Home / Romansa / Magang di hati CEO tampan / Bab 137 - Membaca Strategi Lawan

Share

Bab 137 - Membaca Strategi Lawan

Author: Dacep
last update Huling Na-update: 2025-09-06 15:58:39

​Arka menatap layar ponsel di tangan Alya, keningnya berkerut dalam. Keheningan yang tadinya terasa nyaman kini berubah menjadi tegang, dipenuhi oleh pertanyaan-pertanyaan tak terucap. Alya memperhatikan suaminya, menunggu reaksinya, analisisnya.

​“Ini bukan sekadar kunjungan minum kopi,” kata Arka akhirnya, suaranya rendah dan serius. Ia menatap Alya, dan di matanya, Alya melihat sang ahli strategi kembali bekerja. “Ini sebuah langkah catur. Dia sedang mengujimu. Atau mencoba merekrutmu. Orang seperti Seraphina dan ibuku tidak pernah melakukan sesuatu tanpa alasan”

​“Langkah catur? Maksudmu apa?” tanya Alya. “Dia kan hanya mengajak minum kopi.”

​“Sayang, mengundangmu bertemu di rumah kita, sendirian, adalah langkah pembukaan yang sangat agresif,” jelas Arka. “Dia ingin langsung masuk ke teritorimu, melihat pertahananmu, dan mencari tahu di mana celahnya. Dia ingin mengukurmu secara langsung, tanpa ada aku di sana.”

​Alya menelan ludah. “Tapi Nindya bilang dia itu ular. Bagaimana
Patuloy na basahin ang aklat na ito nang libre
I-scan ang code upang i-download ang App
Locked Chapter

Pinakabagong kabanata

  • Magang di hati CEO tampan    Bab 151 - Ketenangan Sebelum Badai

    Beberapa hari setelah serangan balasan Arka, suasana di sekitar Alya berubah drastis. Keheningan yang ia dapatkan bukan lagi keheningan yang mengancam, melainkan keheningan yang lahir dari rasa segan, dan mungkin sedikit, rasa takut dari orang lain. ​Saat mengantar Bara ke sekolah pada hari Senin, pemandangannya luar biasa berbeda. Para ibu yang tadinya menatapnya dengan dingin, kini serempak menghindari tatapan matanya atau memberikan senyum kaku yang dipaksakan. Liana dan kroni-kroninya sama sekali tidak terlihat batang hidungnya. Portal gosip favorit mereka telah lenyap dari internet, dan kepala sekolah telah mengirimkan email ke seluruh orang tua, mengecam keras segala bentuk perundungan dan penyebaran rumor, dengan penekanan pada pentingnya lingkungan sekolah yang inklusif dan saling menghormati. ​Alya tidak merasakan kemenangan yang sombong. Ia hanya merasakan kelegaan yang luar biasa. Ia berjalan melewati lobi sekolah dengan kepala tegak, menggandeng tangan Bara, dan untuk per

  • Magang di hati CEO tampan    Bab 150 - Gema Kemenangan

    Alya menghabiskan sisa siang itu dalam kecemasan yang tertahan. Ia mencoba fokus menemani Bara bermain, namun sebagian pikirannya terus bertanya-tanya apa yang sedang Arka lakukan di luar sana. Ia tahu suaminya sedang berperang demi mereka, tapi ia tidak tahu seperti apa medan perang itu atau senjata apa yang Arka gunakan.​Arka pulang tepat seperti janjinya, sebelum jam pulang sekolah Bara. Saat ia melangkah masuk ke dalam rumah, Alya langsung bisa merasakan perubahan. Aura dingin dan berbahaya yang tadi pagi menyelimutinya telah hilang, digantikan oleh kelelahan yang mendalam, namun juga sebuah ketenangan yang final.​Ia tidak langsung bicara. Hal pertama yang ia lakukan adalah menghampiri Alya, mengecup keningnya lama, seolah sedang mengisi kembali energinya. Lalu ia berjalan ke kamar Bara, yang sedang asyik bermain, dan memeluk putranya itu erat-erat. Bagi Arka, ini adalah ritualnya: kembali ke pusat dunianya, ke alasan di balik semua pertarungannya.​Setela

  • Magang di hati CEO tampan    Bab 149 - Menghancurkan Sumber Racun

    ​Setelah meninggalkan Alya di rumah—dengan janji bahwa ia akan berada di sana sebelum Bara pulang sekolah—Arka tidak kembali ke Arroihan Tower. Ia meminta sopirnya untuk menuju ke sebuah gedung perkantoran butik di kawasan bisnis Kuningan. Alamat yang ia dapatkan dari Vira semalam. Alamat kantor redaksi portal gosip ‘Jakarta Socialite Scene’.​Di dalam mobil, ia melakukan beberapa panggilan telepon lagi, suaranya dingin dan efisien.​“Vira, bagaimana hasilnya?”​“Sudah siap, Pak,” jawab Vira dari seberang telepon. “Penulis artikel itu bernama Desi Puspita. Jurnalis lepas. Kami sudah melacak aliran dananya. Ada dua transferan besar masuk ke rekeningnya tiga hari yang lalu dari sebuah rekening atas nama perusahaan cangkang. Dan setelah digali lebih dalam, perusahaan cangkang itu ternyata dimiliki oleh asisten pribadi Ibu Liana.”​Arka tersenyum tipis. “Bagus. Kirimkan semua buktinya ke emailk

  • Magang di hati CEO tampan    Bab 148 - Parade Kepala Tegak

    Malam itu, tidur terasa seperti sebuah kemewahan yang mustahil. Alya terus-menerus membolak-balikkan badannya, setiap kali ia memejamkan mata, kalimat-kalimat berbisa dari artikel itu kembali terngiang di kepalanya. Di sampingnya, Arka juga tidak tidur. Ia tidak menyentuh Alya, memberinya ruang, namun Alya bisa merasakan kehadiran suaminya yang waspada, seperti seekor singa yang sedang berjaga di mulut gua.​Pagi harinya, saat Alya bercermin, ia melihat bayangan wanita yang tampak lelah dengan mata yang sedikit bengkak. Ia merasa rapuh, terekspos, dan sama sekali tidak ingin meninggalkan rumah. Ia ingin bersembunyi di bawah selimut bersama Bara dan tidak pernah keluar lagi.​Tepat saat itu, Arka masuk ke kamar, sudah rapi dengan setelan kerjanya yang tajam. Ia membawa secangkir teh hangat untuk Alya.​“Aku tahu ini sulit, Sayang,” katanya lembut, seolah bisa membaca pikiran Alya. “Aku tahu kamu ingin sekali bersembunyi. Tapi hari ini, kita tida

  • Magang di hati CEO tampan    Bab 147 - Perang di Dunia Maya

    ​Pelukan Arka terasa seperti satu-satunya hal yang nyata di dunia yang tiba-tiba terasa begitu rapuh. Alya menyandarkan kepalanya di dada suaminya, mencoba menenangkan detak jantungnya yang berpacu kencang. Gema teriakan Sandra dari telepon tadi seolah masih tertinggal di udara, meracuni kedamaian akhir pekan mereka.​“Dia tidak akan berhenti, kan?” bisik Alya.​Arka mengelus punggung istrinya dengan lembut. “Tidak,” jawabnya jujur, suaranya terdengar berat. “Tapi kita juga tidak akan berhenti melawannya. Aku tidak akan membiarkannya menang, Al. Tidak lagi.”​Malam itu, mereka menghabiskan waktu dengan lebih banyak diam. Bukan keheningan yang canggung, melainkan keheningan dua prajurit yang sedang mengumpulkan kekuatan setelah pertempuran pertama. Mereka tahu perang sesungguhnya baru saja dimulai.​Keesokan harinya, hari Minggu, Arka bersikeras untuk membuat hari itu senormal mungkin demi Bara. Ia mengajak mereka ke seb

  • Magang di hati CEO tampan    Bab 146 - Gema di Rumah

    ​Alya pulang ke rumah dengan perasaan menang. Ia telah berhasil melewati rapat komite yang menegangkan, tidak hanya dengan bertahan, tetapi dengan secara aktif mengubah dinamika di dalamnya. Ia merasa kuat, kompeten, dan setara. ​Arka menyambutnya di pintu, seolah sudah bisa merasakan perubahan energi istrinya. “Bagaimana hasilnya, partner?” tanyanya dengan senyum penuh antisipasi. ​“Jauh lebih baik dari yang kita duga,” jawab Alya, senyum kemenangan terukir di bibirnya. Ia menceritakan setiap detail rapat itu—penolakan halus Liana, intervensi cerdas Seraphina, dan bagaimana proposalnya diterima dengan baik oleh anggota lain. ​Arka mendengarkan dengan tatapan bangga. “Aku tahu kamu bisa melakukannya,” katanya, tangannya terulur untuk merapikan helai rambut di pipi Alya. “Sekarang, Liana tidak bisa lagi meremehkanmu. Kamu bukan hanya ‘istri Arka’, kamu adalah kontributor berharga bagi komite itu.” ​“Dan Seraphina…” Alya berhenti sejenak. “Aku masih tidak tahu harus berpikir apa tent

Higit pang Kabanata
Galugarin at basahin ang magagandang nobela
Libreng basahin ang magagandang nobela sa GoodNovel app. I-download ang mga librong gusto mo at basahin kahit saan at anumang oras.
Libreng basahin ang mga aklat sa app
I-scan ang code para mabasa sa App
DMCA.com Protection Status