Share

Bertemu dengan Masa Lalu

Berjalan melewati koridor rumah sakit, Kiyada tiada henti membaca salawat dan istighfar dalam hati. Baru saja Ustaz Subhan bersikap manis padanya, kini ia harus siap jika kembali diabaikan. Sebab sampai kapanpun posisinya tetaplah sebagai yang ke dua.

“Di sana, Mbak, ruangannya Abah.” Syifa menunjuk ruangan yang terletak nomor dua dari ujung.

Kiyada mengangguk, mengikuti langkah Syifa. Gadis belia itu masih tampak canggung terhadapnya. Begitu langkahnya sampai di depan pintu, dari dalam Kiyada mendengar suara yang tak asing di telinganya.

“Di dalam ada siapa?” Kiyada bertanya lirih pada Syifa.

“Mungkin santrinya Abah. Tadi Ning Jihan bilang mau ada santri alumni yang mau jenguk Abah.”

Mendengar penuturan Syifa, entah mengapa perasaan Kiyada menjadi tidak tenang. Namun, tidak mungkin juga ia berbalik arah, sementara pintu telah dibukakan oleh Syifa.

“Assalamualaikum,” ucap Syifa dan Kiyada bersa

Locked Chapter
Continue to read this book on the APP

Related chapters

Latest chapter

DMCA.com Protection Status