Share

135. Pengaruh Ngidam

Pukul sepuluh lagi, mobil Naren sudah memasuki halaman rumah. Dia keluar dengan langkah santai, kemudian masuk rumah. Aku dan Ferdila yang duduk di depan televisi sambil menikmati kue bolu memintanya bergabung.

Ferdila sudah tahu Naren akan datang karena aku ceritakan tadi sekalipun berbeda. Tidak mungkin memberitahu kalau Falen kejang-kejang dan Shella meninggal. 

Setelah Naren duduk di dekat kami, aku menyuguhkan minuman milik Vidia yang belum disentuh. Pasalnya perempuan bersmbut pirang itu sok sekali mau dibujuk. Aku mah tidak mau apalagi Ferdila.

"Ferdila dipecat, kamu ada solusi apa buat usaha?" Aku membuka percakapan.

Naren melirik sekilas ke arah Ferdila, lalu menjawab, " Bakso bakar mau?"

"Kenapa bakso bakar?" Ferdila ikut bertanya.

Lelaki tampan itu menjelaskan bahwa saat ini bakso sedang laris di pasaran dan di lingkungan dekat sini belum ada penjualnya. Lagi pula idak mengapa kalau pasang outlet depan rumah sekalian es teh b

Locked Chapter
Continue to read this book on the APP

Related chapters

Latest chapter

DMCA.com Protection Status