Pagi yang cerah, secerah hati Alexa saat ini. Dengan sejuta harapan agar bisa bertemu kembali dengan Mr. ice yang selalu setia memenuhi hati dan pikiran gadis itu. Ia melangkahkan kaki jenjangnya ke arah bangku taman yang masih sepi. Senyum selalu menghiasi wajahnya yang manis. Senyum ceria dengan beribu kebahagiaan dan harapan yang selalu ia sematkan. Matanya berkeliling lincah mengitari seluruh taman. Siap memata-matai Mr ice yang biasanya nongkrong di taman kampus. Semenjak Alexa tahu Mr ice kuliah di kampus ini, jarang sekali ia melakukan aksi yang biasa ia lakukan semasa SMA. Tapi tidak di pungkiri juga ia akan ke cafe tempat pe
Alexa povAku berdiri di tengah keramaian, diantara lalu-lalang anak kampus yang bertebaran di kantin. Aku bingung, ekor mata ku berkeliaran mencari tempat duduk yang kosong. Tegak berdiri seraya memegang nampan berisi bakso kesukaan ku di sanding dengan es teh tawar.Aku berdiri cukup lama, di temani dengan riuhnya suara perutku yang sudah berdendang minta isi. Wajar saja, aku belum makan dari pagi. Hihihi... kebiasaan ku selalu telat makan. Makanya penyakit lambung enggan untuk menjauhi ku. Kebiasaan yang tidak baik sebenarnya. Orang-orang terdekat ku pasti tau itu.Mata ku terpaku pada satu meja di sudut kantin. Ada seorang pria yang sedang duduk disana, sendirian. Dan kursi di se
Sejak hari itu, aku mulai menyadari bahwa Mr. ice bukan lah laki-laki sembarangan. Aku selalu membayangkan nya sangat hangat dan ramah, tapi ternyata kebalikannya. Dia selalu bersikap dingin meski cuaca terik. Sangat cuek meski aku berusaha ramah padanya.Tapi aku tak boleh menyerah. Kemarin aku memang sangat kesal padanya, tapi aku disini untuk nya. Aku disini karena nya. Ini semua tak boleh sia-sia. Aku harus bersemangat !!!"Hai, aku boleh kan duduk disini?" Sapa ku pada Mr. ice siang itu. Dia menoleh, menatapku dengan pandangan tidak suka sama sekali. Wajahnya sangat tidak ramah, membuat ku agak kikuk sebenarnya. Tapi aku mencoba untuk bersikap masa bodoh.Aku mendarat kan bokong
Author POVAlexa berjalan dengan gontai, melangkahkan kakinya yang lemah tak bersemangat. Ingin rasanya ia berteriak atau bahkan melakukan hal yang lebih ekstrim. Sesekali ujung sepatunya menendang batu kecil yang ia temui dalam perjalanan. Ia mencoba membawa hati nya yang galau tak tentu arah.Ia sengaja berjalan kaki untuk pulang ke rumah, ingin berlama-lama menikmati angin sejuk yang membuatnya tenang. Alexa berhenti di sebuah jembatan,berdiri menatap langit yang memulai memancarkan warna jingga yang menjilat bumi.Alexa memejamkan mata, menikmati hembusan angin yang menerpa wajahnya. Menghirup udara sebanyak mungkin, hingga memenuhi rongga dadanya. Berharap
Alexa duduk di tepi kolam renang samping rumah, dengan kaki yang terendam sebatas betis. Menikmati rembulan malam yang samar, ditemani bintang-bintang kecil yang selalu sukses membuat malam semakin indah.Sudah satu jam ia duduk disini, sesekali tangan mungil nya memainkan air. Raut wajah nya berubah-ubah sesuai suasana hatinya saat ini. Adakalanya merasa sedih, merasa gagal, kecewa bahkan merasa bodoh. Dan sesekali ia tersenyum mengingat kebodohan nya.Bodoh karena mencintai seseorang yang bahkan tak pernah menoleh nya. Mencintai terlalu dalam, meski itu hal yang mustahil terjadi. Merasa kecewa dengan sikap Mr. ice yang terlalu ketus dan dingin. Apa mungkin karena ia terlalu mengharapkan kehangatan dari Mr. ice? Ah entahlah...
Author POV Sinar mentari pagi berwarna keemasan menerobos masuk ke dalam kamar Alexa. Membuat gadis itu menarik selimut nya hingga menutupi kepala. Ia sangat enggan untuk bangun hari ini, selain hari libur ia pun ingin bermalas-malasan hingga siang nanti. Terdengar suara ketukan di pintu, tapi Alexa sengaja mengabaikan nya. Ia semakin mempererat pelukan nya pada guling. Tak membiarkan matanya terbuka sedikit pun. Ceklek... Pintu terbuka, terlihat mommy yang berjalan perlahan dengan menggelengkan kepala melihat kelakuan anak gadisnya. Wanita
Di tempat fitness Alexa menuruti langkah kaki kakaknya dengan enggan. Bibirnya maju beberapa senti, dengan wajah yang ditekuk. Ia terus melangkah tanpa mau tersenyum. Sebenarnya ia sangat enggan untuk ikut dengan kakak nya, karena ia ingin bermalas-malasan di kamar. Tapi karena alasan sang kakak tak ingin ia menjadi pengganggu acara bercocok tanam orangtua nya, jadilah ia ikut juga akhirnya. Padahal Alexa sangat penasaran ingin tau apa yang akan ditanam kedua orang tua nya Sampai tak boleh di ganggu. Hihihi.. Alexa memilih duduk di satu sofa yang ada di sudut ruangan. Tanpa berminat untuk mencoba salah satu alat gym itu. Ia mengeluarkan ponsel, mengotak atik benda pipih itu dengan malas. Ya sekedar main ponsel saja ia sangat malas saat iniKarena hati nya benar-benar sedang tidak mood. Kring..Nada pesan di ponsel nya berbunyi, dengan malas ia membuka nya.Ada 300 chat grup yang belum di baca. "Chat apaan sih sampe
Di kedai bakso Leo cemberut, hingga bibir nya maju beberapa senti seraya bertopang dagu. Alexa sesekali memperhatikan raut muka tidak enak yang Leo tunjukkan. "Kenapa sih kak? di tekuk mulu tuh muka. Udah jelek, makin jelek tau." Ujar Alexa seraya memasukkan bakso kedalam mulut nya. Mengunyah nya dengan memejamkan mata menikmati. "Wah, bakso paling enak ya disini. Surga nya bakso." Ujar nya tersenyum menang, bibirnya selalu menyunggingkan senyum bahagia. "Apaan? kakak tuh barusan bakar lemak, eh kamu malah ngajak kakak nimbun lemak lagi." Gerutu Leo tak suka. Karena sebenarnya ia ingin diet, agar menjaga tubuh nya tetap ideal. Tapi Alexa malah memaksa nya mampir ke kedai bakso. Bukan ia tak suka bakso, malah ia sangat menyukai bakso. Sama seperti Alexa, tapi gegara ini Leo gagal diet. Karena ia tidak sanggup menahan dari godaan bakso yang tersaji di hadapannya. Ada bakso tumpeng, bakso kuburan mantan dan bakso jumbo lain nya. Alexa sengaja mem