Share

Melawan

"Aku sudah mengurus perceraianmu, Ra."

Aku tersentak, lalu menolehkan kepala ke arah Pak Alif. Aku menatap Pak Alif dengan pandangan penuh tanya. Lalu sedetik kemudian Pak Alif membalas tatapanku. Sesaat pandangan kami pun bertemu.

"Iya, aku sudah langsung mengurus percerainmu dengan Hilman kemarin. Mungkin kurang lebih satu bulan lagi akan diadakan sidang pertama untuk perceraianmu," ucap Pak Alif lagi.

Aku mengalihkan pandanganku setelah mendengar ucapan Pak Alif. Lalu aku menerawang menatap koridor rumah sakit dengan pandangan kosong.

Kami sedang berada di depan ruang rawat ibu. Sejak ibu dirawat, Pak Alif selalu datang setelah restoran tutup. Dan sejak itu pula aku juga belum masuk kerja sama sekali. Mbak Nuri kemarin sudah pulang, dia sedang rindu dengan putra semata wayangnya yang dia tinggalkan di rumah. Sedangkan Mas Hilman hanya sesekali menjenguk ibu, bahkan tidak setiap hari. Aku selalu menghindar saat dia datang. Rasanya aku sudah tidak mau melihat wajahnya lagi.

Hatiku te
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status