Share

27. Malam Yang Indah

"Kenapa, Din?"

"Gak apa-apa."

"Yakin?"

Aku tidak menjawab, tetapi langsung melepas lingerie karena rasanya begitu panas. Falen menampilkan senyuman, ia melipat kedua tangan di depan dada.

Tanpa rasa malu aku duduk di tepi ranjang dengan dada terbuka sambil terus melakukan hal tabu pada diri sendiri.

"Falen, bantu aku!" teriakku karena hasrat membuncah.

Sial, pasti ada sesuatu yang dicampurkan dalam minuman itu. Mau tidak mau aku harus menuntaskan hasrat bersama lelaki asing itu. Tidak enak rasanya melakukan sendirian. Toh, Ferdila juga tidak ada.

Aku berdiri dan menarik paksa Falen. Lelaki itu dengan sigap membuka seluruh pakaiannya. Tidak perlu diceritakan apa yang terjadi karena yang pastu malam ini terasa begitu indah.

Menit demi menit terus berputar. Kami masih dalam aktivitas terlarang. Ini lebih menyenangkan karena ada obat perangsang terlebih sudah lama tidak melakukannya. Andai Ferdila tahu mungkin tidak akan marah.

Jika suamiku bisa melakukannya dengan dua perempuan,
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status