Tobey menarik Ara agar tidak ketinggalan kereta malam. Di waktu mereka hendak keluar dari gerbang, dari arah depan tampak mobil mewah yang dikendarai Jacob memasuki gerbang. Mereka berpapasan dan sama-sama sadar, akan tetapi Jacob terkejut melihat Ara malam-malam di luar rumah bersama dengan seorang pria dan membawa koper. Jacob langsung menghentikan mobilnya dan keluar dari dalam mobil. Jacob melangkah cepat dan menyusul Ara."Ara ...!" panggilnya. Panggilan itu seketika menghentikan langkah Ara."Ara, kita sudah tidak ada waktu lagi karena kereta akan berangkat dalam dua puluh menit lagi," sela Tobey."Ata, kau hendak pergi ke mana malam-malam begini." Jacob yang semakin berjalan mendekati Ara.Tobey langsung pasang badan mencegah langkah Jacob, "Ara akan menikah denganku," sahut Tobey dengan nada tegas."Apa? Minggir kau!" Jacob mendorong Tobey dengan kesal dan marah, akan tetapi lagi-lagi Tobey menghadang dan membuat Jacob geram."Jangan ganggu Ara lagi! Urusi saja kehidupanmu dan
Nyonya Merry melirik Mandy sambil tersenyum. Sementara Jacob hanya terdiam dengan wajah datar tanpa ekspresi membalikkan badan menatap keduanya. "Hasil pemeriksaan hari, dokter bilang bahwa Mandy hamil. Kalian akan memiliki keturunan sebentar lagi," ujar Nyonya Merry tersenyum sumringah. Mandy dibuat bengong. Dia terlihat bodoh mendengar pengakuan dari sang ibu. Mandy terlihat bingung dan tidak percaya, "Ha-hamil? Aku hamil?" "Ini hasil alat test kehamilannya. Dokter menunjukkan bahwa Mandy positif hamil," timpal Nyonya Mandy menunjukkan alat test kehamikan kepada keduanya. Keduanya bingung, seolah tidak percaya dengan pengakuan sang ibu, "Kau hamil, anakku sayang. Selamat," sambungnya dan memberikan alat test kehamilan tersebut pada Mandy. Mandy menerima alat tersebut dengan kebengongannya yang belum selesai. Walaupun seperti itu, Mandy masih saja tidak menyadari kebodohannya. Kehidupan Mandy yang selalu disetir oleh ibun
Akibat ego dari keduanya justru menyengsarakan orang-orang di dekatnya. Meskipun Ara dan Jacob saling mencintai, tapi pada akhirnya mereka sadar bahwa cinta mereka salah. Meskipun didasari oleh cinta, tapi yang namanya perselingkuhan tidak akan berujung baik. Pada dasarnya perselingkuhan diakibatkan adanya salah seorang pihak membuka hati untuk datangnya sebuah cinta, tapi terkadang kita harus sadar bahwa rumah tangga harmonis dengan pondasi yang kuat itulah yang dibutuhkan dalam membangun sebuah keluarga. Jacob dan Mandy menikah tanpa adanya cinta. Pernikahan mereka berumur delapan tahun. Mereka mengarungi rumah tangga yang sulit dan tidak sehat. Perselingkuhan, pertikaian sering mengisi perjalanan rumah tangga mereka. Tujuan pernikahan untuk memiliki keturunan tidak dapat diwujudkan, itulah yang menjadi penyebab utama adanya rasa bosan dan saling egois. Selama delapan tahun Mandy terus berusaha membuat Jacob jatuh hati padanya. Walaupun kadang dia merasa sangat lelah dan memutu
Sebuah mobil menghadang Ara dan juga ibunya. Mereka berdua sangat terkejut. Terlebih lagi jalanan malam yang mulai agak sepi, apalagi mereka berdua wanita semua. Yang satu sedang hamil dan satunya sudah tua serta sakit-sakitan. Saat lampu merah belakang menyala dan mobil berhenti, Ara memegang erat tangan ibunya. Wajah keduanya sangat pucat, karena mereka memikirkan hal negatif yang akan terjadi pada keduanya. Saat seseorang keluar dari dalam mobil dan mengetahui siapa dia, mereka berdua menjadi lega. Mereka sangat beruntung karena di tengah jalan Tobey-lah menghadang mereka berdua. Tobey tidak sengaja sedang melintas di sekitar sana. Seperti biasa Tobey selalu ada saat sedang dibutuhkan. Seolah Tobey tahu jika mereka sedang butuh bantuan. Tobey seperti magnet tersendiri untuk Ashley dan Ara. Kehadirannya selalu tidak bisa disangka-sangka. "Kalian kenapa berjalan kaki? Ayo, masuk ke dalam mobil," pinta Tobey. Tanpa memberi alasan pada Tobey, Ara dan Nyonya Ashley langsung masuk ke
Setelah Tobey menikahi Ara dan memboyong Ara untuk tinggal di apartemennya. Pasangan pengantin baru itu tampak saling diam di dalam kamar tanpa saling komunikasi satu dengan lainnya. Ara sibuk menata pakaiannya yang dia keluarkan dari dalam koper untuk diletakkan di dalam lemari kosong bersebelahan dengan pakaian milik Tobey. Sementara Tobey sedang sibuk mengerjakan skrip untuk kuliahnya di meja sebelah ranjang. Keduanya masih saling kikuk dan enggan untuk memulai komunikasi. Hingga akhirnya keduanya berbaring dalam satu ranjang. "Aku minta maaf. Aku tidak bisa memberimu hak sepenuhnya sebagai suami," ucap Ara lirih dan menundukkan kepalanya tanpa menatap Tobey. Penuturan dari Ara membuat Tobey diam dan memejamkan matanya, "Aku masih belum siap," imbuh Ara sambil menundukkan kepalanya dan buliran bening kembali meleleh mengalir mengikuti lekak likuk tulang pipi Ara. "Baiklah. Tentunya kau juga harus menjaga bayi yang sedang kau kandung. Aku tidak akan mengganggumu," balas Tobey. Pr
Mandy begitu syok saat membaca surat yang sudah lusuh itu. Mandy bisa menebak jika surat itu di buang oleh sang ibu. Mandy sudah bisa memastikan hal itu.———"Aku tidak tahu harus memulai dari mana? Yang aku rasakan saat ini hanyalah ketakutan dan panik. Aku tidak bisa menolak permintaan ibuku dan semua terbaik begitu saja. Tuan Jacob, aku sungguh mencintaimu dan aku ingin tetap tinggal, tapi aku tidak bisa. Dengan surat ini, aku ingin menyampaikan sesuatu bahwa saat ini aku sedang mengandung anakmu. Aku takut dan bingung bagaimana aku hidup tanpamu dan harus membesarkannya sendirian. Tuan Jacob segeralah ambil keputusan, susul aku ke Harwod dan nikahi aku secepatnya. Aku tidak ingin nasib anakku sama seperti aku dulu. Tolong temui aku di Harwod, katakan pada ibuku jika kau ingin bertanggung jawab atas janin yang sedang ku kandung ini dan kau ingin menikahi ku. Aku tidak akan meminta padamu untuk membawaku ke Blackfort, aku hanya ingin kau memberiku status agar anak yang sedang ku kan
Kehidupan Mandy berubah sangat jauh setelah memberitahukan pada Jacob bahwa dia positif hamil. Bukan bertambah romantis, akan tetapi menjadi jauh dan bahkan mungkin akan menjadi asing. Bukan hanya itu saja, komunikasi Jacob dan Mandy dengan Nyonya Merry pun sudah tidak seperti biasanya. Resiko yang harus siap diterima oleh Mandy ataupun Nyonya Merry, karena manusia hanya bisa berencana selebihnya hanya Tuhan yang menentukan. Nyonya Merry pun tidak akan pernah tahu, kapan hukum tabur tuai akan menghampirinya? Perlahan fakta besar itu mulai terungkap. Walaupun sangat menyakitkan, tapi itulah kenyataan yang harus didengar ataupun diketahui oleh Mandy. "Anda tidak hamil." "Tidak hamil? Ba-bagaimana bisa, dok? Lalu kenapa waktu itu ibuku bilang bahwa aku positif hamil?" ucap Mandy terlihat bingung. "Nyonya, bawalah surat ini dan temui Dokter Payne. Beliau akan membantu Anda memeriksa sejauh mana kanker yang menyerang tubuh anda," sambung sang dokter. "Ka-kanker? Apa maksud Anda, dok?
Menikah adalah hal sakral dalam kehidupan manusia dan pentingnya doa restu dari orang tua agar kelak pernikahan kedua mempelai bahagia sampai ajal memisahkan. Namun sepertinya itu yang sedang terjadi pada pernikahan Tobey dan Ara.Tampaknya Tobey belum memberitahukan kehadiran Ara di apartemennya dan lebih mencengangkan lagi bahwa Tobey sama sekali tidak meminta izin pada kedua orang tuanya bahwa dia menikahi Ara."Kapan? Kapan kalian menikah?""Ibu ... Ayah, tolong jangan campuri urusan pribadiku," bela Tobey. Ara hanya menunduk diam tanpa suara."Tidak! Tobey, kenapa kau ambil keputusan secara sepihak? Lalu apa gunanya kami sebagai orang tuamu? Kau mengambil keputusan tanpa mengikut sertakan kami sebagai orang tuamu?" elak Nyonya Estella, ibunda Tobey."Tobey, kau sudah yakin dengan keputusanmu?" tanya Tuan Lucas."Aku sudah membuatnya hamil, jadi aku harus bertanggung jawab atas tindakan yang sudah ku perbuat padanya. Jadi res
Wajah wanita paruh baya itu terlihat pucat. Dia berusaha menjauhi dari sana. Dari tempat arah pintu kayu tersebut tampak debu halus berjatuhan seperti di atas sana ada orang yang berjalan.Memang di atas sana ada dua orang yang sedang berjalan mondar-mandir seperti sedang mencari seseorang dan itupun terdengar dari bawah sana."Bagaimana? Ada?" "Tidak ada!""Tapi di sini ada jejak kaki. Mungkin dia pernah datang kemari, tapi setelah itu dia pergi,""Kita pergi dari sini. Kita bisa cari ke tempat lainnya."Setelah beberapa menit. Suasana kembali hening. Nyonya Merry dengan susah payah menenangkan kegalauan hatinya. "Siapa mereka? Apakah mereka anak buah Jacob? Ah——tidak mungkin. Anak buah Jacob tidak tahu tempat ini atau———" Nyonya Merry menggantungkan kalimatnya. Dia tidak percaya jika anak buahnya berkhianat. "Yang mengetahui tempat ini hanyalah dia, tapi dia pun tidak tahu jika di sini ada ruang rahasia."Nyonya Merry bangun dan melangkah pelan ke sebuah sofa. Rasa mabuknya mendad
Jacob dibuat terkejut dengan suara itu. Dia panik dan berlari keluar. Saat hendak membuka pintu, pintu itu sudah terbuka duluan dan para dokter masuk ke dalam."Dok, putraku kenapa?" tanya Jacob khawatir."Lebih baik Tuan Jacob menunggu di luar saja. Kami akan memeriksa pasien." Sang dokter meminta Jacob untuk keluar, tapi Jacob kekeh ingin tetap di sana. Terjadilah keributan di ruangan itu yang memancing Jaden untuk bergerak mendekati. Bocah tampan itu melangkah masuk melewati keributan antara dokter dengan ayahnya. Dia melangkah sambil memperhatikan ketika orang yang tengah sibuk menarik satu dengan yang lainnya. Ada beberapa perawat yang berdiri di samping kanan dan kiri sisi Harry serta seorang dokter yang menekan-nekan dadanya. Jaden melihat semua aktivitas mereka tanpa berkedip sedikit pun.Jaden terus melangkah mendekati ranjang yang di mana di sana tergeletak tubuh lemas dan dalam keadaan kritis. Tidak ada yang menghalangi Jaden untuk menuju ke arah sana. Dia terus melangkah
Bawahan Jacob yang merupakan tangan kanannya itu mengerahkan semua anak buahnya. Mereka semua menyebar ke seluruh pelosok kota Blackfort. Jacob meminta semuanya untuk menelitik setiap pojok kota. Saat dia kembali ke meja makannya untuk melihat semuanya makan, terutama asupan gizi sang putra. Jacob sendiri memesan burger untuk mengganjal perutnya.Mereka berempat masih berada di rumah sakit. Menunggu kabar baik.Kurang lebih 30 menit berlalu, mereka kembali ke ruang di mana Harry masih dalam penanganan serius. Saat mereka menunggu dengan hati gundah gelisah, tiba-tiba seorang dokter menghampiri Jacob."Tuan, bisa ikut saya sebentar. Ada hal penting yang ingin saya sampaikan," ajaknya.Jacob pun mengikuti dokter itu masuk ke dalam sebuah ruangan. Dia duduk di depan sang dokter."Bagaimana, dok?" tanya Jacob yang begitu penasaran."Tuan Jacob, setelah kami teliti ternyata racun itu adalah racun serangga," jelasnya."Racun serangga?" Jacob mengerutkan alisnya. Telinga Jacob seperti famil
Pria itu terlihat sedang menghubungi seseorang. Dia sibuk berbicara seperti sedang menjelaskan sesuatu. Beberapa menit setelah memasukkan ponselnya ke saku, Jacob keluar dari kamarnya dan melangkah mendekati Faye yang tengah menyapu lantai kamar Harry."Kau!" panggil Jacob. Faye menoleh dan menganggukkan kepalanya. Lantas segera berlari mendekati sang tuan."Iya, tuan," balasnya."Selesai membereskan kamar Harry, bereskan juga kamarku. Kau bisa ajak beberapa maid lagi untuk membantu," pinta Jacob. Faye menganggukkan kepala dan mundur beberapa langkah saat Jacob berlalu dari sana.Jacob menuruni anak tangga dan dia sudah melihat dua orang sedang menunggunya di ruang depan. Jacob menghampiri mereka berdua. Kedua orang itu tidak lain adalah pengawal kepercayaan Jacob spek Intel."Kalian pahan kan tugas kalian kali ini. Jika dia hidup, bawa langsung ke hadapanku, tapi jika dia mati konfirmasi padaku dan aku akan ke lokasi," perintah Jacob."Saya rasa itu mungkin akan sangat berbahaya, tu
Tiba-tiba Harry melotot dan kejang-kejang, lalu tubuhnya ambruk ke lantai disertai keluarnya busa dari dalam mulutnya. Jaden yang melihat hanya berdiri dan dipeluk oleh Faye agar tidak melihat kejadian itu. Namun, karena rasa penasaran dalam diri Jaden. Bocah itu tetap mencari celah untuk melihat apa yang tengah terjadi pada Harry.Liz dan Nat menjadi panik dan bingung serta berteriak keras. Beruntung siang itu saat kejadian Jacob sudah sampai di rumah. Saat keluar dari dalam mobil, Jacob yang mendengar teriakan histeris langsung berlari masuk ke dalam rumah.Kejang-kejang yang dialami oleh semakin hebat serta busa yang keluar dari mulutnya semakin banyak. Hal itu pun membuat Jaden menangis karena ketakutan. Terlebih lagi para maid yang berusaha untuk menolong Harry.Sampai di sana Jacob terperanjat melihat tragedi di dalam kamar itu. Dia pun tanpa basa-basi mendekati Harry dan menggendongnya.Tangisan Jaden, teriakan para maid yang memanggil tuan muda--tuan muda membuat gempar seisi
Jacob keluar dari kamarnya dan melihat pintu kamar Jaden terbuka. Lantas pria itu masuk ke dalam kamar Jaden dan mendapatkan dua bocah berada di sana. Saat Harry melihat Jacob masuk, bocah itu berlari dan memeluknya.Harry terlihat sangat manja pada Jacob. "Ayah, aku ingin ibu. Jaden bilang jika dia punya seorang ibu yang sangat baik dan perhatian," rengek Harry sambil menunjuk Jaden yang duduk bersila di atas ranjangnya. Jaden memasang muka datar pada Jacob saat Jacob menatap Jaden.Jacob membelai lembut rambut Harry dan memberinya sedikit pengertian. "Secepatnya kau akan mendapatkan ibu.""Benarkah, ayah?" sahut Harry antusias. Jacob pun menganggukkan kepalanya.Padahal Jacob sendiri masih bingung mencari cara untuk membawa Ara kembali ke rumah megah itu. Namun, Jacob tidak pernah berhasil. Di saat ada kesempatan untuk bersatu, tapi keduanya malah justru terlihat canggung dan renggang.Mendengar kabar baik itu, Harry terlihat bahagia dan dia sangat antusias serta terus merengek——mer
Nyonya Merry begitu sangat marah karena kerja kerasnya harus sia-sia. Dia tidak ada niat untuk mendekati dua bocah itu. Tentunya dia akan mencari cara lain lagi, karena bagi wanita itu kedua bocah itu adalah musuh yang harus dilenyapkan guna memuluskan rencana dari wanita iblis itu.Usut punya usut, ternyata minuman yang akan diminum oleh Jaden tadi telah diberi racun serangga oleh Nyonya Merry, tapi berkat aksi Harry membuat saudaranya itu bisa terselamat. Harry adalah malaikat tak bersayap yang selalu menolong Jaden selama di rumah itu. Jaden yang selalu menjadi target kemarahan atas ancaman yang selalu diberikan oleh Nyonya Merry. Cukup beruntung karena memiliki hari Sang Penyelamat dan penyelamat itu pula yang dulu dibawa oleh wanita iblis itu sendiri.Harry sebenarnya terlihat normal seperti biasa, tetapi kadang dia kesulitan menggerakkan tubuhnya yang terkadang tidak sinkron dengan perintah otaknya. Harry juga sangat manis, meski kadang cukup kesulitan berbicara dengan baik da
Wanita muda itu hampir saja salah tingkah, tapi dia segera menetralkannya dengan menundukkan kepalanya. "Tidak masalah. Untuk saat ini, aku sedang tidak memegang uang cash. Bagaimana jika upah terakhirmu, aku transfer saja?" ujarnya. Jean menatap Jacob terkejut. "Kenapa? Ada masalah?" lanjut Jacob."T-tidak," sahut Jean. "Baik. Beri aku nomor rekeningmu. Nanti setelah sampai di kantor aku akan mentransfer upah mu. Bagaimana?" tukas Jacob. Jean pun menganggukkan kepalanya.Jean pun merogoh ponselnya yang dia letakkan di dalam tas selempangnya, lalu menyodorkan itu pada Jacob. Pria itu lalu mengambil foto dan setelahnya dia pergi dari sana.Jean dan Liz memperhatikan tuannya pergi sampai tubuhnya hilang di anak tangga depan."Jean, kau serius?" tanya Liz."Panjang ceritanya!" balas Jean."Kenapa tiba-tiba?"Sebenarnya aku akan menikah,""Hah? Secepat itukah? Padahal———""Ya. Kemarin dia ke rumah dan menyuruhku untuk mengundurkan diri dari pekerjaanku ini," potong Jean. Liz hanya mengan
Jean tertegun melihat siapa yang datang ke rumahnya. Jean tidak mampu berkata apapun saat melihat sosok tampan yang tengah mengobrol dengan sang kakak.Lantas sosok tampan itu berdiri dengan tegap saat melihat Jean datang. Tampak binar bahagia terpancar dari raut wajahnya."Jean, apa kabar?" sapanya tersenyum.Antara harus bahagia atau sedih. Ada gerangan apakah Tobey bisa sampai datang ke rumahnya. Yang jelas pada saat itu memang Jean belum tahu apa yang sedang terjadi pada pernikahan Tobey dan Ara."Hai ... Tobey. Kau lihat aku baik-baik saja. Kau sendiri bagaimana?""Seperti yang kau lihat, aku baik-baik saja," sahut Tobey tersenyum."Baiklah. Kebetulan kau sudah sampai di rumah, aku akan masuk ke kamarku. Maaf, jika kakak tidak memberitahumu jika Tobey datang ke rumah. Mungkin kalian berdua butuh berbicara empat mata di sini. Mungkin juga ada yang ingin dibicarakan oleh Tobey," ungkap Barnes sambil berdiri.Barnes sendiri juga belum tahu apa yang sebenarnya terjadi antara Jean dan