Share

Bab 21

Saat pintu kamar ku buka ternyata Mas Jaka sedang duduk membelakangiku menghadap jendela kamar. Dia sedang memandangi tanaman mawar hias yang ku tanam memanfaatkan sisan lahan kosong di samping rumah. Lumayan untuk mempercantik lahan daripada dibiarkan kosong begitu saja.

"Mas Jaka," ku sapa suamiku. Meskipun aku merasa bersalah karena pergi keluar tanpa ijin darinya, tapi aku merasa senang karena bisa bertemu nenek kandungku saat di panti tadi. Dan itu cukup untuk membuatku bahagia.

"Hem," jawab Mas Jaka singkat tanpa menoleh kepadaku.

"Maaf ya tadi Kinan pergi tanpa menunggu jawaban Mas Jaka. Kinan terburu-buru ingin ke panti tadi," terangku panjang lebar.

"Sejak kapan kamu menjadi kasar kepada ibuku, Kinan?" tanya Mas Jaka kepadaku.

"Hah tunggu maksudnya apa? Kasar kepada ibu gimana sih, Kinan nggak ngerti," sahutku bingung.

"Tidak usah pura-pura tidak tahu Kinan. Ibu sudah menceritakan semuanya. Kamu tadi minta ijin kepada ibu dan ibu tidak mengijinkanmu pergi lalu kamu tetap neka
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status