Permainan pun dimenangksn oleh kelas vanya. Semua teman teman vanya bersorak gembira dan juga loncat loncat semangat. Setelah itu mereka kembali menuju kelas masing masing karena sudah waktunya pulang.
Sebelum kekelas vanya mengantar fida menuju kamar mandi yang searah menuju kelasnya.
“Tunggu bentar ya van.”
Vanya hnya menganggukkan kepalanya. Setelah fida masuk kebilik toilet vanya pun membenarkan kunciran rambutnya. belum selesai menguncirnya tiba tiba rambut vanya ditarik keras oleh seseorang.
“Aww lepasin gak.”
“Hahaha. Bitch lo kan udah gue peringatin jangan pernah deketin pacar gue. apa lo budek apa amnesia.”
Dengan sekuat tenaga vanya melepaskan dirinya namun dengan kuat pula teman aira yang menjambak rambutnya pun semakin kencang.
“Apa apaan sih kalian. Lepaskan gak temen gue.” kata fida yang keluar dari bilik toilet.
“Wooo ernyata ada pawangnya. Lo gak usah i
Sudah hampir jam satu malam namun nata belum juga pulang. Vanya mondar mandir di dalam kamarnya dengan perasaan yang sangat campur aduk. Karena tidak biasanya suaminnya pulang hingga larut malam dengan ponsel yang tidak aktif. Pasalnya dari tadi vanya mondar mandir dengan mencoa menghuungi nata.“Tenang vanya tenang mungkin dia sedang dalam perjalanan.” Kata hati vanya dari tadi menenangkan dirinya sendiri. Vanya pun ahirnya berjalan menuju keluar kamar untuk mengambil minum kedapur. Dengan mengendap endapkan langkahnya supaya yang lain tidak mendengarnya.Namun suara dari pintu sebelah kamarnya membuatnya kaget dan nyaris berteriak jika tak ia bungkam sendiri mulutnya. Setelah sang empunya kelitan batang hidungnya nata langsung bernafas lega.“Kak kevin ngagetin vanya aja.” Katanya dengan memegangi dadanya yang sedikit naik turun.Kevin yang melihatnya pun mengangkat sebelah alisnya. “Kamu ngapain jam segini belum tidur mala
Sesampainya disekolah vanya berjalan menuju kelasnya sambil melamun. Sesampainya dikelas vanya duduk dikursinya sambil menaruh tasnya dan dibuat tumpuhan kepalanya. Tak lupa earphon yang bertengger dikedua telinganya. Karena merasa matanya sangat berat karena tadi malam ia begadang karena menunggu nata yang tak pulang pulang ahirnya vanya memejamkan matanya.Fida yang memang baru saja sampai dikelas pun tatapannya langsung tertuju kepada sahabatnya yang sedang menelusupkan kepalanya diatas kedua tangannya dengan earphon yang ada di kedua telinganya. Fida heran tak biasanya sahabatnya itu tidur didalam kelas.Fida pun duduk disebelahnya dan membuka bukunya melanjutkan mengerjakan pr yang tadi malam ada beberapa yang belum ia selesaikan. Karena menurutnya sangat susah. Dan mau minta ajarin sahabatnya namun apalah daya sekarang sahabatnya ini sedang tertidur. Fida mengerjakannya sendiri.Tettt tett tettt... suara bel masuk kelas berbuny. Itu tandanya
Saatnya pulang sekolah. Vanya berjalan keluar kelas bersama dengan fida. Setelah menceritakan semua yang terjadi tentang hubungannya dengan nata vanya sedikit lega karena fida banyak membantu memberikan sarannya. Dari yang dijodohkan hingga lita lita yang tadi pagi mengirim pesan kepada nata.Saat sampai didepan gerbang vanya mengernyitkan kepalanya karena disana sudah ada mobil nata. Vanya tak langsung menuju mobil tersebut. Melainkan vanya masih berdiri disebelah halte yang berada didekat pintu gerbang.Mobil nata pun mendekat kearah halte. Setelah sampai didepan vanya kaca jendela dibuka oleh nata. Dari luar vanya kaget karena disebelah kemudi ada perempuan yang memakai baju kurang bahan. Vanya pun menundukkan kepalanya karena merasa namanya dipanggil oleh nata.“Kamu masuk sekarang kita pulang.”“Enggak aku dijemput sama mang ujang aja.”“Mang ujang lagi jemput kak kevin. Ayo kamu masuk aja cepat jangan buang buang
Setelah sampai dikamarnya vanya berjalan menuju ketempat tidur yang ada diruangan tersebut. Vanya duduk disebelah nata yang masih bergulat dengan laptopnya. Vanya sedang memikirkan bagaimana caranya ia minta antar nata kesupermarket terdekat untuk membeli kebutuhan dapurnya. Dengan keberanian dirinya dan fikirannya sudah bulat ahirnya vanya pun berkata.“Kak, kakak sibuk ya?.” Katanya sambil memainkan jari jarinya dan melihat kearah nata yang sibuk bergulat dengan laptopnya.Nata yang merasa ditanya pun mendongakkan kepalanya melihat kearah vanya.“Iya emang kenapa?.”“Tadinya mau minta anterin kesupermarket untuk beli beberapa kebutuhan dapur. karena didapur gak ada bahan yang bisa dimasak kecuali mie instan.” Kata vanya smabil bibirya manyun.“Gak usah masak kita beli makan aja.”“Ih gak mau kakak mah boros sekali jadi orang.”“Uang kakak banyak. kamu makan sehari sep
Saat ini vanya sedang berada di sebuah studio musik bersama dengan fida sahabatnya. Setelah kemarin plang dari swalayan malamnya nata pergi dan membiarkan vanya dirumah sendirian. Padahal nata sudah diberitau oleh kevin kakaknya vanya jika vanya takut jika ditinggal dirumah sendirian. Namun nata tak mendengarnya.Flashback on Setelah vanya mandi sore vanya berjalan menuju kebalkon kamarnya dengan membawa secangkir capuchino panas untuk menemani dirinya santai dibalkon. Vanya sedang melamun sendirian disana. Tiba tiba nata keluar dari kamatr dan menuju kebalkon sudah rapi namun menggunakan baju santai dan juga celana jeans hitam. “Van aku keluar bentar ya!.” Vanya yang sedang melamun pun terlonjak kaget dan langsung melihat kearah nata sambil menganggukkan kepalanya. “Iya hati hati. Jangan malam malam pulangnya. Aku takut dirumah sendiri.”“Iya. Yaudah aku bera
Sudah enam bulan lamanya vanya tinggal berdua dengan nata dirumah mereka sendiri. Namun selama itu pula nata makin hari makin aneh tingkahnya. Dia seperti menjauhi vanya dan juga dengan tak sadar sifatnya mulai berubah semakin kasar.Pernah suatu hari vanya baru pulang dari sekolah nata sudah berada dirumah bersama dengan lita perempuan yang sudah mengubah nata. Vanya dimarahin dan juga beberapa kali ia dipukul didepan lita tanpa alasan yang jelas.Flashback on. Vanya baru saja sampai dirumah pukul 14.00. vanya diantar oleh fida sahabatnya karena memang rumahnya searah dengan fida dan tak seberapa jauh. Vanya langsung masuk kedalam rumah. Baru saja ia memasuki ruang tamu vanya melihat nata berciuman dengan lita. Ahirnya vanya menutup pintu dengan keras hingga membuat kedua manusia yang ada disana terlonjak kaget. Nata pun lansgung melihat vanya dengan tajam dan berjalan kearah vanya. sesampainya didekat vanya nata lansgung menampar
Sesampainya disebuah cafe yang dan ariel berjalan mencari meja kosong. Setelah menemukan meja kosong vanya dan ariel duduk saling berhadapan. Lamu mereka berdua memesan makanan. Sambil nunggu makanan datang vanya dan ariel berbincang sambil tertawa. Namun tatapan vanya tiba tiba melihat perempuan yang sangat familiar sedang makan bersama dengan laki laki sambil suap suapan.Dengan segera vanya membuka ponselnya dan memfotonya. Ariel pun segerah menoleh kearah tatapan vanya. Setelah mengetahui bahwa anya sedang memfoto pacar suaminya yang sedang berduaan dengan laki laki lain pun lansgung tersenyum samar.Jadi sejak dari vanya dibantu oleh ariel waktu ia kabur dari rumahnya hingga sekarang hubungannya dengan ariel pun baik. Bahkan ariel dan vanya sudah adik kakakan. Ariel berjanji kepada dirinya sendiri untuk melindungi dan membahagiakan vanya. karena ariel tau masalah vanya denngan suaminya. karena vanya sendiri yang menceritakannya.Setelah mengambil beberapa f
Dikamar vanya menangis sejadi jadinya setelah tadi adegan didapur setelah ia makan malam. Vanya saat ini sedang menangis dipojok sebelah tempat tidurnya.“Kenapa tuhan gak adil banget sih.”“Kenapan takdirku seperti ini.”“Kenapa apa salah aku.”“Aku ingin hidupku seperti teman teman yang lain. Tak banyak fikiran kejadian yang membuat diriku tertekan dengan sebuah setatus.”“AAAAAAAAAAAA” teriak vanya kencang sambil menjambak rambutnya dengan deraian air mata yang masih setia membasahi pipinya.Vanya terus menangis hingga ia tertidur sambil meringkuk dipojokan tempat tidurnya hingga sinar matahari yang masuk menembus kaca melalui cela cela horden yang ada disebelah tempat tidurnya.Vanya membuka matanya dan merasa tubuhnya saat ini seperti tertimpa batu yang amat besar. Tubuhnya seperti tak berdaya hingga berdiripun tak kuat rasanya. Dengan perlahan vanya memaksakan menggerak