Havoc Villegas, a Billionaire couldn't resist his urge to be with Doctor Zarieah after meeting her in the hospital when he had an accident. But what will happen if he find out that Zarieah and his wife who was gone years ago is the same person? Will this lead him to love her more or will this push him to hate her? Will this story have a happy ending or their new encounter will ruin everything?
View MoreTIGA TAHUN YANG LALU
"Brak" terdengar tendangan pintu di salah satu kamar rumah sakit. Li Jancent berdiri di sisi ranjang Li Mayleen. Baginya sudah menyelamatkan nyawa adiknya ini, maka dia sudah tidak kekhawatiran terbesarnya lagi. Li Jancent sudah siap menerima resiko terbesar, namun itu sepadan asalkan Li Mayleen selamat.
Gu William langsung saja memberikan pukulan keras ke perut Li Jancent. Gu William memandangi Mayleen yang masih terpucat.
"Bawa dan pindahkan dia!" perintah William kepada beberapa staff dokter.
"Apa yang mau kau lakukan kepadanya? lepaskan dia!" pekik Li Jancent seraya mencoba berdiri menahan sakit.
Namun Gu William sekali lagi memukul Li Jancent, "aku akan menikahi adikmu, dan akan memastikan dia hidup seperti di neraka!" ancam William.
"Dan kau, aku akan memastikan kau akan tinggal membusuk di penjara untuk waktu yang lama," tukas William lagi.
Bagi William, Li Jancent dan Mayleen adalah orang yang bertanggung jawab atas kematian Lisa, karena Li Jancent mentranspalasi jantung Lisa kepada Li Mayleen tanpa persetujuan, meskipun secara medis Lisa memang sudah tidak dapat diselamatkan.
Li Jancent mengambil keputusan tersebut, karena melihat jantung Lisa masih dalam kondisi baik, dan harus segera dipindahkan kepada Mayleen, agar nyawa Mayleen terselamatkan. Tiga tahun berlalu, dan Mayleen harus menerima pil Pahit menikah dengan pria yang tidak pernah menganggapnya ada.
Li Mayleen, terlelap diranjang besarnya itu. Tiba-tiba matanya terbuka ketika merasakan ada sesuatu yang menindihnya, "William," gumam Mayleen terkejut.
"Kau mabuk," ujarnya.Dengan kasar William melucuti piyama yang Mayleem kenakan, "Eii…. ini kau mau apa?"
"Kau istriku, jadi sudah seharusnya. melayaniku," jawab Gu William.
William benar-benar menghabisi Mayleen diatas ranjang tanpa ampun, meninggalkan jejak merah di sana sini pada tubuh Mayleen.
Bercinta dengan suami sendiri adalah hal yang menyenangkan, namun Mayleen ingin itu terjadi dalam keadaan sadar, bukan ketika william dalam keadaan mabuk.
Karena jika dalam keadaan sadar maka William tidak akan pernah mau menyentuh istri sah nya ini.
Di pagi hari, dengan masih di bawah selimut. Mayleen memperhatikan sosok pria berbadan tinggi tegap yang menggunakan setelah hitam. Wajah tampannya terlihat tegas dan memiliki sudut-sudut tajam. Terlihat dewasa, ningrat dan acuh tak acuh dan sulit untuk di dekati, begitulah Gu William.
Mayleen masih mengembalikan kesadarannya tahu-tahu Gu William sudah mengangkat kaki panjangya yang dibalut celana panjang dan pergi meninggalkan kamar mereka. Mayleen pun bangun duduk dan mematung memandangi kepergian suaminya itu, suami yang dingin seperti dinginnya es di kutub utara.
Dunia Mayleen tak lama kemudian terasa bergetar, pria yang dia nikahi ini adalah pria terkaya di Tiongkok, namun Mayleen merasa tidak pernah menjadi istrinya karena Gu William memperlakukannya bak boneka kayu yang tidak memiliki hati. Yang bisa dia lukai kapan saja jika dia mau.
Gu William adalah tipe orang yang bisa membuat orang lain merasa ketagihan, dia beracun seperti opium. Pria ini sangat berbahaya sekali terbius olehnya maka kau tidak akan pernah bisa lepas darinya. Ini pun berlaku bagi Mayleen, yang sudah menjalani pernikahan selama tiga tahun, meski William memberinya neraka, namun Mayleen tidak bisa melepaskan diri darinya.
Mayleen bangun dan membersihkan dirinya, lalu berpakaian rapih. Hari ini departemen marketing hotel akan sangat sibuk karena akan ada acara promosi resort baru yang akan dibuka oleh Gu Corporation ini.
Salah satu tugas utama marketing hotel adalah bagaimana membuat konsumen atau pelanggan loyal terhadap hotel mereka dan mau datang kembali. Meski demikian, marketing juga sering berfungsi sebagai humas , yaitu menerima komplain dari para tamu.
Mayleen dan William, selama tiga tahun di pernikahan mereka tetap memilih tidur di kamar terpisah. Mayleen menuruni tangga rumahnya yang besar itu dengan cepat. Mayleen nampak terlihat manis dengan setelan pakaian yang berwarna pink dan putih itu. Rambut panjang yang di kuncir tinggi, kulit putih halus dan alis yang yang terlihat seperti pohon willow.
Kuncir Mayleen bergerak ke kanan dan ke kiri begitu Maylen berlari-lari di koridor hotel, "bagaimana?" tanyanya kepada salah satu panitia.
"Semua sudah siap," jawabnya dengan yakin.
"Kerja bagus," jawab Mayleen seraya membolak-balikan berkas yang sedang dia pegang.
"Satu jam lagi kita berangkat!" ujar Mayleen seraya memberikan tanda tangan di berkas yang tadi diberikan oleh salah satu panitia. Mayleen adalah Manajer marketing yang ditugaskan untuk mengisi materi acara yang akan menpromosikan Resort yang baru saja dibuat oleh Gu Corporation.
William menempatkan Mayleen di departemen marketing, karena departemen ini memiliki ritme kerja yang sangat sibuk. Jadi melihatnya tersiksa sungguh menjadi sesuatu yang menyenangkan bagi william.
William baru saja sampai di Gu Corporation, ketika Mayleen dan tim nya akan berangkat ke resort baru yang akan dibuka. Mayleen membawa setumpuk berkas di kedua tangannya, Gu Hansen datang dari belakang dan segera membantu membawakan setumpuk berkas tersebut.
"Kau akan menjadi pendek, jika selalu membawa benda-benda berat," ujar Gu Hansen menggodai Mayleen.
"Haish kau ini..." jawwb Mayleen dengan tersenyum.
Mayleen pun berlari kecil untuk mengejar langkah Gu Hansen. Hari ini selain dirinya, maka Gu Hansen selaku Direktur marketing juga memiliki tanggung jawab yang besar terhadap pembukaan perdana Resort ini.
Gu William, tersenyum menyeringai melihat istrinya itu begitu akrab dengan pria lain di depan matanya. Sebenarnya berkas yang Mayleen bawa adalah berkas-berkas data yang berisi identitas para klien.
Gu William meminta Mayleen untuk mengupdate data-data informasi tersebut, dan paling lambst diberikan kepadanya esok hari. Karena hari ini akan tersita banyak waktu, maka Mayleen memutuskan membawa pekerjaan tersebut ke acara hari ini.
Gu Hansen mengetahui bahwa kakak sepupunya itu sedang memberi kesusahan kepada Mayleen, namun juga tidak bisa berbuat banyak. Hanya bisa membantu meringankan saja.
Di malam hari saatnya acara digelar, tamu-tamu pun berdatangan. Nampak Gu William datang dengan Reina, salah satu wanita yang dekat dengan Gu William. Melihat hal ini bagi Mayleen sudah terbiasa seperti memakan nasi yang dia makan di setiap hari, jadi tidak membuatnya terkejut sama sekali.
"Kakak kau harus baik-baik tinggal di sana," gumam Mayleen dalam hati.
Acara pembukaan perdana Resort Gu pun selesai, Mayleen benar-benar menahan lelah. Mayleen hanya ingin segera pulang dan merebahkan dirinya di ranjang besarnya yang bergaya eropa. Mayleen masuk ke dalam ruangan VIP, untuk mengambil tas yang berisi baju seragamnya.
"Aah....ah..." langkah Mayleen terhenti ketika mendengar lenguhan suara antar pria dan wanita.
Tak ingin menggangu, Mayleen segera saja mengambil tas dan bergegas terburu-buru pergi meninggalkan ruang VIP tersebut. Namun tanpa sengaja menyenggol sebuah Vas bunga.
"Prang" mayleen memandangi vas yang telah terpecah belah tersebut.
"Sregh" Mayleen menoleh pada pintu yang baru saja terbuka, itu adalah Gu William yang sedang merangkul pinggul ramping Reina.
"Aww!" He quickly distanced his self when I accidentally bit his lip. Nanlaki ang mga mata kong napatingin sa kan'yang labi. "I'm sorry! I-I didn't mean it!" Hinging paumanhin ko. "Your lips is bleeding!" Saad ko't kaagad na hinawakan ang kan'yang mukha para linisin ang dugo dito. "You're so wild, huh?" Ngising saad nito kaya kaagad na nag-init ang magkabila kong pisngi. If I could just tell him that I'm thinking about my dog while kissing him. Pagkatapos kong iligpit ang pinagkainan niya ay kaagad na rin itong bumalik sa kan'yang k'warto. Mabuti nalang at dumating si Lark para may aalalay sakan'ya paakyat ng hagdan. "Doctora!" I shyly smiled when Teresa approached me as I enter the kitchen. Nakangiti itong lumapit saakin. They're all eating their breakfast while their eyes are on me. "Bakit ikaw ang nagdala niyan? Dapat ay tinawag mo nalang kami," saad bigla nung sa tingin ko ay mayordoma. She's not looking at me. "It's okay, kaya ko naman po," mahina kong saad at saka iniab
"Where should I wire the money?" I quickly give him the account my mother gave me. He was talking about the advance payment. "Alright, already sent it," saad nito bago iligpit ang phone niya at inilagay sa kan'yang bulsa. He looked at me seriously. I rolled my eyes remembering his remark earlier. Nandito kami ngayon sa pool side nila, at nandito ako na akala mo'y babysitter na umaalalay sakan'ya habang kumakain ito."Why are you so grumpy?" Kunot-noong tanong nito dahil sa inasta ko. "Why are you flirting with me?" Balik kong tanong. "Honestly, I find you very attractive," he answered quickly that made me gulped. "E-Excuse me?" "The first time I laid my eyes on you, I know you're the one," saad nito dahilan para bigla akong matawa. I laughed infront of him."You should stop spitting nonsense, Kington," I said. Nalukot ang mukha nito. "No one call me with my name except my family," he announced. I quickly sighed and nodded. "Alright, Kingkong," I said. Nanlaki bigla ang buta
"Mr. Villegas! W-What are you doing there?!"I couldn't help myself but to shout in so much surprise as I saw him. Nakaupo ito sa itaas ng lababo habang namimilipit sa sakit. "T-There's a f-cking lizard there," nahihirapang sagot nito habang nakapikit ang mga mata. I quickly went near him. "Does it hurt so much?" I worriedly asked. He slowly nodded as he gently held my wrist using his right hand. "Let's go outside, come on," saad ko't mabilis siyang inakay. "I feel cold," he said, almost whispered as he successfully go down, with his eyes still closed. Iniyakap ko ang kanan kong braso sa kan'yang likuran nang umakbay ito saakin. Mr. Villegas is way taller than me like 6 inches. Yes! He was that tall. Maybe he's 6 or 7 footer? Matangkad talaga ito katuld ng ina at ama niya. And what made him look taller is his body. He's not fat nor thin but his body is well shaped. I could feel it as I hug his body right now. "Careful," I said as we got out from the bathroom. Iika-ika itong nagl
"Welcome home, sir V!" Bati ng lahat ng mga kasambahay nang makapasok kami sa loob ng kanilang bahay. I still couldn't believe that I saw these scenes personally. Usually kasi ay sa mga palabas ko lang ito nakikita. I feel like we're inside the movie and I am with someone dangerous that I shouldn't get involved. Ganoon 'yung pakiramdam habang nakaakbay saakin si Kington dahil nakaalalay ako sakan'ya. "Welcome, Doctor Verzosa!" Bati nila pagkatapos nilang yumuko kay Kington. Naunang pumasok sa bahay sila Mrs. and Mr. Villegas kanina pagdating namin kaya panigurado'y naipaalam na nila sa mga kasambahay nila ang tungkol saakin. They're all wearing a nanny clothes kaya naman ay masasabi kong mga kasambahay ang mga ito. "Mrs. and Mr. Villegas went their room already. They want to rest at ipinagbilin saakin na sabihin saiyo Doctora na ikaw na po ang bahala kay sir V," saad ng isang kasambahay na sa tingin ko'y ito ang mayordoma. Hindi ito ngumingiti at sa tingin ko'y masungit ito. M
My lips parted and my mind went black because of what he did. Mabilis na gumalaw ang kamay ko at bago ko pa mapigilan ang sarili ay kaagad na dumapo ang palad ko sa kan'yang mukha. He winced. I looked at him angrily as he touch his face. "Bastos!" Galit kong sigaw. My hands formed a fist because of my anger. I couldn't believe it! He's a f-cking maniac! Napalunok ito bago niya ibaling saakin ang kan'yang mukha. Namumula ang pisngi nitong sinampal ko pero wala akong pakialam! "I thought you need money," he coldly said. I bit my lower lip when I remember where I need to use that money. But what he did is not right! He disrespected me and take advantage of me!"You don't have the right to touch me, lalo na't halikan ako sa leeg Mr. Villegas!" Sigaw ko sakan'yang mukha. He gritted his teeth as he look at me angrily. "How dare you touch my face, woman?!" Galit nitong sigaw dahilan para mapaatras ako. Tikom ang bibig nitong tumitig saakin. "You deserve it!" Sigaw ko pabalik. Nalukot
"I'm glad you agreed to be my Private Doctor,"My lips rose up as Mr. Villegas welcomed me with his voice full of authority as I entered his room. He was now sitting on his bed while looking straight at me with his lips curved into a smile. Napalunok ako bago naglakad palapit sakan'ya. "Goodmorning, s-sir," I stuttered as I came near him. "I didn't yet approve to be your private doctor," I continue as I put the tools I brought to clean his wounds. "That's impossible," his brows furrowed as he looked at me. Tipid akong ngumiti sakan'ya bago hinila ang kanang kamay niya na maraming sugat. "O-Oh, that hurts!" He pulled back his arm from me. Napatingin ako sakan'ya dahil sa kan'yang inasta. Nagkatitigan kami sa mga mata pero kaagad din akong umiwas. "You should have drive more safely to avoid getting into accident, then," I answered as I quickly pull his arm again. "Kailangan nating linisan 'to palagi para hindi magkaroon ng any infection which can worsen your wounds," "I know. Do
"Doc! Doc! May patient na dumating, cyanide poison!" I quickly get myself fixed after treating the wounds of the patient who was a victim of a car accident near our hospital. I breathed heavily as I looked at him. Luckily, hindi siya napuruhan."You can go after getting your medication," I instructed. "Let's go," baling ko sa nurse na tumawag saakin. I immediately run towards the ambulance outside the hospital kung saan nakahiga ang taong na lason ng cyanide. "A police officer," they stated. Kaagad akong tumango bago hinila ang stretcher. "Double time, to the ER now!" I instructed. Kaagad naman silang kumilos at mabilis na tinulak ang higaan papunta roon. I couldn't help but to get worry about the man lying on the bed that we're pushing. Hindi biro ang cyanide poison, it can easily kill a person especially if the victim inhaled too much of it. Cyanide poisoning can be caused by smoking, eating and drinking food or drink contaminated with cyanide. But the most dangerous case is
Maligayang pagdating sa aming mundo ng katha - Goodnovel. Kung gusto mo ang nobelang ito o ikaw ay isang idealista,nais tuklasin ang isang perpektong mundo, at gusto mo ring maging isang manunulat ng nobela online upang kumita, maaari kang sumali sa aming pamilya upang magbasa o lumikha ng iba't ibang uri ng mga libro, tulad ng romance novel, epic reading, werewolf novel, fantasy novel, history novel at iba pa. Kung ikaw ay isang mambabasa, ang mga magandang nobela ay maaaring mapili dito. Kung ikaw ay isang may-akda, maaari kang makakuha ng higit na inspirasyon mula sa iba para makalikha ng mas makikinang na mga gawa, at higit pa, ang iyong mga gawa sa aming platform ay mas maraming pansin at makakakuha ng higit na paghanga mula sa mga mambabasa.
Comments