"Tujuh Keluarga!" gumam pelan Li Jancent. "ke mana orang tuamu?" selidik Li Jancent lagi. "Nenek bilang mereka pergi mencari ikan di laut, tapi tidak pernah kembali!" jawab sendu Niu Nuan. Melihat sepertinya gadis itu akan mulai menangis, maka Li jancent pun menyudahi pertanyaan. Dia berdiri seraya berkata, "Tunggu beberapa saat di sini, nanti kau akan diantar pulang"Mendengar perkataan Li Jancent, senyuman manis pun menghiasi wajah Niu Nuan. "Terima kasih, Tuan!" Wajah Li Jancent menyiratkan ketenangan ketika melihat senyuman gadis buta itu. Melihat Tuannya pergi, kepala pelayan membawa Niu Nuan ke kamar yang hanya terisi ranjang dan lemari. Fang Fang meminta kepada kepala pelayan agar menyingkirkan semua barang-barang yang berpotensi membahayakan Niu Nuan.Keesokan paginya, terjadi kehebohan di kediaman Fang. pagi-pagi sekali Xu'er dan tim agensi datang untuk menjemput Oliver. ini adalah penampilan perdana Oliver untuk melakukan sesi pemotretan. "Sarapan dulu,bayiku tidak bole
Terlihat sedikit keraguan di wajah Li Jancent, “Aku pikir itu bukan ide bagus!”“Oh ayolah, apa kau ingin dia dijual lagi diluaran sana!” imbuh Fang Fang meyakinkan suaminya itu lagi.Li Jancent pun menghela napas, lalu melihat Mayleen sedang memeluk Niu Nuan dengan lembut, itu terlihat seperti seorang kakak yang sedang menenangkan adik kecilnya. Teringat jika dia hanyalah anak adopsi dari keluarga Li. Maka pada akhhirnya dia menyetujui permintaan istrinya itu.Fang Fang langsung memeluk suaminya itu, “Terima kasih… terbaik!”Dia pun langsung menghampiri Mayleen dan Niu Nuan, seraya berkata, “Kau akan tinggal bersama kami, mau kan?”“Kami keluarga Fang, akan menjagamu dengan baik!” bujuk Fang Fang agar Niu Nuan bersedia ikut dengan mereka.“Nenek?” tanya Niu Nuan dengan suara sengau sedikit gemataran.“Pemakamannya akan diurus dengan baik!” jawab Fang Fang.Mayleen memapah, membantu Niu Nuan berdiri seraya berkata, “Ayo, kita pulang!”Sepanjang perjalanan Niu Nuan masih saja menangis
“SIM, tentu saja aku punya!” imbuh Xu’er seraya mengambil dompetnya dan menunjukan SIM yang dia punya kepada pria yang sedang menuduhnya itu.“Ini kartu namakku, kirimkan tagihannya kepadaku nanti ya. Dan, aku benar-benar mohon maaf. Aku sedang terburu-buru!” imbuh Xue’er lagi seraya sedikit menundukan kepalanya, memintaa maaf. Pria yang tadi berdebat dengan Xu’er pun mengetuk jendela mobil kursi belakang, jendela kaca mobil pun perlahan terbuka. “Tuan, nona itu meninggalkan kartu namanya!”Pria yang sedari tadi duduk tenang di kursi belakang, mengambil kartu nama itu. “Xu’er!” imbuh pelannya.Xu’er pun tiba di kediaman Fang, “Nah, tampan kita sudah sampai!”Mereka pun turun dari mobil, Keduanya berdiri di depan mobil Xu’er. Bergeming, bersedekap tangan sambil memperhatikan bagian depan mobil yang terlihat ringsek. Keduanya pun menghela napas, sebuah suara membuyarkan lamunan keduanya.“Kalian sedang apa?” tanya Mayleen seraya ikut memperhatikan, dia pun langsung berteriak, “Astaga
“Kau belum memberikan penawarnya?” imbuh Liu Jie.Tubuh pria itu terlihat lemas, berkeringat dan wajahnya sangat pucat. Li Jancent memang berniat menyiksanya sedikit lebih lama, karena kemarin Liu Jie dengan beraninya menargetkan Mayleen. “Ah maaf, sedang sedikit ada urusan penting, jadi belum sempat mengirimkan!”Li Jancent meminta kepala pelayan membawakan kotak kecil yang ada di laci meja kerjanya. Pada saat ini terdengar samara ada suara ketukan, Niu Nuan terlihat sedang berjalan di samping halaman depan. Gadis buta itu berjalan dengan tongkatnya.Suara tongkat Niu Nuan terdengar semakin jelas, Merasa di depannya ada ramai orang dia pun berhenti melangkah. Liu Jie langsung saja berkata, “Apa kau mengambil gadis buta itu sebagai simpananmu?”“Jaga bicaramu, aku tidak segan membuatmu mati!” ancam Li Jancent.Niu Nuan berbalik badan, baru jalan beberapa langkah dia malah tersandung sampai terjatuh. Li Jancent langsung saja mengampiri dan membantunya berdiri. “Apa yang kau lakukan mal
BAB 71 MAYLEENWilliam masuk ke ruang meeting, Tapi, hanya mengatakan lima kata saja, “Pertahankan Oliver, apa pun caranya!”Pria itu berbalik pergi, meninggalkan tim departemen marketing yang sedikit tercengang, Karena ini pertama kali dalam hidup mereka mengalami rapat dalam waktu singkat, tidak sampai satu menit.“Apa yang kalian lihat, ayo mulai bekerja!” imbuh Reina yang sebenarnya juga merasa bingung.Reina langsung mengejar langkah William ke ruangan. “Apa yang terjadi?”“Apa mereka membatalkan perjanjian dengan Panda Fashion?” tanya Reina berpura-pura khawatir dalam hati dia sebenarnya merasa senang. Tapi, tidak ingin menunjukannya di depan William.“Aku sudah menolaknya!” imbuh tegas William.“Eum… soal itu, bukankah sebenarnya akan menguntungkan Perusahaan kita?” tanya Reina.“Maksudku, kita sudah mendapatkan keuntangan 20 miliar, ditambah uang penalti dari mereka. Bukankah itu namanya sangat menguntungkan!”“Gu Corporation tidak kekurangan uang!” jawab William dengan acuh t
Ketika lampu dinyalakan, lampu terlihat berkedap kedip. “Ayo kita lekas pergi dari sini!”William menggenggam erat tangan Mayleen. “Hei, kau mau apa!” tanya Mayleen bingung.Tidak menjawab, William terus menarik agar Mayleen mengikuti langkahnya. William berdiri di depan tombol jika terjadi keadaan darurat. Dia pun segera menekan tombol itu. Gaungan kencang pun terdengar.Mendengar itu, staff pengawasan keselamatan kerja di Resor Surga segera mengambil Tindakan Evakuasi, sementara yang lain mengecek keadaan darurat apa yang sedang terjadi. Pada saat ini Mayleen menghempaskan tangan William.“Apa kau sudah gila?” hardik marah Mayleen.“Mengapa kau tekan bel-nya?” hardik Mayleen lagi.“Akan ada gempa!” imbuh William lagi.“Gempa apa!” imbuh Mayleen sembari bertelak pinggang.“Akan terjadi!” imbuh William, seraya menarik tangan Mayleen lagi.Baru saja berjalan beberapa langkah, tiba-tiba tubuh keduanya tidak seimbang. Mayleen hampir saja terjatuh. William langsung menangkap tubuh Mayleen
Mayleen menoleh, melihat kesayangannya sudah pulang, dia langsung saja berdiri dan melangkah untuk memeluknya. “Mengapa lama sekali baru pulang!”“Paman bilang aku harus berlatih keras, untuk bisa melindungi Mama dari orang jahat!” Imbuh Oliver sembari menepuk-tepuk punggung Mayleen.Hati Mayleen terasa meleleh, “Oh manis sekali!” imbuh Mayleen sambil mengacak-acak rambut putrannya itu. Pada saat ini ponsel di atas nakas berdering. Mayleen pun segera menjawabnya. “Sayang, kita akan terbang ke Paris!” imbuh Xu’er.“Paris! Untuk apa?” tanya Mayleen.“Tentu saja mendampingi Oliver!” jawab Xu’er.“Oliver… kami tidak ada rencana pergi ke sana!” imbuh Mayleen lagi.“Jadwal kerja Olliver baru saja keluar! Panda Fashion akan melebarkan sayapnya ke Paris!” jelas Xu’er.“Tapi, bagaimana dengan sekolahnya?” kata Mayleen bingung.“Grup Gu, akan mengaturnya!” jawab Xu’er lagi.“Kau juga bersiaplah, kau juga harus ikut!” umbuh Xu’er mengingatkan.“Hah, aku ke Paris!” gumam pelan Mayleen sambil me
“k-kau… di sini!” imbuh Li Jancent.“Nyonya memintaku datang ke sini!” Jawab Niu Nuan seranya mencoba tetap tenang.“Jadi kau sudah tahu tugasmu apa?” tanya sarkas Li Jancent.Fang fang tidak memberitahukan secara jelas, hanya mengatakan ‘ini adalah saatnya balas budi’ dengan sedikit meragu, dia pun mengangguk pelan. Li Jancent memijit-mijit pelipisnya sembari berkata dalam hati, “Ternyata dia tidak sepolos seperti yang aku kira!”Li Jancent mengangguk-anggukan kepalanya, sembari sedikit menyeringai lalu dia mulai membuka kancing kemejanya satu persatu, kepalanya sedikit pening karena sedari tadi minum beberapa gelas alkhol.Li Jancent menundukan kepalanya seraya berbisik di daun telinga Niu Nuan, “Aku tidak akan menahan diri, jangan salahkan aku!”Niu Nuan mengernyitkan alisnya seraya berpikir, “Apa maksud perkataannya!”Li Jancent langsung menarik Niu Nuan dari sofa dan melemparkannya ke ranjang besar di kamar itu. “Ah, Tuan… apa yang mau kau lakukan!”“Bukankah ini yang kau mau!”