Share

Kamu Harus Bantu-Bantu

Penulis: Widanish
last update Terakhir Diperbarui: 2023-02-15 04:07:26

BAB 5

“Kamu Harus Bantu-Bantu”

“Linda dan keluarganya sanggup memberi modal usaha untuk kami. Kamu tahu sendiri kan kalau warung nasi Ibu akhir-akhir ini sepi karena kehabisan modal. Menu-menu yang dimasak setiap hari selalu banyak sisa, tidak laku, akhirnya modal Ibu habis. Sementara, tabunganku pun ludes dipinjam untuk pengobatan Uwak Halimah, sampai sekarang belum juga dikembalikan uang tabunganku itu.” Mas Hangga menjelaskan.

Uang. Itulah alasannya, seperti dugaanku. Linda memang berasal dari keluarga kaya, uang puluhan juta mudah saja baginya. Selain itu, dia juga berpendidikan dan berprofesi sebagai bidan, meski belum lama berpengalaman namun menurut kabar yang kudengar dia akan segera membuka praktek. Memiliki itu semua, membuat Linda mudah diterima di keluarga ini, terlebih mereka sebelumnya sudah sangat dekat karena sebelum menikah denganku Linda adalah pacarnya Mas Hangga.

“Aku harap, kamu bisa terima pernikahanku dengan Linda, ya,” lanjut suamiku itu.

“Semudah itu kamu mem
Lanjutkan membaca buku ini secara gratis
Pindai kode untuk mengunduh Aplikasi
Bab Terkunci

Bab terbaru

  • Maaf, Aku Bukan Orang Kaya   Suara Klakson Peringatan

    Sekilas terbersit keinginan untuk membalasnya, mencaritahu jawaban atas rasa penasaran di pikiranku namun kuurungkan saja. Meski tidak memblokir nomornya, tapi aku sudah bulat untuk menutup akses komunikasi dengannya.Aku pun menyimpan kembali ponselku ke tempat semula. Belum ada lima menit berselang suara notifikasi berbunyi lagi, kali ini sebuah panggilan suara dari Mas Hangga yang membuatku terperanjat. Ada apa lagi dia menggangguku di malam pengantinnya?! Bukankah dia sudah berbahagia dengan istri pilihannya?Jari jempolku ragu-ragu antara memijit tombol hijau atau merah. Hijau berarti menerima panggilannya, merah berarti aku tak mau menjawabnya.“Mirna, siapa yang menelepon malam-malam begini?” Suara ibu dari kamar sebelah menyadarkanku.Akhirnya kupilih membiarkan panggilan suara itu sampai dia berhenti sendiri.*Jam delapan pagi aku sudah berjalan lima langkah dari rumah, tujuanku adalah Mbak Murni. Ibu menyuruhku untuk datang ke sana membungkus keripik hari ini. Setelah tak b

  • Maaf, Aku Bukan Orang Kaya   Pesan yang Dihapus

    Cepat kutepis pikiran serta ingatan tentang Linda sebelum pusing di kepalaku kembali kambuh. Kenangan di rumah Mas Hangga membuatku trauma, mengingatnya akan membuatku takut. Oleh karena itu, aku harus bisa melupakan semuanya dan kepulanganku ke sini adalah langkah awal menuju kehidupanku yang baru, yang apa adanya, jauh dari kemanipulatifan.Biarlah mereka pernah mengataiku sebagai orang yang polos, lugu, naif dan semacamnya. Selama ini aku hanya mengikuti kata hati yang menurutku benar, aku punya ketulusan walaupun itu mereka anggap sebagai kebodohan sehingga membuangku setelah habis manisku. Tapi lihatlah, suatu saat mereka akan menyadari nilai positif dalam diriku ini.Tak terasa semua wadah selesai kucuci. Karena kondisi hamil muda dan flashback ke masa lalu akhirnya kerjaku jadi lambat. Sebenarnya ibu melarangku untuk mengerjakan pekerjaan rumah, hanya saja aku tidak terbiasa berdiam diri, tak tahan lihat cucian menumpuk dan rumah yang berantakan.Suara pintu rumah dibuka dengan

  • Maaf, Aku Bukan Orang Kaya   Minta Rujuk?

    Aku semakin tak kuat mengontrol emosi yang menguasai diri, kepalaku rasanya panas dan mau pecah. Tiba-tiba saja penglihatanku gelap dan tidak sadarkan diri. Hanya sayup-sayup suara beberapa orang di sekeliling yang masih dapat kudengar. Sepertinya sedang terjadi kepanikan.“Kamu sih ngomongnya sembarangan pakai nuduh Mirna hamil anak orang lain segala.”“Emang Mirna beneran Hamil? Kan aku cuma nebak. Enggak ngomong langsung nuduh gitu.”“Kayaknya bener hamil. Kemarin saya lihat dia keluar dari rumah bidan Elsa, terus barusan dia muntah hebat. Ya pasti positif hamil lah.”“Memang benar anak saya hamil. Hamil anak Hangga—suaminya, bukan anak orang lain. Selama ini gossip yang sampai ke telinga kalian menuduh Mirna mandul, ternyata Mirna tidak mandul. Buktinya dia hamil. Baru ketahuan kemarin sore setelah periksa ke bidan Elsa. Jadi, mulai sekarang jangan ada komentar miring tentang anak saya lagi ya, dia dicerai Hangga karena mereka kira Mirna mandul, bukan karena Mirna hamil anak orang

  • Maaf, Aku Bukan Orang Kaya   Hamil Anak Orang Lain?

    Meski aku menepisnya, namun dalam hati mulai tumbuh keyakinan bahwa aku benar hamil. “Besok Ibu akan beli testpack untuk memastikan. Kalau kamu benar hamil, Ibu akan pergi ke rumah mertuamu dan mengatakannya dengan lantang bahwa anak Ibu tidaklah mandul!” Binar bahagia di mata ibuku begitu bersinar hingga ia lupa bahwa semua sudah terlambat, aku sudah menutup pintu untuk Mas Hangga. Jadi seandainya benar aku hamil pun, itu tidak akan mengubah nasib rumahtanggaku. Namun biarlah Ibu dengan perasaan bahagianya sendiri. Aku memilih untuk beristirahat. *Hari ini pernikahan Mas Hangga dengan Linda digelar namun aku akan bersikap tidak peduli dan tidak mau tahu. Aku mendapati surat undangan di bawah taplak meja tempat ibuku menjajakan gorengan. Rupanya, Ibu Mertua memberikan surat undangan ini pada Ibu di hari kepulanganku dua hari yang lalu dan Ibu menyembunyikannya dariku, pantaslah pada saat itu Ibu menyambutku dengan perasaan bersedih. Dengan cepat kusimpan kembali surat undangan i

  • Maaf, Aku Bukan Orang Kaya   Hamil di Ujung Perceraian

    “Mbak Sri tahu apa soal jodoh? Itu rahasia Alloh. Jangan sok tahu,” balasku ketus kemudian melanjutkan langkah ke rumah Ibu.Sesekali, kurasa perlu untuk menjawab dengan tegas sindiran tak enak dari orang-orang seperti itu supaya mereka tahu bahwa aku bisa melawan dan tak akan diam saja. Menunjukkan sikap tegas agar orang lain tidak berbuat semena-mena terhadap kita adalah hal yang wajib dilakukan. Meski terancam menjanda, aku harus pandai menjaga harga diri.*“Tidak apa-apa. Kamu hanya anak penjual gorengan, sedangkan perempuan itu punya harta dan tahta. Tapi kalau soal wajah dan hati, insyaalloh masih menang kamu, itu modal utama dalam menjalani hidup yaitu dengan hatimu yang jujur dan bersih. Sedangkan harta dan tahta sifatnya hanya titipan, kalau suatu saat diambil sama Alloh ... maka yang tersisa cuma apa? Kamu jawab sendiri,” kata Ibu sambil menepuk pundakku.“Jeleknya aja,” balasku lalu diikuti gelak tawa dari kami berdua.Sehabis Isya aku menghampiri Ibu di kamarnya untuk men

  • Maaf, Aku Bukan Orang Kaya   Gagal jadi Menantu Orang Kaya

    “Berani kamu, ya—“ Mas Hangga melayangkan telapak tangannya di udara, hendak menampar pipiku yang tergenang setetes air mata namun aku segera menepis nya. Kutahan tangan kekarnya yang penuh amarah itu.“Kenapa aku harus takut? Selama ini aku diam karena masih menghargaimu. Tapi ternyata kamu sama saja dengan mereka yang menyembunyikan kebohongan dariku. Sekarang jawab pertanyaanku barusan, kenapa kau pakai uangku untuk memodali rencana pernikahanmu dengan Linda?” Aku menantang.Suamiku langsung mengatur napasnya yang memburu. Seumur menikah dengannya, baru kali ini ku lihat amarah begitu menyala dari wajahnya dan baru kali ini pula tangannya melayang hendak menamparku. Sungguh, dia kelewatan seperti itu saking ingin membela Linda daripada menenangkanku yang juga terbakar api cemburu.“Jangan banyak bertanya,” katanya agak menggeram karena amarah yang ditahan.“Aku harus bertanya, karena itu adalah uangku yang kau pakai untuk menyenangkan Linda, untuk meratukan dirinya!”“Kamu perhitun

Bab Lainnya
Jelajahi dan baca novel bagus secara gratis
Akses gratis ke berbagai novel bagus di aplikasi GoodNovel. Unduh buku yang kamu suka dan baca di mana saja & kapan saja.
Baca buku gratis di Aplikasi
Pindai kode untuk membaca di Aplikasi
DMCA.com Protection Status