Beranda / Romansa / Mafia's obsession / Bab 4: Dikejar Bayangan Pengkhianat

Share

Bab 4: Dikejar Bayangan Pengkhianat

Penulis: Adhit
last update Terakhir Diperbarui: 2025-03-17 00:08:13

Malam di dermaga itu masih terasa dingin di kulit Aurora, meskipun ia dan yang lainnya sudah berlari menjauh dari gudang tempat Nicolo mengkhianati mereka. Jantungnya masih berdebar keras, bukan hanya karena pelariannya, tapi juga karena kenyataan pahit yang baru saja terungkap.

Nicolo, seseorang yang ia percayai, ternyata adalah pengkhianat.

“Kita harus keluar dari sini,” ujar Lorenzo sambil menoleh ke belakang, memastikan tak ada yang mengejar mereka.

Leo menggenggam lengan Aurora dan menariknya menuju mobil. “Masuk!” perintahnya.

Aurora menurut, meski pikirannya masih berusaha mencerna semuanya. Nicolo telah membunuh Giovanni sebelum pria itu sempat memberikan informasi lebih lanjut. Apa sebenarnya yang dia sembunyikan?

Mobil melaju kencang menembus jalanan kota yang sepi. Lorenzo, yang mengemudi, melihat Leo melalui kaca spion. “Menurutmu, Nicolo bekerja untuk siapa?”

Leo menghela napas panjang sebelum menjawab. “Jika dia sanggup membunuh Giovanni tanpa ragu, berarti dia punya agenda yang lebih besar.”

Aurora mengepalkan tangannya. “Aku ingin tahu semua yang kita bisa tentang dia. Nicolo pasti punya motif sendiri.”

Lorenzo mengangguk. “Kita bisa mulai dengan mencari koneksi lama Nicolo. Jika dia bermain di dua sisi, pasti ada jejaknya.”

Leo menoleh ke Aurora. “Tapi sebelum itu, kau butuh istirahat.”

Aurora menatapnya tajam. “Aku tidak bisa tidur ketika orang yang mengkhianati ayahku masih berkeliaran.”

Leo tetap bersikeras. “Aurora, kau butuh energi. Kita tak tahu kapan kita harus bertarung lagi.”

Aurora ingin membantah, tapi ia tahu Leo benar. Dengan enggan, ia mengangguk. “Baiklah. Tapi besok kita mulai berburu.”

---

Mereka tiba di salah satu rumah persembunyian milik keluarga DeLuca, sebuah vila mewah di luar kota. Lorenzo memastikan keamanan tempat itu sebelum mereka masuk.

Setelah mandi, Aurora duduk di balkon kamarnya, memandang langit malam. Angin malam membelai wajahnya, tapi itu tidak cukup untuk menenangkan pikirannya.

Leo muncul di ambang pintu, bersandar di kusen dengan tangan di saku. “Tak bisa tidur?”

Aurora menoleh dan menggeleng. “Terlalu banyak yang kupikirkan.”

Leo melangkah mendekat. “Aku tahu ini berat bagimu. Tapi kita akan menemukan jawabannya.”

Aurora menatapnya. “Aku ingin mempercayai itu, Leo. Tapi semakin dalam kita menggali, semakin berbahaya.”

Leo duduk di kursi di sebelahnya. “Kau tak perlu melakukannya sendirian. Aku di sini.”

Aurora tersenyum tipis. “Aku tahu.”

Keheningan menyelimuti mereka sejenak. Lalu, Leo berkata, “Tidurlah. Aku akan berjaga.”

Aurora menghela napas dan akhirnya menurut.

---

Keesokan paginya, mereka kembali ke kota dengan tujuan satu: menemukan jejak Nicolo.

Lorenzo sudah menelusuri beberapa informasi dan menemukan bahwa Nicolo memiliki kontak dengan keluarga mafia lain, yakni keluarga Moretti.

“Keluarga Moretti?” Aurora mengernyit. “Mereka punya sejarah panjang sebagai musuh ayahku.”

Leo menyandarkan tubuhnya ke dinding. “Mungkin Nicolo sudah lama bersekongkol dengan mereka.”

Lorenzo meletakkan selembar foto di meja. “Ini adalah Ricardo Moretti, kepala keluarga mereka saat ini. Jika Nicolo bekerja dengan Moretti, kita harus bertemu dengannya.”

Aurora menatap foto pria itu. “Dan bagaimana caranya?”

Leo menyeringai. “Dengan cara kita.”

---

Malamnya, mereka menyusup ke sebuah klub eksklusif yang dikenal sebagai markas operasi keluarga Moretti. Aurora mengenakan gaun hitam dengan belahan tinggi, sementara Leo dan Lorenzo mengenakan jas hitam yang membuat mereka terlihat seperti bagian dari dunia ini.

Ketika mereka memasuki klub, suasana gemerlap menyambut mereka. Musik mengalun pelan, aroma cerutu memenuhi udara, dan orang-orang berpakaian mahal menikmati minuman mereka.

Aurora berjalan dengan percaya diri, langsung menarik perhatian para tamu. Namun, matanya hanya tertuju pada satu sosok: Ricardo Moretti, yang duduk di sebuah sofa mewah di lantai atas, dikelilingi oleh pengawal.

Lorenzo menyelipkan tangan ke sakunya. “Dia dikelilingi pengaman.”

Leo menyeringai. “Bagaimana kalau kita buat sedikit gangguan?”

Aurora mengangkat alis. “Kau punya ide?”

Leo meneguk minumannya dan berbisik, “Percayalah padaku.”

Tanpa memberi waktu bagi Aurora untuk bertanya lebih lanjut, Leo berjalan ke arah seorang pria berbadan besar yang tampaknya bekerja untuk Ricardo. Dalam sekejap, dia menyenggol pria itu dengan keras hingga minuman pria itu tumpah ke jas mahalnya.

“Sial!” pria itu mengumpat dan langsung mendorong Leo.

“Tenang, kawan,” Leo berkata dengan santai. “Aku tidak sengaja.”

Namun, pria itu tampaknya tidak ingin damai. Ia mengayunkan tinjunya ke arah Leo, tetapi Leo dengan mudah menghindar dan membalas dengan satu pukulan telak ke rahangnya.

Suasana langsung kacau. Orang-orang menoleh, dan para pengawal Ricardo bergerak untuk mengendalikan situasi.

Sementara itu, Lorenzo mengambil kesempatan untuk menyelinap ke lantai atas, diikuti oleh Aurora.

Saat mereka sampai di ruangan pribadi Ricardo, dua pengawal menghadang mereka.

Aurora menarik napas dalam-dalam sebelum tersenyum dan mendekati mereka. “Aku ingin berbicara dengan Ricardo.”

Salah satu pengawal menatapnya tajam. “Tuan Moretti tidak menerima tamu tanpa janji.”

Aurora berpura-pura kecewa. “Sayang sekali. Aku hanya ingin memberinya informasi tentang Nicolo.”

Mata pengawal itu sedikit berubah. Ia menatap rekannya sebelum berkata, “Tunggu di sini.”

Beberapa saat kemudian, pintu terbuka, dan Ricardo Moretti menatap mereka dari dalam ruangan. “Masuk.”

Aurora dan Lorenzo masuk ke dalam ruangan yang mewah dengan dekorasi klasik. Ricardo duduk di belakang meja kayu besar, menyesap anggurnya.

“Aurora DeLuca,” katanya dengan nada santai. “Apa yang membawamu ke tempatku?”

Aurora menatapnya tajam. “Aku ingin tahu tentang Nicolo.”

Ricardo menyandarkan tubuhnya ke kursi. “Nicolo? Dia pemain cerdas.”

Aurora mengangkat dagunya. “Aku ingin tahu siapa yang menarik benangnya.”

Ricardo tertawa kecil. “Kenapa aku harus memberitahumu?”

Aurora mencondongkan tubuhnya. “Karena jika dia bisa mengkhianati ayahku, dia juga bisa mengkhianatimu.”

Ricardo menatapnya lama, lalu tersenyum kecil. “Kau cerdas, Aurora.”

Dia menyesap anggurnya lagi sebelum berkata, “Nicolo tidak hanya bekerja untuk Moretti… tapi juga seseorang yang lebih besar.”

Aurora menegang. “Siapa?”

Ricardo menatapnya dalam-dalam sebelum berkata, “Antonio Vasquez.”

Aurora mengerutkan kening. Nama itu asing baginya.

Lorenzo terkejut. “Bos kartel dari Spanyol?”

Ricardo mengangguk. “Nicolo bekerja untuknya. Jika kau ingin balas dendam, kau harus siap menghadapi sesuatu yang lebih besar dari sekadar mafia Italia.”

Aurora merasa darahnya berdesir. Ini lebih besar dari yang ia kira.

Leo tiba-tiba masuk ke ruangan dengan nafas sedikit memburu. “Kita harus pergi. Sekarang.”

Aurora tahu satu hal—permainan ini baru saja memasuki babak yang lebih berbahaya.

---

Lanjutkan membaca buku ini secara gratis
Pindai kode untuk mengunduh Aplikasi

Bab terbaru

  • Mafia's obsession   bab 140

    Kilatan biru menyinari lorong bawah tanah yang sunyi. Di dalam Genesis Vault, Leo berdiri siaga, menodongkan pistol ke arah Arvan, pria misterius yang dulu dianggap telah mati bersama keruntuhan Arvan Industries. Di belakangnya, dua sosok humanoid dengan sayap logam dan mata tanpa jiwa—Custos, para penjaga ciptaan Genesis—menatap mereka tanpa emosi.Matteo bergerak ke samping, mencoba mencari sudut tembak. “Makhluk-makhluk itu… mereka bukan manusia. Tapi bukan mesin juga.”Arvan melangkah maju, senyumnya licik. “Mereka adalah evolusi. Aku hanya mempercepat proses yang seharusnya alam lakukan berabad-abad lalu.”Leo tak menurunkan pistolnya. “Genesis diciptakan untuk melindungi, bukan menguasai.”“Siapa bilang?” tanya Arvan. “Genesis adalah alat. Alat untuk membersihkan dunia dari ketidaksempurnaan.”Tiba-tiba, Custos bergerak. Dalam sekejap, satu di antaranya meluncur ke arah Leo. Pria itu melompat ke samping, nyaris terkena sabetan

  • Mafia's obsession   bab 139

    Eden masih sunyi, namun bukan ketenangan yang menyelimuti tempat itu—melainkan napas tertahan dari seluruh penghuni yang selamat. Sinar matahari pagi menembus celah ventilasi buatan di atas kubah Eden, menyoroti serpihan reruntuhan dan luka-luka yang belum sempat diobati. Di ruang observasi pusat, Leo menatap layar besar yang menampilkan struktur bawah tanah Eden. Di sampingnya, Aurora duduk dengan tangan terlipat, tubuhnya lelah namun pikirannya tetap waspada. “Elena bilang Yuna meninggalkan jejak data terakhir sebelum sistemnya padam,” ucap Aurora lirih. “Dan bukan sembarang data—dia membuka jalur ke lokasi rahasia yang disebut sebagai… Genesis Vault.” “Genesis,” Leo mengulang kata itu. “Satu kata yang bisa berarti harapan… atau akhir.” Matteo masuk sambil membawa sebuah tablet. “Kami sudah memetakan koordinat Genesis Vault. Letaknya di bawah tanah, di luar zona pemukiman Eden, persis di perbatasan antara reruntuhan Arvan dan jalur cadangan energi utama.” “Tempat itu tidak

  • Mafia's obsession   bab 138

    Ledakan kecil mengguncang lorong utama Eden. Debu beterbangan dari langit-langit saat sistem pencahayaan berkedip panik. Leo berlari cepat di depan, Aurora menyusul di belakangnya, diikuti oleh Matteo dan Elena yang baru tiba dari sektor medis. “Apa itu ledakan dari Sektor Energi?” tanya Aurora sambil berlari. Matteo menjawab, “Bukan. Itu dari dalam—dari inti pusat komunikasi. Seseorang berusaha membakar jalur data agar tak bisa dilacak.” Leo menggeram. “Berarti kita punya pengkhianat. Seseorang di dalam Eden yang bekerja untuk Raul.” Mereka tiba di persimpangan utama dan berbelok ke sayap timur. Di sana, pintu menuju pusat komunikasi telah hancur sebagian. Api menyala di salah satu sisi ruangan, dan sistem penyiram otomatis bekerja dengan sia-sia karena aliran air telah diputus dari pusat. Rania muncul dari balik reruntuhan, wajahnya kotor dan napas tersengal. “Kami mencoba menghentikannya… tapi dia kabur lewat ventilasi.” “Siapa?” tanya Leo cepat. Rania menunduk, seolah tida

  • Mafia's obsession   bab 137

    Eden masih sunyi, namun bukan ketenangan yang menyelimuti tempat itu—melainkan napas tertahan dari seluruh penghuni yang selamat. Sinar matahari pagi menembus celah ventilasi buatan di atas kubah Eden, menyoroti serpihan reruntuhan dan luka-luka yang belum sempat diobati. Di ruang observasi pusat, Leo menatap layar besar yang menampilkan struktur bawah tanah Eden. Di sampingnya, Aurora duduk dengan tangan terlipat, tubuhnya lelah namun pikirannya tetap waspada. “Elena bilang Yuna meninggalkan jejak data terakhir sebelum sistemnya padam,” ucap Aurora lirih. “Dan bukan sembarang data—dia membuka jalur ke lokasi rahasia yang disebut sebagai… Genesis Vault.” “Genesis,” Leo mengulang kata itu. “Satu kata yang bisa berarti harapan… atau akhir.” Matteo masuk sambil membawa sebuah tablet. “Kami sudah memetakan koordinat Genesis Vault. Letaknya di bawah tanah, di luar zona pemukiman Eden, persis di perbatasan antara reruntuhan Arvan dan jalur cadangan energi utama.” “Tempat itu tidak

  • Mafia's obsession   bab 136

    Eden kembali tenang. Setidaknya, di permukaan.Di ruang utama komando, layar-layar kembali menampilkan aktivitas normal. Sistem keamanan telah dipulihkan, dan ancaman dari Sigma-0 dinyatakan berhasil dinonaktifkan. Namun, bukan berarti semua orang bisa bernapas lega.Leo menatap ke luar dari balkon atas menara pusat Eden, memandangi cahaya lampu-lampu yang mulai menyala di sektor-sektor yang sempat padam. Udara malam ini terasa dingin, menandakan bahwa perang dingin selanjutnya telah dimulai—perang yang tidak terlihat, tapi tak kalah mematikan.“Apa kau masih berpikir soal Sigma-0?” suara Aurora terdengar pelan dari belakangnya.Leo menoleh. “Bukan soal itu saja… Tapi siapa yang membangkitkannya. Sistem sekompleks itu tidak akan aktif dengan sendirinya.”Aurora bergabung di sisinya. Angin malam menyibak rambutnya, dan mata keemasan miliknya memantulkan kilau lampu Eden yang redup.“Aku juga merasa... seperti ini belum selesai,” katanya perlahan.“Masih ada sisa-sisa Veylar di Eden,” g

  • Mafia's obsession   bab 135

    Langkah Leo bergema di lorong bawah tanah Eden, tempat server utama berada. Matteo menyusul di belakangnya dengan wajah serius, sementara Rania menunggu mereka di depan pintu baja dengan ekspresi gelisah.“Aku mendapat sinyal aneh dari terminal lama di sektor Delta,” ujar Rania tanpa basa-basi. “Sistem yang seharusnya mati sejak dua tahun lalu… aktif lagi.”Leo menyipitkan mata. “Kau yakin bukan gangguan biasa?”“Sudah kucek dua kali. Ini bukan hanya sistem aktif. Ada proses berpikir di dalamnya. Kode berpola, seperti AI yang beradaptasi ulang,” jawab Rania.Matteo mengumpat pelan. “Apa Infinitas meninggalkan sesuatu di dalam sistem kita?”Rania membuka pintu baja dengan kartu akses khusus. “Kita akan lihat.”Di dalam ruangan yang remang dan dingin, layar-layar monitor tua menyala kembali satu per satu. Di tengahnya, sebuah server utama yang dulu digunakan untuk sistem pertahanan Eden tampak berdenyut dengan cahaya merah samar.Leo mendekat, menatap tulisan yang muncul di layar utama:

Bab Lainnya
Jelajahi dan baca novel bagus secara gratis
Akses gratis ke berbagai novel bagus di aplikasi GoodNovel. Unduh buku yang kamu suka dan baca di mana saja & kapan saja.
Baca buku gratis di Aplikasi
Pindai kode untuk membaca di Aplikasi
DMCA.com Protection Status