Home / Romansa / Magang Jadi Istri CEO / MJIC - 105 Semalaman Tempur

Share

MJIC - 105 Semalaman Tempur

Author: senjaaaaaa
last update Huling Na-update: 2025-09-11 18:10:02

“Woy, Kay!” seru Fina seraya berlari ke arahku yang baru saja turun dari ojek online, membuat langkahku terhenti tepat di depan lobi. “Lo berangkat sama siapa tadi?” lanjutnya dengan membenarkan tatanan rambutnya.

Aku langsung menghela napas panjang, paham dengan maksud dari pertanyaan yang diajkuan Fina. “Ha? Sama siapa? Ya sendiri lah ... naik ojol kayak biasa.” Aku bahkan mengangkat ponselku, seolah memperlihatkan buktinya. “Nih liat!”

Fina menyipitkan matanya, jelas tak percaya dengan alasanku. “Yakin? Tumben banget lo datengnya nggak sama bos besar.”

Aku tercekat, tapi buru-buru mengalihkan pandanganku ke arah lain. “Ya ...,” jawabku menggantung.

Padahal yang terjadi sebenarnya, kami sedikit berdebat karena Rayhan memaksaku untuk datang satu mobil dengannya dan diantar oleh Pak Jaja, tapi, mengingat situasi kantor yang masih sedikit panas setelah konflik dengan Mbak Siska, aku sedikit memaksa agar aku bisa naik ojek online seperti anak-anak magang lainnya. Dan, Rayhan menyetujui
Patuloy na basahin ang aklat na ito nang libre
I-scan ang code upang i-download ang App
Locked Chapter

Pinakabagong kabanata

  • Magang Jadi Istri CEO   MJIC - 108 Telepon Misterius

    Baru beberapa menit mataku terfokus pada layar monitor di hadapanku, ponselku yang berada di samping keyboard bergetar dan mengalihkan pikiranku. Sebuah notifikasi WhatsApp muncul—dari Mas Dimas.Mas Dimas: Nanti kumpul pas istirahat ya, di ruang meeting. On time.Aku menatap pesan itu cukup lama, sementara alisku otomatis mengernyit. “Ngapain ya kira-kira? Kok dadakan gini ...,” gumamku pelan. “Siapa? Ada apa?” ujar Fina yang mendengar gumananku.Aku menoleh dan menatap Fina sekilas, “Mas Dimas ... katanya nanti pas istirahat suruh kumpul,” jawabku, dengan nada bingung.“Ohh ...,” jawab Fina menganggukkan kepala, lalu nyengir kecil. “Ya mungkin ada evaluasi atau apa gitu..”“Iya kali ya,” ujarku menganggukkan kepala, lalu kembali menyimpan ponsel itu dan mencoba kembali fokus kumpulan file yang melambai untuk dibuka.“Kay! Ini tolongin dulu ya, data laporan yang kemarin masih ada yang bolong. Kamu bisa cross-check sama bagian finance, jangan sampai ada yang kelewat,” titah Mbak Rika

  • Magang Jadi Istri CEO   MJIC - 107 Keputusan Ke Depan

    “Kay? Ayo, ngapain bengong di situ?” seru Fina menoleh, menatapku heran ketika kakkiku tak beranjak dari dalam lift.Aku buru-buru menganggukkan kepalaku, lalu melirik sekilas ke arah Rayhan sebelum melangkah cepat sambil menundukkan kepala, menyembunyikan rona merah yang semakin terlihat.Langkah kakiku terayun dengan sedikit cepat menuju ke ruangan, di satu sisi karena ingin cepat menghindari tatapan Rayhan, di sisi lain aku tak ingin mendapat komentar lebih dari Mbak Rika. Baru saja aku mendudukkan badnaku di kursi kerja, Fina sudah mencolek lenganku pelan. “Kay,” panggilnya pelan.Aku melirik malas ke arahnya, seraya menyimpan totebagku. “Apaan lagi sih, Fin? Kalo mau godain gue lagi, mending stop deh, gue udah—”“Bukan,” potongnya dengan cepat. Suaranya terdengar sedikit beda, membuatku sontak menoleh ke arahnya. “Gue mau nanya serius,” lanjutnya mnatapku dalam.Aku mengerutkan keningku, bingung. “Nanya apa?”Fina menoleh ke kanan dan kiri, seolah memastikan tak ada orang lain y

  • Magang Jadi Istri CEO   MJIC - 106 Usapan Rayhan

    Aku mendesah kesal, walaupun tak memungkiri jika pipiku semakin terasa memanas. “Gue sumpel mulut lo kalo lo nggak berhenti asbun,” pungkasku mengacungkan jari dan kembali melnagkahkan kaki ke arah lift, membuat Fina sedikit terkejut sebelum akhirnya menyejajarkan langkahnya.“Yaelah, gue cuma bilang fakta kok,” ujarnya tak mau kalah. “Lagian lo juga senyum-senyum sendiri tuh dari tadi. Ketauan banget, Kay ... ketauaan banget,” ujarnya dengan gesture meyakinkan.Aku buru-buru menunduk, pura-pura membuka isi tas dan mencoba mengalihkan pehatiannya. “Apaan sih ... gue nggak senyum, ya.”Fina mendengus puas, “Oh ya? Kaca lift ada tuh di depan, coba ngaca deh ... bibir lo dari tadi naik-naik sendiri. Mungkin ada setannya kali,” ujarnya terdengar menahan senyum.Aku mendongakkan wajahku cepat, refleks menahan tawa sekaligus malu yang bercampur menjadi satu. “Sumpah, Fin, kalo sampe ada yang tau ... lo duluan yang bakal gue salahin!” ujarku dengan menekan tombol lift.Begitu pintu lift ter

  • Magang Jadi Istri CEO   MJIC - 105 Semalaman Tempur

    “Woy, Kay!” seru Fina seraya berlari ke arahku yang baru saja turun dari ojek online, membuat langkahku terhenti tepat di depan lobi. “Lo berangkat sama siapa tadi?” lanjutnya dengan membenarkan tatanan rambutnya.Aku langsung menghela napas panjang, paham dengan maksud dari pertanyaan yang diajkuan Fina. “Ha? Sama siapa? Ya sendiri lah ... naik ojol kayak biasa.” Aku bahkan mengangkat ponselku, seolah memperlihatkan buktinya. “Nih liat!”Fina menyipitkan matanya, jelas tak percaya dengan alasanku. “Yakin? Tumben banget lo datengnya nggak sama bos besar.”Aku tercekat, tapi buru-buru mengalihkan pandanganku ke arah lain. “Ya ...,” jawabku menggantung.Padahal yang terjadi sebenarnya, kami sedikit berdebat karena Rayhan memaksaku untuk datang satu mobil dengannya dan diantar oleh Pak Jaja, tapi, mengingat situasi kantor yang masih sedikit panas setelah konflik dengan Mbak Siska, aku sedikit memaksa agar aku bisa naik ojek online seperti anak-anak magang lainnya. Dan, Rayhan menyetujui

  • Magang Jadi Istri CEO   MJIC - 104 Nasehat Manis Rayhan

    Aku mengusap wajahku dengan kasar, “YA IYA LAH! Dari mulai kontrak yang katanya batal, terus ... aku yang nggak dapet mobil buat pindahan ... jebakan Fina dan couple goals itu, terus data pernikahan yang masih ada, sekarang tiba-tiba kamu tau kalo aku pernah mau pindah dari apartemen ini. Kamu pikir aku nggak bisa nyambungin benang merahnya, hah?” ujarku menggebu dengan berdecak pinggang. Mataku menatapnya nyalang, seolah memberi peringatan jika aku tau permainannya selama ini.Rayhan malah tertawa ngakak, sampai badannya bergetar hebat “Astaga, Kay ... serius deh, kalo aku emang punya siasat, berarti aku jenius banget dong, ya?”Aku langsung mengambil bantal sofa dan melemparkannya ke arahnya. “NYEBELIN! Jangan sok-sok nggak tau gitu, aku udah muak dibikin kayak pion catur sama kamu!”Rayhan dengan gesit menangkap bantal tanpa kesusahan, lalu menaruhnya di pangkuannya.. “Kalo beneran aku yang punya siasat ... ya mungkin karena aku nggak pengen kamu jauh dari aku, Kay,” jawabnya yang

  • Magang Jadi Istri CEO   MJIC - 103 Konspirasi Rayhan

    “Kita pulang aja ya, nggak usah ke kantor,” ujar Rayhan yang membuatku menoleh ke arahnya.“Emang boleh?” tanyaku dengan penasaran.“Siapa juga yang berani ngatur-ngatur CEO,” jawab Rayhan seolah mengembalikan kesadaranku.“Ck, sombong banget,” decakku kembali memasuk-masukkan barang ke dalam koper dengan gerakan yang cepat. “Mentang-mentang BOS ... CEO ... yang punya perusahaan ... bisa seenaknya sendiri gitu mau dateng ke kantor apa enggak,” gerutuku dengan suara keras, berusaha menyindir Rayhan yang masih sibuk dengan kopinya.“Gitu-gitu yang kamu bilang sombong ... yang kamu sindir, itu suamimu sendiri.”Aku kembali menoleh dan membulatkan mata kepadanya. “Suami apaan?!” seruku dengan cepat, walaupun wajahku semakin memanas.Rayhan tersenyum tipis sambil menyeruput kopinya dengan santai. “Ya, suami yang kau cinta dan kau manja sepenuh hati, lah,” balas Rayhan dengan sedikit bernyanyi.“Rayhan!” seruku makin sewot, lalu buru-buru kembali sibuk melipat baju biar nggak harus menatap

Higit pang Kabanata
Galugarin at basahin ang magagandang nobela
Libreng basahin ang magagandang nobela sa GoodNovel app. I-download ang mga librong gusto mo at basahin kahit saan at anumang oras.
Libreng basahin ang mga aklat sa app
I-scan ang code para mabasa sa App
DMCA.com Protection Status