insiden penculikan. Samuel memindah tunangannya, Mikha di sebuah apartemen demi keamanannya. Dan semua Samuel lakukan atas izin kedua keluarga besar mereka.Saat ini Mikha sedang duduk sendirian di balkon apartemennya. Tatapannya kosong menatap langit malam yang dihiasi bintang-bintang samar. Secangkir teh hangat di tangannya sudah dingin, tak tersentuh sejak dia tuang. Samar terdengar suara musik klasik yang mengalun dari speaker kecil di ruang tamu, tapi pikirannya tidak berada di sana.Samuel berdiri tak jauh di belakangnya, memperhatikan dari ambang pintu balkon. Dia sudah beberapa kali mencoba mengajak Mikha bicara, tapi gadis itu hanya menjawab pendek, atau kadang diam saja.“Sayang, aku bawa makanan untukmu. Masih hangat,” ucap Samuel perlahan, mencoba mencairkan suasana.Mikha hanya menoleh sebentar. “Aku nggak lapar.”Samuel menarik napas dalam. Dia lalu mendekat dan duduk di kursi samping Mikha, memberi jarak yang cukup. Hening mengisi udara di antara mere

  • MISTERI CINTA CEO TAMPAN    BAB. 55 Mikha Diculik

    Di sebuah mall, Pada sore hari langit mulai memudar, membiaskan warna jingga di antara gedung-gedung tinggi yang mengelilingi kawasan elite pusat Kota Jakarta. Mikha tertawa ringan, menyeka sisa minuman dingin di ujung bibirnya sambil melirik Aisyah yang masih asyik membicarakan kejadian lucu di kantornya. Sejak resmi bertunangan dengan Samuel, Mikha mulai bekerja di SPAD Corp.“Aku masih nggak percaya bos kita bisa nyelipin pantun waktu briefing tadi pagi. Gila, ngakak banget!” ujar Aisyah sambil menahan tawa.“Iya! Dan semua orang langsung tepuk tangan, padahal isinya nggak nyambung!” sahut Mikha, geli.“Yuk, sudah waktunya kita pulang,” ajak Aisyah.Keduanya baru saja keluar dari mall setelah menghabiskan waktu di sebuah kafe hits yang terkenal dengan interior aesthetic-nya. Mereka berjalan santai menuju area parkir basement. Suasana cukup ramai tapi terasa damai, khas suasana weekend menjelang malam.Namun, hanya dalam hitungan detik, ketenangan itu berubah menjadi kekacauan.Du

  • MISTERI CINTA CEO TAMPAN    BAB. 54 Surprise Untuk Mikha

    "Kita harus masuk ke tol," ujar Asisten Eki cepat, matanya fokus mencari akses terdekat.Samuel mengangguk. "Lakukan. Itu satu-satunya cara untuk membuat mereka kehilangan jejak kita."Jalanan semakin sunyi, akan tetapi di depan, terlihat pintu masuk jalan tol. Asisten Eki segera mengarahkan mobil ke jalur kiri, mendekati gerbang tol otomatis. Kedua motor tampak ragu sesaat, seolah-olah tidak yakin apakah mereka harus mengikuti atau tidak. Saat mobil Samuel melewati palang tol dengan sensor otomatis, kedua pengendara motor terpaksa berhenti."Mereka tidak bisa masuk tanpa kartu tol," ucap Eki sambil terus melajukan mobil.Samuel menarik napas lega, meskipun detak jantungnya masih sedikit cepat akibat insiden itu. Dia menoleh ke Eki dan berkata,"Kerja bagus, Asisten Eki. Kalau kita tadi melambat sedikit saja, mereka mungkin sudah sempat menyerang."Asisten Eki tersenyum tipis. "Saya hanya melakukan tugas saya, Bos. Tapi kita harus tetap waspada. Mereka mungkin masih ada di sekitar n

  • MISTERI CINTA CEO TAMPAN    BAB. 53 Percakapan Dua Orang Pria Dewasa

    Pada suatu siang, Feivel duduk di sebuah meja sudut di restoran mewah di pusat Kota Jakarta. Restoran itu dipenuhi dengan dekorasi elegan, lampu kristal yang menggantung di langit-langit, serta alunan musik klasik yang menenangkan suasana. Aroma masakan khas Perancis yang menggoda tercium di sekitarnya, membuat perut Feivel semakin lapar.Beberapa menit kemudian, seorang pria bertubuh tinggi dengan jas biru tua memasuki restoran. Feivel segera mengenalinya. Itu adalah Samuel, rekan bisnisnya sekaligus tunangan sahabatnya, Mikha. Samuel melangkah mendekat dengan senyum ramah."Bro Feivel! Maaf membuatmu menunggu," ujar Samuel sambil menjabat tangan Feivel dengan erat.Feivel tersenyum dan menggeleng. "Tidak masalah. Aku juga baru datang. Silakan duduk."Samuel menarik kursi dan duduk di hadapan Feivel. Seorang pelayan segera menghampiri mereka dengan daftar menu. Setelah beberapa menit berdiskusi, keduanya memesan hidangan steak wagyu dan salmon panggang, serta dua gelas moktail untuk

  • MISTERI CINTA CEO TAMPAN    BAB. 52 Keluarga Samuel Melamar Mikha

    Sabtu pagi itu, cuaca di Kota Jakarta sangat bersahabat. Matahari bersinar lembut ditemani angin semilir yang menyejukkan suasana. Di rumah keluarga Mikha, suasana tampak sibuk namun hangat. Bunda Nadia dan Nenek Jenar sejak pagi sudah mempersiapkan berbagai hidangan tradisional favorit keluarga diantaranya ayam woku, sambal matah, dan kue lapis kesukaan Mikha.Mikha sendiri tampak anggun dalam balutan kebaya pastel modern. Dia duduk di ruang tengah bersama bundanya, sesekali memandangi jam sambil menggenggam tangan bundanya dengan gugup.“Tenang Sayang,” ucap Bunda Nadia sambil tersenyum. “Kamu cantik sekali hari ini. Samuel pasti makin jatuh cinta.”Mikha tertawa pelan. “Tapi aku tetap deg-degan, Bun. Ini pertama kalinya keluarga Samuel datang untuk lamaran resmi.”Nenek Jenar yang duduk di sofa sambil menyulam ikut berkomentar, “Deg-degan itu wajar. Tapi Nenek tahu, Samuel itu anak baik. Dia sopan, rendah hati. Kalau kamu bersamanya, Nenek tenang.”Belum sempat Mikha menjawab, t

  • MISTERI CINTA CEO TAMPAN    BAB. 51 Ziarah Ke Makam Paula

    Cahaya matahari pagi menembus kaca mobil yang melaju di jalan tol menuju Karawang. Samuel duduk di kursi belakang bersama Mikha, sementara di depan, Papi Amos mengemudikan mobil dengan tenang, ditemani Nyonya Dela, sang istri di sampingnya. Perjalanan ini memiliki makna yang mendalam bagi keluarga tersebut. Hari ini, mereka akan mengunjungi makam Paula di San Diego Hills Memorial Park."Mikha, kamu nyaman di belakang?" tanya Nyonya Dela, menoleh ke arah Mikha dengan senyum lembut.Mikha mengangguk. "Iya, Tante. Aku baik-baik saja."Samuel, yang duduk di sebelah Mikha, ikut tersenyum. "Mikha selalu mudah beradaptasi, Mami."Tuan Amos lalu menimpali, "Itu bagus. Perjalanan ini memang cukup jauh, tapi kita sudah berangkat pagi-pagi supaya tidak terkena macet."Sepanjang perjalanan, suasana terasa tenang. Nyonya Dela tampak lebih damai dibandingkan waktu-waktu sebelumnya. Ada kelembutan di matanya yang biasanya dipenuhi kesedihan. Mikha telah membawa kehangatan dalam hidupnya, mengisi

More Chapters
Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status