Home / Romansa / Magang di hati CEO tampan / Bab 59 - Tiba Di Kampung Halaman

Share

Bab 59 - Tiba Di Kampung Halaman

Author: Dacep
last update Last Updated: 2025-07-27 23:28:22

Bus malam itu tiba di terminal Garut saat fajar baru saja mulai menyingsing. Alya turun dari bus dengan langkah yang kaku dan tubuh yang pegal. Udara dingin khas pegunungan yang menusuk tulang langsung menyambutnya, sebuah kontras yang tajam dari hawa Jakarta yang lembap dan panas. Ia menarik napas dalam-dalam. Aroma tanah basah dan embun pagi terasa begitu familier, begitu menenangkan. Ia pulang.

Ia menyeret koper ungunya yang butut menyusuri jalanan desa yang masih sepi. Di kejauhan, Gunung Cikuray berdiri gagah, diselimuti kabut tipis. Suara kokok ayam jantan dan lantunan adzan subuh dari masjid desa menjadi musik latar kepulangannya. Ini adalah dunia yang telah ia tinggalkan, dunia yang sederhana dan damai. Tapi kedamaian itu kini terasa begitu kontras dengan badai yang berkecamuk di dalam hatinya.

Beberapa warga desa yang sudah memulai aktivitasnya di pagi buta menyapanya dengan ramah.

“Lho, Neng Alya? Pulang, Neng?” sapa Mang Ujang yang sedang membawa bakul sayur.

Alya hanya bis
Continue to read this book for free
Scan code to download App
Locked Chapter

Latest chapter

  • Magang di hati CEO tampan    Bab 68 - Obat Merah dan Nasi Hangat

    Arka melangkah masuk ke dalam rumah sederhana itu, membawa serta aroma keringat dan tanah setelah seharian bekerja di halaman belakang. Alya, yang memperhatikannya dari ambang pintu kamarnya, melihat pria itu berjalan dengan sedikit kaku, punggungnya yang biasanya tegap kini tampak lelah.Saat Arka mencuci tangan dan wajahnya di pancuran belakang rumah, Alya bisa melihat dengan jelas telapak tangannya yang memerah dan lecet. Beberapa bahkan melepuh. Pemandangan itu, entah kenapa, menimbulkan rasa perih di hati Alya. Rasa iba yang tak terduga menyelinap masuk, mengalahkan sedikit rasa takutnya.Didorong oleh sebuah impuls yang tidak ia mengerti, ia masuk ke dalam rumah, mengambil kotak P3K tua milik ayahnya dari dalam lemari, lalu kembali ke halaman belakang.Arka, yang baru saja selesai membasuh muka, menoleh kaget saat melihat Alya berdiri di sana sambil membawa kotak obat.“Pak… tangan Bapak luka,” kata Alya pelan, tidak berani menatap mata pria itu.Arka menatap telapak tangannya y

  • Magang di hati CEO tampan    Bab 67 - Ujian Dari Calon Mertua

    Pintu kayu itu tertutup di hadapan Arka, meninggalkan keheningan yang lebih menusuk daripada bentakan mana pun. Ia berdiri sendirian di beranda rumah yang sederhana itu, merasa seperti orang asing yang terdampar di planet lain. Ia bisa merasakan tatapan penasaran dari para tetangga yang masih mengintip dari balik gorden jendela mereka. Seorang CEO yang biasa dihormati dan ditakuti, kini menjadi tontonan publik di sebuah desa kecil.Ia tidak pergi. Ia tidak kembali ke mobilnya yang mewah. Ia tahu, jika ia melangkah pergi sekarang, pintu itu akan tertutup untuknya selamanya. Dengan sebuah helaan napas panjang, ia duduk di tepi bale-bale bambu, tempat yang tadi diduduki Alya. Ia akan menunggu. Tidak peduli berapa lama. Ini adalah bagian dari penebusan dosanya.Di dalam rumah, Bu Aminah memapah Alya yang masih terguncang ke dalam kamarnya. Ia mendudukkan putrinya di tepi ranjang kapuk yang tua.“Sekarang,” kata Bu Aminah sambil menggenggam kedua tangan Alya, tatapannya lembut namun menunt

  • Magang di hati CEO tampan    Bab 66 - Pengakuan Yang Menyakitkan

    Perjalanan dari Bandung ke Garut terasa sangat berbeda dari semua perjalanan yang pernah Alya lalui bersama Arka. Keheningan di dalam mobil tidak lagi terasa dingin atau canggung. Keheningan itu kini terisi oleh sebuah tujuan bersama yang genting, sebuah misi yang membuat mereka berdua sama-sama tegang.Alya lebih banyak menatap ke luar jendela, melihat pemandangan kota yang perlahan berganti menjadi hamparan sawah hijau. Pikirannya berkecamuk. Apa yang akan Ibu katakan? Apa Ibu akan membenciku? Apa Ibu akan mengusirku dan pria di sampingku ini?Arka sepertinya bisa merasakan kegelisahannya. Di tengah perjalanan, tangannya yang besar terulur dan dengan ragu-ragu menyentuh punggung tangan Alya yang terkepal di pangkuannya. Alya sedikit tersentak, tapi kali ini ia tidak menarik tangannya. Ia justru membiarkan tangan Arka menggenggamnya, sebuah gestur kecil yang memberikan kekuatan luar biasa.Saat mobil mewah itu kembali memasuki jalanan desanya yang sempit, semua mata kembali tertuju p

  • Magang di hati CEO tampan    Bab 65 - Kata "Kita"

    Mereka kembali ke suite hotel dalam keheningan yang sarat makna. Gema dari detak jantung kecil itu seolah masih tertinggal di udara, mengubah segalanya. Alya memegang sebuah amplop kecil berisi beberapa lembar foto USG hitam putih. Benda itu terasa begitu nyata, begitu berat di tangannya.Di dalam kamar hotel yang luas, Alya duduk di tepi ranjang, menatap lekat-lekat gambar buram di dalam foto itu. Sebuah titik kecil. Sebuah kehidupan. Anaknya. Air matanya kembali mengalir, tapi kali ini bukan karena putus asa. Ini adalah air mata yang rumit—campuran antara takut, haru, dan secercah rasa sayang yang baru mulai tumbuh. Naluri keibuannya yang selama ini terkubur di bawah trauma, kini bangkit dengan kekuatan penuh.Arka masuk ke kamar, membawakan segelas teh hangat untuknya. Ia meletakkannya di meja, lalu berdiri canggung di dekat jendela, seolah tidak tahu harus berbuat apa.“Alya,” panggilnya pelan. “Aku tahu… semua ini rumit.”Alya tidak menjawab, hanya terus menatap foto di tangannya

  • Magang di hati CEO tampan    Bab 64 - Detak Jantung Pertama

    Pagi itu, Alya bangun di kamar hotel yang asing dengan perasaan gugup yang luar biasa. Janji Arka semalam memang sedikit menenangkannya, tapi hari ini adalah hari di mana ia akan menghadapi kenyataan dari kondisinya secara medis.Arka sudah menunggunya di ruang duduk suite hotel itu. Pria itu tampak sudah siap, wajahnya terlihat tenang, namun Alya bisa melihat ketegangan di bahunya yang kaku. Ia sudah memesan sarapan ringan untuk Alya.“Makan sedikit,” katanya. “Agar kamu tidak pusing.”Perjalanan menuju rumah sakit elit di Bandung itu terasa singkat. Alya terlalu sibuk dengan perangnya sendiri di dalam hati untuk memperhatikan jalanan. Di ruang tunggu klinik kandungan, perasaan tidak nyaman Alya semakin menjadi-jadi. Ruangan itu dipenuhi oleh pasangan-pasangan suami-istri yang tampak bahagia, saling berpegangan tangan, dan menatap perut buncit sang istri dengan penuh cinta.Alya secara refleks menyentuh perutnya yang masih rata. Ia dan Arka duduk berjauhan, tidak saling bicara, tampa

  • Magang di hati CEO tampan    Bab 63 - Insting Seorang Ibu

    Perpisahan di depan teras rumah terasa begitu berat. Bu Aminah memeluk Alya erat-erat untuk terakhir kalinya, matanya yang basah menatap lurus pada Arka yang menunggu di samping mobil. Itu bukan tatapan benci, melainkan sebuah peringatan tanpa kata yang jauh lebih tajam. Jaga putriku, atau kau akan berhadapan denganku.Alya masuk ke dalam mobil mewah itu, tidak berani menoleh ke belakang. Ia tahu, jika ia melihat wajah ibunya lagi, ia akan lari keluar dari mobil dan membatalkan semuanya. Arka menyalakan mesin, dan mobil itu perlahan menjauh, meninggalkan gang kecil yang sunyi dan tatapan para tetangga yang penuh spekulasi.Perjalanan itu diliputi keheningan. Bukan keheningan yang dingin atau marah seperti sebelumnya. Ini adalah keheningan yang canggung, berat, dan dipenuhi oleh ribuan pertanyaan yang tak terucap. Alya menatap ke luar jendela, melihat sawah-sawah hijau Garut yang perlahan digantikan oleh jalanan yang lebih ramai.Ia melirik Arka. Pria itu fokus menyetir, wajahnya tampa

More Chapters
Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status