Beranda / Romansa / MY BAD BOSS / Hanya Ingin Bicara

Share

Hanya Ingin Bicara

Penulis: Erl
last update Terakhir Diperbarui: 2023-12-08 18:46:52

“Ting!” Sendok terlepas dari tangan Zan. 

Dan hening menyapu ruangan itu, hanya suara terengah gadis itu yang terkadang terdengar.

“Wow!” seru Zan begitu keterkejutannya berakhir. “Tamu tak diundang yang mengejutkan!”

“Aku nggak bermaksud untuk-”

“Bos!” Kalimat gadis itu terpotong dengan kedatangan dua orang bodyguard yang menyusul Hana. Mereka berdua hampir saja bertabrakan karena berhenti mendadak.

“Kalian gagal?” sindir Zan sinis.

“Ma- maaf, Bos.” Mereka menunduk. Lalu, “Kami akan menyeret gadis kurang ajar ini keluar.”

“Hm.” Zan menggelengkan kepala. Lalu, mengangkat tangannya sebagai isyarat pelarangan. “Sepertinya ia hanya ingin bicara.”

Kemudian Zan menggerakan jarinya untuk meminta gadis itu maju.

Gadis itu melirik kesal ke arah dua bodyguard itu, lalu, ia berjalan beberapa langkah kemudian berdiri tepat di depan meja kaca di mana Zan berada.

Ia menginsyaratkan kedua bodyguard itu untuk menutup pintu. Keduanya menjalankan perintah itu, tapi nggak meninggalkan ruangan. Mereka bersiaga di belakang gadis itu.

Zan mengelap mulutnya, meletakan lap itu ke meja, lalu tersenyum. 

“Sepertinya pertemuan pertama kita di terminal kedatangan bandara membuatmu jatuh cinta padaku. Lihat! Kamu mengejarku ke sini!” Zan terlihat tenang. 

“Berhenti bermimpi!” seru gadis itu kesal. 

Zan tersenyum menyeringai. “Jangan-jangan bukan aku yang bermimpi. Kalau Kamu hanya ingin panjat sosial, aku bukan orang yang tepat, gadis lucu.”

“Aku yakin Kamu tamu tahu dengan pasti aku bukan jenis gadis seperti itu,” bantah gadis itu dengan cepat.

Zan mengedikan bahu. “Kuharap juga begitu.” 

“Aku sudah katakan sejak awal, aku hanya ingin bicara-”

“Tunggu!” Zan mengangkat tangannya. Gadis itu urung bicara.

“Dari mana Kamu tahu aku ada di Victory? Ah .... bahkan Kamu tahu aku sedang makan di Glorius.” Zan terlihat kesal.

“Aku punya cara. Kamu nggak perlu tahu itu,” jawab gadis itu enteng.

“Oh! O ya?” Zan tertawa mendengar itu. “Kamu orang pertama yang menolak perintahku Gadis Lucu.”

“Dengar! Mr. Zan Ducan, sekali lagi aku tegaskan, aku hanya ingin bicara!” seru gadis itu tegas.

“Oke. Dan sebelum bicara, sebutkan namamu!” Zan terlihat santai.

“Hana ... Hanasta,” sebut gadis itu singkat.

“Oke, Hana, apa yang ingin Kamu bicarakan?” Zan memundurkan posisi duduk, lalu, bersandar dengan posisi kaki menyilang.

“Tentang laki-laki berotot yang menjemputmu di bandara.” Tanpa sadar rahang Hana mengeras.

Sementara, Zan terlihat heran. “Dia?”

Hana mengangguk dengan cepat.

“Hana.” Zan mengarahkan pandangannya ke arah wajah gadis itu, lalu pandangan itu turun ke bawah hingga ke kaki, lalu pandangan itu kembali ke atas menatap wajah gadis itu dengan tajam. “Kurasa Kamu bukan gadis yang punya masalah dengan laki-laki sepertinya.”

“Aku nggak perlu komentarmu, aku hanya perlu tahu di mana dia berada-”

“Jangan kurang ajar!” sela salah satu bodyguard dengan berang.

Dengan cepat, Zan mengangkat tangan untuk mencegah kedua anak bodyguard-nya yang hendak menyambar Hana.

Kedua laki-laki gempal itu kembali ke posisinya.

“Hana, laki-laki yang Kamu cari adalah anak buahku. Dan semua orang-orangku berada di bawah tanggung jawabku,” elak Zan diplomatis.

“Kalau begitu, Kamu juga bisa mempertanggungjawabkan kejahatannya!” balas Hana tegas, suaranya meninggi.

“Kejahatan?” Mata Zan memicing. “Kamu nggak bisa menuduh tanpa bukti, Hana!”

“Bukti?” Hana menapakan tangan di meja. Ia menatap dengan tajam. “Aku punya bukti kuat. Jadi, katakan saja di mana dia berada! Ada hal yang harus ia jawab!”

Zan menghela napas dalam. Ia tersenyum mendengar gertakan Hana.

“Biasanya seseorang yang punya bukti akan membawa bukti itu kepolisi. Jadi, aku heran kenapa gadis sepertimu justru repot-repot mendatangi aku yang sama sekali nggak ada hubungannya dengan urusanmu itu.” Zan mengedikan bahu.

“Aku butuh nama dan tempat tinggal anak buahmu itu untuk melakukan tuntutan. Aku nggak bisa menuntut orang tanpa identitas dan tanpa alamat,” tegas Hana tak surut.

“Sayang sekali ... aku nggak bisa begitu saja memberitahukan identitas salah satu anak buahku.” Zan bersikeras.

“Apa ini artinya tantangan untuk membawamu ke meja hijau?” tantang Hana tegas.

Wajah Zan terlihat menahan tawa. “Oke, kalau menurutmu Kamu bisa melakukannya, silahkan!”

Hana menatap tajam. Wajahnya memerah menahan marah. Tangannya terkepal erat. Ia menahan diri dengan keras untuk nggak menghantam wajah tampan di depannya.

“Oke. Aku bersumpah akan mendapatkan anak buahmu itu, tanpa bantuanmu!” tekad Hana berapi-api.

“Silakan!” Zan menggerakan tangannya dengan mengarahkannya ke arah pintu.

Hana menghela napas dalam.

“Antarkan Nona pemberani ini keluar! Jangan sentuh dia!” perintah Zan dengan tegas.

“Siap, Bos!” Bodyguard itu mendekat ke arah Hana yang masih enggan bergerak. Lalu, dengan halus memaksa Hana keluar dari ruang Glorius.

Hana menatap sinis Zan Ducan, tapi ia tahu nggak ada lagi yang bisa ia lakukan selain meninggalkan ruang itu.

Dua bodyguard itu mengiringi Hana menuju pintu utama.

“Hei Gadis kecil, untung saja bos lagi baik hari ini, kalau tidak bisa bahaya! Hm, aku nggak bisa bayangkan jika Kamu mengacau di Victory di malam hari, tentu kita yang akan dibinasakan bos.” Bodyguard itu terlihat sangat kesal. 

“Ya, untung saja saat ini klub ini belum buka,” sambut bodyguard yang lain seraya mengelus dada.

Hana mengabaikan itu. Ia meninggalkan halaman klub Victory bersamaan dengan berdatangannya mobil-mobil mewah ke klub itu.

“Aku terima tantanganmu, Zan Ducan. Aku akan mengajukan kasus ini ke polisi.” Hana mencegat taksi yang akan membawanya ke kantor polisi.

Beberapa saat kemudian, ia sudah duduk di depan meja polisi.

“Saya melaporkan hilangnya ayah saya, Pak. Saya punya bukti penganiayaan dan penculikannya.” Hana merasa sangat percaya diri.

“Baik, kami terima laporannya. Sejak kapan ayahnya hilang?” polisi itu bersiap mengetikan informasi.

“Empat tahun lalu.” Hana menatap tajam.

“Em-” Polisi itu batal mengetik. Ia menoleh ke arah Hana dan menatapnya dengan heran. “Kenapa baru lapor sekarang?”

“Ceritanya panjang, Pak. Saya bisa jelaskan nanti. Tapi, saya akan memberikan informasi inti lebih dulu,” balas Hana dengan cepat.

“Oke.” Polisi itu mengangguk. “Jadi, siapa nama ayahmu?”

“Armand,” balas Hana cepat.

Lalu, polisi itu menanyakan data identitas Ayah Hana yang lain. “Oke, tunggu! Kami proses dulu lamaran ini.”

Hana menunggu dengan penuh harap. Sambil menunggu, Hana memperhatikan wajah polisi itu.

“Eh!” seru Hana tertahan ketika melihat tiba-tiba raut wajah polisi itu berubah tegang. “Ada apa, Pak?”

“Hm, anu-” Polisi itu terlihat gugup dan bingung.

“Apa ada yang salah?” Hana berusaha mengintip layar monitor yang membelakanginya. Tapi, polisi itu mencegahnya.

“Begini ...,” ucap polisi itu dengan gugup. Ia enggan menatap langsung mata Hana. “Sepertinya, kami nggak bisa memproses laporan ini. Maaf.”

“Lo?!” Mata Hana membelalak. “Maksudnya gimana, Pak?!” 

Lanjutkan membaca buku ini secara gratis
Pindai kode untuk mengunduh Aplikasi

Bab terbaru

  • MY BAD BOSS   Sistem Keamanan Terbajak

    “Zan, para pengunjung adalah orang-orang penting yang juga pemeganga saham Teta Tech Corporation. Apa Kamu nggak khawatir jika mereka menganggap Victory ini salah kelola?” Melanie duduk di sofa tunggal yang ada di samping Zan.Zan diam, sedangkan pendapat itu direspon oleh Max dengan tawa sinis.“Melanie, meskipun Victory terkait dengan Teta Tech, tapi klub ini sepenuhnya ada dalam pengelolaanku. Siapa di antara pengunjung yang berani menghujatku sebagai si salah kelola.” Max menunjukkan telunjukanya dari tangan yang sedang memegang gelas.Melanie mengedikan bahu. “Kalau begitu, bisakah dijelaskan kenapa klub dengan pengelolaan top ini bisa mati lampu.”“Itu karena kesalahan teknis,” sahut Zan dengan cepat.Dan dengan cepat juga Max menoleh ke arah Zan, ia ternganga tak percaya dengan apa yang didengarnya karena ia yakin lampu mati itu berkaitan dengan penggerudukan yang dilakukan oleh gadis bernama Hana itu. “Zan!”“Ah ... Max.” Zan sedikit menelengkan kepala seraya menatap penuh art

  • MY BAD BOSS   Semua Mendapatkan Balasan

    Kenangan itu membuat mata Hana merebak dan air mata mengalir tanpa bisa ditahan lagi.Ia terisak.“Hana ....” Zan meregangkan pelukannya dan melihat wajah Hana dengan bingung. “Apa yang membuatmu menangis?”Hana menatap mata Zan. Kesedihan menggayut di wajahnya. “Kamu tahu? Bahkan, Henry bukan ayah kandungku.”“Ah, itu kenapa catatan tentang hubungan darah kalian nggak ditemukan oleh orang-orangku,” ucap Zan dalam hati di tengah keterkejutannya.“Tapi, lihat apa yang ayah lakukan untukku!” Hana menangis.Zan memeluk gadis itu.Hana mengusap air matanya. “Setelah menemukanku, ia berusaha mencari orang tuaku. Tapi, karena cinta yang ia berikan, aku meminta ia menghentikan itu dan memilih untuk menjadi anaknya.”Zan mempererat pelukannya.“Dan setelah aku dewasa, ia nggak hanya berjuang untuk membuat aku meraih cita-citaku, tapi juga mengorbankan nyawanya untukku.” Hana kembali menangis.“Meskipun fakta bahwa Kamu bukan anak biologis Henry, tapi sekarang aku paham kenapa Kamu merobohkan

  • MY BAD BOSS   Mengetahui yang Tersembunyi

    Hana bergeming ketika pintu ruang operasi terbuka.Petugas medis mendorong ranjang yang membawa Zan yang masih belum sadar.Max menyambut Zan dan mengikuti para petugas medis itu ke bangsal rawat yang akan ditempati laki-laki itu.Hana menatap wajah Zan yang masih terlihat seperti sedang tertidur pulas dan bahu yang dibebat perban ketika ranjang itu lewat di depannya.Max berhenti dan menatap Hana yang masih bergeming di tempatnya.Gadis itu sadar dan segera mengikuti para petugas medis yang membawa Zan. Dan ia harus menahan diri untuk mengatakan apa yang ia tahu karena suaminya itu belum sadar.Gadis menunggu di sofa dengan memeluk lututnya. Sedangkan, Max duduk di samping ranjang pasien.Menit berlalu.Zan tersadar.Max menyambutnya dengan senyum. “Apa karena sekarang sudah punya istri jadi satu peluru saja membuatmu terlihat lemah?” Ia tersenyum mengejek.Zan tersenyum. Ia mengedarkan pandangan untuk mencari Hana. Dan ia tersenyum ketika melihat gadis itu sedang duduk seraya menatap

  • MY BAD BOSS   Menjadi Perisai Hidup

    Zan melihat Max yang berusaha mengejar mobil yang kedua daun pintu bagian belakangnya belum itu.“Zara, kita selesaikan urusan kita nanti!” Zan menjatuhkan diri seraya mengambil pistol di lantai. Dan ia menodongkan pistol itu ke arah Zara.Zara yang kembali hendak menerjang mengurungkan niat.“Aku nggak punya waktu untuk main-main.” Zan beranjak dan berjalan dengan tergesa.“Set!”Sebuah pisau melesat ke arah Zan. Pisau itu menyasar punggung laki-laki itu.Dengan cepat Zan menoleh, merunduk dan-“Dor!”Peluru dari pistol Zan menyasar dada Zara.“Agh!”Zara menghindar, tapi peluru itu menembus bahunya.Zan tahu jika luka tembak itu nggak akan menghentikan mantan pembunuh bayaran itu.“Dor!”“Dor!”Zan menembak kedua paha Zara.“Agh!”Mantan kepala The Bodyguard itu ambruk.“Orang kita akan segera mengurusmu Zara.” Dan Zan bergerak ke arah mobil anak buahnya yang semula membawa Hana ke tempat itu.Ia melarikan mobil itu dengan kecepatan penuh.Dan sekian meter dari gedung terbengkelai i

  • MY BAD BOSS   Mengirimmu Ke Neraka

    “Dor!”Tembakan dari orang-orang yang menghindar dengan panik itu mengenai kaca depan mobil Zan.Kondisi tanpa pembatas itu justru dimanfaatkan Max untuk menghabisi para penyerang yang berada dalam jangkauan tembaknya.“Dor!”“Dor!”“Agh!”Beberapa penyerang itu roboh di jalan ketika peluru-peluru Max menembus kepala mereka.“Dor!”“Agh! Setan!” Max mengumpat ketika sebuah peluru mengenai bingkai jendela mobil di dekatnya.Dan sisi lain, Zan juga menyasar beberapa penyerang yang berada dalam jangkauan tembaknya.“Dor!”“Agh!”Peluru-peluru Zan tidak terbuang sia-sia. Mangsa-mangsanya bertumbangan di jalan.Dan-“Brak!!”Mobil Zan menabrak sebuah mobil penyerang yang merintangi jalan tanpa ampun. Mobil itu bergeser ke samping jalan.Dan mobil Zan berhasil lolos dari rintangan.“Kejar!” Perintah pengejaran itu terdengar dari arah belakang.Zan mempercepat laju mobilnya.Max menekan earpiece-nya. Lalu, “Orang-orang kita sudah dekat.”“Bagus!” Tapi, kekhawatiran di wajah Zan makin pekat.

  • MY BAD BOSS   Kami Terjebak!

    “Segera, Mr. Ducan. Dan saya meminta Anda terhubung secara khusus dengan saya dan tim untuk perkembangannya,” balas Neo tegas.Zan menyanggupi itu.Max mengamati ketegangan di wajah Zan. “Apa yang terjadi?”“Zara menghilang bersama dengan hilangnya Hana.” Zan menjelaskan itu seraya berjalan keluar ruangan. Langkahnya tergesa menuju lift.Max mengejarnya. “Aku agak bingung. Zara bukan jenis orang yang memiliki dendam pribadi.”“Tapi, dia jenis orang yang akan menjalankan apa yang diperintahkan oleh penyuruhnya dengan sempurna,” timpal Zan cepat.Lift bergerak pelan ke lantai dasar.Zan berharap lift itu bisa lebih cepat bergerak.Lalu, keduanya masuk ke mobil tanpa bicara.Zan memacu mobil itu dengan kecepatan penuh.“Kita akan ke mana?” Max yang berada di samping kemudi menatap Zan yang mengemudi dengan tegang.“The Bodyguard. Aku nggak tahu apa mungkin kita dapat sesuatu di sana. Hanya saja aku nggak tahu harus ke mana kita untuk menemukan titik awal mencari Hana.” Mendung menggelap

Bab Lainnya
Jelajahi dan baca novel bagus secara gratis
Akses gratis ke berbagai novel bagus di aplikasi GoodNovel. Unduh buku yang kamu suka dan baca di mana saja & kapan saja.
Baca buku gratis di Aplikasi
Pindai kode untuk membaca di Aplikasi
DMCA.com Protection Status