Beranda / Romansa / MY WIFE'S SECRET / Benarkah Risna Berbohong?

Share

MY WIFE'S SECRET
MY WIFE'S SECRET
Penulis: Novi Aprilia

Benarkah Risna Berbohong?

Penulis: Novi Aprilia
last update Terakhir Diperbarui: 2021-08-24 23:01:55

MY WIFE'S SECRET

PART 1

"Sya, cukup, Mas tidak mau dengar lagi kamu menjelek-jelekkan Mbak Risna. Dia istri Mas," ujarku penuh penegasan pada Tisya-mantan kekasihku.

Dia datang ke tempat kerjaku dengan mengatakan hal yang tidak-tidak tentang istriku. Membuat emosiku bergejolak. Aku sudah memutuskannya sekian tahun lamanya. Namun, dia masih saja mencoba menganggu kedamaian rumah tanggaku.

"Mas, Tisya tidak menjelek-jelekkan Mbak Risna. Ini kenyataan, Mas. Buka mata Mas. Jangan mau ditipu mentah-mentah olehnya," ujar Tisya dengan penuh keyakinan.

Wanita yang pernah mengisi hari-hari indahku mengarahkan tatapan tulus ke arahku. Tatapan yang dulunya meneduhkan. Namun, sekarang berubah benci. Semejak dekat dengan Risna. Semuanya tidak ada artinya bagiku. 

"Sudah, Sya. Mas tahu, Tisya belum bisa terima dengan keputusan Mas memutuskan sepihak acara pernikahan kita, 'kan?" tanyaku padanya dengan tatapan tajam. Nada bicaraku seakan menyetil hatinya. Terlihat dari perubahan ekspresi wajahnya.

Dia menunduk sekian detik. Menjalin jemari satu sama lain. Jenak-jenak kebisuan menghampiri. Lalu, mendonggakkan kepala menatapku lekat.

"Tisya sadar, Tisya tidak bisa melupakan Mas. Ini tahun ke sembilan hubungan kita kandas. Masih ada cinta di hati Tisya untuk Mas Ridwan. Perasaan ini akan tetap sama sampai kapan pun," jawabnya dengan kaca-kaca mulai terbentuk di bola mata indahnya.

Aku terdiam, mengingat kesalahan fatalku padanya. Rancangan pernikahan telah hampir rampung. Namun, aku tergoda dengan janda dua anak-Risna yang berkerja satu kantor dengan Tisya. Aku meninggalkan Tisya dalam kesendirian dikalungi perih akibat perbuatanku.

Alhasil, dia terpuruk. Sampai detik ini memilih sendiri. Bahkan, dia menolak banyak pria yang ingin meminangnya. Kehidupanku dengan Risna tidak semulus yang kubayangkan. Namun, gengsi untuk berpisah dengannya membuatku bertahan. Lagi pula, belum ada kesalahan fatal yang Risna lakukan. Meski, tak jarang Risna membuatku naik darah.

Berbicara tentang Risna, wanita yang tatkala memandang wajahnya membuat hatiku bergetar. Melihat bola mata indahnya membuatku patuh melakukan segala hal untuk kebahagiannya. 

Terkesan aneh. Namun, aku tak mampu mengungkap keanehan yang terjadi dalam hidupku. Risna selalu bersikap overacting, jika aku mengeluhkan tentang kesalahan atau pun hal yang tak aku suka darinya.

"Mas, sembilan tahun Mas menikah dengan Mbak Risna. Namun, Mbak Risna tidak hamil, 'kan?" tanyanya padaku dengan air mata yang mulai membasahi wajah cantiknya.

Aku menarik napas dalam, jika masalah anak yang dia permasalahkan. Aku sudah cukup bahagia dengan kedua anak Risna yang sudah kuanggap anak kandung. Aku juga cukup tahu diri dengan hasil kesehatan yang Risna perlihatkan kepadaku. Aku divonis mandul. 

Sejak saat itu, aku tidak berani berbicara masalah anak pada Risna. Beruntung dia masih menerimaku dengan kekuranganku yang fatal.

"Nggak usah bahas masalah anak, kami sudah bahagia dengan keluarga kami. Lebih baik kamu pulang. Mas tidak ingin Mbak Risna salah paham." Cara halus untuk mengusirnya.

Tisya bangkit seraya menyeka air matanya. Lalu berkata,"Mas ditipu oleh Mbak Risna, Mbak Risna memakai implan di lengannya. Jangan sampai Mas menyesal, seumur hidup tidak memiliki anak karena kebohongan istri kesayangan Mas."

Tisya berlalu dari hadapanku. Meninggalkanku yang tergugu di tempat dengan berita yang belum jelas kebenarannya. Ucapannya sulit untuk kupercaya. Tidak ada rahasia yang Risna simpan dariku. Dia sangat manja dan menyayangiku.

Pikiran berkecamuk, benarkah berita yang Tisya sampaikan? Lalu bagaimana dengan hasil kesehatan yang menyatakan aku mandul? Mungkinkah Risna tega membohongiku? 

Pertanyaan-pertanyaan yang mengitari kepala. Kepada siapa harus bertanya? Aku tahu Tisya tidak berbohong dengan ucapannya. Merajut kasih sejak SMA membuatku mengetahui segala gerak gerik dan perilakunya.

Kutepiskan segala kemungkinan terburuk. Fokus kembali pada kerjaanku. Aku tidak boleh curiga pada istriku, bukankah itu hal yang tidak baik? Bisa jadi itu hanya akal-akalan Tisya untuk kembali kepadaku. Tak  mampu kupungkiri ada penasaran dalam hati.

****

Aku sibuk dengan menghitung pemasukan dari beberapa toko yang disetor oleh orang-orang kepercayaanku. 

Langkah kaki terdengar mendekat. Aku menoleh sejenak, itu Risna. Dia berjalan cepat dengan wajah penuh amarah. Menatapku seakan meminta penjelasan padaku. 

Dia menghempaskan tubuh seksinya atas sofa di hadapanku. Seperti biasa, lingerie hitam membalut tubuhnya. Meski, sudah melahirkan, body Risna masih aduhai. Membuat mata lelaki memandangnya tanpa kedip. 

Berulang kali, aku mendapati lelaki asing curi-curi pandang ke arah istriku. Hanya bisa mengelus dada, tanpa berkata-kata. Penampilannya yang seksi menjadi penyebab utama mata jalang memandangnya penuh nafsu.

"Mas, tadi si perawan tua tak laku itu temuin Mas lagi, ya?" tanya Risna seraya menyandarkan kepalanya di dada bidangku. Tangannya meraba pipiku. Kelakuannya manja, membuatku semakin cinta. 

"Siapa, Sayang?" tanyaku pura-pura tak tahu. Sebenarnya aku tahu betul, jika label perawan tua dia sematkan untuk Tisya. Risna sangat membenci Tisya. Berulang kali dia mewanti-wantiku untuk menjauhi dan tidak pernah menemui Tisya lagi.

Risna bangkit dari duduknya, terdengar deru napas kasar mulutnya. Dia menatapku tajam, setajam tatapan elang yang ingin  mematuk mangsa. Tangannya mencubit lenganku. 

"Mas, Risna nggak suka jika Mas masih berhubungan dengan perawan tua itu. Dia tu nggak laku makanya deketin Mas lagi. Pasti dia jelek-jelekin aku di depan Mas," ujar Risna dengan nada merajuk.

Memulai drama seperti biasanya. Seolah-olah dia yang paling tersakiti. Kelakuannya tak ubah bak anak kecil. Tak jarang juga menyebalkan. 

"Mana ada jelek-jelekin sayang, dia tadi cuma belanja sebentar di toko," jawabku menenangkannya. Menarik tubuhnya dalam pelukannya. Kubelai rambutnya yang tergerai sempurna. 

"Bohong!" jeritnya.

"Sssst! Nanti anak-anak bangun," bisikku di telingannya. Semakin mengencangkan tanganku yang melingkar di pinggangnya. 

Aku merayunya, memintanya melupakan tentang Tisya. Perlahan kulabuhkan kecupan hangat dibibir sensualnya. Aku memberikan sentuhan-sentuhan kecil di beberapa area tubuhnya dengan harapan dia kembali normal.

Namun, kali ini sama sekali tidak berhasil. Dia menepis tanganku kasar. Risna terus saja mengumpat kesal. Risna sangat membenci Tisya, hingga tak mampu dijabar dalam kata. Mendengar namanya saja membuat Risa dibakar api amarah.

"Mas ngebela dia!" teriak Risna lagi.

Aku membekap mulutnya. Sial, dia mengigit jemariku. Kemarahannya tak mampu dibendung. Arrghh! Ini semua karena Tisya. Kedatangannya menjadi musibah baru bagiku.

"Sayang, percayalah pada Mas. Tidak ada yang mampu mengantikan sayang di hati Mas," bisikku lembut di telinganya sembari menjalin jemariku dengan jemarinya.

"Nggak percaya, buktinya perawan tua itu masih datang ke tempat Mas. Satu hal yang membuatku kecewa. Mas tidak mengatakannya padaku," ketusnya dengan memasang wajah penuh amarah. 

Aku kehabisan kata-kata setiap berhadapan dengannya. Kuusap wajah frustasi. 

"Nggak bisa jelasin, 'kan? Aku tahu Mas masih menyimpan rasa pada wanita tua itu," tuduh Risna kejam. Aku mulai geram. 

"Mas lelah, jika harus mengulang hal yang sama terus menerus. Intinya, Mas tidak melakukan apa yang kamu tuduhkan. Udah, itu aja. Mas malas bicara banyak," ujarku dengan harapan dia menghentikan kemarahan dalam dirinya.

"Pokoknya, aku tidak mau wanita itu datang ke toko Mas lagi. Ingat, kalau Mas tidak mendengar ucapanku. Aku akan membawa Kenzi dan Kenzo pergi jauh dari Mas," ancamnya dengan nada penuh emosi. 

Bersambung 

Lanjutkan membaca buku ini secara gratis
Pindai kode untuk mengunduh Aplikasi
Komen (2)
goodnovel comment avatar
Rania Humaira
matilah kau gisya anjing. 9 th ditinggalkan demi janda beranak 2 tapi kau g bisa move,anjing. kau betul2 binatang dan bukan manusia. klu manusia pasti punya harga diri dan kehormatan.
goodnovel comment avatar
Cahaya Asa
bikin geregetan
LIHAT SEMUA KOMENTAR

Bab terbaru

  • MY WIFE'S SECRET   Mirip Hantu

    "Mas, kamu sudah siap miskin, hah? Jangan tinggalkan aku! Kebahagiaanmu hanya padaku," racau Risna berusaha menyentuhku."Tidak! Kamu salah, kebahagiaanku tidak ada padamu. Mulai hari ini hubungan kita berakhir. Silahkan kamu ambil seluruh hartaku, tapi tidak lagi dengan harga diriku yang telah kau renggut sembilan tahun lamanya," ucapku penuh penekanan. Kutepis tangannya yang hendak menyentuhku. Sorot matanya merah menyala seakan api yang hendak menyambar tubuhku. Perasaan untuknya tak jauh berbeda dengan pertama kali bertemu dengannya. Aku tidak suka dengan Risna, kerja samanya dengan iblis mengubah hatiku."Sudahlah, Mbak. Mas Ridwan sudah mengutarakan keputusannya. Mbak pun aneh, diberikan kesempatan untuk taubat. Malah sempat-sempatnya melakukan hal buruk untuk Mbak Tisya," ujar Luna dengan nada menghakimi. Risna menoleh ke arah Luna dengan tatapan ganas."Bu! Tolong Risna!" Risna beralih pada Ibu yang berurai air mata. Luka yang kupersembahkan mengores hati wanita mulia dalam h

  • MY WIFE'S SECRET   Kami sudah Bercerai

    "Mas, kamu sudah siap miskin, hah? Jangan tinggalkan aku! Kebahagiaanmu hanya padaku," racau Risna berusaha menyentuhku."Tidak! Kamu salah, kebahagiaanku tidak ada padamu. Mulai hari ini hubungan kita berakhir. Silahkan kamu ambil seluruh hartaku, tapi tidak lagi dengan harga diriku yang telah kau renggut sembilan tahun lamanya," ucapku penuh penekanan. Kutepis tangannya yang hendak menyentuhku. Sorot matanya merah menyala seakan api yang hendak menyambar tubuhku. Perasaan untuknya tak jauh berbeda dengan pertama kali bertemu dengannya. Aku tidak suka dengan Risna, kerja samanya dengan iblis mengubah hatiku."Sudahlah, Mbak. Mas Ridwan sudah mengutarakan keputusannya. Mbak pun aneh, diberikan kesempatan untuk taubat. Malah sempat-sempatnya melakukan hal buruk untuk Mbak Tisya," ujar Luna dengan nada menghakimi. Risna menoleh ke arah Luna dengan tatapan ganas."Bu! Tolong Risna!" Risna beralih pada Ibu yang berurai air mata. Luka yang kupersembahkan mengores hati wanita mulia dalam h

  • MY WIFE'S SECRET   Bukan Pendarahan Biasa

    Bab 38"Bu, bagaimana ini?" tanyaku panik. Darah yang mengalir bagaikan kran air yang di buka. Jika dibiarkan Risna akan meregang nyawa.Ibu memintaku membaringkan Risna atas ranjang. Kemudian, berlari keluar memanggil suster jaga. Tak butuh waktu lama, dokter dan beberapa perawat memasuki ruang rawat Risna.Mereka berdiri kaku dengan keanehan yang terjadi. Menurut dokter, Risna sudah diberikan obat untuk menghentikan pendarahan."Pak, lebih baik Bu Risna kami rujuk ke rumah sakit yang lebih besar. Ini mustahil, obat dan suntikan sudah kami berikan. Ini diluar nalar." Dokter muda itu goyah dengan pernyataannya sejam yang lalu.Aku meminta rujukan ke rumah sakit tempat Luna bekerja. Meski, Risna berusaha menepis anggapan, jika dia tidak butuh pengobatan medis.Aku mengaruk kepala yang tak gatal. Berada di posisi yang serba salah seperti ini. Hatiku gamang, mempercayai dunia medis atau ucapan mistis Risna yang bisa juga dipercaya."Mas, percaya padaku. Yang aku butuh lelaki tua yang wak

  • MY WIFE'S SECRET   Pendarahan

    Bab 37"Anak-anak bilang, Risna terkapar bersimbah darah di kamar, Wan. Ayo cepat!" Ibu terlihat sangat panik.Aku tak kalah panik membayangkan si kembar menghadapi kejadian mengerikan di depan mata mereka. Ibu memintaku tenang, fokus mengemudi.Sepanjang perjalanan menebak-nebak apa yang terjadi dengan Risna. Anak-anak tidak menjelaskan secara gamblang apa yang terjadi dengan Risna. Beberapa kali Ibu menghubungi mereka, tak ada jawaban sama sekali.Setengah jam perjalanan gawaiku berdering. Kenzo mengatakan Risna sudah di bawa ke klinik terdekat. Risna bukan bunuh diri seperti dalam bayanganku. Info baru yang kutemui semakin membuat kepala mereka-reka kejadian yang menimpa Risna.Sesampai di klinik yang di maksud, aku mencari keberadaan mereka. Keduanya memelukku erat, menangis tersedu-sedu."Pak!" panggil Bibi pelan."Iya, Bi. Ibu kenapa?" tanyaku pelan. Ibu mengambil alih kedua jagoanku untuk duduk bersamanya di depan kursi tunggu."Menurut prediksi dokter Ibu pendarahan, Pak." jaw

  • MY WIFE'S SECRET   Mencari jalan keluar

    Bab 36Ibu menatap Luna, sedetik kemudian beralih pada Mbak Mia. Seakan-akan meminta dukungan dari kedua anak perempuannya."Untuk sementara Ridwan kembali ke rumah Ibu ....""Aku bagaimana, Bu?""Huush! Ibu belum selesai bicara. Nggak sopan," desis Mbak Mia."Kamu di sini bersama anak-anak. Belajar memperbaiki diri. Jika pikiran kalian sudah tenang. Baru kita ambil keputusan terbaik. Tak perlu buru-buru," ujar Ibu disambut anggukan terpaksa dari Risna."Tuh ingat jangan main pelet lagi! Jangan sampai wajah Mbak rusak gara-gara kesalahan Mbak sendiri," ketus Luna."Benar, bertaubat lah, Ris. Minta ampun sama Allah. Perbuatan kamu selama ini musyrik," timpal Mbak Mia.Menimbang pernyataan Ibu ada benarnya. Kali ini lebih baik, mendengar nasehat Ibu. Buru-buru lepas dari Risna pun tak ada gunanya. Tisya sudah sah dalam dekapan Bintang. Melihat Risna dalam keadaan seperti ini juga sangat menyedihkan."Kalau begitu, kita pulang sekarang, Bu! Gerah di sini," ujarku tidak sabar keluar dari

  • MY WIFE'S SECRET   Jangan bercerai, Pa

    Bab 35Melangkah cepat keluar. Baru hendak menuruni tangga Mbak Mia dan Risna berjalan ke arahku."Risna! Aku tidak akan memaafkanmu! Kau telah menghancurkan hidupku. Aku tidak mau hidup bersama kamu lagi. Aku ingin kita cerai!" teriakku emosi.Tubuh Risna melorot ke lantai. Secepatnya Luna berlari dari kamar. Berusaha menenangkanku, merayu agar hal ini dibicarakan baik-baik tanpa kekerasan."Papa!" suara dan langkah kaki Kenzi terdengar mendekat."Papa! Abang tidak mau Mama dan Papa berpisah!" teriak Kenzi histeris.Kutarik napas dalam, berusaha mengatur hati dan sikap di depan dua jagoanku. Melangkah menuruni tangga cepat. Keduanya memeluk erat tubuh Risna yang tertunduk di lantai. Mbak Mia mencoba menenangkan mereka."Mas, jangan! Tolong, jangan sakiti keduanya. Mereka tidak tahu apa-apa tenang ini semua. Jangan sampai trauma menghampiri mereka," bisik Luna pelan.Mbak Mia menatapku penuh harap. Mengeleng kepala pelan untuk diam sementara waktu."Kata siapa Mama dan Papa mau pisah?

  • MY WIFE'S SECRET   Cerai

    Bab 34"Mas, tangkap!" teriak Luna girang saat bunga itu mengarah padaku.Dalam hitungan detik bunga itu berada dalam genggaman. Semua mata tertuju padaku. Risna menghampiri dengan tatapan tak suka."Ngapain, Mas tangkap," desisnya dengan mata melotot."Apaan sih, Mbak? Biasa saja kali, tangkap bunga, Pun," gerutu Luna dengan tatapan malas ke arah Risna."Siapa yang dapat bunganya, ayo ke depan," suara MC kembali mengema. Luna mengangkat tanganku ke atas. Tidak peduli delikan mata tak suka dari Risna."Suami Bu Risna dapat bunga pengantin. Bahaya itu, Mah," celetuk salah satu rekan kerja Risna."Iya, hati-hati lho Bu Risna. Kayaknya bakalan dapat madu," timpal wanita di sebelahnya."Pertanda buruk sepertinya Bu Risna. Suaminya pengen daun muda, tu," cerocos rekan kerja Risna tanpa jeda.Risna menatap mereka jengah."kebetulan saja, Bu. Tidak mungkinlah suami saya mencari yang lain." Risna mengapit lenganku manja."Hmmm! Apa lagi Bu Risna dah mulai tertutup seperti ini. Bahaya lho ke je

  • MY WIFE'S SECRET   Pernikahan Tisya

    Bab 33Aku kembali melangkah ke dalam, mengamati keadaan sekitar. Sungguh tak mampu dijelaskan dengan kata-kata persiapan Bintang menyunting Tisya. Luar biasa-tidak cukup mewakili indah dan mewah acara yang Bintang persiapkan untuk wanita yang masih bertahta di hatiku.Beberapa awak media dari berbagai stasiun TV ikut andil dalam penghelatan akbar ini. Tak bisa dipungkiri keluarga Bintang salah satu crazy rich Indonesia.Akad nikah akan segera di mulai. Terlihat Bintang berjalan dengan balutan baju pengantin berwarna putih. Aura ketampanan Bintang tak mampu dilukis dengan kata. Ketampanannya tak sebanding denganku.Aku mengambil posisi dibagian depan. Tak lama kemudian, Risna datang dan duduk di sampingku. Mbak Mia juga tidak ketinggalan.Dalam hitungan menit Tisya akan menjadi milik lelaki lain. Kebodohan terbesar, melepas wanita hebat tanpa cela. Andai waktu bisa diputar, ingin rasanya semua kembali seperti sedia kala.Huh! Aku mencari keberadaan Tisya, Ibu dan juga Luna. Mereka bel

  • MY WIFE'S SECRET   Berubah

    Bab 32"Gila! Tisya itu sudah gila. Buat peraturan sesuka hati dia. Sok kaya, gerutuku kesal."Peraturan gila khusus buat istri Mas tercinta. Yang duluan berbuat gila pada Mbak Tisya. Udah yuk, Mas. Mandi sana, kita pergi bareng," ajak Luna dengan mata yang tak berhenti berkedip-kedip.Aku kembali membenamkan wajahku ke sofa. Menutup kedua telinga agar suara Luna dan Mbak Mia tidak bisa kudengar."Mas, dengerin Luna! Bangun, kita pergi bareng. Luna janji nggak julid lagi sama Mas. Ayo!" Entah angin apa yang merasuki Luna. Dia terlihat lebih lembut kepadaku.Aku melangkah menuju kamar, Luna membawakanku dan Risna baju untuk pergi ke acara pernikahan Tisya dan Bintang. Gejolak senantiasa menguasai hati. Akankah aku sanggup melihat Tisya menjadi milik Bintang."Mas!" panggil Risna pelan. Sejak kebohongannya terbongkar, Risna menjadi lebih pendiam. Namun, perubahannya tidak memberi dampak apa-apa untukku. Perlahan hatiku mulai membatu untuknya."Jangan bicara apa-apa, aku nggak mau moodku

Jelajahi dan baca novel bagus secara gratis
Akses gratis ke berbagai novel bagus di aplikasi GoodNovel. Unduh buku yang kamu suka dan baca di mana saja & kapan saja.
Baca buku gratis di Aplikasi
Pindai kode untuk membaca di Aplikasi
DMCA.com Protection Status