Tristan yang baru saja mengucapkan kata-kata ancaman untuk Raline, tiba-tiba merangkul calon istrinya ini dengan mesra.
"Apa kau sinting, jangan sentuh aku"celetuk Raline. Pak Anton yang berada di belakang mereka mendekati dan menegur Tristan.
"Ini Calon istri saya pak" ucap Tristan dan terus merangkul mesra Raline menuju ke apartemen nya.
Raline mencoba sekuat tenaga untuk melepaskan rangkulan Tristan tapi tidak berhasil karena kalah kuat dibandingkan Tristan yang memiliki tubuh yang tinggi dan berotot ini.
Wajah Raline tampak masam di dalam dekapan Tristan, yang terus menerus mendekapnya di dalam Lift.
"Aku sesak" gerutu Raline
Mendengar Kalimat itu yang keluar dari Raline sontak membuat Tristan melepaskan dekapannya dan membiarkan Raline untuk bernafas.
"Lelaki gila" Gerutu Raline.
Tristan mendekati Raline perlahan. "Ini di dalam lift, aku bisa melakukan apa saja terhadap mu" bisik Tristan di telinga Raline. Sontak saja Raline menjauh dari Tristan yang sedang tersenyum Simpul.
Ting..
Suara lift terbuka.
Tristan Menggenggam Tangan Raline dan mengajaknya ke apartemen miliknya.
"Apa-apaan Lepaskan" Gerutu Raline tetapi genggaman Tristan tidak juga ia lepaskan. Dengan terpaksa Raline menggigit tangan Tristan dan berlari masuk ke apartemen nya.
"Dasar tidak waras" Gerutu Raline sesaat setelah masuk ke dalam apartemen nya.
Di apartemen Tristan.
Tristan masih saja tersenyum simpul mengingat tingkah Raline yang tampak menggemaskan tadi. Walaupun dia tahu bahwa Raline sekarang sangat membenci dirinya.
*
Di Apartemen Raline..
Raline tampak menonton film di ruang tamu. Menonton film dapat meredakan emosi yang ia rasakan sekarang. Sesekali Raline tertawa terbahak-bahak melihat adegan demi adegan dalam film yang ia saksikan.
Suara bell..
"Siapa?" Tanya nya. Tidak terlihat seseorang di kamera Pintu yang terletak tidak jauh dari pintu apartemennya.
Raline membuka pintu dengan perlahan dan mendapati Tristan sudah ada di depan pintunya. Tangan Raline yang ingin menutup pintu sontak kalah cepat dengan tangan Tristan yang menahan pintu agar tidak tertutup.
"Aku ingin memasak untuk calon istriku" ucap Tristan yang terdengar menggoda Raline.
Raline tampak menggerutu terus menerus walaupun Tristan tidak menggubris nya.
Karena ia sudah malas beradu urat, Raline segera menonton kembali Film yang sempat ia hentikan sejenak karena ada bell berbunyi.
Terdengar suara Raline tertawa terbahak-bahak melihat adegan dalam film komedi ini.
Tristan yang sedang sibuk di dapur sesekali memperhatikan Raline yang tidak memperdulikan dirinya.
Tiba-tiba saja suasana menjaadi hening, suara Raline tidak terdengar lagi. Tristan lalu mendapati Raline sudah tertidur di atas sofa dengan televisi yang masih menyala.
Di perhatikannya wajah Raline yang terlihat polos saat tidur, sesekali ia mengusap lembut kepala wanita ini.
Tubuh Raline yang tampak tidak nyaman tidur di sofa , diangkat dan digendong oleh Tristan untuk tidur di ranjang.
Tampak senyum simpul Tristan melihat calon istrinya ini tertidur bak anak kecil yang polos.
"Kalau seperti ini kan lebih enak" ucap Tristan sembari menatap lembut Raline. Di ciumnya kening Raline sebelum ia keluar.
"Good night, baby" ucapnya sembari mematikan lampu dikamar Raline.
*
*
Satu minggu kemudian..
Tubuh Raline yang masih enggan turun dari kasurnya tampak menggeliat. Pagi ini adalah pertemuan nya dengan wedding organizer yang akan mengurusi masalah pernikahan yang dianggapnya tidak penting sama sekali.
Suara ponsel berbunyi,dia melihat panggilan dari Anita sekretaris nya yang sudah ia serahkan tugas untuk mengurusi masalah pernikahan.
"Bu,hari ini ada fitting baju pengantin" ucap Nita di telpon.
"Tidak bisakah kamu saja nit" Ucap ke enggan dari Raline.
"Tidak bisa Bu, karena pengantin nya ibu bukan saya" terdengar suara Aniita sedikit bercanda.
Raline segera bangkit dari tidurnya,ia mulai membersihkan wajahnya. Lalu menuju ke kamar mandi untuk mandi. Karena setengah jam lagi Pak Anton akan menjemputnya, lalu mengantarkannya ke tempat Wedding organizer yang akan mengurusi masalah pernikahannya dan Tristan.
"Kalau bukan untuk melindungi ayah, tidak akan ku terima perjodohan dengan orang jahat itu" gerutu Raline sembari berendam di Bathtub nya.
*
Di dalam kamar..
Wajahnya ia Poles dengan sedikit bedak dan bibirnya ia Poles dengan lipstik berwarna nude.
Suara bell berbunyi..
"Pagi Non"sapa Pak Anton.
"Sudah sarapan Pak?" Tanya Raline ramah.
"Sudah Non tadi dirumah"Jawab Pak Anton.
"Sudah lama tidak makan masakan buat ibu" ucap Raline yang sudah lama tidak makan dirumah pak Anton.
Di dalam mobil Raline terus saja menggerutu
" Pak apa saya batalkan saja pernikahan ini" ucap Raline Kepada Pak Anton.
"Itu terserah Non Raline" Jawab Pak Anton.
Tetapi Raline menarik kembali ucapannya. "Ah tidak-tidak" Ucapnya terdengar uring-uringan.
*
Tristan tampak sudah ada di dalam butik pengantin, yang mengurusi masalah gaun dan tuksedo mereka berdua.
Wajahnya tersenyum simpul saat melihat Raline yang baru datang. Berbanding terbalik dengan Raline yang menampakkan wajah masam nya pada Tristan.
"Ini gaun pengantin nya" Ucap pemilik wedding organizer ini.
Gaun putih dengan Taburan batu Swarovski tampak cantik di gaun mahal ini.
Raline yang belum pernah melihat sama sekali gaun pengantin tampak takjub Melihat keindahan gaun yang akan ia kenakan.
"Pemborosan sekali Ayah" terdengar Raline menggerutu.
Setelah beberapa saat, Raline keluar dari Ruang ganti.
Kecantikan Raline terlihat bak putri dalam dongeng sesaat setelah ia mengenakan Gaun pengantin ini, Tristan tampak menatap penuh takjub melihat calon pengantin nya ini. Dengan Rambut panjang hitam tergerai, kulit putih yang mulus dan wajah yang secantik biasanya membuat Raline terlihat sebagai pengantin paling cantik di Dunia.
Tristan menghampiri Raline dan memeluknya secara tiba-tiba. Raline hanya diam, ia tidak mau terlihat menolak calon pengantin prianya ini di depan orang lain.
"Cantik sekali sayang" bisik Tristan
"Jangan panggil sayang kepadaku panggilan ini lebih pas untuk Kanaya si ibu tiri ku" celetuk Raline dalam pelukan Tristan.
Mendengar perkataan Raline membuat Tristan semakin erat memeluk nya dan mencium kening calon istrinya ini di depan banyak orang. Wajah Raline tampak pura-pura tersenyum di depan banyak orang.
"Kalian pasangan serasi" ucap pemilik wedding organizer ini.
***************
D-DAY, Minggu, Pukul 10:00
Wedding day..
Pernikahan Raline dan Tristan diadakan di taman Bunga milik ibu Raline. Dengan sentuhan bak negeri dongeng, taman ini Tampak lebih indah dari biasanya.
Kursi berjejer rapi menghadap di depan tempat ijab Qabul akan terlaksana. Beberapa pelayan dan juga tim wedding organizer Tampak Sibuk menata dekorasi yang sudah hampir selesai ini.
Ayah yang baru masuk ke kamar pengantin, tersenyum simpul dan terlihat meneteskan air matanya. "Happy always, My Sweety" ucapnya sembari memeluk anak gadisnya yang sudah cantik dengan gaun indah ini.
Sesangkan Para tamu undangan yang hanya terdiri dari sahabat dekat dan juga keluarga tampak sudah duduk menunggu prosesi pernikahan.
Lala yang tidak jadi pulang sebulan lalu, segera menemui Sahabatnya yang sudah ada di kamar pengantin. Tampak ia memeluk sahabatnya dengan penuh rasa sayang. Lala tahu semua yang terjadi, karena setiap saat Raline akan bercerita dengan nya tentang hubungan nya dan Tristan.
"Don't cry,my Sweety" ucap Lala yang menghapus air mata yang hampir jatuh di pipi Raline.
"Sorry, aku baru bisa datang sekarang" kembali Lala memeluk Raline dengan erat.
*
15 menit kemudian..
Suara pembawa acara yang tidak lain adalah Lala sendiri terdengar. Tristan sudah Duduk di bangku yang langsung menghadap ke arah penghulu.
Tidak lama Raline keluar dengan tangan yang sedang digenggam erat oleh sang ayah.
Raline Tampak sangat cantik dengan balutan Gaun pengantin bertabur Swarovski itu. Tristan Menatapi Calon pengantin nya itu dengan Tatapan kekaguman. "Cantik sekali, istriku" Gumamnya Dalam Hati. Langkah kaki Raline bersama Sang ayah mendekati meja Ijab Qabul. Semua yang hadir, memberikan pujian mereka untuk kecantikan Pengantin perempuan Ini. Tangan Tristan lalu menyambut Tangan Raline yang diberikan oleh ayah yang sedari tadi menggenggam tangan anak gadisnya ini. Prosesi Ijab Qabul berjalan dengan lancar hanya dengan satu kali helaan Nafas. Kedua pengantin Tampak meminta restu kepada Masing-masing Orang tua mereka. Sedangkan, Tristan Yang sejak kecil sudah menjadi Yatim piatu membawa Paman dan juga Tantenya yang Sudah membesarkannya untuk memberikan restu. Suara pembawa acara kembali terdengar, Lala sedang Sibuk mengarahkan jalannya Acara hari ini. "Baiklah sekarang saatnya Pengantin pria mencium pengantin wanitanya" Ucap Lala yang terdengar seperti mengerjai Raline. Sontak S
Ayah menggenggam tangan putri cantiknya ini sepanjang perjalanan menuju apartemen. yang akan ditempati oleh Raline dan juga Tristan. "Sweety, Barang-barang sudah Anton Pindahkan ke rumah suamimu"Ucap Ayah yang berada di kursi penumpang bersama Raline. Pak Anton yang Sedang Menyetir mengiyakan perkataan atasannya itu. Sedangkan Tristan sedang duduk di kursi depan di samping kursi kemudi. Raline seperti ingin berteriak sekarang,dia harus pindah ke apartemen Tristan Alih-alih tinggal di apartemennya sendiri. "Apartemen milik Kamu Akan Di sewakan saja" Ucap Ayah. "Jangan disewakan yah"Celetuk Raline yang sedang mencari cara agar apartemen nya tidak jadi disewakan. Sontak ayah menoleh menatap Raline, wajahnya menyiratkan penuh tanda tanya. "Ehmm.. Begini Yah, Lala lagi cari tempat Tinggal yang dekat kantor"Ucap Raline. Setelah Acara pernikahan nya, Raline meminta Lala untuk bekerja dengan nya sebagai penasehat hukum di perusahaannya. Walaupun, sudah ada tim penasehat tetapi Raline i
Mobil Hitam milik Tristan melaju dengan kecepatan sedang. Ia bersama Raline akan pergi ke Mall untuk mengambil Gaun dan juga Tuksedo yang sudah mereka pesan dan yang akan mereka Pakai pada pesta Perayaan pernikahan yang diadakan Oleh para kolega mereka Nanti malam. "Aku ini suamimu bukan supir mu" Celetuk Tristan yang melihat Raline duduk di kursi belakang. Raline hanya melengos setelah Tristan berkata seperti itu. Dirinya sudah lelah sejak pagi bersitegang dengan Suaminya ini. * Hari ini Mall cukup Ramai, karena adalah hari libur. Tristan yang tadinya ingin menggandeng Raline, tetapi ditolak mentah-mentah oleh Istrinya ini. Butik yang menjadi tujuan mereka berada di Lantai dua. Raline yang berjalan di belakang Tristan terus saja menjaga menjaga jarak. "Selamat datang" Sambut pemilik butik dan beberapa Pegawai yang sudah mendapatkan kabar bahwa Raline dan Tristan akan datang Hari ini. Gaun dan tuksedo yang Sudah disiapkan di perlihatkan kepada mereka berdua. Gaun berwarna mera
Raline dan Tristan tampak sangat serasi ketika saling bergandengan bersama. Tristan membantu Raline yang kesulitan berjalan karena kakinya masih terkilir, Sedangkan Raline terpaksa menerima Bantuan Tristan. Satu persatu Tamu yang tidak lain adalah kolega perusahaan miliknya menghampiri Raline dan Tristan untuk mengucapkan selamat atas pernikahan mereka. Tidak lama, tangan besar menepak pundak Raline dengan lembut. "Roy?!" Celetuk Raline, kedua mata besarnya yang berbinar. Raline terlihat senang bertemu dengan Roy. Dia tampak akrab dengan Roy yang tidak lain adalah teman satu kampus nya dulu saat masih di Amerika. "Apakabar Roy?" Tanya Raline antusias. Tristan yang ada disamping Raline menatap tajam kedua orang yang tengah asyik berbincang sendiri. "Ini?" Tunjuk Roy pada laki-laki yang berdiri disamping Raline. "Perkenalkan saya Tristan suami Raline" Ucap Tristan dengan wajah Dingin nya. Raut wajah Raline yang sedari tadi Tampak masam, berubah 180 derajat setelah bertemu dengan
Raline terlihat cantik dengan gaun malam yang tertutup. Raline memang sangat tidak suka berpakaian terbuka, karena itu setiap pakaiannya akan terlihat anggun dan sopan. Tristan yang terlihat sudah menunggu Raline dari tadi tampak terpana melihat penampilan istrinya ini, yang membuatnya selalu berdecak kagum. Raline terkenal sangat cantik sejak dulu, tetapi dia adalah tipe gadis kutu buku sehingga para siswa laki-laki tidak berani untuk mendekatinya. jika dibandingkan dengan kanaya sendiri, Raline masih jauh lebih cantik, tetapi karena kanaya sangat pandai bersolek membuat kanaya lebih di sukai untuk menjadi pacar. "Kenapa melamun? takjub dengan kecantikkan aku" jawab Raline yang terdengar sombong. Tristan yang tadinya duduk,kemudian bangkit mendekati Raline yang baru saja keluar dari kamar. "Kenapa cantik sekali, lipstiknya coba jangan yang merah yang warna kulit saja" Gumam Tristan protes. "kalau waran kulit, pucat dong" ejek Raline
Raline masih mengatur Nafasnya dalam-dalam setelah Tristan menciuminya dengan kasar. Tiba-tiba air mata menetes membasahi pipinya. Raline beranjak dari lamunan nya untuk mengunci pintu kamar dengan rapat. "Bruk....!!" Di hempaskannya pintu kamar... "Tristan kau sudah gila, kenapa kau terus menciumi ku. cium saja Kanaya tercinta mu itu !!" Teriaknya di dalam Kamar. Sedangkan, Tristan Yang duduk di sofa ruang tamu sembari mendengarkan ocehan istrinya itu mengatur emosi nya yang sempat naik. Raline terus saja berteriak dan menyebut-nyebut nama Kanaya diantara pertengkaran mereka. Tristan bangkit dari sofa untuk membuka pintu kamar. Tapi Raline sudah menguncinya dari dalam di tambah dengan pengait pintu sehingga Tristan tidak bisa membuka pintu memakai kunci cadangan. "Sayang, buka dulu" Ucap Tristan yang terdengar lembut. Raline tidak bodoh untuk membukakan pintu untuk Tristan. Bisa saja lebih dari sekedar Ciuman y
Helaan terdengar dari Raline yang baru saja mendapat ancaman dari Tristan. Wajahnya memerah Karena hampir saja terjadi hal yang tidak dia inginkan. Raline mengatur nafas dalam-dalam sebelum melanjutkan pekerjaanya. "Oke semangat Raline" Pekiknya yang sekarang berada sendiri diruang kerjanya. satu persatu dokumen yang sudah di letakkan di atas meja kerjanya,ia periksa dengan teliti. Suara telpon berdering.. "Ya halo" Jawab Raline sembari masih sibuk memeriksa berbagai dokumen yang harus ia selesaikan hari ini. "Bu,Perwakilan dari DETRAY company sudah datang" Jawab intan di telpon. "Oke baiklah,minta GM untuk menemui mereka sebentar"Jawab Raline "Baik bu" Jawab Intan. Di Ruang Rapat terdengar suara Tamu dan pastinya suara orang yang paling Raline benci,TRISTAN. Diirinya yang baru saja tiba di ruang rapat bersama Nita dan Pak Anton langsung menyambut dengan senyum para koleganya ini. "Terimakasih sudah datan
"AKHHHHHH........"Teriak Raline.Tubuhnya sekarang sudah berada diatas tubuh Tristan. Raline memberontak untuk di lepaskan, tetapi seperti biasa ia kalah kuat dengan suaminya ini.Raline tampak sudah lelah,karena lebih dari lima menit ia terus memberontak untuk dilepaskan. Helaan nafas nya terdengar berat. sedangkan,Tristan masih mendekap tubuh Raline diatas Tubuhnya. "Aku mau mandi" ucap Raline yang terdengar tidak bertenaga lagi.Tristan akhirnya melepaskan dekapanya perlahan,Raline segera turun dari atas tubuh Tristan perlahan. Langkahnya terdengar perlahan menuju ke dalam kamar,sedangkan Tristan baru akan bangkit dari sofa untuk masuk kekamar yang sama dengan Raline.Brukkkk....Cekrekkkkk.....Raline menghempaskan pintu lalu menguncinya dari dalam. Raline tidak akan semudah itu kalah dari seorang Tristan.Tok..Tok..Suara ketukkan terus saja terdengar dari luar. Tristan tidak berhenti mengetuk pintu unt