Home / Fantasi / MY VAMPIRE QUEEN / Bab 3 : Pertemuan dengan pria Asing

Share

Bab 3 : Pertemuan dengan pria Asing

Author: Dranyyx
last update Last Updated: 2025-10-07 11:19:41

"Dasar peta murahan... tersesat lagi aku," gumam seorang pria yang muncul dari balik pepohonan. Dia mengenakan jaket hiking berwarna biru tua dengan celana cargo, ransel besar terlihat berat di punggungnya.

Pria itu tertegun ketika melihat Selvia. Matanya membulat, seolah tidak menyangka menemukan seseorang di tengah hutan terpencil. Selvia sendiri membeku, siap untuk melarikan diri kapan saja.

"Eh... halo?" kata pria itu perlahan, mengangkat tangannya seperti menenangkan hewan liar. "Saya tidak bermaksud buruk."

Selvia tidak memahami kata-katanya, tapi dia bisa merasakan nada suara yang ramah. Lycus, yang awalnya menggeram, sekarang mulai mendekati pria itu dengan penuh rasa ingin tahu.

"Wah, kucing yang cantik," kata pria itu, berjongkit dan mengulurkan tangan untuk membelai Lycus. Dengan santainya, Lycus menggosokkan kepalanya ke tangan pria tersebut.

Selvia memperhatikan bagaimana pria itu memperlakukan Lycus dengan lembut. Ada sesuatu tentang caranya tersenyum yang membuat Selvia merasa sedikit lebih tenang.

"Nama saya Jean," kata pria itu, menunjuk dirinya sendiri. "Jean Ahmad."

Dia kemudian mengeluarkan botol air dari ranselnya dan sepotong roti yang dibungkus plastik. Dengan gerakan hati-hati, Jean menawarkan makanan dan minuman tersebut kepada Selvia.

"Untuk kamu," ujarnya dengan suara lembut. "Kamu pasti lapar."

Selvia hanya menatapnya, tidak mengerti maksud kata-katanya. Tapi bahasa tubuh Jean yang tidak mengancam membuatnya perlahan menurunkan kewaspadaannya. Lycus mengeong keras, seolah mendorong Selvia untuk menerima tawaran itu.

"Aku tidak bermaksud buruk, sungguh," Jean mencoba meyakinkan lagi. "Aku juga tersesat di hutan ini. Mungkin kita bisa saling membantu."

Meski tidak memahami bahasanya, Selvia bisa merasakan ketulusan dalam suara Jean. Dia perlahan mendekat dan menerima botol air yang ditawarkan. Tangannya yang halus bersentuhan sebentar dengan tangan Jean yang lebih kasar, membuat keduanya sedikit terkejut.

"Terima kasih," bisik Selvia dalam bahasa Transilvania.

Jean tersenyum lega. "Sama-sama. Eh, maksudku... you're welcome."

Mereka duduk di dekat sungai, dengan Lycus yang asyik bermain di antara mereka. Jean mencoba berkomunikasi dengan gerakan tangan, menunjuk arah matahari terbit dan kemudian menunjuk ke arah tertentu sambil mengeluarkan peta dari tasnya.

"Kita harus mencari jalan keluar dari hutan ini," ujar Jean sambil menunjukkan peta. "Aku pikir arahnya ke sini."

Selvia mengamati peta itu dengan penasaran. Dia tidak pernah melihat sesuatu seperti itu sebelumnya. Di Transilvania, mereka menggunakan peta magis yang bisa bergerak sendiri.

"Kamu mengerti tidak?" tanya Jean penuh harap.

Selvia hanya menggelengkan kepala, lalu tersenyum kecil. Senyumnya yang lembut membuat Jean terpana sejenak.

"Tidak apa-apa," kata Jean cepat. "Kita coba saja bersama-sama."

Mereka memutuskan untuk berjalan bersama. Jean dengan peta sederhananya, Selvia dengan insting alaminya. Lycus dengan riang melompat-lompat di antara mereka, kadang mengejar kupu-kupu atau bermain dengan daun yang berguguran.

Sepanjang perjalanan, Jean terus berbicara meski tahu Selvia tidak mengerti.

"Aku bekerja di pabrik sepatu di kota kecil dekat sini. Bosnya baik sih, tapi pekerjaannya membosankan. Makanya aku suka hiking di hari libur."

Selvia mendengarkan dengan saksama, kadang menoleh dan tersenyum ketika Jean menatapnya. Nada suara Jean yang dalam dan tenang membuatnya merasa nyaman.

"Kamu dari mana sih? Pakaianmu... unik sekali."

Selvia melihat gaun hitamnya yang sudah kusam, lalu menatap Jean dengan mata berbinar. Dia ingin menjelaskan, tapi tahu itu tidak mungkin.

Tiba-tiba, Lycus yang sedang bermain di depan mereka berhenti mendadak. Bulu di tubuhnya berdiri lagi. Selvia juga merasakan sesuatu - getaran magis yang samar, seperti energi yang berasal dari portal yang belum sepenuhnya tertutup.

"Ada apa?" tanya Jean, memperhatikan perubahan sikap Selvia dan Lycus.

Selvia memandang sekeliling dengan waspada. Dia merasakan adanya mata yang mengawasi mereka dari balik pepohonan. Tapi ketika dia memusatkan perhatian, perasaan itu menghilang.

"Mungkin hanya hewan hutan," gumam Jean, tapi dia juga mulai merasa tidak nyaman.

Mereka terus berjalan, tapi sekarang dengan kewaspadaan yang lebih tinggi. Hutan yang awalnya terang oleh sinar matahari mulai berubah lebih gelap, meski hari masih siang. Awan hitam mulai berkumpul di langit.

"Sepertinya akan hujan," kata Jean sambil melihat ke atas. "Kita harus mencari tempat berteduh." Mata Jean menatap dalam ke wajah Selvia. Selvia pun menoleh dengan wajah yang merah merona.

"Umm kita balik saja.. " ucap Selvia.

Tiba-tiba, saat Selvia mulai melangkah, kakinya tersandung akar pohon. Ia pun hampir terjatuh. Dengan sigap, jean menangkap tangan Selvia. Jean merasakan kulit tangan Selvia yang lembut.

Dengan tarikan yang kuat, Selvia tertarik kearah Jean. Dan refleks memeluk Jean.

"Sepertinya kita harus kembali.. " Ucap Jean dalam momen canggung itu. Akhirnya mereka memutuskan untuk kembali ke gubuk.

Tiba-tiba, Lycus yang sedang bermain di depan mereka berhenti mendadak. Bulu di tubuhnya berdiri lagi. Selvia juga merasakan sesuatu - getaran magis yang samar, seperti energi yang berasal dari portal yang belum sepenuhnya tertutup.

"Ada apa?" tanya Jean, memperhatikan perubahan sikap Selvia dan Lycus.

Selvia memandang sekeliling dengan waspada. Dia merasakan adanya mata yang mengawasi mereka dari balik pepohonan. Tapi ketika dia memusatkan perhatian, perasaan itu menghilang.

Continue to read this book for free
Scan code to download App

Latest chapter

  • MY VAMPIRE QUEEN   Bab 7 : Perjalanan Di penginapan

    Selvia mengangguk, meski ada sedikit ketegangan di wajahnya. “Desa… berarti banyak orang, ya?” tanyanya pelan, suaranya penuh kehati-hatian. Jean tersenyum menenangkan. “Tenang aja, mereka baik kok. Lagipula, aku di sampingmu yang akan selalu menjaga kamu. Kalau ada apa-apa, tinggal aku yang urus.” Ia menepuk dadanya dengan percaya diri, meski dalam hati ia sedikit khawatir bagaimana menjelaskan kehadiran Selvia kepada warga desa. Matahari sudah condong ke barat ketika mereka akhirnya tiba di desa kecil di pinggir hutan. Desa itu sederhana, dengan rumah-rumah kayu dan jalan tanah yang ramai oleh anak-anak yang bermain dan ibu-ibu yang membawa keranjang sayur. Di ujung desa, ada sebuah penginapan kecil dengan papan nama sederhana bertuliskan “Penginapan Bunga Hutan”. Jean menghela napas lega—"akhirnya, ada juga tempat untuk istirahat!" Jean tersenyum tipis." Jangan takut desa ini bukan tempat asing, aku akrab dengan warganya hehe." Ucap Jean. Sementara Selvia hanya mengangguk seola

  • MY VAMPIRE QUEEN   Bab 6 : Akhirnya keluar dari hutan

    Jean terbangun dalam keadaan setengah sadar. Kepalanya masih pusing. Dia merasa ada kehangatan di pipinya. Perlahan dia membuka mata. Selvia masih tertidur di sampingnya. Kepala gadis itu bersandar di bahu Jean. Tangannya masih memegang lengan Jean dengan lembut. Rambut hitamnya yang panjang berantakan menutupi sebagian wajahnya. Jean melihat sekeliling. Gubuk masih gelap. Hujan sudah berhenti. Hanya suara angin malam yang terdengar. Api unggun sudah padam, hanya menyisakan bara yang masih kemerahan. Dia mencoba mengingat apa yang terjadi. Ingatannya samar-samar. Dia ingat hujan deras. Ingat suara geraman dari luar. Tapi setelah itu... kosong. Seperti ada bagian yang terhapus. Dia melihat Selvia yang tertidur. Gadis itu menggigil kedinginan. Napasnya mengeluarkan uap putih di udara dingin. "Kasihan, mungkin dia kedinginan," gumam Jean pelan. Sembari menatap wajah Selvia hingga ia terpesona. Dia mencoba bergerak perlahan. Tangannya meraih selimut yang terlipat di dekatnya.

  • MY VAMPIRE QUEEN   Bab 5 : Selvia yang mengamuk

    Selvia berdiri, wajahnya pucat. "Beast... utusan ayah..." katanya sambil menunjuk ke luar. Dia berbicara campuran bahasa Transilvania dan beberapa kata yang Jean tidak pahami. "Kamu tidak perlu takut," kata Jean, meski tahu Selvia mungkin tidak mengerti. Dia mengambil sebatang kayu dari lantai. Kayu itu kokoh dan cukup berat. Selvia menarik lengan Jean. "Tidak Jean! Ini berbahaya!" katanya dengan mata membesar. "Beast itu kuat... sangat kuat!" Jean menggeleng. "Saya tidak mengerti semua yang kamu katakan, tapi saya tahu kamu dalam bahaya." Dia berdiri lebih tegak di depan Selvia. Matanya menatap tajam ke arah mahkluk itu. Pintu gubuk berderak keras. Sebuah cakar besar muncul menerobos kayu pintu. Cakar itu seperti besi, panjang dan tajam. Makhluk itu mendorong masuk, memperlebar lubang di pintu. Beast memasukkan kepalanya. Kepala serigala raksasa dengan mata merah. Sisik hitam menutupi wajahnya. Asap keluar dari hidungnya. "Selvia, kamu akan menyesal melarikan diri," ge

  • MY VAMPIRE QUEEN   Bab 4 : Ancaman Dari Negeri Asal

    Selvia melihat gaun hitamnya yang sudah kusam, lalu menatap Jean dengan mata berbinar. Dia ingin menjelaskan, tapi tahu itu tidak mungkin."Mungkin hanya hewan hutan," gumam Jean, tapi dia juga mulai merasa tidak nyaman. Meskipun ia tahun Selvia tak paham yang ia ucapkan. Mereka terus berjalan, tapi sekarang dengan kewaspadaan yang lebih tinggi. Hutan yang awalnya terang oleh sinar matahari mulai berubah lebih gelap, meski hari masih siang. Awan hitam mulai berkumpul di langit."Sepertinya akan hujan," kata Jean sambil melihat ke atas. "Kita harus mencari tempat berteduh."Mereka berbalik arah menuju gubuk tempat Selvia tinggal. Baru saja mereka sampai, hujan mulai turun dengan deras. Butiran air menghantam atap daun dan kayu reyot, menciptakan suara gemericik yang konstan.Jean berhasil menyalakan api kecil dengan ranting-ranting kering yang dia kumpulkan. Cahaya api menerangi sudut gubuk, menciptakan bayangan yang menari-nari di dinding kayu. Aroma asap kayu bercampur dengan wangi

  • MY VAMPIRE QUEEN   Bab 3 : Pertemuan dengan pria Asing

    "Dasar peta murahan... tersesat lagi aku," gumam seorang pria yang muncul dari balik pepohonan. Dia mengenakan jaket hiking berwarna biru tua dengan celana cargo, ransel besar terlihat berat di punggungnya. Pria itu tertegun ketika melihat Selvia. Matanya membulat, seolah tidak menyangka menemukan seseorang di tengah hutan terpencil. Selvia sendiri membeku, siap untuk melarikan diri kapan saja. "Eh... halo?" kata pria itu perlahan, mengangkat tangannya seperti menenangkan hewan liar. "Saya tidak bermaksud buruk." Selvia tidak memahami kata-katanya, tapi dia bisa merasakan nada suara yang ramah. Lycus, yang awalnya menggeram, sekarang mulai mendekati pria itu dengan penuh rasa ingin tahu. "Wah, kucing yang cantik," kata pria itu, berjongkit dan mengulurkan tangan untuk membelai Lycus. Dengan santainya, Lycus menggosokkan kepalanya ke tangan pria tersebut. Selvia memperhatikan bagaimana pria itu memperlakukan Lycus dengan lembut. Ada sesuatu tentang caranya tersenyum yang memb

  • MY VAMPIRE QUEEN   Bab 2 : Pertemuan pertama

    Selvia masuk ke portal, melewati ruang dan waktu yang berbeda. Hingga ia tak sadarkan diri akibat perjalanan itu. Selvia de Dracul masih setengah sadar, tangannya memegang gaun hitamnya yang telah sobek di beberapa bagian, rambut panjangnya terurai menutupi bahu. Nafasnya pelan, tubuhnya lelah setelah menempuh perjalanan menembus portal ajaib yang hanya bisa dibuka dengan segel kelelawar dari penjaga Darkbat. Wajahnya yang cantik dan pucat, dengan bibir mungil yang sedikit gemetar, membuatnya tampak seperti boneka rapuh di tengah kegelapan. Ia menunduk, memejamkan mata sejenak. Ia terdampar di dunia manusia meninggalkan Negeri Transylvania Tak berapa lama, tiba-tiba di telinganya terdengar suara imut dan tak asing. Ia memperhatikan sekelilingnya. Mencari sumber suara. "Lycus...? " Seketika seekor kucing hitam meloncat ke pangkuan Selvia. Wajah Selvia yang awalnya bermuram durja, seketika menjadi ceria dengan senyum manis dan indah yang ia pancarkan. "Ihhh kamu ikuti aku ya...?

More Chapters
Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status