Share

Asal Mula Luka

Suara azan subuh mengalun merdu dari gawaiku. Membangunkanku dari lelap yang sejenak membuat lupa akan sakit yang mendera.

Namun, saat mata terbuka, sakit itu kembali menghujam jiwa. Kuhempaskan kembali tubuhku ke kasur yang tak lagi empuk. Bulir bening kembali mengalir dari sudut mata. Berusaha tegar, tapi tak mampu. Apa yang harus aku katakan kepada mereka?

Notifikasi pesan dari gawaiku mengusik anganku.

[Sya, ke kantor hari ini, Ya. Ada pekerjaan yang harus kamu selesaikan. Beberapa hari lagi kamu akan nikah, pastinya cutinya lama, 'kan?] pesan yang dikirimkan Risna-sahabat karibku di perusahaan tempatku bekerja.

[Iya.] balasku malas. Padahal semua pekerjaan telah aku selesaikan tempat waktu.

Beringsut pelan dari ranjang, melangkah gontai ke kamar mandi. Isak tangisku belum reda. Hati tak mampu menerima kenyataan yang menyerang hati. Tubuh bergetar menahan isak tangis yang semakin tak terbendung.

Bayangan Mas Ridwan berputar-putar dalam otakku. Berusaha menyangkal, jika ini hanya m
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status