Share

Beban Terlepas

"Kenapa nggak diangkat, Ren?"

"Nggak kenal, Bu." Entah kenapa Reni merasakan hatinya begitu sakit ketika mengingat Dani. Dia benar-benar tidak ingin berhubungan dengan laki-laki itu lagi.

"Siapa sih, Ren? Coba Ibu lihat, siapa tahu penting." Yanti hendak beranjak dari duduknya dan menghampiri handphone Reni yang tergeletak di atas nakas.

"Nggak usah, Bu. Paling orang iseng." Reni buru-buru menyambar hanphone-nya dan memasukkannya di dalam selimut yang menutupi kakinya.

Yanti mengernyit heran. Jika tidak penting, mengapa berkali-kali hingga tak sempat berhenti.

Di dalam selimut, Reni mematikan handphone-nya, biar Dani tidak bisa menghubunginya lagi. Akhirnya dia bisa bernapas lega, tanpa adanya gangguan dari Dani lagi. Seharusnya dari kemarin-kemarin dia bersikap seperti ini.

"Oh, iya, Yah. Motor Ayah masih di tempat Bang Lukman. Kemarin--."

"Sudah-sudah. Kita bisa mengambilnya besok jika kau sudah sehat." 

"Ayah, pulang du

Locked Chapter
Continue to read this book on the APP

Related chapters

Latest chapter

DMCA.com Protection Status