Share

17. Menjadi Rumah Ternyaman

Azmi sedang mengamati sang istri, sejak tadi pagi sikap istrinya aneh. Jenar lebih banyak diam dan melamun. Bukan Jenar banget. Tak tahan melihat istrinya terlihat sedih. Azmi mendekati sang istri dan memeluknya.

“Dek.”

Jenar kaget karena mendapati dirinya dipeluk oleh Azmi.

“Mas, sudah pulang dari pondok putra?”

“Sudah dari tadi. Kamu kenapa hem? Mas salam dari tadi gak kamu jawab.” Azmi menciumi kening Jenar berkali-kali.

“Gak papa Mas, mungkin Jenar capek aja.”

Azmi melepaskan pelukannya dan menatap Jenar dengan seksama. Dipandanginya wanita pujaan hatinya dengan teliti. Memang belakangan ini wajah Jenar terlihat lelah, tapi senyum selalu merekah di bibir tipisnya. Tapi pagi ini terlihat sekali jika Jenar sedang tidak baik-baik saja.

“Kamu sakit?” tanya Azmi dengan mimik muka khawatir.

“Enggak Mas. Cuma capek aja.”

“Kita ke dokter ya?”

Locked Chapter
Continue to read this book on the APP

Related chapters

Latest chapter

DMCA.com Protection Status