Share

Bab 4

last update Last Updated: 2022-08-05 11:34:27

Setelah perjalanan kurang lebih 30 menit, akhirnya aku sampai juga di panti asuhan. Aku segera turun dari taksi online setelah membayar tarifnya. Tadi aku sudah minta keoada sopir taksinya untuk mampir sebentar ke tempat buah untuk buah tangan kepada anak-anak panti.

"Assalamualaikum," ucapku agak keras.

"Waalaikumsalam, eh mashaAllah Kinan, ini teh beneran kamu? Alhamdulillah kirain kamu teh uda lupa sama kami yang ada di panti," jawab Mahira, sahabatku di panti sejak kecil. Dia sama sepertiku sampai besar tidak ada yang mengadopsi, jadilah kami berdua mengabdi di panti sampai akhirnya aku meninggalkan panti saat menikah dengan Mas Jaka.

"Hehehe, apasih Hiraa? Akutuh ya jelaslah ga lupa sama kamu. Apalagi sama anak-anak panti. Eh iya ini sedikit oleh-oleh untuk anak panti," jawabku.

"Haduh kamu jni pake repot segala bawa beginian. Kamu datang berkunjung ke panti aja kita udah seneng banget loh. Eh iya lupa, ayuk atuh masuk dulu. Kita ngobrolnya lanjut di dalem aja. Masak berdiri terus di depan pintu gini sih," Mahira mengajakku masuk ke panti.

"Eh iya gimana kabar anak-anak panti sehat semua kan? Bu Hasna juga gimana kabarnya?" sambungku bertanya pada Mahira.

"Alhamdulillah semua sehat. Cuma Bu Hasna agak kurang badan. Sudah 2 hari ini beliau badannya panas. Aku sudah aja ke dokter tapi kata beliau nggak usah, minum obat warung aja cukup. Kamu tau sendiri dari dulu Bu Hasna memang tidak suka dibawa ke dokter bukan," cerita Mahira.

"Innalillahi, ayok antar aku ke kamar Bu Hasna. Pantas saja dari kemarin perasaanku tidak enak. Kepikiran terus sama beliau," ujarku.

Aku diantar Mahira ke kamar Bu Hasna. Kuketuk perlahan pintu kamar beliau.

Ceklek ..

Pintu perlahan terbuka. Terlihat olehku Bu Hasna membuka pintu. Raut wajahnya terlihat sayu. Mukanya pucat sekali. Segera kupeluk wanita yang sudah membesarkanku selama ini.

"Assalamuaikum Bu Hasna, ini Kinan datang," kataku dalam pelukan beliau sembari terisak.

"Waalaikumsalam Nduk, kamu datang? MashaAllah gimana kabarnya? Sudah lama sekali kamu tidak berkunjung kesini. Ibu kangen sama kamu. Suami kamu mana?" Bu Hasna berkata pelan.

"Kinan sehat, Bu. Huhuhu Kinan baik-baik saja," entah mengapa aku reflek menangis terisak di pelukan Bu Hasna. Pelukan yang sangat menenangkanku.

"Wes tho, cup cup cup. Kamu kenapa malah nangis? Ayo sini duduk dulu. Ibu belum kuat kalau harus berdiri lama. Masih suka pusing," Bu Hasna mengajakku duduk di tempat tidurnya yang sederhana.

Mahira sudah menghilang ke belakang, katanya sih tadi mau membuatkan aku minum. Dasar anak itu masih saja suka menghilang seenaknya. Aku sudah duduk di kasur bersama Bu Hasna. Ku pandangi lagi wajah teduh Bu Hasna, ku lihat wajah beliau yang semakin menua, tapi tidak melunturkan kharisma dan kewibawaan beliau. Memang Bu Hasna ini super sekali.

"Kamu sudah lama tidak kesini, ibu kira kamu sudah melupakan kami sekarang," tanya Bu Hasna sambil tersenyum.

"Ah.. Ibu bisa saja bicaranya. Kinan tidak akan pernah melupakan Ibu dan anak-anak di panti ini. Kinan tumbuh besar di panti ini. Dan berkat Bu Hasna pula, Kinan sekarang bisa tumbuh seperti ini," jawabku.

"Hahah.. Baiklah Kinan. Ibu percaya kamu tidak akan sejahat itu melupakan kami. Jadi kamu sendirian atau bersama suamimu?" 

"Kinan sendirian, Bu. Mas Jaka tidak bisa ikut karena ada meeting penting hari ini. Kinan tidak enak perasaannya dari kemarin, jadi Kinan memohon pada Mas Jaka agar diijinkan untuk silaturahmi ke panti."

Toktoktok...

Terdengar suara ketukan pintu, ternyata Mahira datang membawa 2 cangkir teh hangat juga camilan.

"Wah Hira kamu baik sekali, makasih loh udah dibikinin teh, kamu teh emang terbaik teh" ucapku menggoda Mahira yang selalu menmbahkan kata teh di kalimatnya.

Aku pun mengobrol panjang lebar dengan Bu Hasna dan juga Mahira. Syukurlah kulihat Bu Hasna sudah mulai bisa tersenyum dan suhu badannya juga tidak panas lagi siang ini. Aku bahagia bisa ke panti yang suasananya tenang, membuat damai hatiku. Ah seandainya saja setiap hari aku bisa merasakan ketenangan tampa teriakan dari ibu mertua. Alangkah bahagianya hatiku. 

*****

Continue to read this book for free
Scan code to download App

Latest chapter

  • Main Cantik Membalas Suamiku   Bab 101

    "Bayi.. Bayiku," ujar Saskia ketika di jalan dia berpapasan dengan seorang suster yang sedang membawa bayi ke ruang bayi menggunakan inkubator."Bukan Sas, itu bukan bayi kamu. Itu bayi orang lain," ujar Jaka seraya mendorong dengan cepat kursi rodanya sebelum Saskia semakin histeris."Tidak itu bayikuu.. Huhu.. Itu bayikuuu," ujar Saskia sembari menangis.Tentu saja kelakuan Saskia tersebut menarik perhatian dari beberapa pengunjung yang lewat di lorong rumah sakit tersebut."Sayang sabar ya, itu bukan Nabila," jawab Jaka berusaha menyadarkan Saskia."Nggak, itu bayikuu, bayikuu," Saskia masih berteriak histeris.Jaka akhirnya berjalan menerobos kerumunan orang agar segera bisa membawa Saskia menuju mobil sebelum dia berteriak histeris kembali.Dalam hatinya Jaka merasa kasihan kepada nasib Saskia yang terlihat sekali begitu meratapi kepergian sang putri kecil."Jaka, lama sekali?" gerutu Bu Sarah yang sudah terlebih dahulu sampai di sebelah mobil milik Jaka."Maaf Ma, tadi Saskia se

  • Main Cantik Membalas Suamiku   Bab 100

    "Jadi Nenek Arini itu ternyata adalah nenek kandungnya Kinan. Dia adalah pengusaha pemilik HW Group yang bergerak di bidang FNB namun kini sedang merambah dunia fashion," jelas Jaka panjang lebar."Apa???" Bu Sarah membelalakkan matanya karena begitu terkejut dengan berita yang Jaka sampaikan.Bu Sarah tidak menyangka orang yang selalu dia rendahkan adalah orang kaya. Dan dia juga investor tunggal di bisnis anaknya. Tentu ini bukanlah kabar yang bagus."Kamu jangan bercanda gini, nggak lucu," bentak Bu Sarah.Meskipun mendengar suara keribuatan, Saskia hanya diam mematung sembari memandang ke jendela. Tatapannya mengarah ke arah jendela, memandang jauh ke depan sana seolah ada anaknya di ujung sana.Bu Sara memijit pelipisnya berasa pusing, padahal dalam hati dia sudah membuat rencana akan menculik Rayyan. Tentu saja jika dia melakukan itu, bukan tidak mungkin bisnis anaknya akan hancur."Sas, sembuh donk. Ayo ngomong sama mama," ujar Bu Sarah kepada Saskia.Namun Saskia hanya diam ti

  • Main Cantik Membalas Suamiku   Bab 99

    "Gimana Jak? Berhasil atau tidak?" tanya Bu Lina ketika melihat Jaka masuk ke dalam rumah."Ah maaf Ma, Kinan tetap kukuh pada pendiriannya untuk tidak meminjamkan Rayyan. Dia bilang Rayyan masih asi jadi tidak bisa dia pinjamkan," keluh Jaka.Bu Lina gondok dengan jawaban yang diberikan oleh anaknya tersebut. Dia marah karena Jaka gagal melaksanakan tugas yang diberikan oleh mertuanya. Dia takut jika besannya tersebut menjadi marah mengingat kelakuan besannya yang seperti itu."Apa tidak bisa kamu paksa Jak?" tanya Bu Lina."Tidak bisa Ma, malah Nenek Arini juga ikut bicara memarahi Jaka egois dan hanya memikirkan diri sendiri," ujar Jaka.Bu Lina meradang dengan penjelasan yang diberikan oleh Jaka tersebut."Sombong sekali Jak, mentang-mentang mereka orang kaya terus bisa berbuat seenak dengkulnya sendiri gitu sama kamu. Mama benar-benar tidak habis pikir dengan mereka. Ngakunya orang kaya tapi sama sekali tidak punya hati," gerutu Bu Lina.Jaka mengabaikan gerutuan dari sang ibu. D

  • Main Cantik Membalas Suamiku   Bab 98

    "Apa Mas, coba ulangi permintaanmu?" ujar Kinan yang begitu terkejut mendengar permintaan dari Jaka tersebut."Aku minta tolong sekali Kinan agar aku diijinkan untuk meminjam Rayyan untuk dibawa menemui Saskia. Seminggu saja, bukankah Rayyan itu adalah anak aku juga Kinan?" ujar Jaka.Kinan terperangah dengan permintaan Jaka yang begitu absurd. Dia tidak menyangka seorang Jaka Saputra yang dia kenal dulu begitu bijak dalam membuat keputusan bisa menjadi begitu bodoh seperti ini."Mas, Rayyan bukan barang yang bisa dipinjamkan seperti itu!" ujar Kinan sembari menahan amarah yang mulai bergolak di dada."Ayolah Kinan, tolong Mas sekali ini saja. Demu kesembuhan Saskia," ujar Jaka yang kini berlutut di kaki Kinan."Kamu rupanya belum puas juga Jaka?" ujar Nenek Arini yang tiba-tiba muncul dari ruang tengah.Jaka yang sedang dalam posisi berlutut kepada Kinan langsung berdiri ketika mendengar suara Nenek Arini. Jaka merasa segan dengan wanita paruh baya tersebut."Kamu masih mencoba untuk

  • Main Cantik Membalas Suamiku   Bab 97

    "Silahkan masuk Pak," ujar security tersebut setelah beberapa lama menelepon.'Alhamdulillah,' ucap Jaka dalam hatinya.Jaka pun bergegas untuk memacu kendaraannya untuk segera mencari rumah Kinan. Dan akhirnya setelah berputar beberapa kali, aku bisa menemukan mobil Nenek Arini yang terparkir rapi di halaman rumahnya. Jaka ternganga melihat kediaman Nenek Arini yang begitu mewah dan besar. Jaka tersadar dari kekagumannya setelah lama melihat rumah tersebut. Dia bergegas melangkahkan kakinya menuju gerbang security yang ada di depan."Permisi Pak, saya ingin bertemu dengan Kinan," ujar Jaka kepada security yang berjaga di pos satpam."Oh iya Pak Jaka ya? Silahkan masuk Bu Kinan sudah menunggu di dalam," ucap security tersebut dengan ramah.Jaka segera memarkirkan motornya lalu dia mmpun memencet bel di pintu depan. Ternyata Kinan sendiri yang membuka pintu. Jaka termangu melihat penampilan Kinan yang kini semakin cantik seetelah melahirkan."Silahkan masuk Mas Jaka, ada perlu apa ya?"

  • Main Cantik Membalas Suamiku   Bab 96

    POV Jaka"Gimana Jak? Berhasil kan, apa neneknya Kinan mau diajak kerjasama?" tanya ibu begitu melihatku yang baru saja masuk rumah.Aku menggelengkan kepalaku dan mendesah pelan."Nenek Arini menolak mentah-mentah usul yang Jaka berikan Ma," ucapku sembari menghela nafas panjang dan merasa sangat frustasi."Loh kenapa? Kan hanya meminjam Jak, kamu juga punya hak loh atas anak kamu. Mereka nggak bisa seenaknya saja melarang kamu untuk bertemu anaknya!" gerutu ibu dengan kesal.Aku hanya diam tidak mampu lagi untuk menjawab celotehan dari ibu. Kepalaku pening memikirkan jika nanti mama mertuaku datang dan menyuruhku untuk mengikuti saran untuk mengambil hak asuh. Aku sudah pasti kalah."Imel kemana Bu?" tanya Jaka menanyakan kemana sang adik yang tidak kelihatan."Imel ke butik, katanya dia tidak mau ditegur karena kelamaan cuti dari kerjaan," jawab Ibu yang langsung aku jawab dengan anggukan.Kulihat ibu memilih untuk duduk di sebelahku sembari menggigiti kukunya, sepertinya beliau ik

  • Main Cantik Membalas Suamiku   Bab 95

    POV Jaka"Kamu harus bisa merebut hak asuh anak yang dilahirkan mantan istri kamu. Hanya dengan itu Saskia bisa sembuh," jawab Bu Sarah dengan tegas.Kalimat permintaan Ibu mertuaku terus menerus berputar di dalam benakku. Entah apa yang ada di dalam benak beliau hingga bisa tercetus ide gila seperti itu. Jelas Kinan akan mempertahankan mati-matian hak asuh bayi tersebut, apalagi Kinan sekarang bukanlah wanita biasa-biasa saja. Dia adalah penerus satu-satunya dari Hadwiryawan Group, salah satu pengusaha kuliner yang cukup terkenal di kotaku.Tetapi menolak keinginan ibu mertua tentu bukanlah hal yang mudah juga. Apalagi beliau termasuk orang yang tidak gampang digoyahkan dan akan memakai cara apapun agar keinginannya tercapai. Termasuk cara yang kotor sekalipun, aku bisa paham hal tersebut mengingat Saskia juga menuruni sifat dari beliau. Hanya saja satu yang masih mengganjal dari semua ini, apakah Saskia akan menyetujui tentang ide gila ini."Jaka, ayo kamu kapan mendatangi Kinan?" u

  • Main Cantik Membalas Suamiku   Bab 94

    "Kinan, kamu begadang lagi malam ini?" tanya Nenek Arini ketika melihat wajah Kinan yangbterlihat sayu."Iya Nek, Rayyan semalam rewel dan baru tidur sekitar jam 3 tadi," jawab Kinan sembari menguap."Kamu tidur lagi saja kalau Rayyan sedang tidur, kamu juga harus banyak istriahat, agar kondisi kamu tidak drop. Ini sudah nenek siapkan madu hangat agar badan kamu terasa lebih baik," ucap Nenek Arini seraya meminta Kinan untuk menghabiskan madu yang ada di depannya."Makasih banyak Nek," ujar Kinan sembari menandaskan madu hangat yang sudah dipersiapkan Nenek Arini untuk dirinya."Apa kamu perlu nenek panggilkan tukang urut agar badan kamu lebih terasa segar?" tanya Nenek Arini."Wah boleh juga, tetapi besok saja ya Nek. Hari ini Kinan sudah ada janji dengan bidan home care untuk memijat Rayyan," jawab Kinan."Oh gitu, yasudah biar besok nenek panggilkan tukang urutnya. Kamu harus happy Kinan, makan yang banyak biar ASInya juga lancar," ujar Nenek Arini mengingatkan Kinan."Siap nenek,

  • Main Cantik Membalas Suamiku   Bab 93

    "Kamu harus bisa merebut hak asuh anak yang dilahirkan mantan istri kamu. Hanya dengan itu Saskia bisa sembuh," jawab Bu Sarah dengan tegas.Jaka sangat terkejut dengan permintaan yang diucapkan oleh mama mertuanya. Jaka tidak habis pikir dengan permintaan mama mertuanya yang cukup aneh di telinganya tersebut."M-maksud mama apa ya?" tanya Jaka."Kamu tadi kan bilang sendiri kalau kamu mau melakukan apapun demi eksembuhan Saskia. Dan satu-satunya cara ya itu dengan merebut anak Dari Kinan kemudian Saskia yang akan merawatnya," ujar Bu Sarah dengan pandangan tajam."T-tapi Ma, mana mungkin Jaka tega berbuat seperti itu?" tanya Jaka pada sang mertua."Kenapa Jaka, bukannya kamu bisa dengan mudah mengambil anak Kinan? Kamu bilang saja kalau Kinan tidak bekerja jadi dia tidak bisa memiliki hak asuh dari anaknya. Kamu ini gitu aja kenapa dibikin pusing sih?" ujar Bu Sarah yang masih belum mengetahui siapa Kinan sebenarnya."Tapi Kinan bukanlah orang yang bisa dengan mudah kita hadapi sekar

Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status