Home / Romansa / MY BAD BOSS / Klub Victory

Share

Klub Victory

Author: Erl
last update Last Updated: 2023-12-08 18:44:47

“Bawa ini ke ruang Glorius!” 

Seorang kepala pegawai laki-laki memerintahkan itu pada bawahannya. Ia menunjuk ke satu set menu yang berada di atas nampan.

Pegawai laki-laki yang menerima perintah itu mengangguh patuh dan segera membawa nampan itu ke ruang yang ditunjuk. 

Glorius adalah satu ruang VIP di klub Victory di pusat kota yang hanya boleh digunakan oleh orang-orang tertentu, seperti pemiliknya dan orang-orang yang dekat dengannya. Itu artinya, pegawai yang membawa nampan itu harus menyajikan apa pun dengan cara yang sempurna.

Lalu, ia memasuki ruang itu dengan sikap hormat. “Silahkan Mr. Zan Ducan!” Ia meletakan nampan itu dengan persisi.

“Bagaimana dengan kreasi menu baru ini?” Zan mengambil sendok dan mencicipi salah satu menu.

“Banyak pengunjung klub yang memesan set menu ini sejak pertama kali menu ini diluncurkan, Bos.” Pegawai laki-laki itu mundur selangkah.

Zan mengunyah dan meneliti rasa yang terkandung dalam salah satu makanan itu. “Bagus!”

Pegawai laki-laki itu hendak undur diri, tapi ia baru saja menerima pesan dari atasannya melalui earpiece yang terselip di lubang telinga.

“Bos, seorang gadis membuat keributan di pintu utama. Dia meneriakan nama Anda,” lapor pegawai laki-laki itu.

Seketika kening Zan berkerut. Ia menghentikan gerakan mengunyah di mulut. “Gadis?”

Ia merasa bingung dengan kata itu karena ia merasa sedang tidak berurusan dengan seorang gadis pun di circle-nya.

Tapi, pegawai laki-laki itu mengangguk tanpa ragu.

“Tampilan rekamannya dari sini!” perintahnya tegas. “Gadis mana yang membuat penjaga-penjaga di bawah sana melapor? Bukannya hal seperti ini bisa diatasi tanpa melapor padaku?”

Komentar yang mendekati gerutuan itu membuat pegawai laki-laki itu dengan cepat menjalankan instruksi bosnya. Ia menyalakan layar televisi besar yang ada di ruangan itu. Lalu, menutup mengubah mode kaca pada jendela kaca besar yang menampilkan city view menjadi gelap.

Layar datar itu mulai menggambarkan apa yang sedang terjadi di pintu utama klub Victory.

“Aku hanya ingin bicara dengan Zan Ducan!” Seorang gadis sedang melawan dua orang bodyguard di lantai dasar bangunan megah klub bergengsi itu. 

Zan mengerutkan kening ketika melhat siapa yang bicara. “Bukankah itu gadis yang ....” Ia teringat dengan gadis lucu yang mencoba mengejar mobilnya kemarin.

Ia hendak memerintahkan sesuatu pada pegawai laki-laki yang masih berdiri dengan patuh tak jauh darinya. Tapi, ia mengurungkannya.

“Kamu nggak tahu siapa yang Kamu sebut itu? Dia bukan orang sembarangan yang bisa begitu saja diajak bicara!” Salah satu penjaga itu menghalangi jalan gadis itu.

“Siapapun dia, aku hanya ingin bicara, nggak kurang dan nggak lebih! Tolong izinkan aku menemuinya!” Gadis itu bersikeras.

“Bicara?” Kening Zan kembali berkerut. Ia yang sedang menonton apa yang terjadi di pintu utama klub tanpa menghentikan makannya itu mendadak meletakkan sendoknya. “Jadi, gadis itu mencariku? Kenapa?”

Ia kembali memperhatikan layar. Gadis itu mendongak untuk menatap tajam pada salah satu penjaga yang mencegatnya. Di depan bodyguard itu, tubuh gadis itu terlihat kecil.

“Suit!” Zan bersiul. “Nyalinya bolehn juga!”

“Aku nggak akan mengganggu bosmu. Aku hanya ingin mengambil waktunya lima menit!” Gadis itu berteriak kencang.

“Lima menitmu nggak sebanding dengan lima menit milik Zan Ducan. Pulanglah gadis kecil! Mainlah di tempat lain!” ejek salah satu bodyguard itu.

“Ini hal yang sangat penting untukku. Aku nggak bisa begitu saja pergi!” Gadis itu tak surut.

“Kalau begitu, biar aku yang memaksamu pulang!” Dan salah satu bodyguarg itu menyambar lengan gadis itu untuk diseret keluar.

“Tidak!” Tanpa diduga, gadis itu menggeser lengannya untuk menghindari sambaran bodyguard itu. 

Bodyguard yang lain merangsek maju untuk membantu rekannya. Tapi, dengan gesit, gadis itu menipu dengan mengatur langkahnya dan bahkan bisa menyusup di antara dua badan kekar berotot itu. Lalu, ia berlari ke arah dalam.

“Hei! Berhenti!” Kedua bodyguard itu mengejar gadis itu.

Zan menyeringai geli. “Entah kenapa itu membuatku geli? Bukankah itu lucu?” tanyanya pada pegawai yang berdiri di sebelahnya.

“Ya, Bos.” Pegawai itu menjawab dengan kaku dan takut.

“Selain lucu, gadis itu juga menarik,” komentar Zan sembari menikmati tayangan video kejar-kejaran di lantai satu itu. “Lihat! Gadis kecil itu bisa mempecundangi dua orang berbadan besar.”

Zan mengambil gelas minuman dan menyesapnya tanpa mengalihkan pandangannya dari layar datar.

“Eh! Tunggu!” Zan menjauhkan gelas dari mulutnya. “Dari sekian banyak tempat yang aku datangi, dari mana gadis itu tahu aku sedang berada di sini?” 

Ia menoleh ke arah pegawainya dengan tatapan penuh tanya.

“Saya tidak tahu itu, Bos.” Pegawai itu mengangguk takut. “Saya yakin pihak tim Victory bisa menjaga kerahasiaan klub.”

“Gadis itu ....” Zan menyipitkan pandangannya. 

Sementara itu, layar sedang menayangkan adegan gadis itu yang berlari di salah satu lorong yang menuju ke arah ball room di mana tangga melingkar yang megah berada di tengah ruangan. 

Tubuh langsing gadis itu berhasil mengalahkan kecepatan lari dua pengejarnya yang badannya dua kali lipat darinya.

“Berhenti!” Teriakan bodyguard itu bergaung di ruangan itu.

Tapi, gadis itu mengabaikannya. Ia terus mempercepat larinya ke arah tangga melingkar lain yang berada di dekat tangga pertama. Ia terus menuju lantai terakhir gedung megah Victory.

“Tangkap dia! Cepat!” Salah seorang dari bodyguard itu terlihat panik begitu gadis itu menaiki tangga yang menuju lantai terakhir bangunan megah itu.

“Puh ....” Zan meniupkan napas panjang. “Bagaimana cara mereka berdua menangkap gadis itu sedangkan jarak di antara keduanya kian lebar?”

“Apa bos ingin memerintahkan tim Victory untuk menangkap gadis itu?” sahut pegawai laki-laki yang juga ikut menyaksikan aksi kejar-kejaran itu.

“Tidak!” sahut Zan dengan cepat dan tegas.

Dengan cepat, pegawai laki-laki itu menoleh ke arah bosnya.

“Hm, aku ingin lihat sampai seberapa jauh keberanian gadis itu.” Zan menjawab tatapan penuh tanya itu dengan santai.

Pegawai laki-laki itu hanya mengangguk dan kembali memperhatikan layar.

Sementara itu, layar menunjukan bahwa saat itu, gadis itu sedang berjalan di salah satu lorong yang berada di lantai tiga.

Kening Zan berkerut ketika memperhatikan lorong itu. 

“Eh! Bukannya itu lorong yang menuju ruang ....” Kemudian mata Zan membelalak.

“Ruang Glorius, Bos!” sahut pegawai laki-laki itu dengan cepat.

“Dari mana gadis itu tahu aku berada di Glo-”

“Brak!!”

Pintu ruang super VIP itu terbuka ketika gadis itu menendangnya.

Zan tak mampu menyembunyikan keterkejutannya ketika melihat gadis itu berdiri di ambang pintu dengan terengah-engah.

“Zan ... Ducan ... Mr ... aku ingin bicara!” Gadis itu kehabisan napas.

“A-” Zan ternganga. Ia nggak sama sekali nggak menyangka gadis itu bisa menemukannya.

Continue to read this book for free
Scan code to download App

Latest chapter

  • MY BAD BOSS   Sistem Keamanan Terbajak

    “Zan, para pengunjung adalah orang-orang penting yang juga pemeganga saham Teta Tech Corporation. Apa Kamu nggak khawatir jika mereka menganggap Victory ini salah kelola?” Melanie duduk di sofa tunggal yang ada di samping Zan.Zan diam, sedangkan pendapat itu direspon oleh Max dengan tawa sinis.“Melanie, meskipun Victory terkait dengan Teta Tech, tapi klub ini sepenuhnya ada dalam pengelolaanku. Siapa di antara pengunjung yang berani menghujatku sebagai si salah kelola.” Max menunjukkan telunjukanya dari tangan yang sedang memegang gelas.Melanie mengedikan bahu. “Kalau begitu, bisakah dijelaskan kenapa klub dengan pengelolaan top ini bisa mati lampu.”“Itu karena kesalahan teknis,” sahut Zan dengan cepat.Dan dengan cepat juga Max menoleh ke arah Zan, ia ternganga tak percaya dengan apa yang didengarnya karena ia yakin lampu mati itu berkaitan dengan penggerudukan yang dilakukan oleh gadis bernama Hana itu. “Zan!”“Ah ... Max.” Zan sedikit menelengkan kepala seraya menatap penuh art

  • MY BAD BOSS   Semua Mendapatkan Balasan

    Kenangan itu membuat mata Hana merebak dan air mata mengalir tanpa bisa ditahan lagi.Ia terisak.“Hana ....” Zan meregangkan pelukannya dan melihat wajah Hana dengan bingung. “Apa yang membuatmu menangis?”Hana menatap mata Zan. Kesedihan menggayut di wajahnya. “Kamu tahu? Bahkan, Henry bukan ayah kandungku.”“Ah, itu kenapa catatan tentang hubungan darah kalian nggak ditemukan oleh orang-orangku,” ucap Zan dalam hati di tengah keterkejutannya.“Tapi, lihat apa yang ayah lakukan untukku!” Hana menangis.Zan memeluk gadis itu.Hana mengusap air matanya. “Setelah menemukanku, ia berusaha mencari orang tuaku. Tapi, karena cinta yang ia berikan, aku meminta ia menghentikan itu dan memilih untuk menjadi anaknya.”Zan mempererat pelukannya.“Dan setelah aku dewasa, ia nggak hanya berjuang untuk membuat aku meraih cita-citaku, tapi juga mengorbankan nyawanya untukku.” Hana kembali menangis.“Meskipun fakta bahwa Kamu bukan anak biologis Henry, tapi sekarang aku paham kenapa Kamu merobohkan

  • MY BAD BOSS   Mengetahui yang Tersembunyi

    Hana bergeming ketika pintu ruang operasi terbuka.Petugas medis mendorong ranjang yang membawa Zan yang masih belum sadar.Max menyambut Zan dan mengikuti para petugas medis itu ke bangsal rawat yang akan ditempati laki-laki itu.Hana menatap wajah Zan yang masih terlihat seperti sedang tertidur pulas dan bahu yang dibebat perban ketika ranjang itu lewat di depannya.Max berhenti dan menatap Hana yang masih bergeming di tempatnya.Gadis itu sadar dan segera mengikuti para petugas medis yang membawa Zan. Dan ia harus menahan diri untuk mengatakan apa yang ia tahu karena suaminya itu belum sadar.Gadis menunggu di sofa dengan memeluk lututnya. Sedangkan, Max duduk di samping ranjang pasien.Menit berlalu.Zan tersadar.Max menyambutnya dengan senyum. “Apa karena sekarang sudah punya istri jadi satu peluru saja membuatmu terlihat lemah?” Ia tersenyum mengejek.Zan tersenyum. Ia mengedarkan pandangan untuk mencari Hana. Dan ia tersenyum ketika melihat gadis itu sedang duduk seraya menatap

  • MY BAD BOSS   Menjadi Perisai Hidup

    Zan melihat Max yang berusaha mengejar mobil yang kedua daun pintu bagian belakangnya belum itu.“Zara, kita selesaikan urusan kita nanti!” Zan menjatuhkan diri seraya mengambil pistol di lantai. Dan ia menodongkan pistol itu ke arah Zara.Zara yang kembali hendak menerjang mengurungkan niat.“Aku nggak punya waktu untuk main-main.” Zan beranjak dan berjalan dengan tergesa.“Set!”Sebuah pisau melesat ke arah Zan. Pisau itu menyasar punggung laki-laki itu.Dengan cepat Zan menoleh, merunduk dan-“Dor!”Peluru dari pistol Zan menyasar dada Zara.“Agh!”Zara menghindar, tapi peluru itu menembus bahunya.Zan tahu jika luka tembak itu nggak akan menghentikan mantan pembunuh bayaran itu.“Dor!”“Dor!”Zan menembak kedua paha Zara.“Agh!”Mantan kepala The Bodyguard itu ambruk.“Orang kita akan segera mengurusmu Zara.” Dan Zan bergerak ke arah mobil anak buahnya yang semula membawa Hana ke tempat itu.Ia melarikan mobil itu dengan kecepatan penuh.Dan sekian meter dari gedung terbengkelai i

  • MY BAD BOSS   Mengirimmu Ke Neraka

    “Dor!”Tembakan dari orang-orang yang menghindar dengan panik itu mengenai kaca depan mobil Zan.Kondisi tanpa pembatas itu justru dimanfaatkan Max untuk menghabisi para penyerang yang berada dalam jangkauan tembaknya.“Dor!”“Dor!”“Agh!”Beberapa penyerang itu roboh di jalan ketika peluru-peluru Max menembus kepala mereka.“Dor!”“Agh! Setan!” Max mengumpat ketika sebuah peluru mengenai bingkai jendela mobil di dekatnya.Dan sisi lain, Zan juga menyasar beberapa penyerang yang berada dalam jangkauan tembaknya.“Dor!”“Agh!”Peluru-peluru Zan tidak terbuang sia-sia. Mangsa-mangsanya bertumbangan di jalan.Dan-“Brak!!”Mobil Zan menabrak sebuah mobil penyerang yang merintangi jalan tanpa ampun. Mobil itu bergeser ke samping jalan.Dan mobil Zan berhasil lolos dari rintangan.“Kejar!” Perintah pengejaran itu terdengar dari arah belakang.Zan mempercepat laju mobilnya.Max menekan earpiece-nya. Lalu, “Orang-orang kita sudah dekat.”“Bagus!” Tapi, kekhawatiran di wajah Zan makin pekat.

  • MY BAD BOSS   Kami Terjebak!

    “Segera, Mr. Ducan. Dan saya meminta Anda terhubung secara khusus dengan saya dan tim untuk perkembangannya,” balas Neo tegas.Zan menyanggupi itu.Max mengamati ketegangan di wajah Zan. “Apa yang terjadi?”“Zara menghilang bersama dengan hilangnya Hana.” Zan menjelaskan itu seraya berjalan keluar ruangan. Langkahnya tergesa menuju lift.Max mengejarnya. “Aku agak bingung. Zara bukan jenis orang yang memiliki dendam pribadi.”“Tapi, dia jenis orang yang akan menjalankan apa yang diperintahkan oleh penyuruhnya dengan sempurna,” timpal Zan cepat.Lift bergerak pelan ke lantai dasar.Zan berharap lift itu bisa lebih cepat bergerak.Lalu, keduanya masuk ke mobil tanpa bicara.Zan memacu mobil itu dengan kecepatan penuh.“Kita akan ke mana?” Max yang berada di samping kemudi menatap Zan yang mengemudi dengan tegang.“The Bodyguard. Aku nggak tahu apa mungkin kita dapat sesuatu di sana. Hanya saja aku nggak tahu harus ke mana kita untuk menemukan titik awal mencari Hana.” Mendung menggelap

More Chapters
Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status