Sepanjang pagi Ilene tersenyum. Walau Moon gila, tapi Ilene suka. Cara memaksa Moon itu membuat Ilene kesal tapi seperti hiburan untuk dirinya.
"Moon gila... Tapi aku suka." teriak Ilene tersenyum dan memeluk gulingnya. Andai sekarang ada Moon apakah laki-laki itu mengizinkan dirinya untuk memeluk Moon?
"Tapi kan, aku belum tahu siapa. Kayvan? Berarti dia juga suka sama aku? Emang Moon suka sama aku? Tapi kan dia maksa jadi kekasihnya. Dih, Moon maksa amat."
Tentang : Dih Maksa
Hi Moon,
Tunjukan dulu identitasmu. Jangan bersembunyi di balik Moon. Karena Moon sudah kuanggap manusia rese🤬🤬🤬🤬🤬🤬.
Regards,
Gigi Kelinci
Ilene membaca ulang dan mengerucutkan bibirnya. Walau ia tidak munafik, ia suka kehadiran Moon di hidupnya. Tapi sampai kapan Moon akan bersembunyi di balik layar? Akankah Moon jadi pengecut selamanya? Huh, membahas Moon memang tak ada habisnya.
Tentang : Tunjukan Kredibilitas!
Dear Gigi Kelinci,
Saya ingin sekali melihat gigi kamu berubah jadi gigi ular sesekali.
Saya sudah bilang, jadilah dulu penulis best seller. Saat semua impianmu tercapai, maka saat itu saya akan menunjukkan siapa saya sebenarnya.
Salah satu jalan cepat menjadi best seller, menulis lah cerita yang menarik. Ceritamu sangat standar dan sangat membosankan, makanya saya menganjurkan menambahkan sisi erotis di ceritnya. Tapi kenapa kamu nggak pernah bisa?
Dan sekarang saya menawarkan diri jadi kekasih, karena dengan begitu kamu lebih gampang menuangkan nanti. Begitu Gigi Kelinci, yang saya harap jadi gigi kambing segera.
Yours,
Moon.
Ilene langsung terdiam dan tertegun. Moon membalas email sangat panjang dan semuanya terasa masuk akal. Tapi dia juga bukan orang gila yang mau saja jadi kekasih dari orang yang hanya bisa ia terka-terka.
Tapi benarkah penawaran Moon ini. Saat sudah jadi penulis best seller, lalu? Akankah begini saja hubungan mereka? Tak ada Moon yang selalu menemani dirinya saat bedah buku dan talk show atau seminar di seluruh kota karena keberhasilan dirinya.
Ilene menelungkupkan kepalanya di bantal. Makin hari makin rumit, bukan ia hanya mengurus naskah tapi sekarang melibatkan hubungan.
Gadis itu menggigit bantal. Rasanya sudah tak berselera untuk membersihkan diri. Ilene hanya ingin tidur. Dan kebetulan perutnya sudah terisi sekarang.
"Moon lebih suka yang rumit. Kenapa dia nggak bikin segalanya jadi mudah?"
Tentang : Kenapa Makin Rumit?
Hi Moon,
Saya tidak tahu persis yang kamu pikirkan tapi saya rasa kenapa makin diperumit? Saya kan bisa belajar pelan-pelan, padahal menurut saya sudah bagus. Selera kamu saja yang aneh!
Huh. Otakmu rumit Moon!
Regards,
Gigi Kelinci.
"Ah sial! Ngantuk. Mending tidur, capek layan Moon. Nggak ada hasil. Kapan sih selesai revisi? Kayaknya mutar-mutar di situ aja."
Ilene memastikan playlist di ponselnya. Lebih baik tidur, sebelum ia kembali memulai aktivitas yang bikin lelah batin dan fisik.
Tentang : Otakmu Yang Dangkal!
Dear Gigi Kelinci,
Saya tidak tahu, kenapa saya begitu bersabar menghadapi seorang gadis keras kepala yang pemikirannya begitu pendek? Bukankah menjadi seorang penulis itu butuh seseorang yang berpikir tajam dan kreatif? Tapi isi kepalamu terlalu dangkal.
Tapi saya tetap sayang.
Turutin apa kata saya, dengan begitu kita akan berbahagia, mempunyai dua anak yang lucu. Dan tahukah kamu, saya sudah punya list nama anak kita.
Nama favorit saya adalah :
Candy dan Crystal.
Bagaimana?
Bukankah sudah terbayang wajah mereka? Wajah mereka semuanya mirip kamu.
Kerjakan sekarang, jika mau punya anak yang lucu. Candy dan Crystal menunggu Momma.
Yours,
Moon.
"Ah bangsat! Bisa-bisanya digoda dengan murahan seperti ini. Tapi kenapa namanya lucu ya Tuhan. Apa aku akan mempunyai keluarga kecil bahagia seperti ibu-ibu anak satu?" Ilene memeluk ponsel itu. Wajahnya memerah, ia kesal tapi entah kenapa ada harapan besar tersimpan di sana. Apakah Moon pakai pelet?
Tentang : Kamu🥺🥺🥺🥺
Hi Moon,
Kamu tahu anak gadis orang itu mudah sekali luluh, dan sekarang kamu membuat anak gadis orang pengen.
Saya tuh lagi iri dengan hidup sahabat saya yang sudah menikah dan bahagia😴😭😭😭😭.
Jahat kamu Moon. Hiks🥺🥺🥺
Regards,
Gigi Kelinci.
"Bangsat emang si Moon! Pasti sekarang dia lagi ketawa-ketawa. Aduh, tapi kenapa aku pengen beneran? Apakah menikah itu memang menjanjikan?
Tentang : Momma Crystal dan Candy
Dear Gigi Kelinci,
Kamu kenapa suka sekali curhat tidak penting? Kenapa para wanita selalu mengharapkan sesuatu yang tidak pasti?
Saya sudah menawarkan diri jadi kekasih. Tapi sepertinya kamu enggan. Mungkin saya memang harus mencari Momma Crystal dan Candy lain.
Yours,
Moon.
Ilene menggertakan giginya. Kenapa sekarang jadi merambat ke segala arah? Padahal awalnya Moon membahas penawaran Kekasih.
Tentang : Candy dan Crystal
Hi Moon,
Entah kenapa saya jadi jatuh cinta dengan nama ini. Izinkan saya memakai untuk nama anak saya kelak🧐🧐🧐.
Pasal penawaran kekasih, sepertinya kamu hanya modus. Saya nggak suka orang modus.
Regards,
Gigi Kelinci.
Tentang : Hak Cipta!
Dear Gigi Kelinci,
Kamu adalah calon penulis best seller dan tentu tahu jika pasal hak cipta cukup vital, bagaimana kamu tak boleh menuri atau plagiat cerita orang lain karena hak cipta atau kamu dengan seenaknya memakai cover art yang kamu curi di internet padahal itu ada credit dan hak cipta.
Jadi kekasih saya, atau nama Crystal dan Candy jatuh ke tangan orang lain.
Yours,
Moon.
"Maksa amit nih si Moon. Hufh, gaje emang manusia rese ini."
Tentang : Terpaksa! 🤬🤬🤬
Hi Moon,
Saya terpaksa menerima kamu jadi kekasih, karena kamu menjanjikan sesuatu yang saya impikan dari dulu. Ingat terpaksa!
Dan ingat, no love here. Jangan bawa-bawa perasaan 🤬🤬🤬🤬. Semuanya murni demi masa depan saya 🤬🤬🤬🤬.
Regards,
Gigi Kelinci.
Entah kenapa perasaan Ilene tidak lega sama sekali. Ada apa dengan dirinya? Dadanya terhimpit batu besar, tapi ia tidak tahu hal apa yang tepat untuk menggambarkan suasana hatinya sekarang. Semoga ia tidak salah sangka.
Tentang : Momma Crystal dan Candy
Now, you're officially become Momma for Crystal dan Candy di masa depan. Congratulations!
Oh kenapa para wanita selalu membahas perasaan? Kamu yang akan jatuh cinta pada saya!
Yours,
Moon.
Ilene memutar bola matanya. Aelah, semurah itu Moon. Bukankah dirinya juga, tapi entah kenapa Ilene begitu klik dengan nama Candy dan Crystal. Semoga saat menikah nanti, Ilene bisa punya anak kembar dan pas seperti pemberian Moon. Candy dan Crystal. Dua-duanya tumbuh cantik dan she will be a proud Momma.
Tentang : Saya Mengantuk!
Bye!
Regards,
Gigi Kelinci.
Tentang : Good!
Besok kita akan berjumpa di kampus kamu. Saya bahkan, sudah tahu jadwal kamu bimbingan.
Yours,
Moon.
🦋🦋🦋🦋🦋🦋🦋🦋🦋🦋🦋🦋🦋
Hari ini Ilene merasa lebih segar. Dua potong roti bakar selai kacang satu gelas susu panas dan perutnya terasa hangat sekarang.
Ilene sedang menunggu Pak Prapto untuk bimbingan. Ia janjian dengan Pak Prapto jam 10 teng. Dan sekarang pukul 09.43. tersisa beberapa puluh menit dan ia bisa bimbingan. Entah harus berapa kali lagi, agar Ilene selesai dengan pembimbing satu dan menyerahkan lagi proposal ke pembimbing dua. Walau pembimbing 1 lebih krusial. Berdasarkan pengelaman terkadang pembimbing 2 main ACC saja karena sudah dipepet waktu atau menyerahkan dan percaya sepenuhnya dengan pembimbing 1. Tapi jika mendapat dosen yang teliti dan kritis, ya salam.
Sambil menunggu pembimbing 1, Ilene juga menunggu Moon walau ia sudah menduga, Moon takkan pernah menunjukkan dirinya seperti ini. Moon suka sekali membuatnya tersiksa dan penasaran. Sebenarnya Moon itu manusia atau bukan atau makhluk jadi-jadian?
Ilene membaca ulang proposal miliknya memastikan baris dan jarak tepat serta tak ada typo. Karena mata Pak Prapto seperti diciptakan khusus untuk bisa mendeteksi otomatis jika ada tulisan typo. Dan berkahir dicoret dan dibuang. Ilene bersyukur banyak yang support dirinya hingga ia bisa bertahan sampai sekarang.
Ilene meneguk minuman rasa buah jambu agar merasa segar. Menunggu dosen pembimbing memang harus ekstra sabar dan ekstra makanan juga.
Entah apa maksud Moon untuk bertemu, padahal bukan Moon yang asli orang lain lagi yang ia jumpai. Dan juga, pertemuan mereka juga tidak akan membahas perkerjaan mereka. Bukankah Moon pernah bilang jika ia sibuk, memeriksa naskah ratusan setiap hari dan sekarang ingin bertemu? Sok sibuk yang sebenarnya adalah ia kurang kerjaan. Dan kerjaan Moon adalah merusuh dirinya dan membuat Ilene jengkel. Memangnya ada perkejaan seperti itu di dunia ini?
Panjang umur! Para laki-laki itu langsung menuju fakultasnya. Demi apa, Ilene menelan ludahnya gugup dan ia merasa jantungnya bertalu-talu. Kenapa penampilan mereka hari makin keren?
Kayvan memakai jaket coklat yang ia pakai saat Sabtu malam Minggu kemarin, di sampingnya ada Aftar yang memakai kemeja berwarna hijau. Terakhir ada Jared yang memakai kemeja abu-abu garis biru yang sengaja tidak kancing sama sekali dengan kaos abu-abu di dalamnya. Apa Jared suka warna abu-abu? Rambut mereka tertiup angin, Ilene memperhatikan ke tiganya saat Jared merapikan rambutnya dan anak rambutnya yang terjatuh bebas ke kening laki-laki itu. Kayvan yang menyisiri rambutnya ke belakang, Ilene bisa menduga berapa botol minyak rambut yang Kayvan habiskan.
"Ugh. Mana ganteng semua." guman Ilene.
Saat itu juga, Ilene melihat mobil merah khas Pak Prapto. Model jaman dulu, seperti mobil jaman 70-an dan Ilene menyebutnya mobil jangkrik. Modelnya jelek, tapi Ilene yakin mobil itu sangat kuat hingga bisa menemani Pak Prapto hingga puluhan tahun. Dan mungkin juga nostalgia mobil sebagai kenangan pak Prapto dan istrinya. Apa Ilene juga akan mempunyai kenangan bersama suaminya nanti?
Gadis itu menggeleng, sekarang fokus skiripsi dan buat naskah sebelum ia berpikiran untuk menikah dan punya anak. Walau Ilene ingin memiliki keluarga impian seperti ibu-ibu anak satu atau minimal seperti orang tuanya.
"Ayo." ajak Pak Prapto. Ilene tersenyum, orang tua ini sudah mengenal dirinya. Jadi, Ilene berharap semoga semuanya dimudahkan.
Ilene langsung melambaikan tangannya pada ke tiga cowok tampan itu, menyuruh untuk menunggu dan ia menyelesaikan urusan dengan Pak Prapto.
🌼🌼🌼🌼🌼🌼🌼🌼🌼🌼🌼🌼
Ilene terseyum begitu lebar, Pak Prapto meminta untuk merapikan semuanya. Mengecek typos, check grammar, letak halaman, titik-koma, daftar pustaka, penulisan sesuai standar dan tidak ada plagiat. Jika semuanya sudah beres maka proposal Ilene bisa di ACC dan ia melanjutkan urusan dengan dosen pembimbing 2.
Mungkin ia harus menraktir ke tiga cowok tampan itu makan ice cream, karena berkat mereka is mendapat nasib baik hari ini. Lagian apalagi yang Ilene lakukan?
Ia mungkin bisa pulang, dan mencoba mengacak lagi naskah cerita miliknya. Bagaimanapun Moon sudah berjanji untuk membantunya dan mengajari dirinya pelan-pelan.
"Aku senang, bentar lagi di ACC. Aku traktir kalian makan ice cream deh." Ilene tersenyum. Ke tiga cowok itu turut senang. Ilene itu gadis yang menyenangkan. Ilene tak tahu kenapa, saat berada di ketiga cowok ini ia seolah melupkan Moon. Dan bukankah Moon hanya samaran?
"Wah keren nih. Ayolah, di kampus juga nggak ngapain." Kayvan langsung berdiri ia terlihat begitu bersemangat.
Ketiganya berjalan keluar dari fakultas Sastra.
"Kalian yang masih kuliah bukankah harusnya bimbingan juga?" Ketiga cowok itu saling memandang dan tersenyum penuh arti.
Ilene memandang Kayvan yang menjilati lidahnya. "Kita udah lulus Ai. Ambil yang 3.5 tahun." Ilene memalingkan wajahnya. Huh, malu-maluin saja dirinya.
"Trus ngapain sering ke kampus?" tanya Ilene penuh curiga. Sepertinya ke tiga cowok ini melakukan konspirasi terhadap dirinya. Apa ini termasuk konspirasi elit global?
"Kita kan cuman kerja freelance Ai. Dan memang atasan kita kooperatif, nggak cerewet dan banyak nuntut. Jadi memang kerjanya santai." Ilene mengedihkan bahunya. Ia sedikit curiga, bukankah jika seorang atasan tidak mau rugi dan juga tidak akan senang melihat karyawannya leha-leha. Tapi sekarang? Apakah perkerjaan mereka fiktif? Apa Moon juga fiktif? Semuanya semakin rumit, jika mau ditarik benang merahnya.
"Hm, enak betul bos macam gitu."
"Makannya kamu bisa kerja di sana. Lulus bisa lamar di sana, jadi translator. Enak loh." ajak Kayvan. Ilene hanya tersenyum, tentu tidak ia punya mimpi yang lebih besar dari itu. Dan Moon sudah menjajikan. Awas saja jika semua hanya janji palsu Moon, Ilene akan merusak hidung laki-laki itu. Ilene menatap ke tiga cowok itu bergantian, hidung siapa yang enak ditumbuk? Semuanya mempunyai hidung yang mancung dan juga tajam.
🌼🌼🌼🌼🌼🌼🌼🌼🌼🌼🌼🌼🌼
Ilene hanya menraktir ice cream lima ribuan. Ayolah, kalian harus maklum jika gadis itu pengangguran dan masih mengharapkan duit orang tuanya atau dapat belas kasihan dari abangnya Dennis atau Ilana.
Akhirnya Jared yang menaraktir lebih banyak. Orang kalau sudah kerja, tentu duitnya beda. Walau Ilene pemasaran masing-masing cowok ini menempati posisi apa.
"Aku dari dulu suka ice cream." puji Ilene. Ia yang memesan ice cream porsi jumbo kebetulan ditraktir. Ilene tahu, cowok-cowok ini tidak pelit dan kenapa mereka mau saja berteman dengan dirinya?
Ilene melirik siapa yang cocok jadi Moon? Ilene melihat satu-satu dan menganalisis siapa yang mendekati sifat rese Moon tapi tidak ada. Jadi Moon punya kepribadian ganda?
Gadis itu mulai memutar otaknya. Kayaknya ada yang harus dibahas di sini dan Ilene rasanya tahu senjata apa yang bisa ia pakai. Candy dan Crystal. Ilene sudah jatuh cinta dengan nama itu.
"Candy dan Crystal." guman Ilene, ia berharap Moon terbatuk dan terlihat meyakinkan tapi sialnya ke tiga cowok itu kompak memandang dirinya. Ya Tuhan, kenapa Moon begitu licik? Atau memang Moon hanya mengada? Tapi apa yang ia janjikan benar. Dan Moon memang berkata benar tentang dirinya.
"Keren ngga kasih nama itu?" tanya Ilene pura-pura.
"Bagus. Tapi terlalu biasa." Ilene langsung menatap Aftar. Apa ini pelakunya?
"Kalian mau nggak punya anak kasih nama Crystal dan Candy?"
"Aelah Ai. Itu pembahasan anak SD." jawab Kayvan, membuat Ilene mengerucutkan bibirnya. Satu bukti sudah di tangannya sekarang. Aftar suka nama Crystal dan Candy.
"Abang Jared suka nama Crystal dan Candy?" tanya Ilene mencari target selanjutnya. Jared dengan santai meletakan tangan di dada sambil bersandar di kursi.
"Nama pasaran." jawab Jared santai. Dih, tak ada yang bikin hatinya menyenangkan. Padahal Ilene jadi terobsesi dengan nama itu.
"Tapi kalau buat nama anak kita nggak papa." bisik sesorang yang membuat bulu kuduk Ilene meremang.
🍭🍭🍭🍭🍭🍭🍭🍭🍭🍭🍭🍭🍭🍭
Moon kambek🥰🥰🥰🥰🥰🥰.
Siapa yang suka sama moon?
Fiks moon punya emak jangan ada yg ambil🤬🤬🤬🤬.
Gak sabar, moon menunjukan dirinya yg aseli ke ilene🥰🥰🥰🥰.
Aku udah jatuh cinta dengan karakter ini. Xixixi.
Makasih udah baca🥰🥰🥰🥰🥰🥰.
"Hari ini ujian? Sebelum ujian berdoa dan minum susu. Baca soal baik-baik dan jawab dengan benar." peringat Ilene pada kedua putrinya. Usia mereka sudah 10 tahun.Candy dan Crystal akan melaksanakan ujian kenaikan kelas. Ilene tersenyum dan tak berhenti bersyukur dengan semua anugerah yang ia dapatkan dalam hidupnya. Penyakit Crystal masih kambuh. Kabar baiknya mereka akan melaksanakan transplantasi jantung. Setelah pencarian dan penantian selama 10 tahun, semua kesabaran Ilene dan Jared akan berbuah manis.Jared sedang membuat sarapan untuk kedua putri kembarnya. Laki-laki itu menjalani perannya sebagai kepala rumah tangga yang luar biasa. Candy dan Crystal ingin makan nasi goreng dengan banyak hiasan lucu-lucu yang membuat mereka semangat dan sayang untuk makan.Jadi, Jared akan membentuk nasi goreng tersebut berbentuk karakter lucu. Kali ini dia akan membentuk karakter Rilakuma memakai selimut."Ayah, udah?" Candy langsung berla
"Buna, Kis kenapa?" tanya Candy sambil mendongak melihat ibunya.Ilene mengendong Candy menahan tangisnya, penyakit jantung Crystal kambuh membuat dia harus dilarikan ke rumah sakit. Ilene dan Jared sedang berusaha untuk mencari transplatasi jantung untuk Crystal namun saat ini belum juga dapat.Ilene menoleh ke belakang, tak kuat akhirnya menangis juga. Membayangkan Crystal yang kecil harus menderita seperti itu. Ilene tak ingin menangis di depan Candy membuat bocah itu terus bertanya dan mungkin tahu kesedihan apa yang tengah menimpa keluarga ini.Crystal bisa bermain tapi terkadang penyakit itu datang tanpa diundang. Sudah beberapa tahun mereka mencari transplatasi jantung yang cocok tapi tak kunjung berjodoh.Jared sedang berbicara dengan dokter pribadi Crystal. Dokter yang sudah dianggap keluarga dan menganggap Crystal anal sendiri karena ke sini.Ilene mencium-cium kepala Candy dengan sayang.Candy m
She's become a Momma. A proud Momma for her twins.Ini adalah hari terbahagia Ilene, bukan hari-hari yang ia jalani kini hanya terisi dengan kebahagiaan. Kilas balik tahun sebelumnya saat dia menderita sebuah penyakit aneh yang membuatnya hampir menyerah dan sangat percaya diri. Tapi lihatlah kini, dia mengendong dua putri kembarannya ke rumah Nenek mereka.Candy dan Crystal memakai dress mini lucu berwarna putih dengan rambut kucir dua diikat ke atas. Setiap melihat kedua putrinya dia selalu menumpahkan air mata kebahagiaan. Dia terlalu bangga dengan anak-anaknya.Kedua bocah itu berlari menuju ke dalam rumah neneknya. Mereka sudah tahu, jadi paling semangat jika berangkat ke rumah Nenek, Nenek baik, Nenek sangat memanjakan mereka."Nenek!" teriak Candy dan Crystal kompak. Lihat? Ilene hanya bisa geleng-geleng sambil membawa kantung berwarna putih yang barusan ia beli buah untuk Bundanya. Setiap minggu Ilene ajak anak-anaknya ke r
Ilene tersenyum malu-malu pada suaminya. Masih diliputi oleh rasa bersalah, takut, dan gagal, walau Bundanya telah meyakinkan jika semuanya baik-baik saja. Ilene bisa normal asal dia melawan ketakutannya sendiri dan dibantu terapi."Sini." Ilene tersenyum dan mendekati laki-laki itu. Bagaimana mungkin kamu merasa aneh dan asing dengan suami sendiri, apalagi merasa risih jika dia memegang kamu. Dengan perlahan Ilene mendekati Jared dan dengan rasa sayang yang penuh dia memeluk laki-laki itu. Ilene menutup matanya bersandar di dada laki-laki ini. Dia luar biasa, dia begitu sabar menghadapi sifat Ilene yang kekanakan. Ilene tahu, jika dia mendapatkan laki-laki lain dia sudah dipukul atau lebih parahnya lagi dicampakkan."Terima kasih." Ilene mengelus-elus dada Jared membentuk pola abstrak, walau gadis itu tak tahu jika laki-laki itu menahan dengan sekuat tenaga untuk tidak menerkam gadis itu. Jared begitu sabar, Jared bertahan dan sepertinya dia layak mendapat
"Bunda, Ai nggak bisa. Ai mau sama Bunda aja." Ilene merengek pada Bundanya seperti anak kecil, dan menangis.Pulang dari bulan madu Ilene langsung kabur ke rumahnya karena merasa gagal, merasa takut, dia sudah berusaha untuk mengalahkan rasa takut itu tapi berkali-kali gagal."Enakan jadi anak Bunda aja. Ai nggak siap jadi istri orang." Ilene jujur. Dia ingin menceritakan ketakutan yang terus menggerogoti dirinya, membuat dia tak bisa tidur dengan nyenyak. Ilene seperti dihantui mimpi buruk setiap waktu."Mana ada orang udah punya suami, ngadu-ngadu nangis kayak orang pacaran." Ilene berbalik melihat Darris yang menegurnya. Dulu dia bangga dan songong mengatakan ingin menikah, saat sudah terjadi dia menyesali hal itu."Huwaaaaaa, aku lebih baik kelahi sama kau daripada harus jadi istri orang." Ilene bangkit dan ingin memeluk Darris saat Darris sudah membentengi dirinya agar dipeluk Ilene."No. No! Haram pegang-pegang.
"Hi, Darris, aku akan berjumpa dengan salah satu saudaramu di sini. Mau nitip salam apa sama mereka?" tanya Ilene dengan suara cempreng di ujung telpon sambil menaikkan kaca mata hitam ke atas kepalanya. Gadis itu sedang berada di sebuah bukit dan melihat banyak pemandangan indah di sekelilingnya. Jared membawanya bulan madu ke Pulau Komodo."Siapa?""Komodo. Kamu hidup di jaman T-rex, jadi mau nitip salam-salam apa sama mereka?""Kau kan kembaran aku, jadi kamu juga komodo." sanggah Darris tak mau kalah."Sialan! Benar juga."Ilene mengubah panggilan jadi video chat. Dan terlihat wajah kusut Darris di layar, laki-laki itu hanya memakai kaos lusuh berwarna abu-abu. Ilene moodnya sangat baik sekarang bahkan memakai baju berwarna cerah, berwarna kuning."Kasian kembaran aku. Nikah sana. Biar bisa bulan madu kayak aku." perintah Ilene dengan songong. Mereka baru saja tiba di Labuan Bajo dan Ilene langsu