Beranda / Romansa / Mahligai Abu dan Berlian / BAB 8: IDENTITAS YANG DIBONGKAR

Share

BAB 8: IDENTITAS YANG DIBONGKAR

Penulis: ryoonella
last update Terakhir Diperbarui: 2025-12-03 21:38:06

Ayu kembali menemui Paman Li dua hari kemudian. Kali ini dia sudah lebih siap. Pikirannya penuh dengan pertanyaan yang ingin segera ia tanyakan.

Namun, Paman Li mendahului memulai obrolan. “Nona pasti masih bingung. Mari kita bahas dari awal.” Dia lalu menggelar peta silsilah keluarga di atas meja.

“Ini kakekmu, Johan Widjaya. Beliau yang membangun Grup Abadi dari nol.” Jarinya menunjuk ke foto seorang pria tegas. “Lalu anak tunggalnya, Alexander. Itu ayahmu.”

Ayu memegang foto ayahnya. Rasanya aneh. Dia memiliki ingatan samar tentang senyuman itu. Namun, semua terasa seperti mimpi yang sangat jauh.

“Ayah dan ibumu meninggal saat kamu berusia lima tahun. Mereka mengalami kecelakaan mobil di tol menuju bandara.” Paman Li mengeluarkan kliping koran yang sudah menguning.

Judulnya besar: “Pemilik Grup Abadi Tewas dalam Kecelakaan Misterius.” Ayu membacanya perlahan. “Diduga rem blong,” tertulis di sana. Namun, ada kalimat lain yang menarik perhatian.

“Seorang saksi mata bilang ada mobil l
Lanjutkan membaca buku ini secara gratis
Pindai kode untuk mengunduh Aplikasi
Bab Terkunci

Bab terbaru

  • Mahligai Abu dan Berlian   BAB 17: SASHA MENUNJUKKAN WAJAH ASLI

    Sasha Kirana datang ke kantor Ayu tanpa janji temu. Wajahnya memancarkan senyum ramah yang terlalu sempurna untuk dipercaya.“Ayu! Lama banget nggak ketemu,” ujarnya sambil merentangkan tangan untuk sebuah pelukan.Ayu menghindar dengan halus, hanya memberikan jabat tangan yang singkat. “Nama saya Anastasia. Dan ada yang bisa saya bantu?”Sasha tertawa kecil, memainkan rambut pirangnya. “Masih sakit hati, ya? Aku datang sebagai teman, kok. Bukan sebagai musuh.”Mereka duduk di sofa ruang kerja yang luas. Sasha memandang sekeliling dengan mata yang penuh penilaian.“Kantor yang bagus. Lebih baik dari yang punya Bima dulu,” komentarnya sambil menyilangkan kaki.“Apa keperluanmu, Sasha? Saya punya jadwal yang padat.” Ayu tidak ingin bermain-main.“Aku cuma ingin mengucapkan selamat. Sekaligus menawarkan kerja sama.” Sasha membuka tas Chanel-nya, mengeluarkan proposal

  • Mahligai Abu dan Berlian   BAB 16: PERBINCANGAN PERTAMA YANG JUJUR

    Bima menelepon tiga hari setelah percakapan singkat di kantor. “Aku di bawah apartemenmu. Bisa turun? Atau aku boleh naik?” suaranya serius.Ayu hampir nolak. Tapi penasaran juga. Apa lagi yang mau dia omongin? “Aku turun. 5 menit.” Dia gak mau Bima masuk ke ruang pribadinya.Mereka ketemu di lobby cafe apartemen yang sepi. Bima keliatan kecapekan, tapi matanya lebih jernih. “Makasih udah mau ketemu,” katanya sambil pesen dua kopi.“Saya cuma punya waktu 30 menit,” kata Ayu langsung batasin. Bima manggut. “Cukup. Aku mau cerita yang bener. Semuanya. Gak ada yang ditutup-tutupi lagi.”“Aku mulai dari pernikahan kita,” mulai Bima, tangan nya megang gelas panas. “Ayahku sekarat waktu itu. Kanker. Dia panggil aku, Dion, Ibu.”Ayu dengerin, wajah datar. Dia udah dengar versi ini sebelumnya. Tapi mungkin ada detil yang dia lewatin.“Dia bilang, ‘Kamu ha

  • Mahligai Abu dan Berlian   BAB 15: PERUBAHAN PERAN

    Besoknya, Ayu langsung eksekusi. Dia dateng ke kantor jam 7 pagi, sebelum siapa pun dateng. Langsung menuju ke lantai direksi.Kantor direktur utamanya gede banget. Seluas apartemen studio. View ke seluruh kota. Selama ini jadi kerajaan kecil buat Bima (dan sebelumnya ayahnya).Ayu kasih instruksi ke asistennya. "Keluarin semua barang personal Bima. Pindahin ke ruang wakil direktur di lantai 6. Dengan hati-hati ya."Asistennya bingung, tapi nurut. Mereka pindahin foto keluarga, piala golf, buku-buku Bima. Dalam sejam, kantor itu udah kosong melompong.Ayu masuk, hirup udaranya. Ini sekarang wilayah dia. Dia duduk di kursi empuk direktur. Rasanya... powerful banget. Dari istri yang diabaikan jadi pemilik segalanya.Jam 9, karyawan pada berdatangan. Gosip langsung meletus. "Kantor pak Bima dikosongin!" "Katanya sih yang masuk cewek baru?" "Ih, siapa tuh?"Mereka pada penasaran banget. Lalu mereka liat Ayu jalan ke ruang rapat besar, dikeliling

  • Mahligai Abu dan Berlian   BAB 14: RAPAT YANG MENGGUNCANG

    Rapat dewan perusahaan Bima Kencana akhirnya digelar. Suasananya so formal, berisik banget. Dion yang pimpin rapat, sombongnya minta ampun.Dia duduk di kursi direktur utama, gaya-gaya pengusaha sukses. Padahal selama ini cuma numpang nama keluarga. Kerjanya cuma cari sensasi.Ayu dateng tepat waktu, masuk tanpa gebrak-gebruk. Dia pake business suit abu-abu, tas kulit, keliatan banget beda. Semua orang pada nengok.Mereka bingung. Kenapa si "istri Bima" yang disia-siain ini dateng? Pasti cuma mau cari perhatian lagi. Beberapa anggota dewan bahkan cemberut.Dion langsung ngedumel. "Ini rapat tertutup. Cuma untuk anggota dewan dan direksi," katanya sinis. Kayak lagi ngusir anak kecil.Ayu cuma senyum tipis. "Saya tau. Makanya saya datang." Dia jalan ke meja panjang, cari tempat duduk. Tapi nggak ada yang kosong.Dion ketawa dikit. "Kursi udah penuh, Mbak. Mungkin salah ruangan? Rapat arisan ibu-ibu ada di lantai bawah." Beberapa orang ikut ketawa.Tapi Ayu nggak tersinggung. Dia malah j

  • Mahligai Abu dan Berlian   BAB 13: PERJANJIAN YANG DIPAKSAKAN

    Belum sempat Ayu mencari surat itu, masalah baru sudah datang lebih dulu. Ratna ternyata tidak tinggal diam; dia masih punya kartu terakhir.Pagi-pagi, bel rumah berbunyi. Ayu sedang sarapan sendiri. Pelayan membuka pintu, dan ada dua orang di sana: satu pengacara tua yang Ayu kenal, dan satu pengawal.Ratna sendiri tidak datang, mungkin malu atau takut. Namun, dia mengirim wakilnya. "Selamat pagi, Ibu Ayu," kata pengacara itu, terkesan sok santai."Mau apa?" tanya Ayu, tidak mau basa-basi. Dia tahu ini tidak akan baik. Pengacara itu mengeluarkan map dari tas kulit mahal."Atas nama Nyonya Ratna, saya membawa dokumen penting. Mohon dibaca dan... ditandatangani." Dia menggeser map itu ke meja Ayu.Ayu membukanya. Judulnya besar: "PERJANJIAN PRA-PERCERAIAN DAN PENYELESAIAN HAK." Isinya membuat darahnya mendidih. Intinya: Ayu harus pergi dengan sukarela.Dengan syarat, dia tidak membawa apa-apa dari rumah ini. Bukan cuma harta, bahkan baju dan perhiasan pribadi pun tidak boleh dibawanya.

  • Mahligai Abu dan Berlian   BAB 12: DETEKTIF DAN BUKTI BARU

    Seminggu setelah menemukan surat-surat itu, Ayu masih sangat penasaran. Meskipun sudah ada bukti, semua masih berupa teka-teki. Dia membutuhkan kunci jawaban.Ayu akhirnya menelepon detektif yang dulu pernah ia hubungi, yang memberinya foto Bima dan Sasha. "Saya butuh bantuan lagi," katanya langsung to the point."Mau selidiki apa lagi? Suami masih bandel?" canda detektif itu. "Lebih dari itu. Saya mau selidiki kecelakaan 20 tahun lalu, yaitu kematian orang tua saya."Detektif itu langsung serius. "Itu berat, Bu. Sudah sangat lama. Arsip polisi mungkin sudah hilang atau tersimpan." "Tapi bisa dicoba kan? Saya bayar dua kali lipat."Uang sekarang bukan lagi masalah bagi Ayu. Sebagai pemilik mayoritas perusahaan, akses dananya menjadi mudah. Paman Li juga setuju untuk mendanai investigasi ini.Dua hari kemudian, detektif itu datang ke apartemen baru Ayu. Dia membawa map tebal, raut wajahnya terlihat sangat serius. "Saya nemu sesuatu. Tapi ini... sensitif."Ayu menyuruhnya duduk dan memb

Bab Lainnya
Jelajahi dan baca novel bagus secara gratis
Akses gratis ke berbagai novel bagus di aplikasi GoodNovel. Unduh buku yang kamu suka dan baca di mana saja & kapan saja.
Baca buku gratis di Aplikasi
Pindai kode untuk membaca di Aplikasi
DMCA.com Protection Status