Yang Ilene lihat, Aftar adalah sosok laki-laki yang lembut dan juga perhatian. Bagaimana laki-laki ini begitu tenang dan menjawab semua pertanyaan yang Ilene lontarkan.
Keduanya tengah berjalan di pinggir danau, sebuah taman air yang menyediakan perahu jika para pengunjung ingin mengeliling danau yang sedikit panjang dan luas. Ilene hanya tersenyum dan berjalan berdampingan bersama Aftar. Terkadang Ilene berpikir, jadi kekasih Aftar tidak terlalu buruk. Walau hatinya masih condong pada Kayvan. Hanya saja, Kayvan tak pernah peka padanya.
"Sosok yang kamu kagumi itu siapa?" Aftar menoleh. Ilene tertegun, ia baru memperhatikan wajah Aftar lebih dekat, hidung mancung alis rapi yang hampir menyatu. Aftar seperti memiliki darah timur tengah. Wajahnya seperti orang Arab dengan rambut sedikit bergelombang, Ilene jadi teringat Jared. Laki-laki itu memiliki rambut yang bergelombang, hingga sering jatuh ke jidatnya.
"Aku suka B.J Habibie. Bagaimana beliau
Ilene dan Kayvan menertawakan kebodohan mereka. Hari ini, akhirnya mereka bisa eksperimen makanan bersama. Seperti yang Ilene inginkan, masak mie dengan susu full cream coklat. Mungkin bagi orang lain akan bikin enek, tapi kita tidak akan tahu jika tidak mencobanya."Aku masukan susunya aja." Ilene yang tengah bersandar di pintu kulkas berwarna pink langsung mengangguk dan meneguk minumannya. Keduanya bereksperimen di dapur Kayvan.Dapur Kayvan lebih rapi dan tertata, mungkin Bunda Kayvan lebih rajin memasak di dapur. Bunda Ilene bukan orang yang terlalu berkutat di dapur, mau masak tinggal masak atau malas masak beli lauk. Ilene juga tak terlalu sering memasak di dapur walau ia bisa memasak apa saja.Setelah memasak mie dengan susu, Ilene ingin mempraktekan makanan yang lain. Walau harus menyalahkan estetika sebuah makanan tapi Ilene suka mencobanya. Mungkin ia bisa mencampurkan mie rebus dengan taburan meses coklat di atasnya. Kelihatannya meman
Ilene duduk di bangku kampus, menunggu giliran untuk mengurus syarat mengajukan sidang skripsi. Tidak ada hal yang membuatnya bersyukur, perjuangannya selama empat tahun tidak sia-sia."Ai udah dapat jadwal sidang?""Kan kita masukan semua syarat dulu baru nanti dibuat jadwal."Ilene melirik pada ibu-ibu anak satu yang memegang map putih di tangannya dan suaminya beserta anaknya yang tak pernah absen untuk menemani di mana ia berada.Hari ini Danish memakai kaos berwarna kuning terang dengan gambar pesawat. Anak ini semakin mengemaskan, tapi Danish tidak suka bermain bersama Ilene membuat Ilene ingin terus menganggu hingga Danish menangis. Ilene menatap pada abangnya yang mengendong Danish.Mereka hanya punya jadwal sidang selama dua minggu, dan siapa yang akan melaksanakan wisuda bulan depan, maka sudah harus sidang.Ilene takkan heran jika urusan Azyan sudah beres, karena Ilene bisa melihat apapun yang Azyan lakukan
"Perasaan dulu, bunda masih gantiin popok kamu. Kamu sering main jorok-jorok. Bahkan kamu pernah makan kotoran Darris."Ilene langsung manyun saat bagian terakhir tak mengenakan sama sekali. Bundanya sedang memperbaiki baju sidang brokat warna putih khas orang yang mau melaksanakan sidang skiripsi. Hari ini Ilene berjuang, demi masa depan ia akan mendapatkan gelar setelah 4 tahun jungkir-balik.Bundanya juga sedang menyisir rambutnya. Dan menyanggul rambutnya, bahkan Ilene didandani agar terlihat cantik. Bundanya ingin penampilannya jadi rapi dan juga agar dosen fokus ke penampilan dan menanyakan pertanyaan yang mudah."Bunda perlu antar nggak nih?""Bunda... Ai bukan anak kecil." Ilene merengek, bundanya kadang seperti tak sadar jika merasa sudah dewasa."Bunda beri doa terbaik buat Ai, biar bisa jawab pertanyaan semua dosen penguji.""Bunda percaya sama kamu." Ilene langsung memeluk bundanya. Wanita luar
"Cie... Cantik benar cicinnya." Ilene langsung manyun memandang ke arah kembarannya yang tengah menggodanya."Maaf ya kawan dari orok. Sepertinya aku nikah bentar lagi, nggak papa bentar lagi kamu juga bisa kayak aku. Cari perempuan yang benar-benar."Giliran Darris yang mendengkus kesal."Cepat tumpahin teh, siapa? Kembaranmu ini harus mengukur seberapa besar dia tidak brengsek. Atau benar-benar bermanfaat untuk masa depan." Ilene langsung terdiam, ia bahkan belum tahu wujud Moon. Tapi saat cincin itu bersemanyam di jarinya, Ilene tahu Moon adalah satu-satunya. Secara fisik ketiga laki-laki itu tidak akan membuatnya kecewa, walau Ilene punya ekspektasi sendiri."Ada saatnya."Orang yang harus tahu Moon setelah Ilene adalah Darris. Kembaran rese ini bisa memberikan gambaran."Makin kesini kok aku jadi menyadari kata bunda. Benar, kita udah besar. Aku bisa merasakan apa yang bunda rasakan. Kita cepat bangat
"Aku udah tahu itu kamu. Tapi kenapa kamu lakukan semua ini sama aku?" tangis Ilene pecah dan terduduk di tengah jalan yang sepi karena hujan yang deras bahkan ada petir."Kenapa Kayvan? Kenapa?" Gadis itu berlutut di tengah jalan, bahkan tak peduli dengan bajunya yang sudah basah semua. Ilene akan tetap menunggu Moon aka Kayvan di sini. Ilene yakin laki-laki itu akan menjemputnya sekarang, dan mengatakan semuanya akan baik-baik saja.Kayvan akan membisikkan kata cinta yang membuat Ilene tak berhenti menangis tersedu merasa sangat dicintai dan menjadi wanita paling berharga di dunia ini."Asal kamu tahu, aku udah suka kamu sejak kita SMP. Tapi kenapa kamu nggak pernah lihat aku? Aku bahkan nggak pernah punya pacar, berharap kamu peka. Kamu juga selama ini tak punya pacar kan?"Ilene masih menangis, mengeluarkan semua yang ia rasakan dan melihat langit yang semakin gelap dan hujan yang seolah mendukung dirinya untuk terus menangis dan m
Moon tidak salah. Kayvan tidak salah. Perasaan Ilene yang tidak tahu tempatnya.Gadis itu menyeka air matanya saat melihat tisu bertebaran di lantai, Ilene yang salah! Ilene yang bodoh.Ia hanya memeluk bantal dan menangis dengan wajah jeleknya. Ilene merasa begitu hancur sekarang. Namun tak bisa menyalahkan siapa-siapa. Kayvan tidak salah!Kalau boleh, Ilene ingin meminta jadi anak kecil saja. Rupanya ia belum siap menghadapi masalah orang dewasa, bagaimana perasaan yang sudah membatu, sudah menjamur ini seolah diberi racun dipaksa agar hilang tapi racun ini malah menyebar. Jika Ilene sedang berdiri dalam ketinggian, ia tak segan untuk berlari dari atas sambil berteriak sekencang mungkin. Seorang penulis itu cara berpikirnya selalu beda bahkan terkadang lebai.Ilene juga tak berhenti untuk menangis. Hanya menangis, hanya ingin menangis tak ada niatan untuk melakukan yang lain. Ilene penasaran, apa ada gadis lain di belahan dunia yang lain m
Menghitung hari launching buku pertamanya dan juga salah satu tanda kesuksesan besar Ilene di masa depan. Bagaimana selama ini orang hanya menanggap sepeleh jika menulis adalah pekerjaan yang sia-sia dan seorang penulis itu seorang pembohong ulung. Bagaimana ia menipu semua pembaca dengan kata-kata manis yang membuat orang terhanyut, menjual keromantisan yang tidak wajar sama sekali.Ilene hanya terdiam. Gara-gara perasaan pada Kayvan tak berbalas membuat Ilene bersedih, ketika ia ingin menunjukkan perasaan pada sang pujaan hati. Ilene selalu bertanya-tanya, apa Kayvan akan menyesal? Atau laki-laki itu memang tak punya perasaan pada dirinya sama sekali? Memikirkan hal ini Ilene ingin menangis, mengais tanah hingga ke dasar bumi sambil terus meratapi nasibnya dan terus memanggil nama Kayvan."Selamat buat peluncuran bukanya nanti. Akan disebarkan ke seluruh toko buku. Bahkan jika memang best seller, maka ceritamu bisa diterjemahkan ke berbagai bahasa dan bahka
Kecewa!Ilene mengira, saat launching buku pertama dirinya akan langsung pergi toko buku karena ada event atau datang langsung ke penerbit, untuk melihat bagaimana buku-buku itu didistribusikan.Tapi lihatlah kini. Ia hanya tidur-tiduran di kasur tak ada rasa antusiasme untuk melihat buku cetakan pertama turun, walau dalam hati ada kebanggaan yang tak bisa diungkapkan, bagaimana ia akhirnya, mimpi kecil yang rasanya mustahil akhirnya dibayar tunai di depannya. Bahkan hobby bisa menghasilkan uang, bukankah itu luar biasa? Perkejaan paling indah di dunia ini adalah ketika sebuah hobi dibayar.Sedikit kesal dan kecewa pada Moon, yang seolah memberi banyak harapan palsu yang akhirnya membuat dirinya terlalu mengkhayal yang tidak.Ilene juga kecewa karena ia tak bisa melihat Moon sebenarnya yang membuat dirinya mati penasaran. Benar-benar, Ilene akan menyembelih satu ekor sapi karena ucapan syukur tahu Moon itu siapa. Siapapun Moon yang asli, Ile